12. Si Otak Dollar

Tiba tiba ponsel Nadia berdering dilihatnya nama yang tidak ia harapkan untuk menerima panggilan tersebut. Nadia mencoba untuk mengabaikan panggilan tersebut namun lagi lagi ponsel itu berdering beberapa kali. Dan akhirnya Nadia menarik nafas panjang dan dengan suara yang sedikit parau ia menerima panggilan tersebut.

"Wa'alaikum salam warohmatullahi wa barokatuh. Ya kak Yusuf." Nadia mencoba untuk menetralkan suaranya namun suara isak an dari hidungnya membuat Yusuf bertanya.

"Gak, Nadia cuma lagi kangen sama ayah ibu jadu, ya gini deh kak! " Nadia mencoba menutupi

"Baik kak, insyaa Allah nanti Nadia akan coba. Terima kasih banyak atas infonya." Nadia mengakhiri panggilan tersebut setelah Yusuf memberikan info agar Nadia mencoba untuk bekerja sama dengan sebuah restoran yang Yusuf rekomendasi kan untuk memasok kue milik Nadia.

*

*

*

Di jam yang sama namun di tempat yang berbeda. Raju dan Gunawan masuk ke sebuah hiburan malam dimana tempat itu adalah tempat para pengusaha yang menghabiskan malamnya dengan minuman keras dan berdansa. Raju memesan tempat sedikit pribadi ia masuk ke dalam bersama Gunawan dan di dalam sudah ada beberapa teman Raju bersama wanita bayaran yang akan menemani mereka.

Raju langsung meminum satu gelas anggur termahal di tempat tersebut. Salah satu wanita berpakain sekai mendekati Raju dan mencoba merayu Raju dengan langsung duduk di pangkuan Raju. Wanita itu bukan di sambut mesra oleh Raju tapi malah ia dorong hingga terjatuh ke bawah membuat 2 wanita yang ada di dalam ketakutan.

"Semua wanita di dunia ini sama hanya bisa merayu, mengambil apa yang ku punya dan lalu mencampakkan ku. Aaahhhh, pergi kalian dari sini. Gue gak mau liat muka muka elo semua!" Raju membuang semua yang ada di atas meja hanya satu gelas anggur sudah membuatnya mambuk. Karena sebenarnya Raju bukanlah tipe pemabuk handal. Karena baru dua tahun belakangan ini ia mencoba berteman dengan bir atau anggur untuk menghilangkan rasa sakit hati pada dirinya yang pernah gagal dalam percintaan.

Gunawan memapah Raju untuk keluar dari ruangan tersebut karena Gunawan hanya ikut untuk menemani nya saja tapi tak pernah ia meminum, minuman haram tersebut sekali pun. "Udah ayoo kita pulang, Raj. Gue udah bilang tempat ini gak cocok buat elo. Maslaah hati harusnya elo coba buat konsultasi sama dokter." Gunawan berbicara sepanjang jalan u tuk. menasehati sahabatnya sedari kecil. Gunawan menjatuhkan Raju ketika masuk ke dalam mobil.

"Gue benci semua wanita di dunia ini dan gue juga gak mau dijodohin sama siapa pun. Gue gak akan nikah sama siapapun termasuk cewe pilihan palah gue sendiri." Olehnya yang membuat Gunawan bertanya tanya.

"Jadi papah lo. mau jodohin elo? emang ada cewe yang mau sama lo, Raj?" Gunawan tertawa sambil fokus mengemudi.

"Gue ini kaya, tampan. Mana ada cewe yang nolak dijodohin sama gue kalau bukan karena cewe itu matre, bodoh!" Lagi lagi Gunawan dapat pukulan dari tangan Raju yang kali ini tidak terlalu bertenaga karena ia dalam keadaan mabuk.

"Gak semuanya cewe kaya gitu, Raj. Gue yakin cewe pilihan bokap elo itu pasti cewe baik baik, makanya papah elo mau jodohin dia sama elo. Karena bokap lo tau gimana keadaan elo saat ini." Gunawan bak peramal. yang menerawang pasiennya yang sedang berkonsultasi

"Ahhh, banyak bacot lo. Sama aja kaya bokap gue." Raju terus mengumpat kepada Gunawan saat Gunawan memberikan masukan agar ia. mencoba untuk berobat ke dokter Sikolog untuk penangan emosional yang ada dalam dirinya.

