9. Menginap

Aku tidak henti-hentinya berdecak kagum melihat rumah-rumah disana yang sangat indah dan mewah. Dan dari semuanya rumah Barralah yang termegah dan termewah. Sepertinya Mas Barra anak orang berada itu bisa terlihat dari para penduduk daerah itu yang sangat hormat padanya.

Kedatangan kami disambut bak menyambut Pangeran dan Permaisurinya, semua warga menunduk memberi hormat kepada kami.

Aneh rasanya ketika melihat semua warga yang menatapku dengan tatapan penuh iba dan belas kasihan. Mereka juga berbisik-bisik seperti membicarakan aku, membuatku sedikit canggung dan malu. Warga kampung ini tidak jauh beda dengan warga di kampungku dari dandanan dan cara berpakaiannya pun sama hanya saja mereka lebih tertutup dalam berpakaian.

Ayah Barra ternyata seorang lurah atau kepala suku disini, sehingga ia sangat dihormati di kampung ini. Tiba dirumah Barra rasanya seperti memasuki rumah Sultan, sangat besar dan mewah. Sepanjang perjalanan masuk ke rumahnya mataku selalu terfokus pada isi rumah Barra yang mayoritas adalah barang antik, seperti museum saja.

"Ini kamar kamu istirahatlah," ucap Barra mengantarku ke depan kamar tamu

Aku segera masuk dan duduk di bibir ranjang, kasurnya sangat empuk dan wangi, kamar ini sangat besar walaupun dihuni oleh satu orang. Kucoba buka tirai kamar dan melihat pemandangan di samping kamar. Tampak terlihat taman bunga yang sangat indah membuatku ingin pergi kesana. Kucari ponselku disaku rokku tapi tidak ada, kubuka tas kecil yang ku bawa disana juga tidak ada.

Padahal aku pengin banget selfi disini dan ku pamerkan di status WhatsApp, Facebook dan Instagram aku. Tapi sayangnya ponselku ketinggalan.

Karena tubuhku terasa lengket dan gerah setelah melakukan perjalanan jauh menuju ke kampung ini aku berinisiatif untuk mandi membersihkan tubuhku agar kembali bersih dan segar

Selesai mandi kulirik jam dinding sudah menunjukkan pukul delapan, ternyata cepat juga waktu berlalu. Kucoba memejamkan mataku agar bisa menghilangkan rasa pegal dikakiku karena seharian berjalan menyusuri jalan setapak dan perbukitan yang lumayan jauh.

**Krieet!!

Ku dengar suara pintu kamarku terbuka pelan. Seseorang masuk kedalam kamar dan duduk disamping ku.

Saat aku meliriknya, sebuah senyum manis terpancar di wajah tampannya.

"Kamu belum tidur?" tanya Barra ramah

"Belum Mas, aku susah tidur," jawabku mencoba bangun dan duduk disebelahnya

"Gimana leher kamu, apa masih sakit?" ia mengusap lembut rambutku membuat dadaku berdesir kencang, jantungku berdetak kencang saat menerima perhatian spesial dari Mas Barra. Tatapannya yang lembut mampu selalu bermimpi untuk menjadi seseorang yang mengisi relung hatinya.

"Udah gak sakit sih cuma tadi aku lihat sepertinya leherku mulai menghitam," jawabku

"Iya, itu adalah efek dari racun yang dipakai oleh Sukma saat mencekik mu, besok kita akan mencoba berobat ke Mbah Suryo, aku dengar ia seorang tabib yang sakti, semoga dia bisa menyembuhkan luka kamu," tutur Barra sembari mengusap lembut rambutku

"Aamiin, semoga ya Mas, agar aku juga bisa cepat pulang," jawabku yang kini tiba-tiba kangen ingin pulang ke Tegal dan wajah ibu dan bapak tiba-tiba saja melintas dalam benakku.

Mereka memanggilku seperti sangat merindukan aku.

"Apa kamu akan pergi dan meninggalkan aku jika kamu sudah sembuh?" pertanyaan Barra berhasil membuat aku bimbang, bagaimana tidak, disisi lain aku kangen ibu dan ingin pulang tapi aku juga tidak mau berpisah dengan Barra.

