09. Miss Bee

Akhirnya Anyelir dan Nadia bisa meninggalkan ruangan tersebut dengan nafas lega. Walau ada perdebatan kecil yang membuat mereka berdua sedikit tertekan atas permintaan Raju yang meminta kepastian dari Nadia untuk kehadirannya di perusahaan miliknya. Nadia akhirnya mengambil keputusan bisa datang setelah keputusan sebulan pertemuan ini. Hal tersebut membuat Raju meradang karena jangka waktu yang terlalu lama baginya. Dan setelah mendengar penjelasan dari Anyelir dan Gunawan akhirnya Raju mengiyakan walau sedikit rasa kecewa. Karena biasanya ia yang mengatur koleganya bukan ia yang diatur. Namun sedikit pertimbangan akhirnya Raju menghilangkan egonya karena dia akan merasakan kesulitan menemukan orang seperti Nadia dalam menjalankan bisnisnya nya kali ini.

Di dalam mobil Raju dan Gunawan terus saja membicarakan tentang Miss Bee yang menurutnya sangat luar biasa. Baru pertama kali ini mereka menemukan orang yang sedikit sulit di atur. "Gila tu cewe ya, mateng banget cara dia ngejelasin dan rancangan setiap detailnya itu mukus banget menurut, gue." Gunawan terus mengoceh tak henti mengagumi Nadia. "Sayang banget mukanya ketutup gitu udah kaya filem Aisyah aja, iya gak bro?"

"Ahh elo dari tadi yang elo bahas cewe itu terus. Cewe dimana mana semua sama, cuma bisa nyakitin hati laki laki." Perkataan Raju dinilai tidak nyambung oleh Gunawan

"Ehh, mas bro. Gue lagi ngak ngebahas masalah hati wanita atau karakter wanita ya. Gue cuma lagi kagum sama kepintaran tu cewe. Dan tadi elo liat kan dia tuh gak mau bersentuhan sama kita, berarti tu cewe ngejaga banget dirinya." Gunawan terus fokus ke depan tanpa melihat Raju yang bersikap masa bodo dengan celotehan sahabatnya tersebut.

"Tunggu... tunggu... gue ngerasa sura cewe tadi pernah gue denger dah, tapi dimana ya? dan cara dia salaman juga sama banget sama tu orang."

"Udah gak abis abis elo ngebahas tu orang." Kesal Raju yang sekarang fokus ke ponselnya.

Dengan refleks Gunawan memukul tangan Raju yang ada di sebelah kirinya.

Plak

"Gue inget, tuh cewe suaranya sama kaya cewe yang watu itu kita ketemu di acara tunangan pak Brama. Iya... iya, gak salah lagi kayanya itu dia."

Raju dengan cepat menyoroti kepala Gunawan karena rasa panas akibat pukulan Gunawan barusan. "Sinting nih bocah, gue sampe lo pukul pukul gini!" Omel Raju yang ponselnya hampir terjatuh ke bawah

"Ehhh, tunggu... tunggu tapi cewe yang waktu di pesta itu dia gak pake cadar gitu ya? Cantikkk pake banget tuh cewe, gue lupa namanya siapa. Ahhh sial pake lupa segala lagi gue!" Celoteh Gunawan yang tidak direspon oleh Raju.

Mobil mereka terparkir di parkiran perusahaan. Keduanya turun dari mobil dan melangkah menuju lift pribadi khusus CEO. Semua karyawan yang baru selesai istirahat menyapa meeka berdua ketika berpapasan dengan senum penuh hormat. Dan tak banyak para wanita wanita disana menganggumi ketampanan Raju sang CEO yang penuh pesona wajahnya yang belasteran India sangat kentara disertai kulit nya yang bersih kemerahan dan berbadan tegap menjadikannya lelaki paing sempurna di dunia ini.

Sesampainya mereka di ruangan Gunawan meletakan tas keja Raju di atas meja di dekat sofa Yanga da di ruangan. Lagi lagi Gunawan masih membahas kekagumannya kepada Nadia.

