11. Hari Pernikahan

"Jadi kapan aku bisa menikah dengan Ros Aki?" tanya Barra tidak sabaran

Lelaki itu hanya tersenyum mendengar ucapan Barra.

"Terserah padamu Pangeran," jawab Ki Suryo

"Baiklah aku mau nanti malam, kamu menjadi saksi pernikahan kami," pinta Barra

"Baik,"

Kamipun berpamitan dan segera kembali ke. rumah Barra.

"Apa tidak terlalu cepat kalau kita menikah nanti malam, bukannya kita harus mempersiapkannya dengan matang?" tanyaku bingung

"Aku sudah mempersiapkan segalanya, kau tidak usah khawatir," jawabnya enteng

"Bagaimana dengan kedua orang tuaku, bukannya aku perlu ayahku untuk menjadi wali nikahku?" tandasku lagi

"Tidak usah khawatir, nanti malam mereka pasti akan datang, aku sudah menyuruh orang untuk menjemputnya," balas Barra membuatku benar-benar tidak habis pikir, kalau ia akan sudah merencanakan semuanya dengan matang, sampai menjemput kedua orang tuaku di Tegal yang begitu jauh.

Sesampainya di rumah, ia menyuruhku untuk istirahat.

"Istirahatlah, karena nanti malam kamu harus bergadang," goda Barra membuatku tersipu malu

Aku segera masuk kamarku dan beristirahat.

Tepat pukul setengaj lima aku bangun dan langsung mandi.

Ketika aku akan berganti pakaian tiba-tiba dua orang wanita cantik sudah tersenyum menyambutku. Rupanya mereka adalah perias pengantin, yang akan merias dan mendadani aku untuk menjadi Ratu sehari.

Satu jam lebih mereka meriasku wajahku, hingga aku sendiri tidak mengenali diriku sendiri. Aku terlihat pangling, mungkin karena jarang dandan makannya aku tampak berbeda saat memakai make up tebal.

Aku tersenyum melihat diriku sendiri yang ternyata cantik kalau di make over, maaf bukannya sombong tapi itu benar.

Selesai merias kedua wanita ini mengajakku kesebuah bangunan yang menurutku lebih mirip dengan masjid tua, dan Barra sudah menungguku disana.

Senyuman manis terpancar di wajahnya membuatnya semakin terlihat rupawan bak seorang pangeran, tatapanku tiba-tiba terhenti pada dua orang yang sangat aku rindukan. Bapak dan Ibu sudah sampai disana juga. Tapi tatapan keduanya kosong, dan mereka juga hanya terdiam saat aku menyalaminya.

"Apa kabar Bu, kapan sampai?" tanyaku basa-basi sambil mencium tangannya

"Barusan," jawabannya datar, begitu juga dengan ayah yang hanya tersenyum datar dan tidak berkata apa-apa.

Aku segera duduk bersanding bersama Mas Barra, dan Ki Suryo tampak duduk disebelahku.

Seorang yang bertindak sebagai penghulu duduk didepan kami.

Ketika Akad nikah dimulai, angin berhembus sangat kencang ditambah gemuruh petir yang terus-menerus menggelegar. Hujan lebat disertai angin ****** beliung dan petir yang terus menyambar, membuat Ki Suryo langsung bangun dan menancapkan keris pusakanya ke tanah.

Hujanpun seketika reda, dan angin ****** beliung seakan menghilang entah kemana. Begitu juga suara halilintar langsung mereda setelah untuk beberapa saat, dan kamipun melanjutkan proses Ijab Qobul.

Ketika Mas Barra mengucapkan Ijab Qobul, angin kembali berhembus kencang dan kali ini lebih kencang dari sebelumnya, hingga menumbangkan pohon-pohon disekitar masjid.

Hujan deras kembali turun, dan suara petir terus menggelegar, sepertinya alam sedang murka atau tidak merestui pernikahan kami.

Mbah Surya kembali mencabut kerisnya dan bersedakap sambil membaca mantera namun kali ini ia tidak mampu menghentikan angin ribut dan hujan badai seperti sebelumnya.