"Tentu saja aku harus pulang, lagian kan aku baru saja mendapat pekerjaan jadi tidak mungkin aku bolos kerja terus, bisa-bisa aku dipecat," jawabku sedikit memakai logika

"Kamu ngajar disini saja, lagian disini juga banyak sekolahan, jangan tinggalin aku,"

Deg, seketika aku baru merasa apa yang Barra ucapkan itu serius, apa benar dia juga takut berpisah denganku.

"Tapi bukannya Mas bilang, kalau Mas itu lari dari rumah untuk menghindari perjodohan, terus Mas gak mau balik lagi dong ke kosan, apa Mas sudah menerima perjodohan dengan calon istri Mas?" tanyaku hati-hati

"Kalau aku sudah kembali kesini apalagi Romo yang menjemputku sepertinya susah kembali lagi ke kosan, karena rumahku disini, makanya aku minta kamu tinggalah disini bersamaku," pintanya lirih dengan mata berkaca-kaca membuat aku tidak tega untuk meninggalkannya

Ku usap lembut air matanya yang mulai jatuh membasahi pipinya.

"Tolong jangan tinggalin aku, tinggalah disini bersamaku dan jadilah istriku?"

Rasanya bagaikan ketiban durian, hatiku rasanya sangat senang saat mendengar ucapan atau lebih tepat permintaan Mas Barra itu.

Aku hanya tersenyum belum bisa menjawab karena untuk menikah tentunya harus ada persetujuan dari Ibu dan Bapak, sedangkan mereka saat ini masih di Tegal.

Seperti tahu kalau aku sedang ragu dan bimbang menjawab pertanyaan darinya, ia mengusap lembut wajahku dan mendaratkan ciuman hangat yang membuatku terperanjat.

Walaupun ini bukan yang pertama untuk aku, tapi ciuman ini sangat berbeda, rasanya sangat nikmat dan mampu menggetarkan seluruh tubuhku yang menginginkan lebih sekedar dari ciuman. Aku tidak bisa menolak dan hanya bisa membalas dan pasrah. Aku menikmati saat lidahnya bergerak lincah dan menyusuri rongga mulutku dan perang lidahpun membuat ciuman kami semakin panas.

Cukup lama kami saling memagut hingga akhirnya Barra melepaskan ciumannya ketika melihatku kesulitan bernapas.

"Napas Ros," perintahnya dengan nafas yang masih memburu

Aku hanya mengangguk sambil mengatur suasana hatiku dan gejolak yang mulai naik, membuatku semakin tidak nyaman. Aku tidak tahu kenapa cuma ciuman saja bisa membuat aku begitu melayang hingga membuat sesuatu yang basah dibawah rokku.

Ia lagi-lagi menatapku, membuatku semakin malu dan salah tingkah. Aku hanya menunduk karena tidak berani menatap wajahnya.

**Braakk!!

Tiba-tiba seseorang membuka paksa pintu kamarku dan mendekati kami. Lelaki tua itu bukan ayah Barra, lalu siapa dia kenapa ia bisa masuk ke rumah ini dan mendobrak kamarku.

Laki-laki itu sangat aneh, ia memakai blankon dan baju serba hitam. Lelaki itu menatapku penuh iba seperti ingin mengajakku pulang, tapi pandangannya berubah sinis dan penuh amarah ketika menatap Barra.

Begitu juga Barra sepertinya ia tidak suka dengan kedatangan pria tua yang lebih mirip dengan seorang dukun itu, matanya melotot dan mukanya tiba-tiba memerah menatap pria itu.

"Aku tidak mengundangmu ke sini, pergi dari sini, aku tidak ada urusan denganmu, pergilah!, atau kau akan menyesal!" ancam Barra padanya

"Maafkan atas kelancangan hamba yang mengganggu kesenangan Pangeran, aku cuma ingin membawa cucuku pulang, kembalikan cucuku, karena dia bukan milikmu," jawab lelaki tua itu penuh hormat

"Kau boleh saja membawanya pulang dengan syarat kau bisa mengobati luka di lehernya." jawab Barra

Lelaki itu kemudian duduk disampingku dan meletakkan tangannya ke leherku. Anehnya tubuh lelaki itu bergetar hebat saat menyentuh leherku.

