19. Pil Penenang

Di Sabtu pagi di kediaman keluarga besar Daulay Syakh. "Pokoknya setelah kalian berdua menikah kamu harus membeli rumah untuk kamu dan Nadia!" Pak Daulay yang sedang mengenakan jas berwarna hitam. Nirmala membantu memakaikan dengan wajah yang seolah tak setuju dengan perkataan suaminya barusan.

"Raju bisa ajak dia ke Apartemen, untuk rumah bisa di bicarakan nanti, pih!" Raju berbicara tak semangat pasalnya hari ini akan tetap ia lewati walaupun ini adalah hal yang tak ia sukai.

Sejak ke gagalnya dengan Calista, papihnya Raju membuat kesepakatan dengan Raju. Bila selama dua tahun ia belum juga bisa mendapatkan wanita untuk ia nikahi, maka papihnya akan memenuhi perjanjian dirinya dengan almarhum Herman Hertanto. Perjodohan itu akhirnya hari ini akan terlaksana.

"Ga... Argasia!" Teriak mamih nya yang belum melihat Argasia turun kebawah. "Kemana sih ini anak, dari tadi di panggilin gak mau turun turun!" Gerutu Nirmala kepada anak laki lakinya.

"Gak usah teriak teriak, mami! paling juga si Aga lagi mandi. Udah sabar aja tunggu dia rapih dulu!" Daulay menasehati istrinya. Namun Nirmala bukannya mendengarkan perkataan sang suami ia malah naik ke atas untuk memanggil Argasia.

Tok... tok...

"Aga, kamu masih tidur ya?" Teriaknya yang membuat lamunan Argasia buyar setelah mendengar suara maminya yang begitu nyaring.

Argasia sedang menghayal dirinya sebagai pengantin pria yang menggantikan posisi sang kakak. Dimana Argasia tahu bahwa Raju sangat tidak suka dengan perjodohan ini. Ia berharap perjodohan ini bisa ia yang menggantikannya. Sudah lama sebenarnya ia ingin dekat dengan Nadia yang kebetulan satu kampus dengannya. Argasia yang kuliah S2 di kampus dimana Nadia kuliah. Argasia hanya pernah beberapa kali melihat Nadia di perpustakaan dua tahun yang lalu. Dia pernah mencari informasi tentang Nadia kepada salah satu teman kampusnya. Namun sedikit sekali yang mengetahui tentang Nadia yang tidak terlalu menonjol dalam pergaulan dan acara kampus.

"Momi, bikin Aga kaget aja. Anak momi yang tampan ini sudah siap momi!" Argasia yang sedikit manja kepada mominya, merangkul sang mami dari belakang. Mereka berdua berjalan menuruni tangga.

"Widihhh, abang gue ganteng maksimal nih. Cuma ada sedikit yang kurang." Argasia memutar mutarkan tubuh Raju. Membuat Raju hanya terdiam tak berkutik dengan mata yang sedikit yang melebar.

"Apanya yang kurang, Ga?" Tanya papi nya sambil melihat kepada Raju dari atas sampai bawah di rasa semuanya sudah sempurna.

"Ada pih, yang kurang. Kurang bahagia sepertinya. Hahahahaha! " Argasia tertawa lebar hingga mendapat jitakkan dari papih nya. "Awww, sakit pih. Tenang bang, kalau bang Raju gak mau menikahi Nadia, gak apa apa, Aga siap kok menjadi pengantin pria pengganti." Celoteh nya sambil mengedip ngedip kan mata.

Sebelum Argasia berbicara panjang lebar dan tidak habis kata. Nirmala langsung menggandeng tangan Aga untuk langsung menuju pintu luar sebelum papi nya memberikan pukulan yang lebih dari yang tadi ia rasakan.

"Agaaa! Kamu belom ngerasain sepatu papah melayang ya?" Teriak Daulay yang selalu dibuat jengkel atas kelakuan ataupun perkataan putra keduanya.

*

*

*

Aula kediaman keluarga Brama sudah dihiasi dengan berbagai macam bunga bunga segar serta hidangan untuk menyebut keluarga besar tuan Daulay Syakh. Acara yang sederhana yang di dekorasi dengan sederhana pula. Nadia tidak ingin membuat repot keluarga Brama. Semua orang sudah berada di ruang aula milik Brama yang biasa ia gunakan untuk acara acara tertentu. Aula itu sengaja ia pisahkan dengan rumah agar setiap ada acara tidak terlalu mengganggu seisi rumah.

