3. Menghadiri Nikahan Mantan

Rasanya aku sangat puas melihat dua manusia laknat itu pergi dari rumahku dengan kesal.

*Dreet, dreet, dreet!!

"Halo Sel, ada apa?"

"Kamu udah lulus kuliah kan Ros?"

"Sudah, memangnya kenapa?"

"Disekolah ku sedang mebutuhkan guru IPA, kamu mau gak ngajar disini?" tanya Sela

"Ok, aku mau, tapi besok aku baru bisa berangkat ke Jakarta, bagaimana?" jawabku

"Iya gak papa, kan senin baru ngajarnya," jawab Sela membuatku senang, setidaknya aku bakal punya kegiatan yang akan membuatku melupakan ka Rizal

Sedikit bebanku mulai berkurang, setidaknya besok aku akan punya kesibukan dan bisa melupakan kesedihanku.

Minggu paginya aku sudah bersiap-siap untuk berangkat ke Jakarta, sebelum Sunny datang ke rumahku.

Sunny cowok terkeren di kampus, tapi sayangnya playboy makanya walaupun rumahku berdampingan tapi kami tidak begitu dekat.

"Kamu gak kondangan dulu ke mantan kamu itu Ros?" tanya Sunny sedikit menggodaku

"Males ah, takut hilaf aku," jawabku acuh

"Hilaf kenapa?" tanyanya penasaran

"Hilaf pengin nyekik mempelainya," jawabku langsung disambut kekehan Sunny

"Kayaknya kamu masih belum bisa move on dari si Rizal ya?" tanya Sunny hati-hati

"Bukan belum bisa move on Sunny tapi masih shock aja, soalnya kan harusnya hari ini dia melamar aku, eeh malah nikah sama orang lain," jawabku menahan air mata yang sudah hampir jatuh

"Kamu mau balas dendam ga?" tanya Sunny

"Balas dendam gimana, kemarin aku labrak dia kerumahnya malah dia bilang aku gila, gak tahu deh kalau aku datang ke nikahannya, dia mau bilang apa lagi?" jawabku kesal

"Kamu datang kesana sama aku, dan pura-pura jadi pacar aku gimana, secara aku juga lagi jomblo, tengsinlah kalau cowok sekeren gue datang ke pesta pernikahan sendirian, apa kata dunia?" ucapnya sombong

Gila nih playboy, bisa-bisanya nawarin ide konyol seperti itu padaku, dasar gila. Tapi ada benarnya juga secara dia itukan cowok famous di kampus dan banyak yang tergila-gila sama dia, akhirnya akupun setuju datang ke nikahan Rizal bersama Sunny sebelum aku pergi ke Jakarta. Sekalian aku mau nunjukin ke mereka bahwa aku tetap bisa survive tanpa dia, dan sudah bisa move on walaupun bohong.

"Yaudah tunggu bentar, gue ganti baju dulu," aku segera berbalik ke arah kamarku namun Sunny dengan sigap menarik lenganku dan memberikan sebuah paper bag padaku.

"Pakai baju itu!" perintahnya memaksa

Aku mengangguk dan segera masuk kedalam kamarku. Selesai berdandan aku segera keluar untuk menunggu Sunny yang juga sedang berdandan di rumahnya.

"Anj*r !, lo cantik banget Ros, gak sia-sia gue berikan baju itu buat lo, kenapa gue baru sadar ada bidadari cantik disamping rumah gue," Sunny menatapku takjub dan memujiku habis-habisan, tapi bukan Rosmayanti namanya kalau cepat tergoda oleh rayuan gombalnya.

Kata orang gue itu susah ditaklukkan makanya cowok-cowok yang deketin gue pada mundur, kecuali Rizal yang dengan gigihnya memperjuangkan cintanya, hingga akhirnya membuat aku jatuh cinta. Itulah yang membuat aku cinta mati sama dia hingga aku jadi galon (gagal move on) kalau ingat dia.

"Udah gombalnya?" jawabku ketus

"Iisshh!!, jangan galak-galak gitu dong Ros, nanti luntur loh cantiknya," ledek Sunny

"Bodo amat!!" hardikku melangkahkan kakiku keluar ruamah, ia menyusulku dengan motor sport miliknya.