"Gue baru liat muka kecewa elo, saat itu cewe nolak keinginan elo, Raj." Gunawan duduk dengan sembarang di sofa berwana putih sambil menaikan kakinya ke atas meja. "Tadi lo liat wajah panik asisten nya saat elo berdebat dengan Miss Bee."

Raju duduk di kursi kerjanya sambil membuka file yang sudah Nadia kirimkan ke alamat email Raju. "Sinting lo gya, dari tadi gak abis abisnya loe ngebahas itu cewe. Udah sana kerja. Pusing gue denger elo ngoceh trus!" Raju melempar kalender meja yang ada di depannya ke arah Gunawan.

"Awww. Dasar cowo mati rasa. Udah lah broo move on dari gegagalan elo yang kemaren. Gak semua cewe sama kaya Calista." Gunawan bangkit dari sofa dan hendak ke luar namun lagi lagi Raju melempar benda yang ada di hadapannya. Kali ini sebuah buku catatan yang di lempar oleh Raju.

"Sekali lagi loe sebut nama cewe itu di depan gue, jangan harap lo bisa kerja lagi disini." Umpat Raju yang sangat marah bila nama Calista sang mantan pacar yang hampir ia nikahi namun gagal karena di hari dimana ia akan menikah Raju melihat Calista dengan teman lamanya berselungkuh di rumah yang akan ia tempati ketika ia menikah dengan wanita yang sangat ia cintai dua tahun yang lalu.

Raju beroacaran kurang lebih hampir 5 tahun saat mereka SMA dan kuliah di univeritas yang sama. Namun Raju tak pernah menyangka bila dirinya akan di selingkuhi dengan teman lamanya yang ia angkat sebagai direktur HRD di perusahaannya.

*

*

*

Malam di kediaman Brama Hertanto. Nadia sudah duduk di meja makan bersama dengan Syakila Marhen, tante Retno dan om Brama. Setalah selesai makan om Brama meminta agar semuanya tidak bangkit dari meja makan. Hal itu membuat semua bertanya yanya kecuali Retno sang istri yang sudah mengetahui hal yang akan di sampaikan oleh suaminya.

"Nadia, kuliahmu sudah selesaikan?" Tanya Brama dengan tangan yang sambil memegang keponakan satu satunya yang ia miliki.

"Iya, om." Nadia menjawab singkat sambil menatap mata om Brama dengan penuh hormat.

"Ada hal penting yang ingin om sampaikan kepadamu." Brama menarik nafas dalam dalam tak ingin perkataan yang ia sampaikan menyinggung hati sang keponakan.

"Apa sih, pah. Yang mau oalah sampaikan ke Nadia langsung ke intinya aja." Marhen yang tak sabar dengan apa yang akan disampaikan oleh papahnya.

"Marhen. Diam dulu, nak! papahmu sedang berbicara dengan Nadia bukan sama kamu" Kali ini Retno tak ingin membuat apa yang ingin disampaikan oleh suaminya terpotong oleh Marhen.

"Iya, maaf!" Wajah serius terlihat dari wajah Syakila dan Marhen begitu pula Nadia.

"Waktu dua minggu lalu sahabat lama om dan juga ayahmu datang berkunjung ke perushaan om. Dia membahas tentang keinginan ayahmu yang pernah meminta kepadanya agar bisa menjaga persahabatan mereka berdua tidak putus, ayahmu pernah meminta agar suatu saat bisa menjadikanmu menari dalam rumah mereka." Brama mentaru nafas dan meminum sedikit air mineral yang ada di hadapannya sebelum menyelesaikan pembicaraannya.

Deg

Hati Nadia mulai dibuat tak karuan. "apakah maksud om Brama?" Pertanyaan itu lolos begitu saja ketika omnya mengatakan hal demikian.

"Maksud papah om Herman meminta Nadia menjadi menatu dari sahabatnya itu? dalam kata lain Nadia dijodohkan sejak keci?" Kini Syakila yang bersuara

"Tunggu dulu, papah belum selesai berbicara, sayang?" Brama mencegah perdebatan dengan anak kesayangannya. "Jadi ketika pertunangan Syakila dan Adrian malam itu, teman om itu membahasnya kembali. Karena pikir om beliau hanya sedang bergura saja saat ia berbicara waktu di kantor, dan ternyata ia mengulang kembali dan menanyakan hal demikian di acara tersebut." Brama melihat ke arah wakah Nadia yang sedikit murung.

