Pernikahan Gaib
"Ros?"
"Iya ka?"
"Hapus semua foto kaka di hp kamu ataupun di sosmed,"
"Kenapa?"
"Maaf?"
"Kenapa kak?, apa Ros ada salah?, kaka marah?" aku penasaran dan ingin segera tahu jawabannya kenapa ka Rizal ingin aku menghapus foto-fotonya di ponsel maupun di sosmed kaya artis saja, kalau lagi marahan sama pasangannya, benar-benar mencurigakan, aku takut dia marah padaku.
"Aku akan menikah minggu ini," kata-kata itu seketika membuat tubuhku lemas seperti kehilangan separuh jiwaku, dadaku sesak karena aku seperti kehabisan oksigen.
Mungkin ini yang nama patah hati, dicampakkan, ditinggalkan pas lagi sayang-sayangnya.
"Kena,_" belum selesai aku bicara ka Rizal sudah mematikan ponselnya membuatku semakin sakit, rasanya hatiku seperti disayat-sayat. Perih rasanya ingin teriak dan melepaskan semua sesak yang menyeruak di dada.
Kujatuhkan tubuhku diatas kasur dan menangis sejadi-jadinya. Aku sengaja menutup wajahku dengan bantal agar suara tangisku tidak terdengar oleh ibuku atau ayah. Seharian aku mengurung diri di kamar hingga membuat ibu khawatir dan berkali-kali mengetuk pintu kamarku sengaja untuk mengingatkan waktu makan ataupun cuma ingin tahu apa yang sedang aku lakukan sehingga seharian tidak keluar kamar.
"Kamu kenapa sih Ros, kok seharian gak keluar kamar?" tanya Ibu
"Gak papa bu, cuma lagi pengin sendiri aja," jawabku mencoba tegar dan menyembunyikan kesedihanku
"Jangan bilang gak papa, ibu tahu kamu pasti ada masalah kalau udah gak mau makan seharian kaya gini, mana matamu sampai bengkak gitu, kamu abis nangis ya?" tanya Ibu lagi
Aku cuma mengangguk, " Iya bu, ka Rizal mutusin aku, hiks...hiks ...." tiba-tiba tangisku pecah lagi
"Walah gitu toh, jangan-jangan dia lagi ngeprank kamu nduk, kaya waktu ulang tahun kamu tempo hari. Apalagi besok hari Minggu kan si Rizal mau ngelamar kamu kan?" sontak pertanyaan ibu mbuatku sedikit tegar
"Iya... kenapa aku jadi cengeng gini ya bu, hadeeh gara-gara kebanyakan nonton drakor jadi melow gini," aku langsung menuju ke kamar mandi untuk membasuh wajahku.
Kalau tadi sama sekali tidak terasa lapar kini tiba-tiba saja cacing diperutku mulai berdemo setelah hampir delapan jam tidak terisi nasi. Setelah selesai merapikan penampilanku aku langsung menuju ruang makan. Dua piring nasi berhasil membuat cacing diperutku terdiam karena kekenyangan.
Selesai makan aku langsung menyalakan sepeda motorku, aku berniat menyambangi kediaman ka Rizal untuk memberikan surprise.
Sebelum sampai ke rumah ka Rizal aku sempatkan mampir ke toko buah membeli buah-buahan untuk calon mertua. Tentu saja walaupun aku ini orang yang tidak kaya tapi paling pantang jika berkunjung ke rumah orang tanpa membawa buah tangan.
Dua kilo jeruk Medan langsung aku masukan ke dalam bagasi, kulajukan kembali motor maticku menuju ke rumah ka Rizal.
Dua puluh menit perjalanan akhirnya tiba juga di rumah khas orang Jawa yang sangat bersih dan asri, aku sedikit kaget karena suasana rumah Umi Salamah begitu aku menmanggil calon mertua ku ini, yang biasanya sepi tiba-tiba ramai. Beneran orang terlihat sedang memasang janur kuning dan memasang tenda seperti orang akan mengadakan hajatan.
"Maaf bu numpang tanya, memangnya mau ada acara apa ya, kok sampai pasang tenda segala?" tanyaku penasaran
"Mas Rizal mau nikah hari Minggu, makanya sekarang lagi masang tenda sama pernak-perniknya," jawab seorang rewang yang sedang membuat hiasan janur kuning
Deg, rasanya jantungku seperti akan meloncat keluar mendengar penuturan laki-laki itu. Netraku menatap sesosok muda-mudi yang sedang duduk mesra dibawah pohon jambu saling menyuapi makanan satu sama lain
"Ka Rizal!!" teriakku
Ku percepat langkah kakiku, mendekati dua sejoli yang sedang memadu kasih dengan gemuruh kesal didada yang sudah siap aku tumpahkan.