Tubuh tuanya justru terhempas angin hingga jatuh terjerembab di di tanah, lelaki itu mencoba bangkit dan masuk kedalam Masjid.

"Sepertinya alam tidak merestui pernikahan kalian," ucapnya membuatku merasa sedih

Semua orang yang berada disana saling berbisik membahas ucapan Ki Suryo.

Aku hanya menunduk karena merasa tidak enak hati, namun Barra yang sudah resmi menjadi suamiku justru menyemangati aku untuk tegar menghadapi semuanya.

"Ini adalah ujian pernikahan kita, walaupun banyak yang menentang tapi aku akan tetap mendampingi dan melindungi kamu, istriku, jadi jangan ragu, percayalah kita akan menjadi pasangan yang bahagia," tutur Barra menguatkan aku

Aku hanya tersenyum sambil mengangguk, Berapa bahagianya aku memiliki suami seperti Mas Barra yang sangat perhatian dan penyayang, setidaknya dia lebih baik daripada Rizal mantaku yang bajing*n itu.

Tidak berselang lama terdengar suara merdu orang ya sedang membaca ayat suci Al-Qur'an, sama seperti yang kudengar kemarin malam. Kali ini suara terdengar lebih keras da sangat merdu. Kuedarkan pandanganku untuk mencari tahu siapa yang sedang bertilawah di hari pernikahan aku ini.

Ajaibnya sepuluh menit setelah suara alunan ayat suci itu berkumandang, hujan angin yang disertai petir itu, sedikit demi sedikit mulai mereda. Hujan tidak lagi deras, angin berhembus semilir, dan sang Dewa Petir sepertinya sudah tidak murka lagi.

Satu persatu para undangan yang menyaksikan pernikahan kami pun pulang ke rumahnya, begitu juga ibu dan bapakku yang berpamitan pulang. Ketika semuanya sudah pergi aku melihat seorang pemuda yang masih setia berada di masjid ini sambil membacakan ayat-ayat suci Al-Qur'an.

Sepertinya aku sangat familiar dengan wajah itu, aku merasa sangat dekat dengannya, tapi kenapa susah sekali untuk mengingat siapa dia.

"Kita pulang sekarang," ajak Barra

"Tapi aku masih mau disini, aku mau mengucapkan terima kasih pada pemuda itu," jawabku sambil menunjuk pemuda yang masih membaca Alqur'an itu.

"Ayolah, sekarang kau istriku, jadi harus menurut padaku, lagian pemuda itu juga sebentar lagi akan pergi dari sini," kulihat Barra sepertinya tidak suka dengan lelaki itu.

Dari tatapannya jelas terpancar kecemburuan dan juga kebencian untuknya.

"Iya Mas, maaf," jawabku berusaha mendinginkan suasana hati suamiku yang mulai memanas.

Aku langsung menggenggam tangannya dan tersenyum manis padanya.

"Ayo pulang," ajakku ramah

Ia segera tersenyum manis padaku dan membawaku pergi dari tempat itu.

Setibanya di rumah, Barra mengajakku masuk ke kamarnya.

Aku benar-benar tercengang melihat kamar pengantinku yang benar-benar megah dan mewah.

Sebuah kasur empuk beralaskan seprai putih bertabur bunga aneka bunga mawar diatasnya, dilengkapi kelambu warna putih yang terbuat dari sutera membuat suasana kamar menjadi semakin elegan. Wangi mawar dan cahaya lilin menambah suasana kamar ini menjadi romantis.

Tidak henti-hentinya aku mengucapkan syukur dalam hati karena mendapatkan semua ini. Betapa beruntungnya aku, memang dibalik musibah pasti ada berkah. Sepertinya pepatah itu benar adanya, aku kehilangan Ka Rizal, tapi Allah menggantikannya dengan Mas Barra yang jauh lebih tampan, lebih mapan dan lebih segala-galanya dari Rizal.

"Bagaimana, apa kamu suka?" tanya Barra sambil memelukku dari belakang, membuatku merasa deg-degan.

