20. "Ini apartemen apa rumah makan yang habis dijajah orang?"

Setelah semua orang satu persatu pulang meninggalkan aula. Sesuai kesepakatan hari ini juga Nadia akan di boyong ke Apartemen milik Raju. Sebelum Nadia pergi Syakila dan Marhen menemui Nadia si kamarnya. Syakila menangis salam pelukan Nadia. Baru beberapa bulan Nadia tinggal di rumah ini tapi hari ini ia harus pergi meninggalkan mereka semua. Marhen ikut sedih ketika ia mengingat kebersamaan nya ketika Nadia SD.

"Pokoknya kalau dia bikin kamu sedih, aku gak akan tinggal diam. Dan bikin tu orang kapok kalau dia berani nyakitin kamu, Nad. Kamu harus janji sama aku, kamu harus sering berkabar ya!" Syakila memeluk erat Nadia yang juga ikut menangis

"Insyaa Allah, kak. Kita kan masih bisa janjian kalau mau ketemuan. Iya, kan?" Ucap Nadia menghapus air mata yang membasahi kedua pipi Syakila.

"Curang masa abang gak di ajak? pokoknya kalau kamu kangen kamu minta abang sama Syakila dateng ke tempat kamu juga kita akan langsung dateng kok." Nadia memeluk Marhen dengan rasa haru.

"Baik kakak dan abangku. Insyaa Allah doakan saja semoga Nadia bahagia. Titip om dan tante ya. Jangan nakal nakal ya kakak dan abangku yang ganteng." Nadia mencoba membuat senyum di wajahnya walau hatinya merasa sedih dan ragu meninggalkan rumah ini.

Mereka bertiga berpelukkan layaknya sang kakak tak rela melepaskan adik kandungnya pergi meninggalkan mereka. Keluarga Daulay menunggu Nadia di ruang tamu. Marhen membawa kan koper bawaan Nadia yang akan ia bawa bersama keluarga Daulay. Syakila tak melepaskan rangkulan tangannya.

Setelah sampai di ruang tamu, Nadia berpamitan kepada om Brama dan tante Retno. Saat Nadia berpamitan dengan omnya Syakila merangkul sang mamah dengan wajah sedih. "Om Nadia pamit ya, Nadia sangat bersyukur memiliki om dan tante yang begitu baik. Nadia diperlakukan layaknya seperti anak sendiri. Do'ain Nadia selalu ya om tante!" Nadia memeluk erat sang om dengan tangis di kedua matanya. Brama mengelus pucuk kepala Nadia yang sudah berganti baju gamis pemberian Yusuf.

"Sayang, tetap sering sering main ke sini ya kalau kamu gak sibuk, kita masak bareng lagi. Tante akan selalu kangen sama kamu, sayang?" Kini giliran Retno yang memeluk Nadia.

Nadia memeluk semuanya satu persatu ketika Argasia sudah memasukan koper milik Nadia ke bagasi mobil Raju. "Semoga kamu bahagia, Nadia. Raju om titip keponakan om. Jangan sakiti dia." Pinta om Brama ketika Raju hendak melangkah bersama Nadia meninggalkan kediaman keluarga Brama.

"Nadia, tunggu. Ini hadiah pernikahan dari aku untuk mu. Semoga ini bisa bermanfaat untuk mu." Syakila membelilan laptop baru untuk Nadia. Karena Syakila tahu laptop Nadia sudah kurang baik ketika di gunakan ada beberapa tombol yang sudah hilang.

"Terimakasih banyak, kak?" Nadia lagi lagi memeluk Syakila dengan tangisan.

Argasia sudah membukakan pintu mobil untuk Nadia. "Silahkan masuk kakak iparku. Aku siap mengantarkan pengantin baru kemana pun!" Argasia melihat Nadia tersenyum kepadanya membuat hatinya berbunga bunga.