"Aaarghhh!" ia mengerang seperti kesakitan dan tubuhnya terlempar hingga jatuh ke lantai. Sementara Barra hanya tersenyum sinis kepadanya seperti sedang mengejeknya.

"Pergi dari sini, karena kau bukan lawanku!" ucap Barra membuat pria itu pergi dari kamarku

Terpopuler

Comments

🦋ELSA_AYARA 🦋

🦋ELSA_AYARA 🦋

tuh dukun...mbahnya si ros di dunia nyata kali

2023-07-22

1

penyemangat🥰🥰

penyemangat🥰🥰

ka ros ga ajak upin ipin sih jd tersesat ke dunia jin dah

2022-11-15

0

Aqiyu

Aqiyu

Ros kayanya sekarat di koshan dah ampe bu Broto minta bantuan dari dukun

2022-10-04

0

lihat semua
Episodes
1 1. Melabrak
2 2. Mencoba Tegar
3 3. Menghadiri Nikahan Mantan
4 4. Kosan Bu Broto
5 5. Mas Barra
6 6. Keanehan demi keanehan
7 7. Serangan Menjelang Magrib
8 8. Menuju Rumah Barra
9 9. Menginap
10 10. Aki Suryo
11 11. Hari Pernikahan
12 12. Malam Pengantin
13 13. Sakaratul Maut
14 14. Dilema
15 15. Mencari Jalan Pulang
16 16. Kembali ke Rumah
17 17. Mencari Tahu
18 18. Mencari Tahu 2
19 19. Pergi Ke Pantai
20 20. Rindu
21 21. Jimat
22 22. Ruqyah
23 23. Suara dan Wajah Teduh
24 24. Diam berarti Iya
25 25. Melamar Kerja
26 26. Yes, aku Mau
27 27. Lab. IPA
28 28. Gibran
29 29. Gibran 2
30 30. Teror
31 31. Menyelamatkan diri
32 32. Menyelamatkan diri 2
33 33. Teror 2
34 34. Kembang Kantil
35 35. Bulan Purmana
36 36. Lahirnya Bayi Gaib
37 37. Akhirnya
38 38. Kokom dukun Santet
39 39. Pengusiran
40 40. Ambyar
41 41. Rampog
42 42. Kembali ke Alam Gaib
43 43. Perpisahan
44 44. Kesungguhan
45 45. Nikah Dadakan
46 Dibalik Layar
47 47. Menginap di Rumah Kyai Hasan
48 48. Dreams come true
49 49. Sakit Hati Dukun Bertindak
50 50. Terjebak
51 51. Melarikan Diri
52 52. Susuk Mayat
53 53. Susuk Mayat 2
54 54. Kejar-kejaran
55 55. Tentang Yeni
56 56. Perangkap
57 57. Perlawanan
58 58. Perlawanan 2
59 59. Yang Terakhir Kalinya
60 60. Gilang Beraksi
61 61. Melepaskan Susuk Yeni
62 62. Melepaskan Susuk Yeni 2
63 63. Melepaskan Susuk Yeni Finish
64 64. Ujian Pernikahan
65 65. Sunny bertemu Barra
66 66. Barra Terluka
67 67. Penyatuan
68 68. Bersama Kita Bisa
69 69. Biarkan Aku Melihatnya
70 70. Pembalasan
71 71. Pembalasan 2
72 72. Gombalan Gilang
73 73. Meminta Bantuan
74 74. Membantu Shinta
75 75. Membantu Shinta 2
76 76. Membantu Shinta 3
77 77. Ku Lepas Kau Dengan Ikhlas
78 78. Kehadiran Seseorang
79 PRAKATA
80 Ekstra Part
81 PENGUMUMAN
82 Sang Penjaga 1
83 Sang Penjaga 2
84 Sang Penjaga 3
85 Sang Penjaga 4
86 Sang Penjaga 5
87 Sang Penjaga 6
88 Sang Penjaga 7
89 Sang Penjaga 8
90 Sang Penjaga 9
91 Sang Penjaga 10.
92 Sang Penjaga 11
93 Sang Penjaga 12
94 Sang Penjaga 13
95 Sang Penjaga 14
96 Ucapan Terimakasih.
97 Sang Penjaga 15
98 Sang Penjaga 16
99 Sang Penjaga 17
100 Sang Penjaga 18
101 Sang Penjaga 19 end
102 PENGUMUMAN
103 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 103 Episodes

