15. Paper Bag Berwarna Jingga

Sinar mata hari sudah meninggi. Segala aktifitas di pagi ini sudah mulai terisi. Nadia yang sudah turun dari tangga untuk menemani tante Retno yang sedang asyik mengisi setiap vas bunga dengan bunga bunga mawar dan bunga lili. Sudah tiga hari ini Nadia berada lagi di rumah kediaman om Brama. Dimana semua sangat mengkhawatirkan Nadia.

"Tante bunganya banyak banget, tan?" Nadia melihat banyak bunga yang sudah Tante Retno masukan ke dalam vas bunga. Ada sebagian yang masih belum terisi dengan bunga.

"Loh kamu lupa ya, nak. Malam ini sahabat ayahmu juga om Brama akan datang untuk makan malam dan membahas apa yang pernah om katakan kepadamu seminggu lalu?" Tante Retno melihat sekilas wajah Nadia namun fokus kembali memotong tangkai bunga yang di sesuaikan dengan tinggi dari vas tersebut.

Sejenak Nadia berfikir dan mengingatnya. Dan dia baru ingat bahwa tante Retno dan om Brama pernah memberitahukan Nadia saat ia pulang dari rumah sakit ketika itu. "Oooh ya. Nadia lupa tante?"

"Syakila sudah memberikan gaun yang akan kamu pakai kan?" Retno sudah merangkai bunga tersebut dengan indah dan meletakkannya di tengah tengah meja makan. Dan sebagian ada yang ia letakkan di sudut ruangan di ruang tamu dan ruang TV.

"Belum, tan." Nadia meletakan vas bunga di rumah tamu. Dan ketika ia akan kembali ke tempat tante Retno tiba tiba ponselnya berdering. Di lihatnya dari toko pelangi tiga. "Tan, maaf Nadia terima telpon dulu ya, tan! " Nadia berbicara di dekat ruang tamu dan yang berbicara di seberang sana adalah bu Farid.

Lima menit Nadia berbicara si telpon dan ia segera berpamitan kepada tante Retno karena ada hal penting yang harus di selesaikan oleh Nadia di toko kue miliknya. "Tan mohon maaf Nadia sepertinya harus ke toko hari ini juga, ada hal yang harus Nadia urus, tan!" Nadia bersalaman kepada tante Retno setelah ia mencium punggung tangan tantenya dan memberikan ciuman di kedua pipi tante Retno.

"Inget ya sayang jangan telat pulangnya, karena sahabat ayahmu akan datang kesini malam ini!!" Teriak tante Retno yang melihat Nadia sedikit berlari.

"Insyaa Allah sebelum magrib Nadia sudah sampai rumah lagi, tan!" Teriaknya saat ojek online yang ia pesan sudah tiba. "Dadah, tan. Assalamu'alaikum." Nadia menutup pintu.

Sebelumnya tante Retno menyuruh agar Nadia diantar oleh supir. Namun Nadia menolaknya dengan halus karena bila ia menggunakan mobil itu akan sedikit menghambat perjalanan nya untuk lebih cepat tiba di sana. Dan akhirnya Nadia memilih naik ojek online dan ketika pulang nanti dia akan membawa motor metiknya ke rumah sang om.

*

*

*

Tiba di toko kue Nadia langsung memberikan helem yang ia gunakan kepada bapak ojek separuh baya. "Terimakasih ya, pak! " Nadia juga mengulurkan uang seratus ribuan. Sedangkan tarif untuk ia sampai ke tempat tujuan hanya enam puluh ribuan.

"Neng ini kembaliannya!" Teriak bapak tukang ojek online. "Berkah selalu ya, neng!" Bapak berjaker hitam hijau itu tersenyum tak kala melihat Nadia tersenyum kepadanya.

"Gak apa-apa pak, ambil saja. Aamiin!" Nadia masuk ke dalam toko di sana wajah bu Farid dan beberapa pekerja menatap wajah Nadia dengan lega.

"Assalamu'alaikum, bagaimana kejadiannya?" Dan Nadia melihat semua kue kue berhamburan di lantai dan Nadia bersyukur tidak ada korban.

"Wa'alaikum salam!" Ucap mereka bersamaan. Dan salah satu karyawan Nadia menceritakan kejadiannya saat ia baru akan membuka toko kue.