"Tapi, Pah. Kasihan Nadia kalau di jodohakn seperti itu. Siapa tahu Nadia sudah punya lelaki pilihan di hatinya." Marhen membela Nadia ketika mendengar perkataan dari sang papah.

"Iya, kenapa kita harus ikut campur untuk masalah hati Nadia, pah. Kalau Syakila jadi Nadia, Sykila akan menolak perjodohan ini." Syakila dengan marah medengar semua itu dan bangkit dari kursinya dan ingin menarik tangan Nadia. Namun hal tersebut terhenti ketika Brama berbicara dengan penuh penekanan.

"Lepaskan tangan Nadia, Syakila. Kamu boleh pergi bila tidak ingin mendengarkan semua. Papah hanya butuh Nadia yang berbicara bukan, kamu!" Brama bangkit dan duduk kembali setelah Syakila meninggalkan meja makan dengan wajah yang marah.

"Nadia, om hanya menyampaikan apa yang pernah ayahmu inginkan dari sahabatnya. Om juga awalnya tidak tahu kalau ayahmu pernah berkata seperti ini kepada keluarga." Brama hanya bisa mengusap kasar wajahnya.

Sebenarnya Brama sudah hampir mengatakan ini sebelum pesta perjuangan Syakila namun snag istri menasehatinya agar semua ini dibicarakan setelah Nadia menyelesaikan wisuda agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan oleh keluarga besar Brama.

Nadia terdiam tanpa memberikan jawaban di hadapan Om Brama dan Tantenya ketika di meja makan, hingga akhirnya Retno yang angkat bicara agar memberikan waktu kepada Nadia untuk memikirkan hal tersebut. Beberapa menit setelah pembicaraan tersebut Marhen melihat Nadia yang termenung di dekat jendela kamarnya. Ia mengetuk pintu kamar Nadia. Nadia sedikit kaget dengan kehadiran Marhen di dalam. kamarnya.

"Abang, ketuk pintu beberapa kali dan ngucapin salam gak ada jawaban, jadi bang Marhen masuk aja dah." Marhen duduk di meja belajar Yanga da di kamar Nadia.

"Iya. Maaf, bang." Jawab Nadia sedikit tak bersemangat.

Marhen mencoba menghibur Nadia dan berbicara dari hati ke hati mengenai pembahasan perjodohan tadi. "Bang, besok Nanad ingin pulang dulu ke rumah ayah dan ibu. Ada hal penting yang harus Nadia selesaikan di sana."

Marhen mencoba memahami apa yang dihadapi Nadia saat ini. "Iya, tapi bang Marhen yang antar ya, kamu jangan pulang sendiri!" Marhen sudah menganggap Nadia seperti adiknya sendiri. Dan rasa khawatirnya saat ini begitu terlihat dimata Nadia.

"Boleh Nadia peluk bang Maren!" Tanya Nadia yang butuh kehangatan di kondisi hatinya saat ini.

Marhen mendekat pada nadia, dan mencoba menjadi pemenang untuk hati Nadia. "Boleh, Nadia. Sejak kamu kecil bang Marhen ka selalu ada dimana kamu membutuhkan sosok abang. Iya, kan?" Marhen mengekus punggung Nadia dengan rasa pilu, karena dia tak pernah merasa tega bila melihat adiknya bersedih seperti ini.

Marhen sejak dulu memang yang ping dekat dengan Nadia. Ketika Nadia masih duduk di sekolah dasar, Maren pernah tinggal bebrapa bulan di rumah orangtua Nadia om Herman. Dia selalu menjadi pelindung ketika Nadia diganggu oleh teman temannya yang jail. Sampai suatu ketika saat Nadia sakit dengan demam yang tinggi sampai dilarikan ke IGD Marhen menangis melihat Nadia yang sempat pingsan ditangannya. Saat itu Marhen berjanji pada sang paman untuk menjadi abang bagi Nadia. Dan saat Marhen kuliah ke luar negri Nadia sempat merasa kehilangan sampai jatuh sakit.

