Sebuah ruangan sudah di hias dengan begitu indah, bunga bunga segar tercium baunya ketika masuk ke dalamnya. Makanan dan minuman minuman berwarna telah di tata rapih oleh para pelayan yang menggunakan seragam putih hitam. Semua tamu undangan sedang menikmati suguhan. Dan tamu tamu penting telah di sapa oleh Brama dan Retno sang istri, begitu juga dengan Marhen . Brama sedang asik mengobrol dengan sahabat lamanya yang merupakan sahabat dari ayah Nadia pula.
Ritual lamaran pun telah di selesaikan. Senyum manis mengembang di wajah Syakila dan Adrian. Cincin berlian yang cukup indah telah menghias jari manis Syakila. Syakila memanggil Nadia yang tak jauh dari keberadaan mereka berdua.
"Nadia!" teriak Syakila karena di dalam terlalu bising dengan suara suara musik dan banyak orang.
Nadia sedang menikmati satu gelas jus yang masih bersisa setengah, ia menoleh ke asal suara yang memanggilnya. Nadia hendak meletakan gelas ke atas meja yang berada di sampingnya, namun ketika Nadia hendak berbalik seseorang dengan tubuh tegap menabraknya, dimana di tangan pria tersebut memegang segelas minuman berwana merah yang baru saja ia ambil dari atas meja.
Brukkk
Gamis berukat Nadia basah karena hampir semua isi dari gelas itu terkena tubuhnya, begitu juga dengan pria yang ada di hadapan Nadia. Nadia sibuk menyapu nyapu basahan di tubuhnya dengan wajah tertunduk tanpa menoleh ke arah pria tersebut.
"LO GAK PUNYA MATA!, LIAT NIH JAS GUE BASAH AKIBAT ULAH LO!" omel pria tersebut dengan kesal hingga membuat orang yang ada di sekitar mereka menoleh ke arah suara pria tersebut.
Nadia tidak menghiraukan umpatan yang ke luar dari pria tersebut. Namun sepertinya Nadia pernah mendengar suara pria tersebut hingga membuat wajah nya mendongak ke arah pria yang ada di depannya. "Anda!" pekik Nadia sambil menatap wajah pria tersebut dengan satu jari telunjuk di hadapannya namun dengan keras pria tersebut memegang pergelangan Nadia dengan keras dan Nadia merasa kesakitan. "Awww!" Pekik Nadia
Syakila yang melihat kejadian itu langsung menghampiri mereka berdua di ikuti dengan Adrian di belakangnya. "Lepasin adik saya!" dengan cepat Syakila melerai mereka berdua. Syakila meraih tangan Nadia dari genggaman pria bertubuh tinggi nan tegap dengan wajah tampannya yang dihiasi kemarahan.
"Pak Raju?" Panggil Andrian yang mengenal pria yang ada di hadapan Syakila dan Nadia.
Perlahan Raju melepaskan tangan Nadia. Sambil melihat ke arah Adrian dan berlalu dari mereka bertiga.
Syakila langsung membuka kancing dari pergelangan tangan Nadia. Terlihat jelas warna merah dari kulit putih tangan Nadia. "Pasti ini terasa sakit ya, Nad!" ucap Syakila dengan ekspresi kasihan.
"Gak kok" Nadia langsung menutup pergelangan tangannya yang tadi di buka oleh Syakila dengan cepat agar Adrian tidak melihatnya.
Sedangkan Adrian hendak mengejar Raju namun tangannya di tarik oleh Syakila. "Gak usah mengejar orang sombong itu!" gerutu Syakila dengan memanyunkan kedua bibirnya.
"Pak Raju itu rekan bisinis ku, sayang. jarang jarang loh dia mau datang ke acara seperti ini. Jadi ini merupakan suatu kehormatan bagi kita karena orang seperti pak Raju bisa datang ke acara lamaran ini." Ucap Andrian menjelaskan. Karena keluarga Raju merupakan keluarga nomer satu dalam persaingan bisnis.
"Kak Syakila aku mau ke toilet dulu membersihkan pakaianku yang kotor!" Ucap Nadia yang hendak melangkah melalui mereka berdua namun Syakila meraih tangan Nadia.
"Perlu aku temani tidak, Nad? Tanya Syakila yang khawatir dengan sepupunya tersebut.