"Masyaa Allah cantiknya keponakan tante ini!" Ucap Retno ketika melihat Nadia sudah rapih di make up oleh teman dari Sabat tante Retno.

Syakila mendekat melihat mata Nadia yang sedikit sembab. Namun masih terlihat oleh Syakila walau sudah tertutup make up. Syakila tahu bahwa Nadia pasti habis menangis.

Saat Nadia akan menuju aula tiba tiba ponselnya berdering, nama Yusuf. Seketika tangan Nadia bergetar hatinya terasa sakit, nafasnya seketika sesak. Ia tidak tahu harus bicara apa ketika ia menerima telpon dari seseorang yang sudah sangat ia harapkan dapat menjadi halal baginya. Nadia nampak ragu untuk menerima telpon dari Yusuf.

Tiba tiba Syakila meraih ponsel Nadia. "Kamu mau terima telpon ini, apa mau kamu matikan ponselnya, Nad?"

Nadia diam tak bergeming ia hanyut dalam lamunan. Seketika Syakila menaruh ponsel itu di tas miliknya. "Nanti saja terima telponnya. Kalau memang penting pasti orangnya aja nelpon kamu lagi, iya gak?" Nadia menggandeng tangan Nadia.

Nadia hanya menoleh sebentar, pasrah dengan apa yang di lakukan kakak sepupunya.

"Widihhh, udah kaya bidadari turun dari awan kinton aja kamu, Nadia!" Ucap Marhen yang sedang menyiapkan kamera CSR miliknya demi mengabadikan moment sang adik sepupu.

"Awas, awas... bidadari mau lewat nih!" Syakila menyingkirkan tangan Marhen yang hendak menggandeng Nadia.

Saat itu pula keluarga besar Daulay Syakh tiba. Daulay tidak mengundang banyak sanak saudaranya hanya bebrapa orang saja sebagi saksi pernikahan sirih mereka. Karena banyak berkas yang belum selesai di urus oleh Raju dan juga Nadia.

Keluarga Brama menyambut kedatangan besannya. Semua bercengkrama sambil menunggu amil dari daerah tempat Brama. Yang kebetulan amil daerah tersebut sudah sangat dekat dengan keuarga Brama yang merupakan amil sekaligus ustadz dimana Brama dan keluarganya sering mengadakan kajian ta'lim keluarganya

Raju tak menghiraukan suasana di sana. Karena baginya ini adalah hal yang membuatnya mengingat tentang dirinya bersama Calista. Memory itu berputar tak kala ia melihat dekorasi pelaminan yang sangat sederhana. "Gue benci dengan hal ini!" Tubuhnya terasa dingin keringat biji jagung bermunculan di keningnya.

Argasia melihat perubahan wajah dari kakak trinya. "Bang, lo gak kenapa kenapa kan?" Argasia mulai panik karena ia melihat wajah Raju seperti satu tahun yang kalau, yang harus hidup dalam pil penenang untuk mengatasi kegelisahan dan rasa amarah yang ada di dalam hatinya.

"Ga, gue ngerasa gue butuh pil itu lagi buat ngatasin ini?" Raju mulai memegangi kepalanya yang sedikit pusing.

Brama dan Daulay tidak menyadari karena mereka sednah asik mengobrol bersama dengan teman lama mereka.

"Lo masih nyimpen obat itu gak? Ahhh... dah tau lu suka kaya gini kenapa gak lo bawa, bang?" Argasia mengomel karena panik ia takut Raju akan membuat onar di acaranya sendiri. Walau pun ia mengharapkan itu agar bisa menjadi pengganti dari kakak nya namun ia berfikir waras karena ia tidak mau melihat papi nya merasa malu ketahuan salah satu anaknya mengalami depresi.

Argasia mencari cari aplikasi online untuk membeli obat yang biasa ada di apotik. Dan syukur saja tidak sampai setengah jam ojek online tersebut datang.

Semua orang sudah berkumpul di tempat akan di adakannya ijab khobul. Namun Daulay, Brama dan bapak amil tidak melihat keberadaan Raju. Daulay sempat berprasangka buruk bahwa Raju akan kabur meninggalkan acara tersebut.

 "Awas saja kamu Raju, kalau kamu mengecewakan papi hari ini. Papi akan mencoret kamu dari nama keluarga besar Daulay Syakh." Ucap Daulay dalam hatinya.

"Mempelai laki lakinya mana ini?" Tanya sang amil yang akan menikahkan Raju dengan Nadia.