"Kita kondangan pakai motor ini?" aku sedikit melotot kesal melihat motor Sunny, bagaimana mungkin aku yang memakai kebaya harus duduk ngangkang diatas motor ini.

" Dasar stress, susah aku duduknya kalau pakai motor gini, udah!, mending bawa motor aku aja deh," usulku padanya

"Gak mau, pokoknya naik motor ini, kamu kan bisa angkat rok kamu, anggap aja sedekah," ucapnya sambil tertawa

"Ogah!!" sahutku berjalan meninggalkan pria

"Baik sayang, kita pakai motor kamu," jawabnya mesra

Aku langsung duduk dibelakangnya dan iapun melesatkan motornya.

Setibanya di tempat resepsi, Sunny menggandeng mesra lenganku membuat semua mata tertuju pada kami. Begitu juga dengan Rizal yang terus menatapku tanpa berkedip. Aku tahu ia sedikit cemburu melihatku terlihat mesra bersama Sunny. Dia benar-benar seperti artis sinetron, sangat pandai berakting didepan Rizal ia bahkan sengaja membisikan sesuatu padaku sangat dekat hingga mungkin orang melihatnya ia sedang menciumku, membuat Rizal mengepalkan tangannya. Rasanya ada kepuasan tersendiri melihat Rizal cemburu, apalagi ketika Hesti mencubit pinggang Rizal, karena matanya terus mengikuti ku kemanapun aku pergi.

Rasanya ingin tertawa sambil menjulurkan lidahku pada mereka, sebagai bukti aku bisa mempecundangi kedua manusia laknat itu.

Belum lagi tingkah manja Sunny yang menyuapiku saat acara sedang menikmati hidangan yang disediakan semakin membuat Rizal makin geram, yes aku menang!, sorakku dalam hati.

Rizal seakan tahu isi hatiku, ia bahkan tidak pernah melepaskan genggaman tangannya sampai kami memberikan ucapan selamat kepada kedua mempelai.

"Selamat ya, semoga menjadi keluarga yang Samara," ucapku ketika menjabat tangan Rizal

Aku lihat seperti ada sesuatu yang ingin ia sampaikan padaku, tapi aku sudah tahan karena air mataku tiba-tiba saja akan turun membasahi pipiku, dan aku tidak mau Rizal melihatku bersedih. Aku segera mengayuhkan langkahku meninggal pelaminan menuju ke parkiran, sedangkan Sunny segera berlari menyusulku.

"Kok buru-buru banget sih?" tanya Sunny sedikit kecewa

"Maaf ya Sun, gara-gara aku kamu tidak bisa menikmati pestanya, aku sudah di tunggu Sela, makanya harus buru-buru berangkat ke Jakarta," jawabku sengaja mengarang cerita agar Sunny percaya.

"Iya, aku ngerti kok, udah naik," jawabnya singkat

Tumben dia tidak protes ataupun kesal padaku, mungkin dia tahu yang aku rasakan sehingga dia tidak banyak bicara.

Sepanjang jalan air mataku mulai membasahi wajahku, rasanya lebih sakit ketika melihat kedua penghianat itu tertawa bahagia di pelaminan, tanpa memikirkan bagaimana perasaan aku. Begini rasanya patah hati, benar-benar ambyar seperti lagunya almarhum Didi Kempot.

Aku terus menyeka air mataku yang terus-menerus turun tanpa henti, sedangkan Sunny memandangku dari kaca spion.

"Kenapa tadi kamu gak cekik mereka?" tiba-tiba Sunny bersuara seakan-akan tahu apa yang aku pikirkan

"Gak ah, takut dipenjara, nanti aku gak bisa ngerasain nikmatnya kawin," jawabku membuat Sunny terkekeh

"Dasar cabul, udah patah hati juga bisa-bisanya mikirin kawin, pasti kamu dau kebelet pengin kawin ya?" tanyanya membuat aku malu

"Sotoy!!" nyinyirku membuatnya kembali tertawa

"Yuadah sekarang, mana barang-barang kamu, biar aku antar ke terminal?" tumben nih anak kesambet setan apa kok bisa baik banget hari ini.