Saat pagi tadi ada beberapa orang asing yang sudah mengobrak abrik toko kue Nadia. Entah siapa yang melakukan. Namun Randi seperti. mempunyai insting bila yang melakukan hal tersebut adalah toko kue di seberang sana yang sejak awal Nadia membuka cabang baru di sini pemilik toko kue seorang tokonya selalu berbicara tidak baik kepada mereka dan kemarin pemilik toko kue Mentari (nama toko kuenya) ia mengancam akan membuat toko kue Nadia tutup. Tia pun membenarkan perkataan Randi karena waktu sore kemarin Randi dan Tia yang sedang menjaga toko.

"Lalu kenapa bu Farid bisa berada di sini?" Tanya Nadia.

"Kebetulan saya dan Joko mengantarkan beberapa bahan kue yang sudah Tia pesan karena kehabisan stock bahan bakunya, neng! " Jelas bu Farid.

"Besok besok kalau memang ada kejadian seperti ini lagi langsung telpon saja ke kantor polisi. Ooh ya sudah lihat CCTV yang di depan toko belum? Biar nanti bisa jadi bukti. Saya akan melaporkan hal ini, biar mereka gak berulah lagi."

"Tapi, mba. Sepertinya akan susah mengenali mereka karena mereka memakai topeng penutup wajah semua." Jelas Tia yang ketika itu sempat melihat para penjahat itu meninggalkan toko.

Saat Nadia melihat rekaman CCTV, Nadia melihat plat nomer salah satu dari penjahat tersebut. "Ini bisa kita berikan kepada polisi untuk bukti laporannya. Tia nanti kamu ikut saya ke kantor polisi, ya!"

Nadia pulang ke rumah bersama Tia untuk mengambil motor miliknya di rumah. Dan mengambil beberapa keperluan yang ia butuhkan tak lupa ia membawa laptop miliknya. Saat Nadia sudah mengeluarkan motor metik merahnya. Mbah Rumi tetangga sebelah rumahnya menghampiri dirinya.

"Assalamu'alaikum, neng Nadia. Baru kelihatan toh?" Sapa mbah Rumi

"Wa'alaikum salam, iya mbah. Mbah sehat?" Nadia mencium pungung tangan mbah Rumi.

"Alhamdulillah, sehat. Neng, si mbah rencana mau jual atau ngontrak ini rumah si mbah. Karena anak si mbah minta untuk si mbah tinggal sama dia di kota H. Barang kali neng Nadia ada kenalan mau ngontrak atau beli rumah simbah?" Ucap mbah Rumi tersenyum kepada Tia yang ada di sebelah Nadia.

"Nanti Nadia coba cari tahu ya mbah, kalau ada nanti Nadia akan sampaikan kepada mbah Rumi. Dan mohon maaf, banget Nadia buru buru ada urusan, mbah. Jadi Nadia mohon pamit ya mbah?" Nadia menaiki motor metiknya berasal Tia setelah menggembok semua pintu rumah dan pagar rumahnya.

"Iya silahkan, neng. Hati hati di jalan!"

"Assalamu'alaikum!" Nadia berlalu dari hadapan mbah Rumi sambil menurunkan kepala tanda menghormati yang tua.

Saat Nadia berlalu salah satu tetangga Nadia ada yang mendekati mbah Rumi. "Si mbah tau si Nadia itu kemana aja, dia ngomong apa aja sama simbah?" Tanya Narti tetangga yang hobinya suka bergosip.

"Narti, Narti kamu tuh jadi orang selalu ingin tahu aja urusan orang lain. Sudah sana urusin aja dapur kamu, nanti tu masakan mu gosong." Jawab Mbah Rumi yang berlalu pergi dari depan rumah Narti.

"Hiihhh simbah dasar. Samanya sama si Nadia. Sok jadi orang paling alim aja." Gerutu bu Narti mengumpat di belakang mbah Rumi dan saat ia masuk ke dalam rumahnya ia mencium bau gosong. Dan benar saja tempe gorengnya sudah menghitam.

*

*

*

Nadia sudah memberikan bukti dan keterangan kepada polisi. Dan dia berharap polisi bisa menemukan penjahat pe jahat yang sudah merusak toko kue miliknya. Bukan hanya merusak penjahat itu pun memberikan peringatan kepada Nadia lewat kertas yang berisi ancaman kepada Nadia dan para pekerja nya. kertas itu pun Nadia serahkan kepada polisi untuk di jadikan bukti.