"Berisik lo, udah kaya emak emak dapet arisan. Udah bawa gue ke apartemen aja. Gue gak mau pulang ke rumah, karena bokap gue pasti akan ngebahas perjodohan sama cewe matre itu." Raju memejamkan matanya karena rasa pusing di kepalanya.

Serangan jam perjalanan yang membawa Gunawan dan Raju sampai ke apartemen mewah milik Raju dimana Raju sering membawa teman temannya untuk berkumpul saat liburan atau tempat nongkrong dikala ia suntuk pulang ke rumah orangtuanya.

Gunawan menekan tombol demi tombol Yang ada di pintu masuk saat dirinya sudah ke luar dari lift. Password apartemen tersebut hanya Gunawan dan beberapa temannya yang diberi tahu oleh Raju begitu juga dengan adiknya Raju bernama Bobby.

"Ahhh nyusain gue terus kerjaan lo, Raj." Oceh Gunawan yang membawa Raju yang mabuk ke dalam apartemennya. Gunawan menjatuhkan Raju ke sofa ruang tamu, karena dirinya sudah tak kuat lagi untuk memapah Raju yang berbadan tinggi dan berisi, karena Raju dalam keadaan tertidur. Gunawan sempat meminta security yang ada di apartemen untuk membatu dirinya saat akan masuk ke dalam.

Gunawan tidur di dalam kamar. Dimana si dalam apartemen tersebut ada 2 kamar berukuran besar dan satu lagi kamar berukuran sedang, masing masing kamar terdapat kamar mandi dan didalam dua kamar yang berukuran besar terdapat ruang ganti.

Jam menunjukan pukul 3 pagi. Raju terbangun dan kepalanya sedikit pusing ketika ia mulai membuka kedua matanya. "Ahhh, sial kepala gue pusing banget." Raju mencoba untuk berdiri bangkit dari sofa untuk pindah ke dalam kamar. Matanya berkelana mencari sahabat semata wayang yang amat setia kepadanya meski sering di cabai maki olehnya bila ia sedang kesal. "Kemana tu manusia Otak Dollar (Panggilan Gunawan dari Raju karena setiap apa yang Raju perintahkan pasti akan berujung dengan nilai uang) maka dari itu Raju menjulukinya si Otak Dollar.

Tidak ambil pusing dimana keberadaan Gunawan akhirnya Raju masuk ke dalam kamar pertama dimana itu adalah kamar ternyaman bagi Raju. Dia sudah memindahkan beberapa baju baju miliknya ke dalam kamar tersebut saat ia berada di sana ia tidak repot repot untuk pulang mengambil baju kerja miliknya ke rumah. Raju membersih kan diri ke kamar mandi lima belas menit lamanya. Dengan kaos plis dan celana di tas dengkul ia ke luar kamar sambil mencari makanan yang ada di dalam kulkas yang mungkin bisa ia panaskan di micro wep.

*

*

*

Nadia sedang memaksakan sholat Tahajud dengan begitu khusuk setiap sujud terakhir ia hanya memohon kepada Allah agar bisa membukakan jalan terbaik untuk perjodohan ini. Tak lupa ia memohon ampun untuk dirinya dan kedua orangtuanya kepasa sang Pemilik kehidupan.

"Yaa Allah yang Maha Roman dan Rohim. Engkau-lah pemilik segala sesuatu yang terbaik untuk hamba-Mu. Engkau Maha Pengatur takdir untuk diri ini. Maka hamba Mohon Yaa Allah, berikanlah taqdir terbaik untuk jodoh hamba. Pilihkan jodoh yang menurut Mu baik untuk kehidupan hamba dan yang menjadikan hamba taat kepada-Mu. Yaa Robb engkaulah pemilik hati ini maka tautkan lah hati ini kepada yang codong kepada ketaqwaan kepada-Mu. Hamba mohon ampunan atas segala dosa dosa hamba dalam ke cemasan atau kekhawatiran diri ini pada kehidupan yang hamba jalani. Maka ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku dan sayangilah keduanya seperti mereka menyayangiku di waktu kecil. Yaa Allah perbaikilah akhiratku karena ke sanalah tempat kembali ku." Aamiin Yaa Mujibbasaillin." Nadia bersujud syukur setelah ia berdoa kepada Tuhan Sang Pemilik Kehidupan ini.