Semua mata mencari cari wajah Raju. Dan beberapa menit kemudian Raju datang bersama Argasia setelah ia merasa tenang.

"Kamu kemana dulu sih. Orang akadnya mau di mulai?" Omel Daulay melihat kehadiran dua anak laki lakinya.

"Bang, Raju nyari nyari toilet, pi!" Jawab Aga menuntun Raju di hadapan kursi sang penghulu. Di sebuah kanan ada Brama om dari Nadia. Di sebelah kiri ada Daulay. Nadia masih Syakila sembunyikan di ruang ganti.

Raju mencoba menyesuaikan keadaan dirinya. Walau bagaimana pun ia masih teringat rasa trauma yang ia alami hal ini lah yang membuat dia tak ingin menikah. Daulay melihat ke arah sang putra. "Nadia tak seperti dia, Raj. Papi yakin kamu bisa bahagia dengan Nadia." Daulay sejenak menghampiri sang putra pertama untuk memenangkan pikirannya. Ucapannya sebatas ia dan Raju yang mendengar.

Acara pun di mulai, sebelumnya ada ustadz setempat yang membaca akan doa dan sedikit tausyiah sebelum akad di mulai membahas tentang sebuah pernikahan dalam islam. Dimana sang ustadz memberi tahu kan kewajiban serta hak sebagi suami istri.

Selanjutnya sang penghulu memulai akad dengan suara yang lantang bapak penghulu melihat wajah Raju yang sedikit lucat. "Tenang anak muda, ucapkan Bismillah di dalam hati dan tarik nafas secara perlahan dan buang pula secara perlahan, agar tidak terlalu tegang, ya?" Bapak penghulu menggenggam erat tangan Raju dengan kuat.

Raju mencoba mengikuti arahan sang bapak penghulu barusan. Entah mengapa ia merasa kelu ketika hendak mengucapkan Bismillah. Raju merasa ia telah lama sekali tidak mengucapkan qalamullah ia merasa menjadi seorang yang paling kotor saat ini ketika ia berusaha keras mengucapkan nama Allah di bibirnya. Ia mengingat semenjak kejadian dua tahun lalu ia tidak pernah lagi mengerjakan sholat walaupun ia bukan Muslim yang taat, namun sebelum kejadian itu ia selalu tidak pernah meninggalkan sholatnya. Namun ketika ia menghadapi masalah seberat dua tahun lalu ia seperti marah kepada Tuhannya hingga ia meninggalkan apa yang pernah ia kerjakan.

Raju mencerna apa yang di ucapkan sang penghulu, doa dan kata kata sang bapak penghulu begitu jelas ia dengar seolah hanya ia dan sang penghulu yang berada dalam aula tersebut. Sang penghulu memulai dan menuntun Brama untuk menikahkan snag keponakan satu satunya.

"Rajukhan Daulay Syakh bin Daulay Syakh saya nikahkan engkau dengan keponakan saya bernama Nadia Sakura binti Herman Hertanto dengan emas kawin berupa emas mulia dan perhiasan seberat 50 gram di bayar tunai." Ucap Brama dengan kuat dan lantang.

Dengan hentakan dari Brama, Raju mengucapkan ijab dan khobul dengan suara yang sedikit ber gemetar. "Saya terima nikahnya dan kawin nya Nadia Sakura binti Herman Hertanto dengan mas kawin tersebut, dibayar tunai." Ucap Raju yang sempat ragu dirinya tidak bisa mengikrarkan ijab dan khobul secara lancar.

"Bagi mana para saksi, SAH?" ucap penghulu dan saksi saksi yang berada di sana.

"SAH... SAH" Jawab para sanak saudara dari keluarga besar Daulay dan Bramam.

Penghulu pun meminta untuk menghadirkan sang mempelai wanita. Syakila menggandeng tangan Nadia untuk berjalan menuju tempat duduk akad. Mata Argasia menatap dengan penuh takjub ketika Nadia melewati nya.

"Gila nih cewe makin tambah cantik pake banget. Kalah bidadari sama kecantik kannya. Andaikan waktu itu gue punya keberanian buat ngedektin dia. Mungkin gue yang akan duduk di sana bukan abang gue!" Bathin Aga matanya tak berkedip melihat kecantikan Nadia.

Marhen yang melihat temannya yang menatap sang adik sepupu tanpa berkedip Marhen sengaja menjadi Argasia dengan menciptakan sedikit air ke wajahnya. Yang kebetulan mereka berdua duduk berdekatan. Argasia terberanjak kaget. Marhen hanya tersenyum menahan tawa melihat temanya terbangun dengan kaget. "Sial lo, Hen!" Omelnya hingga ada beberapa orang melihat ke arah keributan.

