Bab. 08

Setelah Nadia, om Brama dan Tante Retno berfoto bersama kini keluarga ummi Mariam yang meminta foto bersama dengan Nadia diikuti Kiren yang ikut dalam foto bersama mereka. Senyum indah terlukis dari bibir Nadia dan juga Yusuf. Nadia berada di tengah tengah dengan umi Mariam sedangkan Yusuf ada di posisi sebelah kiri umi Mariam dan Kiren ada di sebelah kanan posisi Nadia. Semua terlukis indah kisah wisuda di sejarah kehidupan Nadia. Dalam hatinya ia bersyukur karena masih dikelilingi orang orang yang baik walau sudah tidak mempunya orang tua.

Tangan ummi Mariam meraih kedua bahu Nadia dengan lembut, perlahan ia memeluk Nadia dengan hangat. Nadia terdiam ketika melihat ummi Mariam yang tiba tiba memeluknya dan terlihat jelas dari kedua mata ummi Mariam yang mengeluarkan buliran bening dari sudut matanya.

Nadia membalas pelukan ummi Mariam sambil mengelus lembut punggung wanita paruh baya yang sudah menyayangi Nadia selama ini seperti anaknya sendiri. "Ummi, kenapa ummi menangis?" ucap Nadia yang perlahan Nadia mengendurkan pelukannya.

Ummi Mariam menatap wajah Nadia, dan Nadia menghapus air mata di pipi ummi Mariam. Ummi Mariam tersenyum diiringi suara isakan dari hidungnya. "Ummi merasa kamu itu seperti anak ummi. Hati ummi tidak bisa berbohong karena melihat kamu yang bisa berdiri dengan hasil jeripayah mu selama ini. Ummi bangga padamu, Nadia. Kamu tumbuh menjadi anak yang kuat, tanpa kita semua tau bagaimana dirimu melalui hari hari yang mungkin terkadang sulit. Dan sekarang kamu merasakan manisnya, kedua orang tuamu pasti bahagia di sana." Ucap ummi Mariam yang masih meneteskan air mata.

Nadia memeluknya kembali dan ikut sedih dengan perhatian ummi Mariam kepadanya. "Nadia tau, semua ini juga tidak lepas dari doa doa orang orang yang selalu menyayangi Nadia dengan tulus, seperti ummi dan juga Kiren yang selalu membantu Nadia." Ucap Nadia yang mencoba menghibur hati ummi Mariam.

"Ehemm!"

Yusuf berdehem karena tak disebut namanya. Ummi Mariam dan Nadia serta Kiren pun langsung melirik ke arah Yusuf dengan tatapan penuh arti. Kiren meletakan jari telunjuknya di atas bibir sambil berfikir dengan tingkah Yusuf barusan.

"Nadia, sepertinya ada yang belum kamu sebut namanya, makanya kak Yusuf langsung memberikan reaksi!" Ucap Kiren yang diikuti tawa renyah karena melihat Yusuf pura pura tak mendengar dan tatapannya teralihkan oleh mata Nadia yang melirik ke arahnya.

"Iya, maaf ya kak Yusuf. Nadia juga sangat berterimakasih sekali karena kak Yusuf selama ini selalu membantu Nadia." Ucap Nadia malu. Yusuf hanya tersenyum kecil diiringi dengan isyarat mata pada ummi Mariam.

Tiba tiba om Brama dan Retno menghampiri mereka berempat setelah mereka berdua menyelesaikan urusannya dan mengobrol dengan teman lamanya yang kebetulan anak nya pun hari ini diwisuda.

"Nadia, om sama tante Retno masih ada urusan. Bila nanti kamu sudah siap untuk tinggal di rumah om, berkabar ya, biar nanti Syakila atau supir menjemputmu ya, sayang." Ucap om Brama yang belum berkenalan dengan ummi Mariam dan Yusuf. Sedangkan dengan Kiren om Brama sudah hafal dan kenal.

Nadia menghampiri Brama dan Retno dengan langkah yang pelan. "Om Nadia mau mengenalkan keluarga dari ustadz Arffan. Ini istrinya ustadz Arfan ummi Mariam, dan ini anaknya bernama Yusuf!"

