Perjalanan Jakarta Tegal sekarang lebih cepat setelah adanya tol Pejagan dan juga Cipali.
Setelah empat jam perjalanan akhirnya aku tiba juga di Jakarta, segera ku telpon Sela agar menjemputku di terminal Kampung Rambutan.
Tiga puluh menit kemudian Sela datang menjemputku menggunakan motornya.
"Udah lama ya?" tanyanya basa-basi
"Baru tiga puluh menit Sel," jawabku jujur
"Hehehehe, maaf ya Ros," ucap Sela merasa bersalah karena membiarkan aku menunggu cukup lama.
"Iya gak papa," aku segera duduk dibelakangnya dan Sela melajukan motornya menuju ke kosannya.
Lima belas menit kemudian kami sudah tiba disebuah kos-kosan kecil di bilangan Jakarta Selatan.
"Kamu sementara tinggal bersamaku dulu ya, tapi maaf kos-kosan kecil, dan mandinya juga rame-rame, maklumlah namanya juga kos-kosan murah," ucap Sela membawa masuk barang-barang milikku
Melihat kosan Sela yang kumuh dan sangat ramai membuatku enggan untuk menginap disana, apalagi dia tinggal berdua juga dengan temannya, masa iya harus ditambah aku lagi makin pengap aja nih kamar karena kebanyakan orang.
"Sel, kita cari kos-kosan aja yuk didekat sini," ajakku hati-hati, aku takut dia sakit hati karena aku tidak mau menginap di kosannya.
"Kenapa emangnya, kamu gak mau tidur disini karena sempit, atau kurang nyaman buat kamu?" tanya Sela sedikit kecewa, karena aku menolak tawarannya.
"Gak kok Sel, lagian sekarang atau besok toh aku tetap harus cari kosan juga, gak mungkin dong aku terus-terusan menginap di kosan kamu, lagian mumpung masih siang juga, jadi masih banyak waktu untuk mencari kosan. Nanti kalau memang tidak dapat ya terpaksa deh nginep disini," jawabku tersenyum simpul
"Tapi gimana kalau nanti kamu gak cocok ngajar di tempat aku, sayang kalau udah ngekos sendiri," tutur Sela
"Gak masalah Sel, toh aku juga mau cari kerja disini, jadi kalau gak diterima disekolah kamu, aku akan mencari lowongan disekolah lain," jawabku semangat
"Oklah kalau gitu, yuk jalan," Sela mengajakku berkeliling kampung untuk mencari kosan. Hingga kami menemukan sebuah kosan yang cukup asri dan nyaman menurutku fan kebetulan di kosan itu ada yang kosong.
"Kamu serius mau ngekos disini?" tanya Sela seperti ketakutan
"Iya dong lagian, selain murah kosan ini juga sangat nyaman dan juga asri," jawabku bangga karena bisa mendapatkan kosan dengan harga murah dan fasilitas yang lumayan bagus daripada kosan Sela yang sedikit mahal tapi kumuh.
"Nyaman dan asri gimana, orang serem gitu kok, kamu gak curiga apa, masa kosan kaya gini di kasih dengan harga murah, udah gitu sepi, kanan kirinya kebon dipenuhi pohon-pohon besar, serem tahu Ros, apalagi setahuku kata orang-orang kosan ini angker, makanya banyak yang gak betah tinggal disini, karena sering di ganggu sama penunggu kosan yang konon terlihat seperti lelaki tampan tapi sebenarnya ada jelmaan dari Jin, bahkan ada yang bilang jika kosan ini ditunggu oleh siluman ular dan Gondoruwo, serem kan Ros, udah kita cari uang lain aja," Sela menarikku agar pergi dari tempat itu, tapi aku langsung menepisnya
"Ah itu cuma mitos, tahayul. Lagian kamu percaya aja sama cerita gituan, yang namanya mahluk gaib itu ada dimana saja, dan mereka juga hidup berdampingan dengan kita, dikosan kamu juga ada, tapi selama kita tidak menggangu mereka tentu saja kita juga tidak akan diganggu oleh mereka. Tidak ada asap tanpa ada api bukan, selama kita tidak macam-macam dan bisa menjaga perilaku kita Insya Allah tidak masalah. Apalagi jika tempat tinggal kita dijadikan tempat beribadah dan juga rajin ngaji Insya Allah, kita akan selamat dari godaan syetan, jin dan mahluk astral lainnya," jawabku bijaksana
"Iya juga sih, tapi beneran kamu yakin tinggal disini?" tanya Sela masih ragu
"Seratus persen aku yakin Sela," jawabku antusias
Sela kemudian mengajakku menemui Bu Broto pemilik kosan Pondok Jingga.