Setelah menyelesaikan urusannya di kantor polisi Nadia dan Tia kembali lagi kerja toko kue disana bu Farid dan Randi serta dua orang pekerja dari toko pelangi dua datang untuk membantu mereka membereskan semua yang sudah di acak acak dan di rasakan para penjahat tersebut.

Saat Nadia akan masuk sebuah mobil berhenti di depan tokoknya. "Assalamu'alaikum, Dek Nadia?" Pria berkemeja baby blue tersebut turun dan mendekati Nadia saat Nadia dan Tia turun dari motor.

Nadia menyuruh Tia untuk masuk duluan ke toko. "Wa'alaikum salam, kak Yusuf!" Nadia melihat pria yang sudah mengisi hatinya tersenyum kepadanya dan Yusuf memberikan paper bag berwarna jingga kepada Nadia. "Apa ini, kak?" Nadia masih ragu untuk menerimanya.

"Kebetulan kemarin kakak habis ke luar kota dan kakak tahu kalau kamu suka dengan batik dari solo!" Yusuf membelikan baju gamis bermotif batik yang sederhana namun sangat cantik bagi nya ketika Nadia yang memakainya.

"Terima kasih, kak. Berkah selalu untuk kak Yusuf. Kok kak Yusuf tau kalau Nadia ada di sini?" Nadia hendak mengobrol di dalam dan seseorang melewati Nadia dan Yusuf dengan berjalan seperti orang mencari perhatian.

"Makanya jadi orang jangan sombong. Kena kan tokonya di obrak abrik sama perampok!" Ketua ibu ibu yang bertubuh gempal dengan hiasan yang sangat menor dan seperti toko emas berjalan.

Nadia hanya tersenyum tidak menimpali nya. Dan mengajak Yusuf untuk masuk ke dalam toko yang sedikit sudah di rapih.

"Siapa ibu ibu itu, dek?" Yusuf masih melihat ke arah ibu ibu tersebut. Dimana ibu ibu itu berjalan ke arah toko sebrang toko kue Nadia

"Nadia juga gak kenal, kak? Sepertinya dia orang baru yang baru menyewa toko di depan.

Saat Yusuf masuk dia melihat tembok toko kue yang masih kotor dan beberapa pecahan dari toples toples kue kering yang biasa Nadia gunakan.

" Astagfirullah, siapa yang melakukan ini?" Tanya Yusuf.

"Entahlah, kak. Kak Yusuf tahu Nadia ada disini dari Kiren, iya?"

"Iya, Kiren yang kasih tau kalau toko kue milikmu ada yang menjajah." Yusuf memberikan senyuman ketika ia melihat beberapa pekerja Nadia sedang merapihkan ruangan toko.

"Sebentar ya kak, ada hal yang mau Nadia sampaikan sama mereka." Nadia menunjuk kepada para pekerjanya saat Yusuf duduk di tempat duduk yang ada di toko kue Nadia.

Yusuf menganggukkan kepalanya tanda mempersilahkan Nadia melakukannya.

Nadia mengumpulkan para pekerja yang ada di toko tersebut. Ia memberi tahu kan bila toko kue pelangi cabang tiga ini akan ditutup sementara selama perbaikan dan perenovasian yang akan di lakukan. Tia sementara membatu di toko kue pelangi dia sedangkan Randi dan dua lainnya membatu di toko kue pusat. Karena di sana memerlukan banyak orang untuk membantu pembuatan kue yang biasanya lebih banyak pesanan dari luar daerah.

Bu Farid akan pamit untuk kembali ke toko kue pusat. Namun Nadia mencegahnya karena ada hal yang ingin Nadia sampaikan kepada bu Farid, pekerja yang sudah bekerja saat ibunya baru buka toko kue 5 tahunan yang lalu.

Nadia bertanya apakah bu Farid masih mengontrak di kontrakan petakan bersama anak anaknya. Apalagi Nadia tahu belum lama suami bu Farid sudah tiada karena korban tabrak lari. Jadi Nadia di jalan tadi memikirkan perkataan mbah Rumi yang akan mengontrakan rumahnya. Dan Nadia berniat akan mengontrakkan nya untuk bu Farid dan ke 4 anaknya. Dan bila bila bisnisnya bersama Anyelir berhasil kemungkinan rumah itu akan ia belikan untuk bu Farid.