"Maafin bang Marhen ya, Nanad. Bang Marhen baru ada lagi disi kamu baru baru ini. Bang Marhen tahu kesulitan setiap waktu yang kamu jalanjn." Marhen mengenang saat saat ia beranjak dewasa bersama. Dan tak terasa air matanya menetes dan jatuh di punggung Nadia.

"Bang, abang nagis?" Nadia mengendurkan peukkannya dan menatap wajah Marhen. "Iihhh, kok abang ikutan nagis?" Nadia melukis senyum di wajahnya dan membuat hati Marhen sangat bahagia.

"Besok kita ke tempat tempat kita sewaktu kecil ya, Nad. abang pingin beli jajanan di warung mbah Rum. Nasi uduk yang bikin kangen." Kenang Marhen yang menatap wajah Nadia dengan menghapus sisa air mata di pipi Nadia.

"Ihhh curang curhat curhatan berdua aja, akunya gak di ajak!" Tiba tiba Syakila datang dengan melepaskan pelukan Nadia dan Marhen.

"Apa sihhh, mau kepo aja urusan orang." Marehn bangkit hendak meninggalkan Nadia dan Syakila.

Tangan Syakila dengan cepat mencegah kepergian Marhen. Dan akhirnya mereka bertiga melepas ke rinduan saat saat mereka bersama dulu. Suara canda dan tawa memecah isi kamar Nadia. Mengenang masa masa mereka kecil dulu, dan Marhen menyimpan foto foto mereka bertiga di ponsel miliknya. Hal itu ia lakukan saat ia sebelum kuliah ke luar negri. Merka tertawa melihat wajah polos mereka ketika kecil dulu. Marhen yang duduk di kelas satu SMP sedangkan Syakila yang masih sekolah di kelas 5 dasar sedangkan Nadia masih sekolah di kelas 3 SD. Wajah lucu Nadia di foto itu saat dirinya memakan es krim yang dijaili oleh Marhen hingga mulutnya penuh dengan coklat.

Tak terasa mereka menghabiskan waktu dengan begitu lama di kamar Nadia hingga pukul 12 malam. Dan Nadia pun terhibur dengan semua itu sampai ia lupa dengan adalah perjodohan yang dibicarakan om Brama.