Raju hanya menatapnya dengan matanya yang tajam. Setelah semuanya masuk Aga menyalahkan mesin mobil. Nadia membuka kaca jendela melihat Om dan tante serta Syakila berdiri di teras melihat kepergiannya. Satu tangan ia lambaikan sebagai tanda perpisahan. Retno dan Brama tersenyum walau hatinya terasa sedih melihat keponakannya pergi meninggalkan rumahnya. Nadia tidak melihat Marhen disana. Tapi setelah wajahnyaa mendongak ke atas Nadia melihat sebuah tulisan yang ditulis oleh Marhen. "ABANG AKAN SELALU MENYAYANGIMU SAMPAI KAPAN PUN. SELAMAT BERBAHAGIA ADIKKU" Nadia melihat wajah Marhen di balik poster yang Marhen buat. ia memberikan senyum terbaik untuk abangnya.

"Nadia pun akan selalu menyayangi bang Marhen sampai kapanpun. Jangan lupa temui Kiren karena Nadia tahu Kiren masih mengharapkan abang." kata kata itu Nadia kirim lewat pesan singkat dengan emoji hati yang berbunga bunga.

*

*

*

Di dalam perjalanan tidak ada suara yang terdengar di dalam. Nadia duduk di kursi penumpang sedangkan Raju duduk di sebelah kiri Argasia. Raju sibuk dengan ponselnya. Sedangkan Nadia matanya sibuk melihat ke arah jendela Ia merasa canggung dengan dua laki laki yang belum lama ia kenal.

Aga mencoba untuk mengisi perjalanan dengan mencoba mengajak ngobrol sang kakak ipar. "Kakak ipar, sejak kapan tinggal di rumah Marhen?" Tanya Argasia sambil fokus menyerit.

Nadia terhenti dengan aktifitas nya memandang setiap pemandangan yang ia lewati. "Kurang lebih tiga bulan, itu pun aku masih suka bolak balik ke kota M!" Jawab Nadia sambil meraih ponsel yang berdering. Ia lihat nama Yusuf kembali. Nadia tidak mengangkatnya.

"Oooh gitu, jadi kakak ipar tempat asalnya di kota M. Aku juga punya teman di kota itu. Ponselnya bunyi terus tuh. Angkat aja, siap tahu penting." Aga melirik ke arah Raju yang sibuk dengan ponselnya. "Bang, kasian tuh istrinya di cuekin. Di bilang suruh duduk sama kakak ipar malah milih duduk disini." Argasia melihat ketidak sukaan sang kakak kepada Nadia.

"Bukan urusan lo. Udah fokus aja nyetir." Ucap Raju ketus.

"Dasar laki laki sombong" Bathin Nadia.

Di dalam perjalanan menuju Apartemen Argasia selalu mengajak ngobrol Nadia. Nadia merasa terhibur dengan ucapan ucapan Argasia. Selain orangnya asyik di ajak bicara Argasia juga membuat Nadia tertawa karena mendengar ceritanya selama berteman dengan Marhen.

Satu jam perjalanan akhirnya mereka sampai di sebuah apartemen mewah. Argasia hanya mengantar mereka berdua sampai apartemen. Lalu pergi untuk pulang ke rumah melaporkan kepada papi nya bawa ia telah membawa abangnya dan kakak iparnya ke Apartemen.

Raju jalan terlebih dahulu Nadia mengekor di belakangnya. Saat Nadia hendak menaiki tangga untuk ke Apartemen tersebut ia sedikit kesulitan mengangkat kopernya yang berat. Hingga salah satu security di depan gedung membantunya mengangkat koper biru miliknya. "Terima kasih, pak!" Ucap Nadia.

"Mau ke lantai berapa, bu?" Tanya sang security berseragam serba hitam.

"Saya belum tahu pak, saya ikut suami saya beliau sudah duluan di depan." Jawab Nadia yang sudah kehilangan Raju. "Ehhh kemana tuh orang, ngilang udah kaya jin aja!" Ucapnya saat ia sudah dekat lift. Matanya berkeliling mencari sosok laki laki betunuh tegap dan tinggi yang memakai jas berwarna hitam.