**Plaaak!!
Kulayangkan sekencang-kencangnya telapak tanganku ke wajah j*lang yang sudah membuat Ka Rizal berpaling dariku.
**Sekali lagi ki lesatkan tamparanku, kali ini sasarannya adalah ka Rizal, iya...lelaki yang sudah menghancurkan perasaanku, dan sudah membuat aku berharap dengan janji manisnya yang akan melamarku hari minggu esok, akan tetapi itu cuma php saja. Karena kenyataannya minggu besok ia bukannya datang ke rumah aku untuk melamarku, tetapi akan menikahi j* lang yang tidak lain adalah sahabat karibku Hesti.
Hesti memang lebih cantik dariku, belum lagi ia adalah anak seorang juragan sapi yang cukup kaya di desa kami, tidak salah jika Ka Rizal lebih memilih j*lang ini daripada aku anak seorang buruh tani.
"Apa-apaan sih kamu!, datang-datang main tampar sembarangan!, bukannya aku sudah bilang ke kamu aku mau nikah, apa belum cukup membuatmu sadar diri, kalau kamu tidak pantas bersanding denganku!!" kata-kata yang keluar dari mulut Rizal sangat menyakitkan hatiku, kenapa ia tega-teganya berkata seperti itu kepadaku. Wanita yang ia sayang dan cintai dalam waktu lima tahun kebelakang. Apa dia lupa ketika aku selalu memotivasinya dan juga memberikan dukungan moril dan spiritual saat ia jatuh bangun membangun bisnisnya.
Aku tidak bisa berkata-kata lagi, langsung ku lepas sendal selop kayu dari kakiku dan ku pulkan ke kepala Rizal yang sudah menghinaku, rasanya belum puas kalau hanya memukulnya menggunakan sendal saja, aku melirik sebuah pisau yang tergeletak di meja.
Segera kusambar pisau itu, aku berniat membunuh lelaki itu, rasanya belum puas jika ia tidak merasakan sakit yang aku rasakan. Rizal beringsut mundur mencoba menjauh sedangkan Hesti yang mencoba melerai kami aku jambak dan kemudian aku dorong hingga tubuhnya jatuh terjungkal ke tanah. Ia mengerang kesakitan namun aku tidak peduli, sepertinya setan sudah merasukiku dan berbisik agar aku segera menghabisi lelaki yang sudah menghianatiku ini.
"Tolong!!, ada orang gila!!" teriak Rizal meminta pertolongan membuatku semakin muak dan ingin sekali menghajar mulut berbisanya.
Beberapa orang rewang yang sedang memasang tenda tiba-tiba mendekatiku dan langsung menyergapku.
Seorang laki-laki paruh baya segera mengambil pisau dari tanganku.
"Nyebut nduk, sabar!" bisiknya ditelingaku sembari membacakan ayat kursi ditelingaku, mungkin dia mengira aku ini kesurupan kali makannya ia berkali-kali membacakannya ke telingaku.
Aku terus memberontak, namun tenaga dua orang lelaki yang menyergapku sangat kuat sehingga aku hanya diam, karena melawanpun percuma.
Seseorang lelaki tua yang lebih mirip seorang dukun datang mendekatiku sambil membawa segelas air putih dan mulutnya komat-kamit membaca mantera.
"Ndi toh bocahe sing kesurupan," tanyanya kepada Rizal
"Itu mbah yang lagi dipegangi Pak Lik Karto sama Pak Lik Ngadimin," jawab Rizal sambil menunjuk kearah ku
Sial!!, dasar J*ncuk!, bisa-bisanya dia bilang ke semua orang aku ini kesurupan, aku gila, dasar b*jingan!
Segera kugigit lengan dua rewang yang menyergapku dan aku langsung kabur sebelum dukun itu menyemburkan air putih yang sudah bercampur ludahnya ke wajahku.
TO BE CONTINUED....
Jangan Lupa Kasih Like, komen, Love dan Vote ya....
Happy reading 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Ass Yfa
akhirnya nemu Ros disini
2024-02-09
1
YUKARI,-🦋
🤣🤣
2023-07-22
0
YUKARI,-🦋
turut berdukaaa kak ros😌
2023-07-22
0