Ummi Mariam bersalaman dengan tante Retno dengan keduanya saling cipika cipiki sedangkan ketika dengan om Brama ummi Mariam hanya menangkupkan kedua tangannya di dada. Sedangkan Yusuf mencium punggung tangan om Brama dengan takzim seraya om Brama mengelus lembut pundak Yusuf dan ketika dengan Tante Retno Yusuf hanya menangkupkan kedua tangannya di dadanya.

"Lain waktu kita bisa berbincang bincang lagi ya. Mohon maaf saya harus izin pulang duluan karena ada keperluan lain yang sudah menunggu." Ucap Retno yang kini memeluk Nadia untuk salam perpisahan.

Ummi Mariam dan Yusuf tersenyum dengan perlakuan baik dari om dan tantenya Nadia yang begitu sopan walupun mereka belum begitu saling mengenal dan baru pertama kali bertemu.

*

*

*

Setelah om dan Tante Nadia pulang ummi Mariam dan Yusuf pun hendak berpamitan untuk pulang. Namun ummi Mariam menyuruh Yusuf untuk bisa mengantarkan Nadia sampai rumahnya karena ummi Mariam akan di jemput oleh supir pribadi dari keluarga mereka.

"Yusuf kamu disini saja dulu, nak. Kasihan nanti Nadia dan nak Kiren gak ada yang antar pulang!" Ucap umi Mariam yang sudah menerima ciuman punggung tanganya dari Nadia dan Kiren.

Kiren dan Nadia langsung saling menatap dengan perkataan ummi Mariam barusan. Hingga akhirnya Nadia membuka suara. " Gak usah ummi, kebetulan Kiren bawa mobil jadi Nadia bisa pulang dengan Kiren." Elak Nadia yang tak enak hati.

"Sudah gak apa apa berarti yusuf ikutin kalian dari belakang aja, memastikan kali kalian berdua pulang dengan aman." Tambah ummi Mariam yang ingin memastikan keselamatan calon menantunya.

"Ehem. Ehemmm!"

"Cieeee yang udah jadi calon mantu dapet perhatian lebih dari calon mertua itu rasanya sesuatu banget ya, kan ?" Celetuk Kiren yang masih terdengar jelas oleh ummi Mariam yang akan melangkah meninggalkan mereka bertiga, hingga tubuhnya berbalik mendengar ocehan Kiren barusan.

Nadia yang ada disebelah Kiren pun langsung menunduk malu atas ucapan Kiren barusan. Mukanya memerah terlihat jelas oleh Yusuf yang akan mengantarkan ummi Mariam ke parkiran dimana supir pribadi mereka sudah menunggu.

Kiren tersenyum dengan ekspresi ummi Mariam yang tersenyum padanya. Lalu ummi Mariam melanjutkan langkahnya di ikuti dengan Yusuf yang pergi mengantarkan sang ibu ke parkiran.

Lima menit setelah Yusuf mengatakan ummi Mariam lalu ia menghampiri Nadia dan Kiren yang sedang menata hadiah hadiah yang Nadia terima dari teman temannya. Lalu Yusuf mengulurkan satu buket bunga dan satu foto Nadia yang dilukis dengan begitu indah dengan karakter kartun. Nadia menerima hadiah dari Yusuf dengan malu malu. Senyumnya terukir sambil wajahnya yang tertunduk.

"Barokallah fiikum, kak Yusuf untuk hadiahnya." Ucap Nadia yang memegang erat pemberian dari Yusuf. Hingga membuat Kiren yang akan menutup pintu bagasi mobilnya tersenyum melihat pemandangan tersebut.

"Aamiin. Semoga dek suka!" Ucap Yusuf yang dadanya cukup berdetak kencang melihat wanita yang ia cintai menyukai hadiah pemberiannya dengan senyum yang begitu indah terpancar dari wajah Nadia.

"Ehemm..." inget masih ada aku loh, Nad!" Celetuk Kiren yang membuat Yusuf dan Nadia semakin kikuk di buatnya.