Salah satu penjaga kebersihan di sana melihat wajah bingung Nadia. "Ada yang bisa saya bantu, bu?" salah satu cleaning service berseragam biru muda mendekati Nadia.

"Saya baru pertama kali ke sini dan suami saya sudah pergi duluan tadi. Jadi saya kehilangan jejaknya." Jawa Nadia malu.

"Di apartemen nomer berapa dan atas nama siapa, siapa tahu saya bisa membantu ibu?"

"Saya gak tau nomernya saya hanya hafal nama suami saya?" Nadia sekali lagi melihat lihat di sekeliling nya. Dan seketika Raju ada di hadapannya yang baru saja ke luar dari lift. Diwaktu yang sama seorang cleaning service itu hendak membawa koper Nadia. "Ehh, gak usah mas, suami saya sudah ada." Tunjuk Nadia ke arah Raju yang berjalan menujunya.

"Oooh si ibu ini istrinya pak Raju ya!" Pria tersebut mengenal Raju karena Raju sering memintanya untuk membersihkan apartemen miliknya tiga hari sekali. Pria bertubuh kurus itu menundukkan kepalanya saat Raju hendak mengambil Koper milik Nadia.

"Gak usah sok akrab sama orang ganteng baru anda kenal. Jalan usah kaya ciput lama banget." Ketuanya tanpa menoleh. Raju memasukan koper Nadia kedalam lift. Nadia berdiri di depan Raju dengan sedikit kesal.

"Siapa juga yang jalan kaya ciput, situ aja yang udah kaya jin cepet banget ngilang dan tiba tiba muncul lagi!" Nadia berbicara pada dirinya sendiri dengan nada sangat pelan. Ia kesal ketika dirinya disebut seperti ciput.

Beberapa menit kemudian pintu lift terbuka. Nadia masih menahan rasa kesal di hatinya. Raju yang keluar terlebih dahulu sambil mengangkat koper biru milik Nadia. Tak sengaja koper itu mengenai bagian kaki Nadia sehingga Nadia mengaduh kesakitan. "Awww, bisa pelan sedikit gak sih jalannya? gak tau alat ada orang di depan!" Gerutu Nadia yang kali ini ia berani meluapkan kemarahannya kepada Raju. Nadia ke luar dengan kaki yang sedikit pincang. kebetulan di dalam lift tersebut hanya Nadia dan Raju.

"Siapa suruh diem kaya patung. Udah tau pintu lift sudah terbuka. Kenapa gak langsung ke luar!" Sanggah Raju yang sudah menekan tombol pada pintu apartemen milik nya.

Nadia dengan kesal mengenalkan kedua tangannya ingin rasanya ia memukul laki laki sombong itu dengan kepalan tangannya. Nadia memukul angin di belakang punggung Raju dengan kesal. Dan saat kakinya melangkah ke dalam ia sangat terkejut dengan apa yang ia lihat di depan matanya. Awalnya mata Nadia melihat ke arah kanan dimana ada ruang tamu dengan banyak sampah di atas meja. Ada bungkusan burger dan beberapa gelas sisa kopi yang kemungkinan sudah lama. Belum lagi ia melihat bagian dapur ada dimana bagian pantry ada piring yang kotor dan gelas serta botol minuman yang membuat mata Nadia terbelalak.

"Ini apartemen apa rumah makan yang habis dijajah orang?" Celetuk Nadia. Sepertinya Raju tak mendengar ucapannya barusan. Jiwa ibu ibu rumah tangga nya keluar saat melihat apa yang ada di depan matanya. Nadia meremas remas kertas bekas bungkusan burger yang bekas Gunawan makan tiga hari lalu. Serta Nadia membawa dua gelas bekas kopi ke dapur. Nadia hampir muntah karena mencium bau basi bekas makanan yang ada di meja pantry. Ia merapihkan semuanya dengan rapi tanpa menghiraukan Raju yang sedang berbicara padanya.