"Gak perlu, kak. ini kan acara lamaran kak Syakila pasti akan banyak teman teman kakak yang mencari dan mengucapkan selamat." Perlahan Nadia melepaskan tangan Syakila sambil mengembangkan senyum kepadanya. Syakila pun tersenyum.
"Hati hati ya, Nad!" Ucapnya lalu memeluk tangan Adrian dan berlalu dari tempat tersebut dan ada beberapa orang meneriaki Syakila dengan senyum bahagia. Tiga sahabat Syakila menghampiri dengan langsung memeluknya, hingga membuat Adrian yang hendak bertanya tentang Nadia ia urungkan.
"Mas ke sana ya, sayang!" Ucap Adrian sambil menunjuk ke arah sekelompok orang orang penting yang sedang bersenda gurau dimana ada calon mertuanya dan papah nya Adrian yang berbincang bincang dengan yang lainnya.
Sampainya Nadia di toilet ia langsung membersihkan noda yang ada pada bajunya dengan mencipratkan air dan perlahan ia menggosok gosokan nya. Gamis berukat berwarna nude tersebut menjadi basa dan sedikit meluntur noda dari gamis tersebut namun meninggalkan bekas basah yang terlihat jelas. Perlahan ia menerka nerka dengan suara pria tersebut.
"Aku sepertinya pernah mendengar suara laki laki itu tapi dimana ya!" gumam Nadia sambil mengingat ingat kejadian yang tempo hari ketika si mall. "Ooh iya, aku baru ingat suara itu sama seperti pria yang waktu itu menabrak ku ketika di mall." Mata Nadia berbinar ketika ia baru menyadari suara dari pria tersebut.
Kini Nadia bercermin melihat riasan pada wajahnya yang cukup natural namun tetap saja ia tidak menyukai dengan polesan di wajahnya. Ia memutar keran pada wastafel yang ada di hadapannya namun dengan bersamaan suara di ponselnya berdering. Ia merogoh ponsel yang ada di dalam tas kecilnya yang hanya bisa berisi hand phone dan ia selipkan satu kartu ATM pada tas tersebut. Ia tatap layar ponselnya nama Yusuf.
"Wa'aikum salam, kak!" jawab Nadia ketika orang di sebrang sana mengucapkan salam kepadanya. Tangannya perlahan memutar kembali keran yang tadi tak jadi ia pegang.
"Kamu sedang di dalam kamar mandi kah? tanya Yusuf yang mendengar suara percikan air.
"Ahhh ia, Nadia sedang membersihkan wajah di wastafel kak! ada apa kak Yusuf nelpon Nadia?" jawab Nadia yang sedikit gugup karena takut Yusuf berpikir dirinya ada di dalam kamar mandi.
"Oohh, begitu. Loh emangnya kak Yusuf gak boleh nelpon nih?" Canda Yusuf.
"Gak... gak... boleh kok kak!" Jawab Nadia yang sudah selesai membersikan lipstik pada bibirnya dan menutup kembali keran. Dan kakinya perlahan meninggalkan toilet. Dan menuju ke acara Syakila kembali. Namun matanya melihat ke arah depan di lihatnya Raju yang baru keluar dari toilet laki laki namun kini ia sudah berganti jas yang berbeda.
Raju hanya menatap Nadia sebentar dengan tatapan yang angkuh. Raju berlalu dari hadapan Nadia karena toilet yang mereka gunakan hanya bersebelahan.
"Tunggu" Hai pak tungguuu!" teriak Nadia hendak memanggil Raju namun ia tidak tahu siapa namanya dan ia hanya mendengar samar samar ketika Adrian menyebut nama Raju.
"Ada apa, Nadia?" tanya Yusuf yang mendengar teriakan Nadia dimana panggilan mereka masih berlangsung di ponsel masing masing.
"Ahh... maaf kak Yusuf. Nadia ada urusan dulu sebentar. Nanti kita lanjut lagi kalau Nadia sudah di rumah om ya. Assalamu'aikum." Nadia langsung mengakhiri telponnya dengan Yusuf tanpa mengunggu jawaban Yusuf di sebrang sana.
"Wa'alikum salam." Jawab Yusuf dengan menatap ponselnya yang sudah kembali ke layar semula.