Yusuf langsung berhambur dari Nadia dan Kiren menuju mobilnya. Begitu juga Nadia yang kelihatan malu dan hendak membuka pintu depan malah membuka pintu penumpang yang ada di belakang.

"Hahaha" Tawa Kiren yang begitu lepas melihat tingkah sang sahabatnya yang kikuk.

"Nadia, Nadia. Baru digodain begitu aja udah salting (salah tingkah) banget sih kamu, lucu banget liat kamu sama kak Yusuf kaya gini. Sini sini aku videoin dulu!" Jalil Kiren yang sudah menyalahkan mode video pada ponselnya yang mengarahkan ke wajah Nadia yang bersemu merah karena malu dengan tindakkannya sendiri yang membuat Kiren dengan senang hati menggodanya habis habisan.

"Kireennnn... kamu apa apaan sih. Matiin gak, gak lucu tau!" Ucap Nadia dengan memajukan bibirnya disertai tangannya yang memegang pintu mobil dan membanting nya dengan sedikit kuat.

"Iiisshhh, isahhh. Tak elok. tak elok! janganlah merajuk tuan putri yang cantik!" Ni liat gak jadi aku bikin SW nya tapi aku udah kirim ke kak Yusuf. Hahaha. Tawa kiren yang begitu renyah

Kiren sudah menghidupkan mesin mobil dan mulai meninggalkan kampus tersebut diikuti dengan mobil Yusuf di belakangnya. Nadia masih sedikit marah dengan Kiren yang mengirim video dirinya ke Yusuf.

"Nad, kamu marah ya sama aku? maaf ya aku sebenernya gak sungguh sungguh kirim video itu ke kak Yusuf." Ucap Kiren yang fokus mengemudi.

Nadia awalnya tidak menghiraukan perkataan Kiren tapi setelah ia mendengar ucapan terkahir dari Kiren perlahan tangannya meraih ponsel Kiren yang ada di sebelah kanannya ketika kiren menyodorkan ponsel milikinya ke Nadia.

"Coba kamu liat aja, video itu aku gak kirim kok ke kak Yusuf. Sejail jailnya aku, aku gak akan mengolok ngolok kamu, Nad!" Kiren melirik pada Nadia.

"Ya maaf, Ki!" Kamu kan tau aku gak suka aja kalau hal itu terjadi. Maaf ya!" Ucap Nadia yang sudah mengembalikan ponsel Kiren ke pangkuan Kiren.

"Iiihh apaan sih, aneh banget kayanya kalau kita kaya gini." Ucap Kiren di selingi tawa ringan dari bibirnya.

"Jadi kita mau langsung pulang apa gimana nih, Nad?" Tanya Kiren yang melirik kaca yang ada di depannya untuk melihat apakah Yusuf masih mengikuti mereka apa tidak. Dan terlihatlah mobil Yusuf di belakang.

"Kak Yusuf sepertinya masih ngikutin kita. Nurut banget ya kak Yusuf sama ummi nya. Aku yakin kalau kamu sama kak Yusuf pasti kamu akan diperlakukan seperti putri kerajaan, Nad!" ucap Kiren yang menghentikan mobilnya karena di depan ada lampu merah.

Nadia melirik pada kaca yang tadi Kiren lihat, bener saja Yusuf masih mengikuti mereka berdua dari belakang. Di dalam hatinya Nadia tidak bisa membohongi hatinya bahwa ia pun berharap suatu saat dirinya dan Yusuf bisa bersama dalam ikatan suci.

"Aku mau kemakan orangtuaku ya, Ki!" Ucap Nadia tanpa membalas ucapan Kiren barusan.

"Siap, tuan putri."

Dua puluh menit kemudian. Mobil yang ditumpangi Nadia dan Kiren pun sampai di sebuah pemakaman yang cukup luas ada plang bertuliskan "Pemakaman Teratai" Yusuf yang mengikuti mereka dari belakang pun ikut memarkirkan mobilnya. Nadia dan Kiren turun dan Nadia langsung menghampiri sebuah toko bunga yang bangunannya masih mengunakan bambu dimana di sana banyak menjual berbagai macam bunga mawar dengan berbagai macam warna, dan bunga lili serta bunga bunga lainnya.