"Koper lo, gue taro di sin...!" Raju menghentikan ucapannya saat melihat Nadia merapihkan semua yang berantakan.

Nadia sudah selesai mencuci pring dan gelas gelas yang berantakan. Namun bau dari makanan basi tersebut masih menyeruak di ruangan. "Apakah disini ada penyemprot ruangan?" Tanya Nadia saat ia berkeliling mencari benda tersebut namun ia tidak menemukannya.

"Gue belom beli. Dan apartemen tiga hari sekali di bersihkan oleh Rudi orang yang tadi lo ajak ngomong waktu di depan lift." Ucap Raju yang malu karena apartemen miliknya sangat berantakan.

"TIGA HARI SEKALI?" Nadia menepuk keningnya. "Emang anda gak bisa gitu, cuci piring dan gelas sendiri dan membuang sampah ke tempatnya? itu kan hak sepele dan mudah di lakukan.

" Gue gak biasa ngelakuin itu semua. Jadi lo gak usah sok ceramah gue dengan semuanya." Raju yang tak mau kalah dari Nadia. Karena sebenarnya diri nya malu. Raju lupa untuk menyuruh Rudi membersihkan apartemennya kemarin. Ketika Rudi membersihkan apartemennya biasnaya dia meminta Gunawan untuk mendampingin Rudi karena khwatir ada barang barang yang hilang. Namun setelah ia tahu Rudi sangat menjaga kepercayaan yang Raju berikan. Beberapa bulan ini ia memberikan kepercayaan pada Rudi.

"Ya sudah mulai besok aku yang akan membersihkan semuanya. Anda gak perlu lagi menyuruh orang untuk membersihkan semua kecuali bagian atas yang sulit saya jangkau." Ucap Nadia.

"Tidak masalah, lo bisa ngelakuin aktifitas lo gak perlu khwatir tentang kebersihan apartemen ini, gue bisa bayar orang buat ngerjain itu semua. Dan itu koper lo." Raju menunjuk ke salah satu kamar di sebelahnya dimana dia sudah meletkan koper biru milik Nadia di depan kamar yang biasa Gunawan gunakan ketika ia menginap di apartemen Raju.

Nadia mengerutu di dalam hati. "Dasar orang kaya yang sombong. Apa apa nyuruh orang dan bayar."

"Kita buat kesepakatan. Pertama Itu kamar gue dan sebelahnya itu kamar lo, kita tidur terpisah. Tapi kalau ada papi atau mami gue. Kita baru satu kamar itupun harus dengan pembatas. Kedua elo gak boleh nyentuh apa yang ada di dalam kamar gue kecuali kalau elo mau beberes. Ketiga elo gak boleh usil dengan kehidupan gue karena gue nikahin elo itu karena paksaan dari bokap gue. Ke empat elo gak boleh cerita ini semua ke om, tante atau bokap nyokap gue serta sodara elo si Marhen dan Syakila. Gue gak akan ngelarang elo buat deket sama cowo mana pun. Dan gue juga gak ngebatesin gerak lo di luar. Tapi harus elo inget elo gak boleh ngenalin diri elo istri gue ke temen temen gue. JELAS?" Teriak Raju disaat kaya terakhirnya.

"Ok kalau itu mau anda. Saya tahu siapa diri saya." Ucap Nadia pergi berlalu dari hadapan Raju dengan menarik koper birunya ke dalam kamar yang masih tertata rapih. "Bila anda takut lupa dengan kesepakatan ini silahkan anda menulisnya agar dikemudian hari anda tidak lupa dengan semua itu." Pungkas Nadia yang menutup pintu kamarnya.