"Yaa Allah, neng. Ibu sangat seneng banget ketika neng Nadia udah bayarin kontrakan ibu waktu dulu, dan sekarang neng Nadia malah mau belikan rumah untuk ibu. Ibu sangat tidak enak hati, karena susah menjadi beban untuk neng Nadia." Bu Farid menangis di pelukan Nadia saat mendengar perkataan Nadia barusan.

"Ibu dan anak anak ibu doakan saja semoga apa yang Nadia harapkan Allah khobulkan dan Nadia bisa merealisasikan apa yang sudah Nadia niatkan untuk ibu dan keluarga." Nadia mengelus punggung bu Farid.

"Yaa Allah, mulia sekali hati neng Nadia. ibu dan anak anak tidak bisa membalas apa apa, cukup Allah yang membalas kebaikan neng Nadia dengan takdir yang baik baik untuk neng Nadia." Bu Farid menghapus air matanya.

Dan saat bu Farid hendak pulang ia melihat Yusuf yang duduk di dalam. Ia menyapa Yusuf dan berpamitan kepada semuanya.

Randi sedang membersihkan meja kasir bersama temannya Anton. "Mba Nadia itu baik banget ya, perhatian banget sama kita kita apa lagi sama keluarga bu Farid. Tadi elo dengar kan kalau? kalau mba Nadia mau ngebeli in bu Farid rumah yang di deket rumahnya." Ucap Randi.

"Iya, iya. Kalau gue jadi mba Nadia, gue bakalan renovasi rumah gue dulu biar megah dan mewah. Baru gue bahagiain orang lain. Hahahaha." Canda Anton yang baru beberapa bulan bekerja di toko kue milik Nadia.

"Hala elo. Mikirnya gitu sih. Makanya Allah gak nakdirin elo buat jadi kaya." Randi memukul Anton dengan kemoceng yang ada di tangannya.

Yusuf mendengar percakapan mereka berdua. Sudut bibirnya melebar dan ia berkata dalam hati nya. "Masyaallah Allah, kamu memang wanita yang berbeda, Nadia. Hatimu sangat mulia dan tulus dalam membantu orang lain.

Nadia datang dan menyaksikan pria yang ada di hadapannya sedang tersenyum sendiri. " Kenapa kak Yusuf senyum senyum sendiri. Memang ada hal yang lucu kah di sini?" Nadia meraih paper bag berwana jingga yang ia letakan di sofa dekat Yusuf.

"Ahhh, tidak. Tidak apa apa, sedang ingat sesuatu hal yang lucu aja. Dek, mau pergi kah?" Tanyanya saat Nadia juga meraih tas ransel miliknya yang tak jauh dengan paper bag miliknya.

"Kebetulan Nanad mau ke rumah mba Rumi sebentar setelah itu Nanad akan kembali ke kota H ke rumah om Brama." Nadia sudah memakai tas ranselnya.

"Mau kakak anter gak?" Yusuf berdiri dan mengekor di belakang Nadia.

Nadia mengucapkan salam kepasa semua pekerja yang ada di dalam dan me inggalkan toko kue tersebut.

"Nadia bawa motor sendiri saja, kak!"

"Baiklah kalau gitu kakak ikutin dari belakang ya?" Yusuf masuk ke dalam mobil dan melihat wanita yang sangat ia kagumi sedang memakai helem dan sudah menyalakan mesin motornya.