Episodes
1 Bab. 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab. 4
5 Bab. 5
6 Bab. 6
7 Bab. 7
8 Bab. 08
9 9. CEO Saklek
10 09. Miss Bee
11 11. Tempat Kenangan
12 12. Si Otak Dollar
13 13. Belum Berstatus Suami-istri
14 14. Teman Lama Bertemu Kembali
15 15. Paper Bag Berwarna Jingga
16 16. Makan Malam
17 17. Kesedihan dalam Curhatan
18 18. Jambu Biji Merah
19 19. Pil Penenang
20 20. "Ini apartemen apa rumah makan yang habis dijajah orang?"
21 21. Wanita Seribu Tangan
22 22. Password Baru
23 23. Salah Pegang
24 24. Tersesak Udang Saus Padang
25 25. Ke Rumah Mertua
26 26. Kiranti Obat Sedih
27 27. Berganti Peran
28 28. Dalam Kebimbangan
29 29. Ada Rasa
30 30. Perkara Roti Sobek
31 31. Belajar Mengaji
32 32. Sebagai Permintaan Maaf
33 33. Belanja Bersama
34 34. Mencium Tangan
35 35. Hancur dan Pupus
36 36. Gadis Kecil Itu.
37 37. Akhirnya Ku Menemukanmu
38 38. Ratu Gosip
39 39. Permintaan Maaf
40 40. Kangen Masakkan Kamu
41 41. Malu
42 42. Cincin Pilihan Yusuf
43 43. Terkejut
44 44. Pasar Malam
45 45. Aku belum Siap, Mas!"
46 46. Perkara CCTV
47 47. Jam Tangan Couple
48 48. Bajigur dan Kue Pisang
49 49. Switer Yang Bikin Panas semakin Memanas
50 50. Lebah Keciku
51 51. Menyatukan Perasaan
52 52. Arman Sahabat Masa SMA
53 53. Dilema
54 54. Cewe Petakilan
55 55. Sarung Mukena
56 56. Pilihan Raju
57 57. Frustasi Tingkat Tinggi
58 58. Kisahku Seperti Kue Nastar
59 59. Tidur Sore
60 60. Aku Lebih Suka Sup Goulash
61 61. Kontrak Kerja Sama
62 62. Jus Pakai Garam?
63 63. Nasi Bungkus Padang
64 64. Luka Yang Tergores Kembali
65 65. Nun Sukun dan Tanwin
66 66. Hujan Deras
67 67. Taqdir Allah Lebih Indah
68 68. Wanita Bergamis Hitam
69 69. Di Luar Dugaan
70 70. Kekhawatiran
71 71. Pagi Yang Penuh Semangat
72 72. Cinta Lama Yang Berkembang
73 73. Hari Sabtu Yang Ditunggu
74 74. Acara Lamaran Fatimah
75 75. Bioskop Atau Bareng Suami?
76 76. Kamar Mandi
77 77. Aku Benci Perselingkuhan
78 78. Gak Konsen
79 79. Silaturahim Bibir
80 80. Kebahagiaan Seorang Sahabat
81 81. Seandainya
82 82. Kejutan
83 83. Siapa laki laki itu?
84 84. Ruang Oprasi
85 85. "Coba Lihat Aja?"
86 86. Neng Nadia
87 87. Kamu Suka?
88 88. PERGI!
89 89. Di bawah Payung Hitam
90 90. Masih seperti yang dulu
91 91. "Maaf, ummi!?"
92 92. Kurang!"
93 93. Dokternya kamu, ya aku?"
94 94. Jodoh Masa Kecilku
95 95. Alhamdulillah...
96 96. Dimana kamu, Sayang?
97 97. Adonan
98 98. Gak Usah Basa basi
99 99. Aku Gendutan ya?"
100 100. Takut
101 101. Kekecewaan
102 102. Alat Tes Kehamilan
103 103. Pilu
104 104. Tom And Jerry
105 105. Terima Kasih!
106 106. Awas Kamu ya?
107 107. Rahasia
108 108. "Aku Monica! "
109 109. Pilih Apa?
110 110. Tasyakuran
111 111. Si Robet
112 112. Kemarahan Raju
113 113. Abang?
114 114. "Kualat"
115 115. Malam Peresmian
116 116. Bandara
117 117. Aku pulang!
118 118. Sop Iga
119 119. Permintaan Ku
120 120. Opletnya Mandra
121 121. Belum bisa Move On
122 122. Gudang
123 123. Berlumur Darah
124 124. "Mas, kamu kenapa?"
125 125. Merawat mu
126 126. "MAAF"
127 127. Mengundurkan Diri
128 128. Ke Kota B
129 Villa Penuh Kenangan
130 Panti Asuhan Al Kautsar
131 131. Murka Sang Papih
132 132. Cocok Punya Anak
133 133. Aku Pulang
134 134. Kejutan
135 135. "Kenapa ada yang lucu ya? "
136 137. Kebakaran
Episodes