Raju pun masuk ke dalam kamarnya berniat ingin mandi namun tiba tiba ponselnya berdering dilihatnya nama Gunawan. "Ada apa sore sore gininlo nelpon gue?" Ucap Raju saat menerima telpon dari sahabat nya.

Gunawan memberi tahu bahwa nanti malam ada perayaan ulang tahun temannya. Dan saat itu juga Raju mandi setelah mengakhiri pembicaraannya di telepon.

Di dalam kamar Nadia menangis ia merasa sedih dengan kehidupan yang saat ini ia jalani. Saat ia menyesali pernikahan ini ia kembali ingat dengan apa yang pernah ia dengar di majlis ilmu saat seseorang menyesali dan berandai andai itu tandanya ia telah menyalahkan taqdir Allah dan tidak menerima akan ketentuan yang sudah Allah hari akan untuknya. Saat itu pula Nadia mengucapkan istigfar. Air matanya menetes, lalu ia mendengar suara adzan ashar si ponselnya. Akhirnya Nadia masuk ke kamar mandi untuk mandi membersihkan diri dan melaksanakan sholat ashar.

Saat ia sudah selesai dengan ritualnya di kamar mandi tiba tiba suara ketukan pintu terdengar.

Tok

Tok

"Gue mau pergi ke luar, kemungkinan gue pulang malem. Gue udah tulis password di kertas yang ada di atas meja." Ucapnya lalu pergi tanpa menunggu jawaban dari seseorang di dalam kamar.