"Lagian mata belang lo gak kedip sama sekali ngeliatin sepupu gue lewat. Inget lo udah punya Pretty!" Marhen tertawa geli.

Dan saat mereka berdua sedang meributkan maslah mereka. Nadia kini sudah duduk di dekat Raju, sang penghulu pun membacakan doa setelah ijab qobul. Setelah selesai beberapa menit kemudian Raju dan Nadia menandatangani surat surat. Bapak penghulu meminta agar Nadia mencium tangan Raju. Sedikit gugup dan ragu Nadia teruntuk malu. "Sekarang Raju telah sah menjadi suamimu, Nad. Kalian sudah menjadi halal." Ucap Brama. "Cium tangan suamimu, ditangan itulah engkau akan mendapat keberkahan ketika engkau mentaatinya!" Brama mengelus punggung Nadia

Nadia masih tertunduk malu ketika mencium tangan Raju. Ia menciumnya dengan rasa hormat. Dan ketika itu beberapa photographer memotret moment tersebut. "Usap pucuk kepala strimu, Raj!" Perintah Daulay yang melihat anak laki lakinya yang hanya diam saja. Hingga semuanya yang mendengar tersenyum.

"Sekarang giliran suaminya yang mencium. kening istri. Bukan hanya mengelus. Kan usah halal jadi gak usah malu malu!" Celetuk bapak penghulu.

Perasaan Nadia makin tak karuan ketika mendengar ucapan bapak penghulu. Karena hal ini baru pertama kali baginya. Ia merasa takut dan malu kepada semua orang di ruangan itu. Jantungnya berdetak tak karuan, tangannya dingin dan senyum nya sedikit memudar. "Laki laki sombong ini sekarang sudah menjadi suamiku. Dan sekarang dia akan mencium ku di depan banyak orang. Yaa Allah, rasa kesalku saja belum hilang dengan orang ini?" Nadia membathin.

Raju terdiam tanpa melihat wajah Nadia ketika Nadia mencium tangannya, ia merasakan tangan dingin Nadia. dan ketika bibir Nadia menyentuh punggung tangannya darahnya seolah naik ke bagian kepalanya. Ada rasa anehnya yang ia rasakan di hatinya. Dan saat semua orang bersorak ramai ramai untuk dirinya mencium kening Nadia. Wanita yang tak pernah ia lihat wajahnya semenjak pertama kali bertemu.

"Cium... cium... cium...!" ucap mereka serempak sambil menepuk kan kedua tangan mereka.

Dengan sedikit ragu, Raju mengangkat wajahnya dan ia melihat ke arah wanita yang sudah papinya pilihkan untuk dia. Nadia masih merunduk. Sampai akhirnya Daulay meminta Nadia untuk menatap wajah Raju. Saat itu pula Raju melihat wajah Nadia yang begitu cantik dengan kerudung berwarna putih gading dimana diatas kepalanya ada mahkota kecil yang membuat Nadia semakin terlihat manis. Hiasan make up yang natural senyum tipis yang ia paksakan membuat hati Raju sedikit hangat dan mata indah Nadia membuatnya damai. Raju memajukan kedu bibirnya hingga menyentuh kening Nadia. Nadia merasakan ketika bibir Raju mendarat di keningnya. Rasanya ia belum bisa melupakan kekesalan nya pada laki laki yang kini ada di hadapannya. Jadi Nadia tidak merasakan apapun di hatinya.

