8. Menuju Rumah Barra

"Aku tidak mau berobat ke rumah sakit, lagian lukaku juga tidak parah, aku mau pulang saja," ucapku lirih

"Ya sudah, nanti kau akan ku bawa ke pamanku saja, kebetulan dia seorang tabib, jadi aku yakin ia bisa menyembuhkan luka kamu," jawab Barra membuatku mengangguk setuju

Ia langsung menyalakan mesin motornya dan meluncur menuju ke tempat tinggalnya di kawasan Jakarta Timur.

Setiap kali bersamanya kenapa Barra selalu saja memilih jalur alternatif yang sepi bukan melewati jalur arteri yang ramai namun jalannya bagus tidak bergelombang apalagi berbatu.

Aish, kenapa leherku baru terasa nyeri sekarang, padahal tadi di puskesmas tidak apa-apa, mungkin ini yang namanya infeksi, rasanya nyeri, panas dan gatal.

"Kami kenapa Ros?" tanya Barra khawatir

"Leherku sakit sekali Mas, rasanya nyeri panas dan gatal," jawabku sambil menggaruk leherku

"Jangan digaruk Ros, elus-elus saja, bahaya nanti tambah infeksi!" sahut Barra membuatku segera berhenti menggaruk leherku

Kali ini aku cuma menepuk-nepuk leherku sambil sesekali mencubitnya untuk mengurangi rasa gatal yang semakin menderaku.

"Masih jauh Mas?" tanyaku tidak sabar

"Satu kilo lagi, sabar ya," ucapnya menenangkan aku

"Kalau masih jauh kita kerumah sakit aja yuk, aku sudah tidak kuat lagi," ucapku merajuk

Barra langsung tancap gas menambah kecepatan motornya agar bisa cepat sampai ke rumah pamannya.

Ia kemudian menghentikan motornya didepan rumah sederhana yang ditumbuhi banyak bunga melati di halaman rumahnya.

Barra memapahku dan mendudukkan aku di Sofa ruang tamu.

"Tolong dia aki, dia dicekik oleh Sukma Melati!" ujar Barra

Seorang lelaki paruh baya menatapku intens, aku tidak tahu apa maksud tatapannya yang sepertinya bertanya sesuatu padaku.

"Kenapa Sukma bisa mencekiknya?" tanya Aki Jarot

"Sukma cemburu padanya, ia mengira kalau Ros yang membuat aku berpaling darinya, padahal aku sama sekali tidak mencintai Sukma makanya aku lari dari perjodohan kami dan bertemu dengan Ros yang sangat lemah dan butuh perlindungan dariku," jawab Barra membuatku terperangah

"Rasanya susah untuk menyembuhkan Ros, karena hanya Sukma sendiri yang bisa menyembuhkan luka gadis itu, aku cuma bisa menghilangkan rasa sakit dan juga gatalnya saja, tapi aku tidak bisa menjamin lukanya bisa sembuh, karena sepertinya Sukma memakai racun yang bisa membuat leher gadis itu membusuk," jawab Ki Jarot membuatku merinding disko.

"Ya Allah apa kuku si Sukma mengandung Sianida, sampai leherku bisa busuk karena terkamannya, aduh bagaimana nasibku jika leherku sampai busuk, pasti tidak ada yang mau melamar aku, jadi perawan tua dong!" keluhku dalam hati

"Tenang saja Ros, aku akan tanggung jawab sampai kamu sembuh seperti semula, lagian kamu terluka itu karena aku, jadi tenang saja aku tidak akan lari," jawab Barra penuh keyakinan

Entah kenapa Mas Barra ini seperti dukun yang selalu tahu isi hatiku dan selalu bisa menenangkan aku saat sedang kalut ataupun galau. Benar-benar lelaki yang membuatku terpesona, dan hampir jatuh hati karena perhatiannya padaku begitu tulus. Rasanya aku selalu dibuat klepek-klepek olehnya, karena ia selalu ada saat aku butuhkan dan selalu menjadi pahlawan untukku saat aku kesusahan.