"Aku suka, suka sekali. Terima kasih Mas kamu membuatku merasa benar-benar jadi wanita yang sangat beruntung di dunia ini, I Love You Mas," ucapku mengecup pipi suamiku

Ia tersenyum kearahku membuatku semakin deg-degan, suasana hatiku semakin tidak karuan memikirkan apa yang terjadi malam ini.

To Be CONTINUED.....

Terpopuler

Comments

Valentino Febrian

Valentino Febrian

cerita nya bgus mudhan2 Ros bisa sadar

2023-01-23

0

Astri

Astri

alam murka krn mereka memiliki dunia berbeda
dan aku curga yg dtg itu bukan org tua ros tp barra hanya menirukan rupa org tua ros.. gak kebayang mnt klau ros tahu siapa suamix.. apakah dia akan meninggalkan suamix

2022-12-30

0

Chercher

Chercher

barra gak jujur dari awal siapa dia

2022-12-22

0

lihat semua
Episodes
1 1. Melabrak
2 2. Mencoba Tegar
3 3. Menghadiri Nikahan Mantan
4 4. Kosan Bu Broto
5 5. Mas Barra
6 6. Keanehan demi keanehan
7 7. Serangan Menjelang Magrib
8 8. Menuju Rumah Barra
9 9. Menginap
10 10. Aki Suryo
11 11. Hari Pernikahan
12 12. Malam Pengantin
13 13. Sakaratul Maut
14 14. Dilema
15 15. Mencari Jalan Pulang
16 16. Kembali ke Rumah
17 17. Mencari Tahu
18 18. Mencari Tahu 2
19 19. Pergi Ke Pantai
20 20. Rindu
21 21. Jimat
22 22. Ruqyah
23 23. Suara dan Wajah Teduh
24 24. Diam berarti Iya
25 25. Melamar Kerja
26 26. Yes, aku Mau
27 27. Lab. IPA
28 28. Gibran
29 29. Gibran 2
30 30. Teror
31 31. Menyelamatkan diri
32 32. Menyelamatkan diri 2
33 33. Teror 2
34 34. Kembang Kantil
35 35. Bulan Purmana
36 36. Lahirnya Bayi Gaib
37 37. Akhirnya
38 38. Kokom dukun Santet
39 39. Pengusiran
40 40. Ambyar
41 41. Rampog
42 42. Kembali ke Alam Gaib
43 43. Perpisahan
44 44. Kesungguhan
45 45. Nikah Dadakan
46 Dibalik Layar
47 47. Menginap di Rumah Kyai Hasan
48 48. Dreams come true
49 49. Sakit Hati Dukun Bertindak
50 50. Terjebak
51 51. Melarikan Diri
52 52. Susuk Mayat
53 53. Susuk Mayat 2
54 54. Kejar-kejaran
55 55. Tentang Yeni
56 56. Perangkap
57 57. Perlawanan
58 58. Perlawanan 2
59 59. Yang Terakhir Kalinya
60 60. Gilang Beraksi
61 61. Melepaskan Susuk Yeni
62 62. Melepaskan Susuk Yeni 2
63 63. Melepaskan Susuk Yeni Finish
64 64. Ujian Pernikahan
65 65. Sunny bertemu Barra
66 66. Barra Terluka
67 67. Penyatuan
68 68. Bersama Kita Bisa
69 69. Biarkan Aku Melihatnya
70 70. Pembalasan
71 71. Pembalasan 2
72 72. Gombalan Gilang
73 73. Meminta Bantuan
74 74. Membantu Shinta
75 75. Membantu Shinta 2
76 76. Membantu Shinta 3
77 77. Ku Lepas Kau Dengan Ikhlas
78 78. Kehadiran Seseorang
79 PRAKATA
80 Ekstra Part
81 PENGUMUMAN
82 Sang Penjaga 1
83 Sang Penjaga 2
84 Sang Penjaga 3
85 Sang Penjaga 4
86 Sang Penjaga 5
87 Sang Penjaga 6
88 Sang Penjaga 7
89 Sang Penjaga 8
90 Sang Penjaga 9
91 Sang Penjaga 10.
92 Sang Penjaga 11
93 Sang Penjaga 12
94 Sang Penjaga 13
95 Sang Penjaga 14
96 Ucapan Terimakasih.
97 Sang Penjaga 15
98 Sang Penjaga 16
99 Sang Penjaga 17
100 Sang Penjaga 18
101 Sang Penjaga 19 end
102 PENGUMUMAN
103 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 103 Episodes