Nadia membeli dua ikat bunga mawar putih dan dua keranjang bunga tabur dimana Kiren mambantu nya untuk membawa dua keranjang bunga tabur. Yusuf mengikuti mereka berdua sampai akhirnya ia pun memutuskan untuk membeli dua tangkai bunga mawar berwarna merah muda yang niatnya akan diberikan ke makam ibu dan ayahnya Nadia.

Nadia menyuruh Kiren untuk ke makam orang tua Nadia terlebih dahulu. karena Nadia hendak mengambil baju toga, selempang dan foto dirinya untuk dibawa ke kuburan orang tuanya.

"Ki, aku minta tolong kamu bawa ini dulu ke makam, aku mau ambil sesuatu dulu di mobil." Titah Nadia kepada sahabat satu satunya yang begitu dekat dengan dirinya.

Yusuf melihat Nadia yang kembali ke mobil, hingga membuat hati Yusuf bertanya tanya.

"Kenapa Nadia balik lagi ke mobil, apa ada sesuatu yang tertinggal?" Batin Yusuf.

Setelah Nadia mengambil apa yang ia perlukan ia langsung menunju menyusul Kiren. Namun langkahnya terhenti ketika melihat Yusuf yang ada di hadapannya.

"Kak Yusuf gak apa apa nunggu Nadia sama Kiren di sini aja!" Ucap Nadia yang tak enak hati bila Yusuf pasti akan bosan menunggunya di makam.

Bukannya merespon ucapan Nadia, Yusuf malah memberikan pertanyaan kepada Nadia. "Dek, mau ngapain bawa semuanya ke makam?"

Nadia melihat ke arah tangan kiri kanannya yang penuh dengan bawaan ketika melihat mata Yusuf menuju ke arah yang sama. "Nadia mau buat kenang kenangan bersama ayah dan ibu, walaupun ayah dan ibu sudah tidak ada tapi Nadia ingin foto memakai ini semua di pemakaman ayah dan ibu." Jawab Nadia dengan wajah yang sendu.

Deg.

Hati Yusuf terenyuh mendengar ucapan Nadia barusan. Betapa tidak mudahnya menjadi Nadia, yang ingin berbagi kebahagiaannya di hari wisudanya bersama kedua orangtuanya walau pun mereka sudah tidak ada di dunia ini.

"Ohhh, gitu. Maaf kak Yusuf gak bermaksud!" Ucap Yusuf yang mungkin Nadia mengira tingkah terhadapnya terlalu aneh. Justru Yusuf malah begitu simpati kepada Nadia karena Nadia masih menghormati kedua orangtuanya dengan berniat untuk merangkum moment penting bersama orang yang ia cintai walau mereka susah tiada.

Perlahan tangan Yusuf meraih bawaan Nadia bermaksud untuk membantu Nadia agar tidak kerepotan membawa barang barangnya. "Berikan kamera itu biar nanti kakak yang memotretnya." Pinta Yusuf sambil mengikuti langkah Nadia.

"Gak apa apa kak, nanti Nadia bisa minta tolong sama Kiren aja. Kak Yusuf tunggu aja di toko bunga itu!" Tunjuk Nadia pada toko bunga yang barusan ia membeli bunga tersebut.

"Gak apa apa!" ucap Yusuf singkat.

Yusuf dan Nadia pun tiba di pemakaman kedua orang tua Nadia, sambil mengucapkan doa dan salam kepada dua gundukan tanah merah yang sudah ditutupi rumput hijau yang begitu lebat, dan sebuah nisan berwarna hitam bertuliskan nama Herman Hertanto dan di sebelah kirinya ada nama nisan ibunya bernama Liliana Hertanto.