Aku juga tidak tahu kenapa secepat ini jatuh cinta pada orang yang baru beberapa hari aku kenal, padahal biasanya aku sulit sekali jatuh cinta, makanya seumur hidup aku cuma punya satu orang pacar, dan aku berharap akan menua bersamanya, walaupun takdir berkata lain karena kami akhirnya berpisah karena penghianatan yang dilakukan oleh Rizal dengan Hesti sahabatku.

"Jangan melamun Ros, minumlah?" ujar Barra memberikan segelas air putih untukku

**Glek, glek, glek!!

Dengan tiga kali teguk air putih itu berhasil aku habiskan, mungkin karena leherku terasa panas membuatku kehausan.

"Bagaimana lehermu sekarang, apa masih gatal?" tanya Barra

Ajaib memang, setelah meminum air putih dari Mas Barra tiba-tiba rasa gatal, panas dan nyeri di leherku langsung lenyap seketika, benar-benar mujarab.

"Sudah hilang Mas, leherku sudah enakan nih," jawabku tersenyum senang

"Syukurlah, sekarang kita kembali ke kosan ya sebelum malam," tutur Barra yang kemudian berpamitan pada Aki Jarot

"Aku tahu kalian pasti akan kemari, sekarang pulanglah Barra, sudah saatnya kamu kembali ke rumah kamu, tempat asalmu, bukan bersama mereka yang penuh dosa!" ucap seorang berbadan besar penuh kharisma

"Maaf Romo aku tidak bisa meninggalkan Ros yang sedang terluka sendirian, karena aku yang membuatnya terluka maka aku harus bertanggung jawab padanya, aku harus mengobatinya sampai sembuh!" tolak Barra

"Bawa saja dia bersamamu kalau itu membuatmu mau pulang ke rumah," sahut lelaki itu

Barra menatap lekat kearahku, seakan ingin mengatakan sesuatu.

"Pulanglah Mas, aku bisa pulang sendiri kok," jawabku sedih karena harus berpisah dengan Barra

"Apa kau mau ikut bersamaku?" tanyanya membuatku bersorak gembira dalam hati, karena tentu saja aku tidak akan menolaknya. Karena bagiku bisa dekat dengan Barra adalah suatu kebahagiaan yang selama ini aku rindukan.

"Iya aku mau," jawabku mantap

Barra langsung tersenyum senang tapi tidak dengan Aki Jarot, ia sepertinya tidak rela jika aku pergi bersama Barra.

"Apa benar kau akan ikut bersamanya?" tanyanya membuatku sedikit ragu, kenapa lelaki tua itu melarangku

"Aku yakin aki, karena aku juga ikut Mas Barra untuk berobat, bukan untuk tujuan lain-lain," jawabku penuh percaya diri

"Baiklah kalau itu keputusan kamu, aku tidak bisa melarangnya, kecuali kau mau pulang sendiri aku pasti akan membantumu pulang," jawabnya dengan senyum aneh membuatku semakin penasaran apa yang lelaki tua ini pikirkan.

Aku segera berjalan bersama Barra menuju ke rumahnya.

"Kok motornya ditinggal Mas, emangnya rumah kamu dekat dari sini?" tanyaku di tengah-tengah perjalanan

"Rumahku tidak masuk motor, jadi sengaja aku titipkan motorku di rumah Aki," jawabnya menggandeng lenganku

Aku pikir beneran rumah Barra dekat dari rumah Si Aki, ternyata jauh guys, bahkan aku tercengang ketika harus melewati jalan setapak yang dipenuhi ilalang dan tanaman liar hingga terkesan angker. Aku memegangi leherku yang mulai bergidik ngeri ketika melewati hutan kota yang terlihat angker karena sangat gelap, dan suara binatang malam dan serangga hutan yang saling bersahutan membuat suasana semakin mencekam.

Beruntungnya Mas Barra menggenggam jemariku erat hingga mengurangi sedikit ketakutan yang aku rasakan.

Setelah melewati jalan setapak dan hutan kota, sekarang kamu masih harus melewati jembatan kecil yang dibawahnya mengalir kali kecil yang lumayan deras.