Aku segera mengeluarkan tas ranselku dan sebuah kardus yang berisi sedikit oleh-oleh buat Sela. Yups ciri khas orang kampung yang pergi ke kota selalu membawa kardus, dan aku juga sama guys.

Setelah berpamitan dengan ayah dan ibu aku langsung duduk di belakang Sunny dan bersiap pergi.

"Hati-hati nduk, jangan lupa sholat dan ngaji. Ingat kamu hidup di kampung orang jadi harus ramah dan berbaur dengan orang lain, agar mudah mendapatkan teman," pesan Ibuku

"Inggih bu, Ros pamit ngih, assalamualaikum," ucapku berpamitan

"Waalaikum salam," jawab ibu seraya melambaikan tangannya kearahku

Terpopuler

Comments

🦋ELSA_AYARA 🦋

🦋ELSA_AYARA 🦋

makin aseeek

2023-07-22

0

Fans-nya Okita Souji🌺

Fans-nya Okita Souji🌺

gamon aja deh daripada galon 😂

2022-10-06

0

Aqiyu

Aqiyu

kayanya Rizal nikah sama Hesti karena MBA mereka selingkuh dibelakang Ros

2022-10-04

0

lihat semua
Episodes
1 1. Melabrak
2 2. Mencoba Tegar
3 3. Menghadiri Nikahan Mantan
4 4. Kosan Bu Broto
5 5. Mas Barra
6 6. Keanehan demi keanehan
7 7. Serangan Menjelang Magrib
8 8. Menuju Rumah Barra
9 9. Menginap
10 10. Aki Suryo
11 11. Hari Pernikahan
12 12. Malam Pengantin
13 13. Sakaratul Maut
14 14. Dilema
15 15. Mencari Jalan Pulang
16 16. Kembali ke Rumah
17 17. Mencari Tahu
18 18. Mencari Tahu 2
19 19. Pergi Ke Pantai
20 20. Rindu
21 21. Jimat
22 22. Ruqyah
23 23. Suara dan Wajah Teduh
24 24. Diam berarti Iya
25 25. Melamar Kerja
26 26. Yes, aku Mau
27 27. Lab. IPA
28 28. Gibran
29 29. Gibran 2
30 30. Teror
31 31. Menyelamatkan diri
32 32. Menyelamatkan diri 2
33 33. Teror 2
34 34. Kembang Kantil
35 35. Bulan Purmana
36 36. Lahirnya Bayi Gaib
37 37. Akhirnya
38 38. Kokom dukun Santet
39 39. Pengusiran
40 40. Ambyar
41 41. Rampog
42 42. Kembali ke Alam Gaib
43 43. Perpisahan
44 44. Kesungguhan
45 45. Nikah Dadakan
46 Dibalik Layar
47 47. Menginap di Rumah Kyai Hasan
48 48. Dreams come true
49 49. Sakit Hati Dukun Bertindak
50 50. Terjebak
51 51. Melarikan Diri
52 52. Susuk Mayat
53 53. Susuk Mayat 2
54 54. Kejar-kejaran
55 55. Tentang Yeni
56 56. Perangkap
57 57. Perlawanan
58 58. Perlawanan 2
59 59. Yang Terakhir Kalinya
60 60. Gilang Beraksi
61 61. Melepaskan Susuk Yeni
62 62. Melepaskan Susuk Yeni 2
63 63. Melepaskan Susuk Yeni Finish
64 64. Ujian Pernikahan
65 65. Sunny bertemu Barra
66 66. Barra Terluka
67 67. Penyatuan
68 68. Bersama Kita Bisa
69 69. Biarkan Aku Melihatnya
70 70. Pembalasan
71 71. Pembalasan 2
72 72. Gombalan Gilang
73 73. Meminta Bantuan
74 74. Membantu Shinta
75 75. Membantu Shinta 2
76 76. Membantu Shinta 3
77 77. Ku Lepas Kau Dengan Ikhlas
78 78. Kehadiran Seseorang
79 PRAKATA
80 Ekstra Part
81 PENGUMUMAN
82 Sang Penjaga 1
83 Sang Penjaga 2
84 Sang Penjaga 3
85 Sang Penjaga 4
86 Sang Penjaga 5
87 Sang Penjaga 6
88 Sang Penjaga 7
89 Sang Penjaga 8
90 Sang Penjaga 9
91 Sang Penjaga 10.
92 Sang Penjaga 11
93 Sang Penjaga 12
94 Sang Penjaga 13
95 Sang Penjaga 14
96 Ucapan Terimakasih.
97 Sang Penjaga 15
98 Sang Penjaga 16
99 Sang Penjaga 17
100 Sang Penjaga 18
101 Sang Penjaga 19 end
102 PENGUMUMAN
103 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 103 Episodes