1
1. Melabrak
2
2. Mencoba Tegar
3
3. Menghadiri Nikahan Mantan
4
4. Kosan Bu Broto
5
5. Mas Barra
6
6. Keanehan demi keanehan
7
7. Serangan Menjelang Magrib
8
8. Menuju Rumah Barra
9
9. Menginap
10
10. Aki Suryo
11
11. Hari Pernikahan
12
12. Malam Pengantin
13
13. Sakaratul Maut
14
14. Dilema
15
15. Mencari Jalan Pulang
16
16. Kembali ke Rumah
17
17. Mencari Tahu
18
18. Mencari Tahu 2
19
19. Pergi Ke Pantai
20
20. Rindu
21
21. Jimat
22
22. Ruqyah
23
23. Suara dan Wajah Teduh
24
24. Diam berarti Iya
25
25. Melamar Kerja
26
26. Yes, aku Mau
27
27. Lab. IPA
28
28. Gibran
29
29. Gibran 2
30
30. Teror
31
31. Menyelamatkan diri
32
32. Menyelamatkan diri 2
33
33. Teror 2
34
34. Kembang Kantil
35
35. Bulan Purmana
36
36. Lahirnya Bayi Gaib
37
37. Akhirnya
38
38. Kokom dukun Santet
39
39. Pengusiran
40
40. Ambyar
41
41. Rampog
42
42. Kembali ke Alam Gaib
43
43. Perpisahan
44
44. Kesungguhan
45
45. Nikah Dadakan
46
Dibalik Layar
47
47. Menginap di Rumah Kyai Hasan
48
48. Dreams come true
49
49. Sakit Hati Dukun Bertindak
50
50. Terjebak
51
51. Melarikan Diri
52
52. Susuk Mayat
53
53. Susuk Mayat 2
54
54. Kejar-kejaran
55
55. Tentang Yeni
56
56. Perangkap
57
57. Perlawanan
58
58. Perlawanan 2
59
59. Yang Terakhir Kalinya
60
60. Gilang Beraksi
61
61. Melepaskan Susuk Yeni
62
62. Melepaskan Susuk Yeni 2
63
63. Melepaskan Susuk Yeni Finish
64
64. Ujian Pernikahan
65
65. Sunny bertemu Barra
66
66. Barra Terluka
67
67. Penyatuan
68
68. Bersama Kita Bisa
69
69. Biarkan Aku Melihatnya
70
70. Pembalasan
71
71. Pembalasan 2
72
72. Gombalan Gilang
73
73. Meminta Bantuan
74
74. Membantu Shinta
75
75. Membantu Shinta 2
76
76. Membantu Shinta 3
77
77. Ku Lepas Kau Dengan Ikhlas
78
78. Kehadiran Seseorang
79
PRAKATA
80
Ekstra Part
81
PENGUMUMAN
82
Sang Penjaga 1
83
Sang Penjaga 2
84
Sang Penjaga 3
85
Sang Penjaga 4
86
Sang Penjaga 5
87
Sang Penjaga 6
88
Sang Penjaga 7
89
Sang Penjaga 8
90
Sang Penjaga 9
91
Sang Penjaga 10.
92
Sang Penjaga 11
93
Sang Penjaga 12
94
Sang Penjaga 13
95
Sang Penjaga 14
96
Ucapan Terimakasih.
97
Sang Penjaga 15
98
Sang Penjaga 16
99
Sang Penjaga 17
100
Sang Penjaga 18
101
Sang Penjaga 19 end
102
PENGUMUMAN
103
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!