Ternyata bukan hanya dikampung ku saja yang terpencil, ternyata di Jakarta juga ada tempat terpencil bahkan mungkin jauh lebih terpencil dari desaku, setelah melakukan perjalanan cukup jauh kurang lebih satu jam akhirnya kami tiba disebuah perkampungan yang cukup luas, berbanding terbalik dengan jalanan berliku dan menyeramkan untuk mencapai tempat ini, rumah-rumah disini terlihat sangat mewah dan modern melebihi kawasan elite Pondok Indah.

Terpopuler

Comments

🦋ELSA_AYARA 🦋

🦋ELSA_AYARA 🦋

ih serem

2023-07-22

0

Aqiyu

Aqiyu

kampung demit

2022-10-04

0

Neu🌹TiaraKusumah🌺

Neu🌹TiaraKusumah🌺

wah kampung j*ny

2022-10-02

0

lihat semua
Episodes
1 1. Melabrak
2 2. Mencoba Tegar
3 3. Menghadiri Nikahan Mantan
4 4. Kosan Bu Broto
5 5. Mas Barra
6 6. Keanehan demi keanehan
7 7. Serangan Menjelang Magrib
8 8. Menuju Rumah Barra
9 9. Menginap
10 10. Aki Suryo
11 11. Hari Pernikahan
12 12. Malam Pengantin
13 13. Sakaratul Maut
14 14. Dilema
15 15. Mencari Jalan Pulang
16 16. Kembali ke Rumah
17 17. Mencari Tahu
18 18. Mencari Tahu 2
19 19. Pergi Ke Pantai
20 20. Rindu
21 21. Jimat
22 22. Ruqyah
23 23. Suara dan Wajah Teduh
24 24. Diam berarti Iya
25 25. Melamar Kerja
26 26. Yes, aku Mau
27 27. Lab. IPA
28 28. Gibran
29 29. Gibran 2
30 30. Teror
31 31. Menyelamatkan diri
32 32. Menyelamatkan diri 2
33 33. Teror 2
34 34. Kembang Kantil
35 35. Bulan Purmana
36 36. Lahirnya Bayi Gaib
37 37. Akhirnya
38 38. Kokom dukun Santet
39 39. Pengusiran
40 40. Ambyar
41 41. Rampog
42 42. Kembali ke Alam Gaib
43 43. Perpisahan
44 44. Kesungguhan
45 45. Nikah Dadakan
46 Dibalik Layar
47 47. Menginap di Rumah Kyai Hasan
48 48. Dreams come true
49 49. Sakit Hati Dukun Bertindak
50 50. Terjebak
51 51. Melarikan Diri
52 52. Susuk Mayat
53 53. Susuk Mayat 2
54 54. Kejar-kejaran
55 55. Tentang Yeni
56 56. Perangkap
57 57. Perlawanan
58 58. Perlawanan 2
59 59. Yang Terakhir Kalinya
60 60. Gilang Beraksi
61 61. Melepaskan Susuk Yeni
62 62. Melepaskan Susuk Yeni 2
63 63. Melepaskan Susuk Yeni Finish
64 64. Ujian Pernikahan
65 65. Sunny bertemu Barra
66 66. Barra Terluka
67 67. Penyatuan
68 68. Bersama Kita Bisa
69 69. Biarkan Aku Melihatnya
70 70. Pembalasan
71 71. Pembalasan 2
72 72. Gombalan Gilang
73 73. Meminta Bantuan
74 74. Membantu Shinta
75 75. Membantu Shinta 2
76 76. Membantu Shinta 3
77 77. Ku Lepas Kau Dengan Ikhlas
78 78. Kehadiran Seseorang
79 PRAKATA
80 Ekstra Part
81 PENGUMUMAN
82 Sang Penjaga 1
83 Sang Penjaga 2
84 Sang Penjaga 3
85 Sang Penjaga 4
86 Sang Penjaga 5
87 Sang Penjaga 6
88 Sang Penjaga 7
89 Sang Penjaga 8
90 Sang Penjaga 9
91 Sang Penjaga 10.
92 Sang Penjaga 11
93 Sang Penjaga 12
94 Sang Penjaga 13
95 Sang Penjaga 14
96 Ucapan Terimakasih.
97 Sang Penjaga 15
98 Sang Penjaga 16
99 Sang Penjaga 17
100 Sang Penjaga 18
101 Sang Penjaga 19 end
102 PENGUMUMAN
103 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 103 Episodes