Tak terasa jam sudah menunjuk kan pukul empat pagi. Nadia masih memiliki waktu yang banyak untuk ia isi dengan membaca Al Qur'an sambil menunggu azan sholat shubuh.

Beberapa menit telah berlalu Nadia yang sudah selesai dengan sholat shubuh nya merapihkan seisi kamar agar tertata rapih semua jendela rumah sengaja ia buka agar ada sirkulasi perputaran udara. Tiba tiba kepa Nadia terasa pusing karena ia baru tertidur puku 1 dan terbangun kembali pukul tiga pagi. Iya menyalakan murotal berharap agar ia tidak tertidur dulu pagi ini. Ia pergi ke luar untuk berlari lari kecil sambil menghilangkan rasa kantuk tak lupa ia mengantongi beberapa lembar yang uang berniat bila ada warung yang mengajarkan sarapan atau sayuran ia dapat membelinya.

Tak terasa ia berlari dengan begitu jauh dari arah rumahnya dan Nadia pun menemukan beberapa penjual sarapan yang ada di depan pintu gerbang sebuah perumahan. Di sana terdapat penjual bubur sum sum, penjual aneka gorengan, bubur ayam dan kue kue basah dan di sebrangnya ada penjual ketoprak yang baru saja datang dengan gerobak. Nadia menuju penjual bubur sum sum ia membeli satu bungkus bubur sua sum yang di sajikan dengan gelas besar berwarna bening dimana di bagian bawah ada bubur sum sum dengan toping candil serta cairan gula merah tak lupa si penjual mengguyur nya dengan santan kental berwarna putih. Nadia sangat rindu dengan makanan tersebut. Dan saat Nadia akan mengeluarkan uang untuk membayarnya tiba tiba seseorang mengulurkan tangan di mana ia memberikan uang lima puluh ribuan kepada sang penjual.

"Saya bayar sekalian dengan Nadia ya, bang." Tubuh Nadia berbalik dan di lihatnya Yusuf yang sedang berdiri persis di belakangnya sehingga bubur sum sum yang ada di tangannya hampir jatuh.

"Aaah!" Ucap Nadia sedikit terkaget. Sehingga cairan dari santan tersebut menumpahi switer biru yusuf. "Maaf. Maaf, Kak yusuf. Nadia tidak sengaja." Nadia membersihkan noda yang ada di baju Yusuf menggunakan ujung dari jilbabnya.

Jantung Yusuf berdegup kencang dikala tangan Nadia menyentuh dada Yusuf yang Tersiram santan dari bubur sum sum. Senyumnya mengembang dan tingkahnya serasa kikuk dibuatnya karena ia tak pernah sedekat ini dengan Nadia, apa lagi Nadia menyentuh tubuhnya walau tertutup oleh baju switer. "Gak apa apa, nad." Yusuf sedikit menghindar tak kala tahan Nadia hendak. menyentuk bajunya kembali. "Biar nanti kak bersihkan sendiri!"

Sang penjual hanya tersenyum melihat mereka berdua. "Mas, ini kembaliannya!" Ucap penjual tersebut kepada yusuf. Dan Yusuf mengambil kembalian tersebut dan memasukannya ke dalam kantong celana.

Nadia dan Yusuf berjalan bersama menyelusuri jalan. "Kamu sering kesini, nad?" Tanya Yusuf dengan membawa segelas bubur sum sum dan air mineral kemasan botol di tangan kanannya.

Nadia baru saja akan bertanya hal yang sama seperti Yusuf namun ia urungkan ketika Yusuf duluan yang bertanya hal tersebut. "Gak juga, kak. kebetulan Nadia lagi iseng iseng aja jalan pagi ke sini. Dan kangen juga sama bubur sum sum, kebetulan pas Nadia liat ada yang menjual bubur sum sum jadi Nadia beli dec." Yusuf dan Nadia duduk di kursi taman yang ada di perumahan tersebut banyak para warga yang duduk serta berjalan atau berlari lari kecil di taman tersebut .

"Kak suka beli bubur di sini, enak kok. Makanya sudah jadi langganan, kakak dan ummi kalau beki." Yusuf duduk sedikit. menjauh dari Nadia. Ia menyodorkan air botol mineral kepada Nadia. "Minum-lah, kebetulan kak Yusuf beli dua botol!"

Nadia menerimanya dengan senyum yang mengembang dari dua sudut bibirnya. "Barokallah, kak!" Ucap Nadia. Dan ketika itu Yusuf melihat lingkar hitam di mata Nadia serta terlihat mata Nadia yang sedikit sembab.