1
1. Melabrak
2
2. Mencoba Tegar
3
3. Menghadiri Nikahan Mantan
4
4. Kosan Bu Broto
5
5. Mas Barra
6
6. Keanehan demi keanehan
7
7. Serangan Menjelang Magrib
8
8. Menuju Rumah Barra
9
9. Menginap
10
10. Aki Suryo
11
11. Hari Pernikahan
12
12. Malam Pengantin
13
13. Sakaratul Maut
14
14. Dilema
15
15. Mencari Jalan Pulang
16
16. Kembali ke Rumah
17
17. Mencari Tahu
18
18. Mencari Tahu 2
19
19. Pergi Ke Pantai
20
20. Rindu
21
21. Jimat
22
22. Ruqyah
23
23. Suara dan Wajah Teduh
24
24. Diam berarti Iya
25
25. Melamar Kerja
26
26. Yes, aku Mau
27
27. Lab. IPA
28
28. Gibran
29
29. Gibran 2
30
30. Teror
31
31. Menyelamatkan diri
32
32. Menyelamatkan diri 2
33
33. Teror 2
34
34. Kembang Kantil
35
35. Bulan Purmana
36
36. Lahirnya Bayi Gaib
37
37. Akhirnya
38
38. Kokom dukun Santet
39
39. Pengusiran
40
40. Ambyar
41
41. Rampog
42
42. Kembali ke Alam Gaib
43
43. Perpisahan
44
44. Kesungguhan
45
45. Nikah Dadakan
46
Dibalik Layar
47
47. Menginap di Rumah Kyai Hasan
48
48. Dreams come true
49
49. Sakit Hati Dukun Bertindak
50
50. Terjebak
51
51. Melarikan Diri
52
52. Susuk Mayat
53
53. Susuk Mayat 2
54
54. Kejar-kejaran
55
55. Tentang Yeni
56
56. Perangkap
57
57. Perlawanan
58
58. Perlawanan 2
59
59. Yang Terakhir Kalinya
60
60. Gilang Beraksi
61
61. Melepaskan Susuk Yeni
62
62. Melepaskan Susuk Yeni 2
63
63. Melepaskan Susuk Yeni Finish
64
64. Ujian Pernikahan
65
65. Sunny bertemu Barra
66
66. Barra Terluka
67
67. Penyatuan
68
68. Bersama Kita Bisa
69
69. Biarkan Aku Melihatnya
70
70. Pembalasan
71
71. Pembalasan 2
72
72. Gombalan Gilang
73
73. Meminta Bantuan
74
74. Membantu Shinta
75
75. Membantu Shinta 2
76
76. Membantu Shinta 3
77
77. Ku Lepas Kau Dengan Ikhlas
78
78. Kehadiran Seseorang
79
PRAKATA
80
Ekstra Part
81
PENGUMUMAN
82
Sang Penjaga 1
83
Sang Penjaga 2
84
Sang Penjaga 3
85
Sang Penjaga 4
86
Sang Penjaga 5
87
Sang Penjaga 6
88
Sang Penjaga 7
89
Sang Penjaga 8
90
Sang Penjaga 9
91
Sang Penjaga 10.
92
Sang Penjaga 11
93
Sang Penjaga 12
94
Sang Penjaga 13
95
Sang Penjaga 14
96
Ucapan Terimakasih.
97
Sang Penjaga 15
98
Sang Penjaga 16
99
Sang Penjaga 17
100
Sang Penjaga 18
101
Sang Penjaga 19 end
102
PENGUMUMAN
103
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!