Terpopuler

Comments

Tri Utari Agustina

Tri Utari Agustina

Raju ini bikin emosi ,semoga ketahuan kelakuan terhadap Nadia yang kurang baik

2024-09-04

0

Bang Ipul

Bang Ipul

jgn lemah nad tunjukin ama raju klu lo itu perempuan kuat

2024-06-25

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab. 4
5 Bab. 5
6 Bab. 6
7 Bab. 7
8 Bab. 08
9 9. CEO Saklek
10 09. Miss Bee
11 11. Tempat Kenangan
12 12. Si Otak Dollar
13 13. Belum Berstatus Suami-istri
14 14. Teman Lama Bertemu Kembali
15 15. Paper Bag Berwarna Jingga
16 16. Makan Malam
17 17. Kesedihan dalam Curhatan
18 18. Jambu Biji Merah
19 19. Pil Penenang
20 20. "Ini apartemen apa rumah makan yang habis dijajah orang?"
21 21. Wanita Seribu Tangan
22 22. Password Baru
23 23. Salah Pegang
24 24. Tersesak Udang Saus Padang
25 25. Ke Rumah Mertua
26 26. Kiranti Obat Sedih
27 27. Berganti Peran
28 28. Dalam Kebimbangan
29 29. Ada Rasa
30 30. Perkara Roti Sobek
31 31. Belajar Mengaji
32 32. Sebagai Permintaan Maaf
33 33. Belanja Bersama
34 34. Mencium Tangan
35 35. Hancur dan Pupus
36 36. Gadis Kecil Itu.
37 37. Akhirnya Ku Menemukanmu
38 38. Ratu Gosip
39 39. Permintaan Maaf
40 40. Kangen Masakkan Kamu
41 41. Malu
42 42. Cincin Pilihan Yusuf
43 43. Terkejut
44 44. Pasar Malam
45 45. Aku belum Siap, Mas!"
46 46. Perkara CCTV
47 47. Jam Tangan Couple
48 48. Bajigur dan Kue Pisang
49 49. Switer Yang Bikin Panas semakin Memanas
50 50. Lebah Keciku
51 51. Menyatukan Perasaan
52 52. Arman Sahabat Masa SMA
53 53. Dilema
54 54. Cewe Petakilan
55 55. Sarung Mukena
56 56. Pilihan Raju
57 57. Frustasi Tingkat Tinggi
58 58. Kisahku Seperti Kue Nastar
59 59. Tidur Sore
60 60. Aku Lebih Suka Sup Goulash
61 61. Kontrak Kerja Sama
62 62. Jus Pakai Garam?
63 63. Nasi Bungkus Padang
64 64. Luka Yang Tergores Kembali
65 65. Nun Sukun dan Tanwin
66 66. Hujan Deras
67 67. Taqdir Allah Lebih Indah
68 68. Wanita Bergamis Hitam
69 69. Di Luar Dugaan
70 70. Kekhawatiran
71 71. Pagi Yang Penuh Semangat
72 72. Cinta Lama Yang Berkembang
73 73. Hari Sabtu Yang Ditunggu
74 74. Acara Lamaran Fatimah
75 75. Bioskop Atau Bareng Suami?
76 76. Kamar Mandi
77 77. Aku Benci Perselingkuhan
78 78. Gak Konsen
79 79. Silaturahim Bibir
80 80. Kebahagiaan Seorang Sahabat
81 81. Seandainya
82 82. Kejutan
83 83. Siapa laki laki itu?
84 84. Ruang Oprasi
85 85. "Coba Lihat Aja?"
86 86. Neng Nadia
87 87. Kamu Suka?
88 88. PERGI!
89 89. Di bawah Payung Hitam
90 90. Masih seperti yang dulu
91 91. "Maaf, ummi!?"
92 92. Kurang!"
93 93. Dokternya kamu, ya aku?"
94 94. Jodoh Masa Kecilku
95 95. Alhamdulillah...
96 96. Dimana kamu, Sayang?
97 97. Adonan
98 98. Gak Usah Basa basi
99 99. Aku Gendutan ya?"
100 100. Takut
101 101. Kekecewaan
102 102. Alat Tes Kehamilan
103 103. Pilu
104 104. Tom And Jerry
105 105. Terima Kasih!
106 106. Awas Kamu ya?
107 107. Rahasia
108 108. "Aku Monica! "
109 109. Pilih Apa?
110 110. Tasyakuran
111 111. Si Robet
112 112. Kemarahan Raju
113 113. Abang?
114 114. "Kualat"
115 115. Malam Peresmian
116 116. Bandara
117 117. Aku pulang!
118 118. Sop Iga
119 119. Permintaan Ku
120 120. Opletnya Mandra
121 121. Belum bisa Move On
122 122. Gudang
123 123. Berlumur Darah
124 124. "Mas, kamu kenapa?"
125 125. Merawat mu
126 126. "MAAF"
127 127. Mengundurkan Diri
128 128. Ke Kota B
129 Villa Penuh Kenangan
130 Panti Asuhan Al Kautsar
131 131. Murka Sang Papih
132 132. Cocok Punya Anak
133 133. Aku Pulang
134 134. Kejutan
135 135. "Kenapa ada yang lucu ya? "
136 136. Kebakaran
137 137. Menyembunyikan Kesedihan
Episodes