1
1. Melabrak
2
2. Mencoba Tegar
3
3. Menghadiri Nikahan Mantan
4
4. Kosan Bu Broto
5
5. Mas Barra
6
6. Keanehan demi keanehan
7
7. Serangan Menjelang Magrib
8
8. Menuju Rumah Barra
9
9. Menginap
10
10. Aki Suryo
11
11. Hari Pernikahan
12
12. Malam Pengantin
13
13. Sakaratul Maut
14
14. Dilema
15
15. Mencari Jalan Pulang
16
16. Kembali ke Rumah
17
17. Mencari Tahu
18
18. Mencari Tahu 2
19
19. Pergi Ke Pantai
20
20. Rindu
21
21. Jimat
22
22. Ruqyah
23
23. Suara dan Wajah Teduh
24
24. Diam berarti Iya
25
25. Melamar Kerja
26
26. Yes, aku Mau
27
27. Lab. IPA
28
28. Gibran
29
29. Gibran 2
30
30. Teror
31
31. Menyelamatkan diri
32
32. Menyelamatkan diri 2
33
33. Teror 2
34
34. Kembang Kantil
35
35. Bulan Purmana
36
36. Lahirnya Bayi Gaib
37
37. Akhirnya
38
38. Kokom dukun Santet
39
39. Pengusiran
40
40. Ambyar
41
41. Rampog
42
42. Kembali ke Alam Gaib
43
43. Perpisahan
44
44. Kesungguhan
45
45. Nikah Dadakan
46
Dibalik Layar
47
47. Menginap di Rumah Kyai Hasan
48
48. Dreams come true
49
49. Sakit Hati Dukun Bertindak
50
50. Terjebak
51
51. Melarikan Diri
52
52. Susuk Mayat
53
53. Susuk Mayat 2
54
54. Kejar-kejaran
55
55. Tentang Yeni
56
56. Perangkap
57
57. Perlawanan
58
58. Perlawanan 2
59
59. Yang Terakhir Kalinya
60
60. Gilang Beraksi
61
61. Melepaskan Susuk Yeni
62
62. Melepaskan Susuk Yeni 2
63
63. Melepaskan Susuk Yeni Finish
64
64. Ujian Pernikahan
65
65. Sunny bertemu Barra
66
66. Barra Terluka
67
67. Penyatuan
68
68. Bersama Kita Bisa
69
69. Biarkan Aku Melihatnya
70
70. Pembalasan
71
71. Pembalasan 2
72
72. Gombalan Gilang
73
73. Meminta Bantuan
74
74. Membantu Shinta
75
75. Membantu Shinta 2
76
76. Membantu Shinta 3
77
77. Ku Lepas Kau Dengan Ikhlas
78
78. Kehadiran Seseorang
79
PRAKATA
80
Ekstra Part
81
PENGUMUMAN
82
Sang Penjaga 1
83
Sang Penjaga 2
84
Sang Penjaga 3
85
Sang Penjaga 4
86
Sang Penjaga 5
87
Sang Penjaga 6
88
Sang Penjaga 7
89
Sang Penjaga 8
90
Sang Penjaga 9
91
Sang Penjaga 10.
92
Sang Penjaga 11
93
Sang Penjaga 12
94
Sang Penjaga 13
95
Sang Penjaga 14
96
Ucapan Terimakasih.
97
Sang Penjaga 15
98
Sang Penjaga 16
99
Sang Penjaga 17
100
Sang Penjaga 18
101
Sang Penjaga 19 end
102
PENGUMUMAN
103
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!