1
1. Melabrak
2
2. Mencoba Tegar
3
3. Menghadiri Nikahan Mantan
4
4. Kosan Bu Broto
5
5. Mas Barra
6
6. Keanehan demi keanehan
7
7. Serangan Menjelang Magrib
8
8. Menuju Rumah Barra
9
9. Menginap
10
10. Aki Suryo
11
11. Hari Pernikahan
12
12. Malam Pengantin
13
13. Sakaratul Maut
14
14. Dilema
15
15. Mencari Jalan Pulang
16
16. Kembali ke Rumah
17
17. Mencari Tahu
18
18. Mencari Tahu 2
19
19. Pergi Ke Pantai
20
20. Rindu
21
21. Jimat
22
22. Ruqyah
23
23. Suara dan Wajah Teduh
24
24. Diam berarti Iya
25
25. Melamar Kerja
26
26. Yes, aku Mau
27
27. Lab. IPA
28
28. Gibran
29
29. Gibran 2
30
30. Teror
31
31. Menyelamatkan diri
32
32. Menyelamatkan diri 2
33
33. Teror 2
34
34. Kembang Kantil
35
35. Bulan Purmana
36
36. Lahirnya Bayi Gaib
37
37. Akhirnya
38
38. Kokom dukun Santet
39
39. Pengusiran
40
40. Ambyar
41
41. Rampog
42
42. Kembali ke Alam Gaib
43
43. Perpisahan
44
44. Kesungguhan
45
45. Nikah Dadakan
46
Dibalik Layar
47
47. Menginap di Rumah Kyai Hasan
48
48. Dreams come true
49
49. Sakit Hati Dukun Bertindak
50
50. Terjebak
51
51. Melarikan Diri
52
52. Susuk Mayat
53
53. Susuk Mayat 2
54
54. Kejar-kejaran
55
55. Tentang Yeni
56
56. Perangkap
57
57. Perlawanan
58
58. Perlawanan 2
59
59. Yang Terakhir Kalinya
60
60. Gilang Beraksi
61
61. Melepaskan Susuk Yeni
62
62. Melepaskan Susuk Yeni 2
63
63. Melepaskan Susuk Yeni Finish
64
64. Ujian Pernikahan
65
65. Sunny bertemu Barra
66
66. Barra Terluka
67
67. Penyatuan
68
68. Bersama Kita Bisa
69
69. Biarkan Aku Melihatnya
70
70. Pembalasan
71
71. Pembalasan 2
72
72. Gombalan Gilang
73
73. Meminta Bantuan
74
74. Membantu Shinta
75
75. Membantu Shinta 2
76
76. Membantu Shinta 3
77
77. Ku Lepas Kau Dengan Ikhlas
78
78. Kehadiran Seseorang
79
PRAKATA
80
Ekstra Part
81
PENGUMUMAN
82
Sang Penjaga 1
83
Sang Penjaga 2
84
Sang Penjaga 3
85
Sang Penjaga 4
86
Sang Penjaga 5
87
Sang Penjaga 6
88
Sang Penjaga 7
89
Sang Penjaga 8
90
Sang Penjaga 9
91
Sang Penjaga 10.
92
Sang Penjaga 11
93
Sang Penjaga 12
94
Sang Penjaga 13
95
Sang Penjaga 14
96
Ucapan Terimakasih.
97
Sang Penjaga 15
98
Sang Penjaga 16
99
Sang Penjaga 17
100
Sang Penjaga 18
101
Sang Penjaga 19 end
102
PENGUMUMAN
103
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!