"Beneran nak Ros mau ngekos di tempat ibu?" tanya bu Broto berbinar-binar, sepertinya dia sangat senang kosan yang tinggal satu kamar itu laku
"Iya bu, saya mau ngekos disana, tapi maaf saya baru bisa bayar separuh dulu, nanti kalau saya sudah fix dapat kerjaan Insya Allah langsung saya lunasi bu," jawabku sedikit malu
"Tidak masalah Ros, bahkan karena ibu saking senengnya kamar pojokan itu laku, kamu saya bonusin untuk bulan pertama bayarnya lima puluh persen saja dari harga aslinya, anggap aja itu sedekah atau syukuran karena sudah setengah tahun kamar itu kosong, jadi ibu senang sekali ketika kamu mau menghuninya," jawab Bu Broto
'"Beneran ibu, terima kasih banyak, kalau begitu saya akan ambil barang-barangku di rumah teman saya ini, biar saya bisa langsung beristirahat di sini," jawabku yang merasa sangat senang karena seperti mendapat berbagai kemudahan dan keberuntungan.
Berbeda dengan Sela yang langsung mengernyitkan dahinya ketika mendengar kamar itu sudah kosong selama setengah tahun. Ia buru-buru menarikku dan membisikkan sesuatu padaku.
"Kamu gak curiga apa sama bu Broto yang ngasih diskon lima puluh persen sama kamu, padahal setahuku dia itu terkenal ibu kos yang galak dan sangat disiplin kalau masalah uang kos-kosan, bahkan temanku yang pernah ngekos disini bilang tidak boleh telat bayar uang kosnya, karena telat sehari saja langsung kamarnya dikunci dari luar oleh bu Broto, sadis kan??, nah sekarang dia mau ngasih diskon sama kamu kan aneh, apalagi kamar itu sudah kosong selama setengah tahun, udah pasti tuh banyak penunggunya disana," bisik Sela
"Iya banyaklah penunggunya, nyamuk, kecoa, semut, cicak, dan lain-lain," jawabku sambil terkekeh
"Kamu tuh kalau dikasih tahu sama orang yang sudah tua ngeyel, awas aja kalau terjadi sesuatu sama kamu aku gak mau tanggung jawab," tutur Sela ketus
"Iya Sela sayang, aku yang akan bertanggung jawab jika terjadi sesuatu pada diriku sendiri," jawabku sembari merangkulnya
Setelah selesai sholat Magrib aku membawa tas ranselku keluar dari kosan Sela.
"Kardusnya gak dibawa?" tanya Sela kaget
"Gak, itu oleh-oleh buat kamu," jawabku
"Makasih ya Ros, tapi maaf aku tidak bisa ngantar kamu pindahan, soalnya ada yang les kan, maaf ya," ucap Sela lirih
"Iya gak papa Sel, yaudah aku pamit ya, assalamualaikum,"
"Waalaikum salam,"
Kurang lebih sepuluh menit aku berjalan menuju ke kosan Bu Broto yang memang lumayan jauh dari kosan Sela, suasana di kosan ini terasa dingin dan sepi, mungkin karena dipenuhi rerimbunan pepohonan besar. Selain itu memang jika malam hari kosan ini terlihat menyeramkan karena berada di tengah-tengah kebon kosong. Tapi aku tepat yakin jika disini tidak seangker yang diceritakan oleh Sela, toh buktinya kosan ini banyak penghuninya.
**Krieet!!
Perlahan-lahan kubuka pintu kamar kosku yang berada di posisi paling pojok karena didepan kamarku dijadikan gudang.
"Assalamualaikum," sapaku ketika ku langkahkan kakiku masuk ke kamarku yang terasa dingin, dan bulu kudukku seakan berdiri. Aku merasakan sedikit merinding ketika memasuki kamar ini, mungkin yang dibilang Sela ada benarnya jika kamar yang sudah lama tidak dihuni pasti banyak penghuninya. Segera ku letakkan ranselku di meja samping kasur, aku langsung menuju kamar mandi untuk berwudhu. Karena sudah masuk waktu Isya aku ingin sekalian sholat dan mengaji setelah sholat untuk mengusir sedikit ketakutan yang mulai menderaku.
Ketika aku sedang sholat samar-samar kulihat sekelebat bayangan hitam melintas didepanku, membuatku mempercepat sholatku, begitu juga ketika aku sedang membaca kalam Illahi, seperti ada seseorang yang marah dan menangis membuatku semakin merinding. Apakah akan melanjutkan bermalam disini atau kembali ke kosan Sela.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
🦋Elsawhy🦋
ada yg nangiss
2023-07-22
0
HNF G
ros...... ros..... kamu tuh cari penyakit, udah tau tempat kek gitu koq masih nekat ditinggali😪
2023-06-07
0
Valentino Febrian
takut juga ya tapi seru
2023-01-24
0