Mata Nadia mulai berkaca kaca ketika ia menatap kedua batu nisan tersebut. Ia jatuhkan tubuhnya perlahan dan ia letakan dengan sembarang barang yang ia tadi bawa, dan meminta Kiren memberikan dua keranjang bunga tabur yang sengaja ia beli tadi. Perlahan ia menaburkan bunga tersebut dari atas kebawah dan ia ulangi kembali sampai satu keranjang itu habis. Bibirnya tak berhenti berbicara, dengan suara isak tangis yang tertahan. Kiren dan Yusuf melihat Nadia dengan begitu pilu.

"Assalamu'aikum warohmatullahi wabarokatuh, Ayah dan ibu. Lihat yah, Bu. Nanad hari ini memakai baju toga, ibu dan ayah bisa lihat kan? ibu selalu bilang suatu hari ibu akan bangga dengan prestasi yang akan Nanad dapatkan, dan hari ini harapan ibu terkabul." air mata Nadia semakin deras walau dengan sedikit gugup Nadia mengenakan baju toganya di hadapan makam kedua orangtuanya lengkap degan Selempang dan prestasi yang ia dapat.

"Ayah, ibu semua ini berkat doa dan jeripayah ayah dan ibu untuk Nadia. Nadia tidak tau bagaimana caranya Nadia berbagi kebahagiaan ini kepada ayah dan ibu. Jadi Nadia lakukan ini agar ibu dan ayah bisa merasakan kebahagiaan ini. Ibu selalu bilang kan sama Nanad. "Ibu ingin liat Nanad berada di auditorium yang megah dimana di panggung itu Nadia menggunakan toga dan mendapatkan nilai terbaik di kampus." Hari ini, hari ini Nanad mendapatkannya, Bu. Namun sayang ibu dan ayah tidak ada disisi Nanad. yah, Bu!" Tangis Nadia semakin pecah hingga membuat Kiren tak tahan dengan apa yang Nadia lakukan, Kiren hanya bisa mengelus lembut punggung Nadia.

Yusuf pun ikut meneteskan air mata melihat Nadia yang begitu sedih.

____________________________________________

#Mohon maaf bila karya novel kedua author masih belum membuat kalian cukup memuaskan. Maklum ya author jarang up karena kadang kondisi badan author yang lagi kurang vit begitu juga dengan anak anak kadang suka gantian sakitnya.# Jangan lupa tinggalkan jejak yang baik dan santun ya. Barokallah fiikum untuk para reader yang terhormat.