Updated 137 Episodes

1
Bab. 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab. 4
5
Bab. 5
6
Bab. 6
7
Bab. 7
8
Bab. 08
9
9. CEO Saklek
10
09. Miss Bee
11
11. Tempat Kenangan
12
12. Si Otak Dollar
13
13. Belum Berstatus Suami-istri
14
14. Teman Lama Bertemu Kembali
15
15. Paper Bag Berwarna Jingga
16
16. Makan Malam
17
17. Kesedihan dalam Curhatan
18
18. Jambu Biji Merah
19
19. Pil Penenang
20
20. "Ini apartemen apa rumah makan yang habis dijajah orang?"
21
21. Wanita Seribu Tangan
22
22. Password Baru
23
23. Salah Pegang
24
24. Tersesak Udang Saus Padang
25
25. Ke Rumah Mertua
26
26. Kiranti Obat Sedih
27
27. Berganti Peran
28
28. Dalam Kebimbangan
29
29. Ada Rasa
30
30. Perkara Roti Sobek
31
31. Belajar Mengaji
32
32. Sebagai Permintaan Maaf
33
33. Belanja Bersama
34
34. Mencium Tangan
35
35. Hancur dan Pupus
36
36. Gadis Kecil Itu.
37
37. Akhirnya Ku Menemukanmu
38
38. Ratu Gosip
39
39. Permintaan Maaf
40
40. Kangen Masakkan Kamu
41
41. Malu
42
42. Cincin Pilihan Yusuf
43
43. Terkejut
44
44. Pasar Malam
45
45. Aku belum Siap, Mas!"
46
46. Perkara CCTV
47
47. Jam Tangan Couple
48
48. Bajigur dan Kue Pisang
49
49. Switer Yang Bikin Panas semakin Memanas
50
50. Lebah Keciku
51
51. Menyatukan Perasaan
52
52. Arman Sahabat Masa SMA
53
53. Dilema
54
54. Cewe Petakilan
55
55. Sarung Mukena
56
56. Pilihan Raju
57
57. Frustasi Tingkat Tinggi
58
58. Kisahku Seperti Kue Nastar
59
59. Tidur Sore
60
60. Aku Lebih Suka Sup Goulash
61
61. Kontrak Kerja Sama
62
62. Jus Pakai Garam?
63
63. Nasi Bungkus Padang
64
64. Luka Yang Tergores Kembali
65
65. Nun Sukun dan Tanwin
66
66. Hujan Deras
67
67. Taqdir Allah Lebih Indah
68
68. Wanita Bergamis Hitam
69
69. Di Luar Dugaan
70
70. Kekhawatiran
71
71. Pagi Yang Penuh Semangat
72
72. Cinta Lama Yang Berkembang
73
73. Hari Sabtu Yang Ditunggu
74
74. Acara Lamaran Fatimah
75
75. Bioskop Atau Bareng Suami?
76
76. Kamar Mandi
77
77. Aku Benci Perselingkuhan
78
78. Gak Konsen
79
79. Silaturahim Bibir
80
80. Kebahagiaan Seorang Sahabat
81
81. Seandainya
82
82. Kejutan
83
83. Siapa laki laki itu?
84
84. Ruang Oprasi
85
85. "Coba Lihat Aja?"
86
86. Neng Nadia
87
87. Kamu Suka?
88
88. PERGI!
89
89. Di bawah Payung Hitam
90
90. Masih seperti yang dulu
91
91. "Maaf, ummi!?"
92
92. Kurang!"
93
93. Dokternya kamu, ya aku?"
94
94. Jodoh Masa Kecilku
95
95. Alhamdulillah...
96
96. Dimana kamu, Sayang?
97
97. Adonan
98
98. Gak Usah Basa basi
99
99. Aku Gendutan ya?"
100
100. Takut
101
101. Kekecewaan
102
102. Alat Tes Kehamilan
103
103. Pilu
104
104. Tom And Jerry
105
105. Terima Kasih!
106
106. Awas Kamu ya?
107
107. Rahasia
108
108. "Aku Monica! "
109
109. Pilih Apa?
110
110. Tasyakuran
111
111. Si Robet
112
112. Kemarahan Raju
113
113. Abang?
114
114. "Kualat"
115
115. Malam Peresmian
116
116. Bandara
117
117. Aku pulang!
118
118. Sop Iga
119
119. Permintaan Ku
120
120. Opletnya Mandra
121
121. Belum bisa Move On
122
122. Gudang
123
123. Berlumur Darah
124
124. "Mas, kamu kenapa?"
125
125. Merawat mu
126
126. "MAAF"
127
127. Mengundurkan Diri
128
128. Ke Kota B
129
Villa Penuh Kenangan
130
Panti Asuhan Al Kautsar
131
131. Murka Sang Papih
132
132. Cocok Punya Anak
133
133. Aku Pulang
134
134. Kejutan
135
135. "Kenapa ada yang lucu ya? "
136
136. Kebakaran
137
137. Menyembunyikan Kesedihan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!