Terpopuler

Comments

Bang Ipul

Bang Ipul

hatimu sungguh mulia sekali nad

2024-06-12

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab. 4
5 Bab. 5
6 Bab. 6
7 Bab. 7
8 Bab. 08
9 9. CEO Saklek
10 09. Miss Bee
11 11. Tempat Kenangan
12 12. Si Otak Dollar
13 13. Belum Berstatus Suami-istri
14 14. Teman Lama Bertemu Kembali
15 15. Paper Bag Berwarna Jingga
16 16. Makan Malam
17 17. Kesedihan dalam Curhatan
18 18. Jambu Biji Merah
19 19. Pil Penenang
20 20. "Ini apartemen apa rumah makan yang habis dijajah orang?"
21 21. Wanita Seribu Tangan
22 22. Password Baru
23 23. Salah Pegang
24 24. Tersesak Udang Saus Padang
25 25. Ke Rumah Mertua
26 26. Kiranti Obat Sedih
27 27. Berganti Peran
28 28. Dalam Kebimbangan
29 29. Ada Rasa
30 30. Perkara Roti Sobek
31 31. Belajar Mengaji
32 32. Sebagai Permintaan Maaf
33 33. Belanja Bersama
34 34. Mencium Tangan
35 35. Hancur dan Pupus
36 36. Gadis Kecil Itu.
37 37. Akhirnya Ku Menemukanmu
38 38. Ratu Gosip
39 39. Permintaan Maaf
40 40. Kangen Masakkan Kamu
41 41. Malu
42 42. Cincin Pilihan Yusuf
43 43. Terkejut
44 44. Pasar Malam
45 45. Aku belum Siap, Mas!"
46 46. Perkara CCTV
47 47. Jam Tangan Couple
48 48. Bajigur dan Kue Pisang
49 49. Switer Yang Bikin Panas semakin Memanas
50 50. Lebah Keciku
51 51. Menyatukan Perasaan
52 52. Arman Sahabat Masa SMA
53 53. Dilema
54 54. Cewe Petakilan
55 55. Sarung Mukena
56 56. Pilihan Raju
57 57. Frustasi Tingkat Tinggi
58 58. Kisahku Seperti Kue Nastar
59 59. Tidur Sore
60 60. Aku Lebih Suka Sup Goulash
61 61. Kontrak Kerja Sama
62 62. Jus Pakai Garam?
63 63. Nasi Bungkus Padang
64 64. Luka Yang Tergores Kembali
65 65. Nun Sukun dan Tanwin
66 66. Hujan Deras
67 67. Taqdir Allah Lebih Indah
68 68. Wanita Bergamis Hitam
69 69. Di Luar Dugaan
70 70. Kekhawatiran
71 71. Pagi Yang Penuh Semangat
72 72. Cinta Lama Yang Berkembang
73 73. Hari Sabtu Yang Ditunggu
74 74. Acara Lamaran Fatimah
75 75. Bioskop Atau Bareng Suami?
76 76. Kamar Mandi
77 77. Aku Benci Perselingkuhan
78 78. Gak Konsen
79 79. Silaturahim Bibir
80 80. Kebahagiaan Seorang Sahabat
81 81. Seandainya
82 82. Kejutan
83 83. Siapa laki laki itu?
84 84. Ruang Oprasi
85 85. "Coba Lihat Aja?"
86 86. Neng Nadia
87 87. Kamu Suka?
88 88. PERGI!
89 89. Di bawah Payung Hitam
90 90. Masih seperti yang dulu
91 91. "Maaf, ummi!?"
92 92. Kurang!"
93 93. Dokternya kamu, ya aku?"
94 94. Jodoh Masa Kecilku
95 95. Alhamdulillah...
96 96. Dimana kamu, Sayang?
97 97. Adonan
98 98. Gak Usah Basa basi
99 99. Aku Gendutan ya?"
100 100. Takut
101 101. Kekecewaan
102 102. Alat Tes Kehamilan
103 103. Pilu
104 104. Tom And Jerry
105 105. Terima Kasih!
106 106. Awas Kamu ya?
107 107. Rahasia
108 108. "Aku Monica! "
109 109. Pilih Apa?
110 110. Tasyakuran
111 111. Si Robet
112 112. Kemarahan Raju
113 113. Abang?
114 114. "Kualat"
115 115. Malam Peresmian
116 116. Bandara
117 117. Aku pulang!
118 118. Sop Iga
119 119. Permintaan Ku
120 120. Opletnya Mandra
121 121. Belum bisa Move On
122 122. Gudang
123 123. Berlumur Darah
124 124. "Mas, kamu kenapa?"
125 125. Merawat mu
126 126. "MAAF"
127 127. Mengundurkan Diri
128 128. Ke Kota B
129 Villa Penuh Kenangan
130 Panti Asuhan Al Kautsar
131 131. Murka Sang Papih
132 132. Cocok Punya Anak
133 133. Aku Pulang
134 134. Kejutan
135 135. "Kenapa ada yang lucu ya? "
136 137. Kebakaran
Episodes