Episodes
1 Bab. 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab. 4
5 Bab. 5
6 Bab. 6
7 Bab. 7
8 Bab. 08
9 9. CEO Saklek
10 09. Miss Bee
11 11. Tempat Kenangan
12 12. Si Otak Dollar
13 13. Belum Berstatus Suami-istri
14 14. Teman Lama Bertemu Kembali
15 15. Paper Bag Berwarna Jingga
16 16. Makan Malam
17 17. Kesedihan dalam Curhatan
18 18. Jambu Biji Merah
19 19. Pil Penenang
20 20. "Ini apartemen apa rumah makan yang habis dijajah orang?"
21 21. Wanita Seribu Tangan
22 22. Password Baru
23 23. Salah Pegang
24 24. Tersesak Udang Saus Padang
25 25. Ke Rumah Mertua
26 26. Kiranti Obat Sedih
27 27. Berganti Peran
28 28. Dalam Kebimbangan
29 29. Ada Rasa
30 30. Perkara Roti Sobek
31 31. Belajar Mengaji
32 32. Sebagai Permintaan Maaf
33 33. Belanja Bersama
34 34. Mencium Tangan
35 35. Hancur dan Pupus
36 36. Gadis Kecil Itu.
37 37. Akhirnya Ku Menemukanmu
38 38. Ratu Gosip
39 39. Permintaan Maaf
40 40. Kangen Masakkan Kamu
41 41. Malu
42 42. Cincin Pilihan Yusuf
43 43. Terkejut
44 44. Pasar Malam
45 45. Aku belum Siap, Mas!"
46 46. Perkara CCTV
47 47. Jam Tangan Couple
48 48. Bajigur dan Kue Pisang
49 49. Switer Yang Bikin Panas semakin Memanas
50 50. Lebah Keciku
51 51. Menyatukan Perasaan
52 52. Arman Sahabat Masa SMA
53 53. Dilema
54 54. Cewe Petakilan
55 55. Sarung Mukena
56 56. Pilihan Raju
57 57. Frustasi Tingkat Tinggi
58 58. Kisahku Seperti Kue Nastar
59 59. Tidur Sore
60 60. Aku Lebih Suka Sup Goulash
61 61. Kontrak Kerja Sama
62 62. Jus Pakai Garam?
63 63. Nasi Bungkus Padang
64 64. Luka Yang Tergores Kembali
65 65. Nun Sukun dan Tanwin
66 66. Hujan Deras
67 67. Taqdir Allah Lebih Indah
68 68. Wanita Bergamis Hitam
69 69. Di Luar Dugaan
70 70. Kekhawatiran
71 71. Pagi Yang Penuh Semangat
72 72. Cinta Lama Yang Berkembang
73 73. Hari Sabtu Yang Ditunggu
74 74. Acara Lamaran Fatimah
75 75. Bioskop Atau Bareng Suami?
76 76. Kamar Mandi
77 77. Aku Benci Perselingkuhan
78 78. Gak Konsen
79 79. Silaturahim Bibir
80 80. Kebahagiaan Seorang Sahabat
81 81. Seandainya
82 82. Kejutan
83 83. Siapa laki laki itu?
84 84. Ruang Oprasi
85 85. "Coba Lihat Aja?"
86 86. Neng Nadia
87 87. Kamu Suka?
88 88. PERGI!
89 89. Di bawah Payung Hitam
90 90. Masih seperti yang dulu
91 91. "Maaf, ummi!?"
92 92. Kurang!"
93 93. Dokternya kamu, ya aku?"
94 94. Jodoh Masa Kecilku
95 95. Alhamdulillah...
96 96. Dimana kamu, Sayang?
97 97. Adonan
98 98. Gak Usah Basa basi
99 99. Aku Gendutan ya?"
100 100. Takut
101 101. Kekecewaan
102 102. Alat Tes Kehamilan
103 103. Pilu
104 104. Tom And Jerry
105 105. Terima Kasih!
106 106. Awas Kamu ya?
107 107. Rahasia
108 108. "Aku Monica! "
109 109. Pilih Apa?
110 110. Tasyakuran
111 111. Si Robet
112 112. Kemarahan Raju
113 113. Abang?
114 114. "Kualat"
115 115. Malam Peresmian
116 116. Bandara
117 117. Aku pulang!
118 118. Sop Iga
119 119. Permintaan Ku
120 120. Opletnya Mandra
121 121. Belum bisa Move On
122 122. Gudang
123 123. Berlumur Darah
124 124. "Mas, kamu kenapa?"
125 125. Merawat mu
126 126. "MAAF"
127 127. Mengundurkan Diri
128 128. Ke Kota B
129 Villa Penuh Kenangan
130 Panti Asuhan Al Kautsar
131 131. Murka Sang Papih
132 132. Cocok Punya Anak
133 133. Aku Pulang
134 134. Kejutan
135 135. "Kenapa ada yang lucu ya? "
136 137. Kebakaran
Episodes