Updated 136 Episodes

1
Bab. 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab. 4
5
Bab. 5
6
Bab. 6
7
Bab. 7
8
Bab. 08
9
9. CEO Saklek
10
09. Miss Bee
11
11. Tempat Kenangan
12
12. Si Otak Dollar
13
13. Belum Berstatus Suami-istri
14
14. Teman Lama Bertemu Kembali
15
15. Paper Bag Berwarna Jingga
16
16. Makan Malam
17
17. Kesedihan dalam Curhatan
18
18. Jambu Biji Merah
19
19. Pil Penenang
20
20. "Ini apartemen apa rumah makan yang habis dijajah orang?"
21
21. Wanita Seribu Tangan
22
22. Password Baru
23
23. Salah Pegang
24
24. Tersesak Udang Saus Padang
25
25. Ke Rumah Mertua
26
26. Kiranti Obat Sedih
27
27. Berganti Peran
28
28. Dalam Kebimbangan
29
29. Ada Rasa
30
30. Perkara Roti Sobek
31
31. Belajar Mengaji
32
32. Sebagai Permintaan Maaf
33
33. Belanja Bersama
34
34. Mencium Tangan
35
35. Hancur dan Pupus
36
36. Gadis Kecil Itu.
37
37. Akhirnya Ku Menemukanmu
38
38. Ratu Gosip
39
39. Permintaan Maaf
40
40. Kangen Masakkan Kamu
41
41. Malu
42
42. Cincin Pilihan Yusuf
43
43. Terkejut
44
44. Pasar Malam
45
45. Aku belum Siap, Mas!"
46
46. Perkara CCTV
47
47. Jam Tangan Couple
48
48. Bajigur dan Kue Pisang
49
49. Switer Yang Bikin Panas semakin Memanas
50
50. Lebah Keciku
51
51. Menyatukan Perasaan
52
52. Arman Sahabat Masa SMA
53
53. Dilema
54
54. Cewe Petakilan
55
55. Sarung Mukena
56
56. Pilihan Raju
57
57. Frustasi Tingkat Tinggi
58
58. Kisahku Seperti Kue Nastar
59
59. Tidur Sore
60
60. Aku Lebih Suka Sup Goulash
61
61. Kontrak Kerja Sama
62
62. Jus Pakai Garam?
63
63. Nasi Bungkus Padang
64
64. Luka Yang Tergores Kembali
65
65. Nun Sukun dan Tanwin
66
66. Hujan Deras
67
67. Taqdir Allah Lebih Indah
68
68. Wanita Bergamis Hitam
69
69. Di Luar Dugaan
70
70. Kekhawatiran
71
71. Pagi Yang Penuh Semangat
72
72. Cinta Lama Yang Berkembang
73
73. Hari Sabtu Yang Ditunggu
74
74. Acara Lamaran Fatimah
75
75. Bioskop Atau Bareng Suami?
76
76. Kamar Mandi
77
77. Aku Benci Perselingkuhan
78
78. Gak Konsen
79
79. Silaturahim Bibir
80
80. Kebahagiaan Seorang Sahabat
81
81. Seandainya
82
82. Kejutan
83
83. Siapa laki laki itu?
84
84. Ruang Oprasi
85
85. "Coba Lihat Aja?"
86
86. Neng Nadia
87
87. Kamu Suka?
88
88. PERGI!
89
89. Di bawah Payung Hitam
90
90. Masih seperti yang dulu
91
91. "Maaf, ummi!?"
92
92. Kurang!"
93
93. Dokternya kamu, ya aku?"
94
94. Jodoh Masa Kecilku
95
95. Alhamdulillah...
96
96. Dimana kamu, Sayang?
97
97. Adonan
98
98. Gak Usah Basa basi
99
99. Aku Gendutan ya?"
100
100. Takut
101
101. Kekecewaan
102
102. Alat Tes Kehamilan
103
103. Pilu
104
104. Tom And Jerry
105
105. Terima Kasih!
106
106. Awas Kamu ya?
107
107. Rahasia
108
108. "Aku Monica! "
109
109. Pilih Apa?
110
110. Tasyakuran
111
111. Si Robet
112
112. Kemarahan Raju
113
113. Abang?
114
114. "Kualat"
115
115. Malam Peresmian
116
116. Bandara
117
117. Aku pulang!
118
118. Sop Iga
119
119. Permintaan Ku
120
120. Opletnya Mandra
121
121. Belum bisa Move On
122
122. Gudang
123
123. Berlumur Darah
124
124. "Mas, kamu kenapa?"
125
125. Merawat mu
126
126. "MAAF"
127
127. Mengundurkan Diri
128
128. Ke Kota B
129
Villa Penuh Kenangan
130
Panti Asuhan Al Kautsar
131
131. Murka Sang Papih
132
132. Cocok Punya Anak
133
133. Aku Pulang
134
134. Kejutan
135
135. "Kenapa ada yang lucu ya? "
136
137. Kebakaran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!