"Sepertinya Nadia kurang tidur, lingkar hitam di bagian bawah matanya terlihat begitu jelas. Apa dia lembur mengerjakan pesanan kue malam tadi?" Yusuf berbicara dalam hatinya tanpa mau bertanya kepada Nadia.

"Oooh Iya, kak. Kemarin kakak bilang ada restoran yang mau ngajakin Nadia kerja sama, iya?" Perkataan Nadia membuat Yusuf kaget karena ia sedang memikirkan Nadia saat itu.

"Ooh itu. Iya, ada teman kakak. Kebetulan ia beberapa bulan ini sudah membuka restoran baru dan di sana ia ingin ada menu yang lain yang ingin ia sajikan. Dan kakak mencoba menawarkan ide kakak untuk mengikutsertakan kue kering di restorannya. Kan kue kering buatan kamu enaknya pake banget. Pasti orang orang akan suka dengan mue buatan kamu?" Jelas Yusuf sambil melihat ada anak kecil yang berlari ingin mengejar balon yang terbang.

Yusuf berdiri tak kala balon tersebut mendekati dirinya. Satu tangkapan balon itu pun diraih oleh Yusuf. Anak kecil yang berusia kurang lebih tiga tahun hanya terdiam ketika melihat balon berwarna kuning miliknya ada di tangan Yusuf. Yusuf ya g melihat itu seketika berjongkok dan memanggil anak laki laki itu dan memberikan balon tersebut kepadanya. "Sini sholih, ini balon kamu. Di pegang yang erat ya, biar balon nya gak terbang lagi!" Ucap Yusuf sambil mengelus pucuk kepala anak laki laki yang berambut ikal.

Nadia tersenyum melihat anak laki laki tadi yang sempat bersedih dan seketika tersenyum ketika Yusuf memberikan balon tersebut.

"Timakasih om ganteng. Dadah kakak cantik!" Anak kecil itu berlari setelah mendapatkan balon miliknya.

Nadia tersenyum mendengar anak kecil itu memanggilnya kakak cantik. Karena ketika ia hendak menerima balon pemberian Yusuf mata anak kecil tersebut selalu tertuju pada Nadia karena Nadia melambaikan tangan dan senyum kepada anak laki laki berambut ikal tersebut.

"Lucu ya anak itu. Bisa bisanya dia manggil kamu kakak cantik, emang cantik sih" Ucap Yusuf dengan begitu saja hingga membuat wajah Nadia bersemu merah. "Insyaa allah nanti siang kak Yusuf mampir ke toko kue kamu buat kasih berkas yang mungkin dapat kamu pelajari mengenai restoran itu." Yusuf berbicara tanpa melihat ke arah Nadia yang sedikit canggung di buatnya.

"Baiklah, kak. Nadia izin pulang pamit duluan ya, kak!" Nadia menguap tak kala akan berpamitan dengan Yusuf dan tubuhnya terasa tak seimbang ketika ia akan berdiri. "Ahhh!" Pekiknya ketika Nadia terjatuh.