Episodes
1 Bab. 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab. 4
5 Bab. 5
6 Bab. 6
7 Bab. 7
8 Bab. 08
9 9. CEO Saklek
10 09. Miss Bee
11 11. Tempat Kenangan
12 12. Si Otak Dollar
13 13. Belum Berstatus Suami-istri
14 14. Teman Lama Bertemu Kembali
15 15. Paper Bag Berwarna Jingga
16 16. Makan Malam
17 17. Kesedihan dalam Curhatan
18 18. Jambu Biji Merah
19 19. Pil Penenang
20 20. "Ini apartemen apa rumah makan yang habis dijajah orang?"
21 21. Wanita Seribu Tangan
22 22. Password Baru
23 23. Salah Pegang
24 24. Tersesak Udang Saus Padang
25 25. Ke Rumah Mertua
26 26. Kiranti Obat Sedih
27 27. Berganti Peran
28 28. Dalam Kebimbangan
29 29. Ada Rasa
30 30. Perkara Roti Sobek
31 31. Belajar Mengaji
32 32. Sebagai Permintaan Maaf
33 33. Belanja Bersama
34 34. Mencium Tangan
35 35. Hancur dan Pupus
36 36. Gadis Kecil Itu.
37 37. Akhirnya Ku Menemukanmu
38 38. Ratu Gosip
39 39. Permintaan Maaf
40 40. Kangen Masakkan Kamu
41 41. Malu
42 42. Cincin Pilihan Yusuf
43 43. Terkejut
44 44. Pasar Malam
45 45. Aku belum Siap, Mas!"
46 46. Perkara CCTV
47 47. Jam Tangan Couple
48 48. Bajigur dan Kue Pisang
49 49. Switer Yang Bikin Panas semakin Memanas
50 50. Lebah Keciku
51 51. Menyatukan Perasaan
52 52. Arman Sahabat Masa SMA
53 53. Dilema
54 54. Cewe Petakilan
55 55. Sarung Mukena
56 56. Pilihan Raju
57 57. Frustasi Tingkat Tinggi
58 58. Kisahku Seperti Kue Nastar
59 59. Tidur Sore
60 60. Aku Lebih Suka Sup Goulash
61 61. Kontrak Kerja Sama
62 62. Jus Pakai Garam?
63 63. Nasi Bungkus Padang
64 64. Luka Yang Tergores Kembali
65 65. Nun Sukun dan Tanwin
66 66. Hujan Deras
67 67. Taqdir Allah Lebih Indah
68 68. Wanita Bergamis Hitam
69 69. Di Luar Dugaan
70 70. Kekhawatiran
71 71. Pagi Yang Penuh Semangat
72 72. Cinta Lama Yang Berkembang
73 73. Hari Sabtu Yang Ditunggu
74 74. Acara Lamaran Fatimah
75 75. Bioskop Atau Bareng Suami?
76 76. Kamar Mandi
77 77. Aku Benci Perselingkuhan
78 78. Gak Konsen
79 79. Silaturahim Bibir
80 80. Kebahagiaan Seorang Sahabat
81 81. Seandainya
82 82. Kejutan
83 83. Siapa laki laki itu?
84 84. Ruang Oprasi
85 85. "Coba Lihat Aja?"
86 86. Neng Nadia
87 87. Kamu Suka?
88 88. PERGI!
89 89. Di bawah Payung Hitam
90 90. Masih seperti yang dulu
91 91. "Maaf, ummi!?"
92 92. Kurang!"
93 93. Dokternya kamu, ya aku?"
94 94. Jodoh Masa Kecilku
95 95. Alhamdulillah...
96 96. Dimana kamu, Sayang?
97 97. Adonan
98 98. Gak Usah Basa basi
99 99. Aku Gendutan ya?"
100 100. Takut
101 101. Kekecewaan
102 102. Alat Tes Kehamilan
103 103. Pilu
104 104. Tom And Jerry
105 105. Terima Kasih!
106 106. Awas Kamu ya?
107 107. Rahasia
108 108. "Aku Monica! "
109 109. Pilih Apa?
110 110. Tasyakuran
111 111. Si Robet
112 112. Kemarahan Raju
113 113. Abang?
114 114. "Kualat"
115 115. Malam Peresmian
116 116. Bandara
117 117. Aku pulang!
118 118. Sop Iga
119 119. Permintaan Ku
120 120. Opletnya Mandra
121 121. Belum bisa Move On
122 122. Gudang
123 123. Berlumur Darah
124 124. "Mas, kamu kenapa?"
125 125. Merawat mu
126 126. "MAAF"
127 127. Mengundurkan Diri
128 128. Ke Kota B
129 Villa Penuh Kenangan
130 Panti Asuhan Al Kautsar
131 131. Murka Sang Papih
132 132. Cocok Punya Anak
133 133. Aku Pulang
134 134. Kejutan
135 135. "Kenapa ada yang lucu ya? "
136 137. Kebakaran
Episodes