Dengan cepat Nadia hendak mengejar Raju yang sudah sedikit jauh darinya. Nadia mengejar Raju hanya ingin mengembalikan cincin yang ia temukan ketika kejadian di mall dua Minggu yang lalu.
Raju tak menghiraukan panggilan dari Nadia karena Pikirnya ia tidak mengenal wanita tersebut. Gunawan sedang menunggu kedatangannya di pintu masuk acara. Gunawan adalah asisten kepercayaan Raju yang sekaligus sahabat dekat Raju. Dimana ada Raju disitu pasti ada Gunawan sang asisten. "Raj, ada cewe yang ngejar ngejar lo tuh!" Ucap Gunawan yang melihat Nadia sedikit berlari ke arah mereka.
"Lo urus aja itu cewe, gue gak ada urusan. Paling paling dia sama aja sama cewe yang lain yang selama ini pengen deketin gue! Jawab Raju yang melangkah lebih cepat meninggalkan Gunawan seorang diri di depan pintu masuk.
hoes.. hoes
Nafas Nadia sedikit terengah engah ketika ia sudah di depan Gunawan.
Gunawan hanya menatap wajah cantik Nadia dengan balutan jilbab yang dipadu padankan dengan warna gamis brukatnya.
"Maaf apakah anda mengenal orang yang barusan masuk ke dalam?'" Tanya Nadia ketika ia sudah menyesuaikan nafasnya.
Gunawan masih belum menjawab karena masih terfokus dengan wajah Nadia. "Gila nih cewe cantik banget bikin hati adem ngeliatnya" Gumam Gunawan dalam hatinya. Sampai sampai Nadia melambaikan tangannya di hadapan Gunawan.
"Hai... Hallo!" Nadia mencoba menyadarkan pria di depannya.
"Ahh.. ia maaf" Gunawan terbangun dari hayalan nya. "Ada apa kamu nanyain boss saya?" Ucap Gunawan mengulurkan tangannya hendak berkenalan dengan Nadia. "Saya Gunawan" Ucapnya.
Namun Nadia hanya menangkupkan kedua tangaannya di dada. "Saya Nadia" balas Nadia.
Gunawan sedikit malu karena Nadia menjaga dirinya agar tidak tersentuh dengan Gunawan. Gunawan menggaruk kepalanya yang tida gatal. "Wissss kaya cewe yang di filem ayat ayat cinta aja gak mau ke sentuh dengan lawan jenis!" lagi lagi Gunawan hanya berbicara dalam hatinya.
Nadia mengeluarkan cincin yang selama ini ia selalu ia bawa bawa kemanapun ia pergi. Karena ia berfikir ketika ia bertemu dengan sang pemiliknya ia akan mengembalikan cincin berlian yang di dalamnya ada inisial huruf C. "Ini saya hanya ingin mengembalikan cincin ini kepada boss anda ketika waktu itu ia menabrak saya. Ucap Nadia mengingatkan kejadian tersebut kepada Gunawan
Dimana Gunawan ketika itu ada di samping Raju tanpa melihat wajah Nadia. Karena ketika ia hendak menolong Nadia yang terjatuh Raju langsung memanggilnya dan meninggalkan Nadia.
"Oohh kamu wanita yang waktu di mall itu?" Gunawan meraih cincin yang ada di tangan Nadia dengan ambil mengingat kejadian dua Minggu yang lalu "Terima kasih, saya akan mengembalikan cincin ini kepada bos saya."
"Saya permisi masuk dulu!" Nadia berlalu melewati Gunawan yang sedang menatap cincin yang ada di tangannya.
"Baik. Terimakasih Nadia!" Gunawan masih melihat lihat cincin tersebut. "Ini kan cincin yang waktu itu Raju beli untuk acara pernikahannya" Gunawan berbicara sendiri dan memasukan cincin itu kedalam saku jasnya.
Ponselnya berdering panggilan dari Raju yang mengumpat di dirinya di dalam telpon. " Ya ya, tar juga gue masuk. Gue abis ketemu cewe cantik, mas bro!" Jawab Gunawan sambil melangkah dan Raju sudah mematikan panggilannya tanpa mendengar ucapan terakhir Gunawan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Bang Ipul
jadi penasaran si nadia ams siapa nanti yusuf apa raju
2024-06-11
0