Episodes
1 Bab. 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab. 4
5 Bab. 5
6 Bab. 6
7 Bab. 7
8 Bab. 08
9 9. CEO Saklek
10 09. Miss Bee
11 11. Tempat Kenangan
12 12. Si Otak Dollar
13 13. Belum Berstatus Suami-istri
14 14. Teman Lama Bertemu Kembali
15 15. Paper Bag Berwarna Jingga
16 16. Makan Malam
17 17. Kesedihan dalam Curhatan
18 18. Jambu Biji Merah
19 19. Pil Penenang
20 20. "Ini apartemen apa rumah makan yang habis dijajah orang?"
21 21. Wanita Seribu Tangan
22 22. Password Baru
23 23. Salah Pegang
24 24. Tersesak Udang Saus Padang
25 25. Ke Rumah Mertua
26 26. Kiranti Obat Sedih
27 27. Berganti Peran
28 28. Dalam Kebimbangan
29 29. Ada Rasa
30 30. Perkara Roti Sobek
31 31. Belajar Mengaji
32 32. Sebagai Permintaan Maaf
33 33. Belanja Bersama
34 34. Mencium Tangan
35 35. Hancur dan Pupus
36 36. Gadis Kecil Itu.
37 37. Akhirnya Ku Menemukanmu
38 38. Ratu Gosip
39 39. Permintaan Maaf
40 40. Kangen Masakkan Kamu
41 41. Malu
42 42. Cincin Pilihan Yusuf
43 43. Terkejut
44 44. Pasar Malam
45 45. Aku belum Siap, Mas!"
46 46. Perkara CCTV
47 47. Jam Tangan Couple
48 48. Bajigur dan Kue Pisang
49 49. Switer Yang Bikin Panas semakin Memanas
50 50. Lebah Keciku
51 51. Menyatukan Perasaan
52 52. Arman Sahabat Masa SMA
53 53. Dilema
54 54. Cewe Petakilan
55 55. Sarung Mukena
56 56. Pilihan Raju
57 57. Frustasi Tingkat Tinggi
58 58. Kisahku Seperti Kue Nastar
59 59. Tidur Sore
60 60. Aku Lebih Suka Sup Goulash
61 61. Kontrak Kerja Sama
62 62. Jus Pakai Garam?
63 63. Nasi Bungkus Padang
64 64. Luka Yang Tergores Kembali
65 65. Nun Sukun dan Tanwin
66 66. Hujan Deras
67 67. Taqdir Allah Lebih Indah
68 68. Wanita Bergamis Hitam
69 69. Di Luar Dugaan
70 70. Kekhawatiran
71 71. Pagi Yang Penuh Semangat
72 72. Cinta Lama Yang Berkembang
73 73. Hari Sabtu Yang Ditunggu
74 74. Acara Lamaran Fatimah
75 75. Bioskop Atau Bareng Suami?
76 76. Kamar Mandi
77 77. Aku Benci Perselingkuhan
78 78. Gak Konsen
79 79. Silaturahim Bibir
80 80. Kebahagiaan Seorang Sahabat
81 81. Seandainya
82 82. Kejutan
83 83. Siapa laki laki itu?
84 84. Ruang Oprasi
85 85. "Coba Lihat Aja?"
86 86. Neng Nadia
87 87. Kamu Suka?
88 88. PERGI!
89 89. Di bawah Payung Hitam
90 90. Masih seperti yang dulu
91 91. "Maaf, ummi!?"
92 92. Kurang!"
93 93. Dokternya kamu, ya aku?"
94 94. Jodoh Masa Kecilku
95 95. Alhamdulillah...
96 96. Dimana kamu, Sayang?
97 97. Adonan
98 98. Gak Usah Basa basi
99 99. Aku Gendutan ya?"
100 100. Takut
101 101. Kekecewaan
102 102. Alat Tes Kehamilan
103 103. Pilu
104 104. Tom And Jerry
105 105. Terima Kasih!
106 106. Awas Kamu ya?
107 107. Rahasia
108 108. "Aku Monica! "
109 109. Pilih Apa?
110 110. Tasyakuran
111 111. Si Robet
112 112. Kemarahan Raju
113 113. Abang?
114 114. "Kualat"
115 115. Malam Peresmian
116 116. Bandara
117 117. Aku pulang!
118 118. Sop Iga
119 119. Permintaan Ku
120 120. Opletnya Mandra
121 121. Belum bisa Move On
122 122. Gudang
123 123. Berlumur Darah
124 124. "Mas, kamu kenapa?"
125 125. Merawat mu
126 126. "MAAF"
127 127. Mengundurkan Diri
128 128. Ke Kota B
129 Villa Penuh Kenangan
130 Panti Asuhan Al Kautsar
131 131. Murka Sang Papih
132 132. Cocok Punya Anak
133 133. Aku Pulang
134 134. Kejutan
135 135. "Kenapa ada yang lucu ya? "
136 136. Kebakaran
137 137. Menyembunyikan Kesedihan
Episodes