Updated 136 Episodes

1
Bab. 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab. 4
5
Bab. 5
6
Bab. 6
7
Bab. 7
8
Bab. 08
9
9. CEO Saklek
10
09. Miss Bee
11
11. Tempat Kenangan
12
12. Si Otak Dollar
13
13. Belum Berstatus Suami-istri
14
14. Teman Lama Bertemu Kembali
15
15. Paper Bag Berwarna Jingga
16
16. Makan Malam
17
17. Kesedihan dalam Curhatan
18
18. Jambu Biji Merah
19
19. Pil Penenang
20
20. "Ini apartemen apa rumah makan yang habis dijajah orang?"
21
21. Wanita Seribu Tangan
22
22. Password Baru
23
23. Salah Pegang
24
24. Tersesak Udang Saus Padang
25
25. Ke Rumah Mertua
26
26. Kiranti Obat Sedih
27
27. Berganti Peran
28
28. Dalam Kebimbangan
29
29. Ada Rasa
30
30. Perkara Roti Sobek
31
31. Belajar Mengaji
32
32. Sebagai Permintaan Maaf
33
33. Belanja Bersama
34
34. Mencium Tangan
35
35. Hancur dan Pupus
36
36. Gadis Kecil Itu.
37
37. Akhirnya Ku Menemukanmu
38
38. Ratu Gosip
39
39. Permintaan Maaf
40
40. Kangen Masakkan Kamu
41
41. Malu
42
42. Cincin Pilihan Yusuf
43
43. Terkejut
44
44. Pasar Malam
45
45. Aku belum Siap, Mas!"
46
46. Perkara CCTV
47
47. Jam Tangan Couple
48
48. Bajigur dan Kue Pisang
49
49. Switer Yang Bikin Panas semakin Memanas
50
50. Lebah Keciku
51
51. Menyatukan Perasaan
52
52. Arman Sahabat Masa SMA
53
53. Dilema
54
54. Cewe Petakilan
55
55. Sarung Mukena
56
56. Pilihan Raju
57
57. Frustasi Tingkat Tinggi
58
58. Kisahku Seperti Kue Nastar
59
59. Tidur Sore
60
60. Aku Lebih Suka Sup Goulash
61
61. Kontrak Kerja Sama
62
62. Jus Pakai Garam?
63
63. Nasi Bungkus Padang
64
64. Luka Yang Tergores Kembali
65
65. Nun Sukun dan Tanwin
66
66. Hujan Deras
67
67. Taqdir Allah Lebih Indah
68
68. Wanita Bergamis Hitam
69
69. Di Luar Dugaan
70
70. Kekhawatiran
71
71. Pagi Yang Penuh Semangat
72
72. Cinta Lama Yang Berkembang
73
73. Hari Sabtu Yang Ditunggu
74
74. Acara Lamaran Fatimah
75
75. Bioskop Atau Bareng Suami?
76
76. Kamar Mandi
77
77. Aku Benci Perselingkuhan
78
78. Gak Konsen
79
79. Silaturahim Bibir
80
80. Kebahagiaan Seorang Sahabat
81
81. Seandainya
82
82. Kejutan
83
83. Siapa laki laki itu?
84
84. Ruang Oprasi
85
85. "Coba Lihat Aja?"
86
86. Neng Nadia
87
87. Kamu Suka?
88
88. PERGI!
89
89. Di bawah Payung Hitam
90
90. Masih seperti yang dulu
91
91. "Maaf, ummi!?"
92
92. Kurang!"
93
93. Dokternya kamu, ya aku?"
94
94. Jodoh Masa Kecilku
95
95. Alhamdulillah...
96
96. Dimana kamu, Sayang?
97
97. Adonan
98
98. Gak Usah Basa basi
99
99. Aku Gendutan ya?"
100
100. Takut
101
101. Kekecewaan
102
102. Alat Tes Kehamilan
103
103. Pilu
104
104. Tom And Jerry
105
105. Terima Kasih!
106
106. Awas Kamu ya?
107
107. Rahasia
108
108. "Aku Monica! "
109
109. Pilih Apa?
110
110. Tasyakuran
111
111. Si Robet
112
112. Kemarahan Raju
113
113. Abang?
114
114. "Kualat"
115
115. Malam Peresmian
116
116. Bandara
117
117. Aku pulang!
118
118. Sop Iga
119
119. Permintaan Ku
120
120. Opletnya Mandra
121
121. Belum bisa Move On
122
122. Gudang
123
123. Berlumur Darah
124
124. "Mas, kamu kenapa?"
125
125. Merawat mu
126
126. "MAAF"
127
127. Mengundurkan Diri
128
128. Ke Kota B
129
Villa Penuh Kenangan
130
Panti Asuhan Al Kautsar
131
131. Murka Sang Papih
132
132. Cocok Punya Anak
133
133. Aku Pulang
134
134. Kejutan
135
135. "Kenapa ada yang lucu ya? "
136
137. Kebakaran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!