Updated 136 Episodes

1
Bab. 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab. 4
5
Bab. 5
6
Bab. 6
7
Bab. 7
8
Bab. 08
9
9. CEO Saklek
10
09. Miss Bee
11
11. Tempat Kenangan
12
12. Si Otak Dollar
13
13. Belum Berstatus Suami-istri
14
14. Teman Lama Bertemu Kembali
15
15. Paper Bag Berwarna Jingga
16
16. Makan Malam
17
17. Kesedihan dalam Curhatan
18
18. Jambu Biji Merah
19
19. Pil Penenang
20
20. "Ini apartemen apa rumah makan yang habis dijajah orang?"
21
21. Wanita Seribu Tangan
22
22. Password Baru
23
23. Salah Pegang
24
24. Tersesak Udang Saus Padang
25
25. Ke Rumah Mertua
26
26. Kiranti Obat Sedih
27
27. Berganti Peran
28
28. Dalam Kebimbangan
29
29. Ada Rasa
30
30. Perkara Roti Sobek
31
31. Belajar Mengaji
32
32. Sebagai Permintaan Maaf
33
33. Belanja Bersama
34
34. Mencium Tangan
35
35. Hancur dan Pupus
36
36. Gadis Kecil Itu.
37
37. Akhirnya Ku Menemukanmu
38
38. Ratu Gosip
39
39. Permintaan Maaf
40
40. Kangen Masakkan Kamu
41
41. Malu
42
42. Cincin Pilihan Yusuf
43
43. Terkejut
44
44. Pasar Malam
45
45. Aku belum Siap, Mas!"
46
46. Perkara CCTV
47
47. Jam Tangan Couple
48
48. Bajigur dan Kue Pisang
49
49. Switer Yang Bikin Panas semakin Memanas
50
50. Lebah Keciku
51
51. Menyatukan Perasaan
52
52. Arman Sahabat Masa SMA
53
53. Dilema
54
54. Cewe Petakilan
55
55. Sarung Mukena
56
56. Pilihan Raju
57
57. Frustasi Tingkat Tinggi
58
58. Kisahku Seperti Kue Nastar
59
59. Tidur Sore
60
60. Aku Lebih Suka Sup Goulash
61
61. Kontrak Kerja Sama
62
62. Jus Pakai Garam?
63
63. Nasi Bungkus Padang
64
64. Luka Yang Tergores Kembali
65
65. Nun Sukun dan Tanwin
66
66. Hujan Deras
67
67. Taqdir Allah Lebih Indah
68
68. Wanita Bergamis Hitam
69
69. Di Luar Dugaan
70
70. Kekhawatiran
71
71. Pagi Yang Penuh Semangat
72
72. Cinta Lama Yang Berkembang
73
73. Hari Sabtu Yang Ditunggu
74
74. Acara Lamaran Fatimah
75
75. Bioskop Atau Bareng Suami?
76
76. Kamar Mandi
77
77. Aku Benci Perselingkuhan
78
78. Gak Konsen
79
79. Silaturahim Bibir
80
80. Kebahagiaan Seorang Sahabat
81
81. Seandainya
82
82. Kejutan
83
83. Siapa laki laki itu?
84
84. Ruang Oprasi
85
85. "Coba Lihat Aja?"
86
86. Neng Nadia
87
87. Kamu Suka?
88
88. PERGI!
89
89. Di bawah Payung Hitam
90
90. Masih seperti yang dulu
91
91. "Maaf, ummi!?"
92
92. Kurang!"
93
93. Dokternya kamu, ya aku?"
94
94. Jodoh Masa Kecilku
95
95. Alhamdulillah...
96
96. Dimana kamu, Sayang?
97
97. Adonan
98
98. Gak Usah Basa basi
99
99. Aku Gendutan ya?"
100
100. Takut
101
101. Kekecewaan
102
102. Alat Tes Kehamilan
103
103. Pilu
104
104. Tom And Jerry
105
105. Terima Kasih!
106
106. Awas Kamu ya?
107
107. Rahasia
108
108. "Aku Monica! "
109
109. Pilih Apa?
110
110. Tasyakuran
111
111. Si Robet
112
112. Kemarahan Raju
113
113. Abang?
114
114. "Kualat"
115
115. Malam Peresmian
116
116. Bandara
117
117. Aku pulang!
118
118. Sop Iga
119
119. Permintaan Ku
120
120. Opletnya Mandra
121
121. Belum bisa Move On
122
122. Gudang
123
123. Berlumur Darah
124
124. "Mas, kamu kenapa?"
125
125. Merawat mu
126
126. "MAAF"
127
127. Mengundurkan Diri
128
128. Ke Kota B
129
Villa Penuh Kenangan
130
Panti Asuhan Al Kautsar
131
131. Murka Sang Papih
132
132. Cocok Punya Anak
133
133. Aku Pulang
134
134. Kejutan
135
135. "Kenapa ada yang lucu ya? "
136
137. Kebakaran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!