Updated 136 Episodes

1
Bab. 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab. 4
5
Bab. 5
6
Bab. 6
7
Bab. 7
8
Bab. 08
9
9. CEO Saklek
10
09. Miss Bee
11
11. Tempat Kenangan
12
12. Si Otak Dollar
13
13. Belum Berstatus Suami-istri
14
14. Teman Lama Bertemu Kembali
15
15. Paper Bag Berwarna Jingga
16
16. Makan Malam
17
17. Kesedihan dalam Curhatan
18
18. Jambu Biji Merah
19
19. Pil Penenang
20
20. "Ini apartemen apa rumah makan yang habis dijajah orang?"
21
21. Wanita Seribu Tangan
22
22. Password Baru
23
23. Salah Pegang
24
24. Tersesak Udang Saus Padang
25
25. Ke Rumah Mertua
26
26. Kiranti Obat Sedih
27
27. Berganti Peran
28
28. Dalam Kebimbangan
29
29. Ada Rasa
30
30. Perkara Roti Sobek
31
31. Belajar Mengaji
32
32. Sebagai Permintaan Maaf
33
33. Belanja Bersama
34
34. Mencium Tangan
35
35. Hancur dan Pupus
36
36. Gadis Kecil Itu.
37
37. Akhirnya Ku Menemukanmu
38
38. Ratu Gosip
39
39. Permintaan Maaf
40
40. Kangen Masakkan Kamu
41
41. Malu
42
42. Cincin Pilihan Yusuf
43
43. Terkejut
44
44. Pasar Malam
45
45. Aku belum Siap, Mas!"
46
46. Perkara CCTV
47
47. Jam Tangan Couple
48
48. Bajigur dan Kue Pisang
49
49. Switer Yang Bikin Panas semakin Memanas
50
50. Lebah Keciku
51
51. Menyatukan Perasaan
52
52. Arman Sahabat Masa SMA
53
53. Dilema
54
54. Cewe Petakilan
55
55. Sarung Mukena
56
56. Pilihan Raju
57
57. Frustasi Tingkat Tinggi
58
58. Kisahku Seperti Kue Nastar
59
59. Tidur Sore
60
60. Aku Lebih Suka Sup Goulash
61
61. Kontrak Kerja Sama
62
62. Jus Pakai Garam?
63
63. Nasi Bungkus Padang
64
64. Luka Yang Tergores Kembali
65
65. Nun Sukun dan Tanwin
66
66. Hujan Deras
67
67. Taqdir Allah Lebih Indah
68
68. Wanita Bergamis Hitam
69
69. Di Luar Dugaan
70
70. Kekhawatiran
71
71. Pagi Yang Penuh Semangat
72
72. Cinta Lama Yang Berkembang
73
73. Hari Sabtu Yang Ditunggu
74
74. Acara Lamaran Fatimah
75
75. Bioskop Atau Bareng Suami?
76
76. Kamar Mandi
77
77. Aku Benci Perselingkuhan
78
78. Gak Konsen
79
79. Silaturahim Bibir
80
80. Kebahagiaan Seorang Sahabat
81
81. Seandainya
82
82. Kejutan
83
83. Siapa laki laki itu?
84
84. Ruang Oprasi
85
85. "Coba Lihat Aja?"
86
86. Neng Nadia
87
87. Kamu Suka?
88
88. PERGI!
89
89. Di bawah Payung Hitam
90
90. Masih seperti yang dulu
91
91. "Maaf, ummi!?"
92
92. Kurang!"
93
93. Dokternya kamu, ya aku?"
94
94. Jodoh Masa Kecilku
95
95. Alhamdulillah...
96
96. Dimana kamu, Sayang?
97
97. Adonan
98
98. Gak Usah Basa basi
99
99. Aku Gendutan ya?"
100
100. Takut
101
101. Kekecewaan
102
102. Alat Tes Kehamilan
103
103. Pilu
104
104. Tom And Jerry
105
105. Terima Kasih!
106
106. Awas Kamu ya?
107
107. Rahasia
108
108. "Aku Monica! "
109
109. Pilih Apa?
110
110. Tasyakuran
111
111. Si Robet
112
112. Kemarahan Raju
113
113. Abang?
114
114. "Kualat"
115
115. Malam Peresmian
116
116. Bandara
117
117. Aku pulang!
118
118. Sop Iga
119
119. Permintaan Ku
120
120. Opletnya Mandra
121
121. Belum bisa Move On
122
122. Gudang
123
123. Berlumur Darah
124
124. "Mas, kamu kenapa?"
125
125. Merawat mu
126
126. "MAAF"
127
127. Mengundurkan Diri
128
128. Ke Kota B
129
Villa Penuh Kenangan
130
Panti Asuhan Al Kautsar
131
131. Murka Sang Papih
132
132. Cocok Punya Anak
133
133. Aku Pulang
134
134. Kejutan
135
135. "Kenapa ada yang lucu ya? "
136
137. Kebakaran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!