Updated 137 Episodes

1
Bab. 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab. 4
5
Bab. 5
6
Bab. 6
7
Bab. 7
8
Bab. 08
9
9. CEO Saklek
10
09. Miss Bee
11
11. Tempat Kenangan
12
12. Si Otak Dollar
13
13. Belum Berstatus Suami-istri
14
14. Teman Lama Bertemu Kembali
15
15. Paper Bag Berwarna Jingga
16
16. Makan Malam
17
17. Kesedihan dalam Curhatan
18
18. Jambu Biji Merah
19
19. Pil Penenang
20
20. "Ini apartemen apa rumah makan yang habis dijajah orang?"
21
21. Wanita Seribu Tangan
22
22. Password Baru
23
23. Salah Pegang
24
24. Tersesak Udang Saus Padang
25
25. Ke Rumah Mertua
26
26. Kiranti Obat Sedih
27
27. Berganti Peran
28
28. Dalam Kebimbangan
29
29. Ada Rasa
30
30. Perkara Roti Sobek
31
31. Belajar Mengaji
32
32. Sebagai Permintaan Maaf
33
33. Belanja Bersama
34
34. Mencium Tangan
35
35. Hancur dan Pupus
36
36. Gadis Kecil Itu.
37
37. Akhirnya Ku Menemukanmu
38
38. Ratu Gosip
39
39. Permintaan Maaf
40
40. Kangen Masakkan Kamu
41
41. Malu
42
42. Cincin Pilihan Yusuf
43
43. Terkejut
44
44. Pasar Malam
45
45. Aku belum Siap, Mas!"
46
46. Perkara CCTV
47
47. Jam Tangan Couple
48
48. Bajigur dan Kue Pisang
49
49. Switer Yang Bikin Panas semakin Memanas
50
50. Lebah Keciku
51
51. Menyatukan Perasaan
52
52. Arman Sahabat Masa SMA
53
53. Dilema
54
54. Cewe Petakilan
55
55. Sarung Mukena
56
56. Pilihan Raju
57
57. Frustasi Tingkat Tinggi
58
58. Kisahku Seperti Kue Nastar
59
59. Tidur Sore
60
60. Aku Lebih Suka Sup Goulash
61
61. Kontrak Kerja Sama
62
62. Jus Pakai Garam?
63
63. Nasi Bungkus Padang
64
64. Luka Yang Tergores Kembali
65
65. Nun Sukun dan Tanwin
66
66. Hujan Deras
67
67. Taqdir Allah Lebih Indah
68
68. Wanita Bergamis Hitam
69
69. Di Luar Dugaan
70
70. Kekhawatiran
71
71. Pagi Yang Penuh Semangat
72
72. Cinta Lama Yang Berkembang
73
73. Hari Sabtu Yang Ditunggu
74
74. Acara Lamaran Fatimah
75
75. Bioskop Atau Bareng Suami?
76
76. Kamar Mandi
77
77. Aku Benci Perselingkuhan
78
78. Gak Konsen
79
79. Silaturahim Bibir
80
80. Kebahagiaan Seorang Sahabat
81
81. Seandainya
82
82. Kejutan
83
83. Siapa laki laki itu?
84
84. Ruang Oprasi
85
85. "Coba Lihat Aja?"
86
86. Neng Nadia
87
87. Kamu Suka?
88
88. PERGI!
89
89. Di bawah Payung Hitam
90
90. Masih seperti yang dulu
91
91. "Maaf, ummi!?"
92
92. Kurang!"
93
93. Dokternya kamu, ya aku?"
94
94. Jodoh Masa Kecilku
95
95. Alhamdulillah...
96
96. Dimana kamu, Sayang?
97
97. Adonan
98
98. Gak Usah Basa basi
99
99. Aku Gendutan ya?"
100
100. Takut
101
101. Kekecewaan
102
102. Alat Tes Kehamilan
103
103. Pilu
104
104. Tom And Jerry
105
105. Terima Kasih!
106
106. Awas Kamu ya?
107
107. Rahasia
108
108. "Aku Monica! "
109
109. Pilih Apa?
110
110. Tasyakuran
111
111. Si Robet
112
112. Kemarahan Raju
113
113. Abang?
114
114. "Kualat"
115
115. Malam Peresmian
116
116. Bandara
117
117. Aku pulang!
118
118. Sop Iga
119
119. Permintaan Ku
120
120. Opletnya Mandra
121
121. Belum bisa Move On
122
122. Gudang
123
123. Berlumur Darah
124
124. "Mas, kamu kenapa?"
125
125. Merawat mu
126
126. "MAAF"
127
127. Mengundurkan Diri
128
128. Ke Kota B
129
Villa Penuh Kenangan
130
Panti Asuhan Al Kautsar
131
131. Murka Sang Papih
132
132. Cocok Punya Anak
133
133. Aku Pulang
134
134. Kejutan
135
135. "Kenapa ada yang lucu ya? "
136
136. Kebakaran
137
137. Menyembunyikan Kesedihan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!