“Tidak bagiku. Faktanya, kamu tidak berpikir kalau dirimu pintar.”
“Aku tidak berpikir kalau diriku pintar.”
“Itu yang aku maksud,”
“Yeah,”
“Kenapa hukum?”
“Itu agak personal.”
“Bukankah itu alasan kita berada di sini?”
“Ya, Um… saat aku 12 tahun, orang tuaku dalam perjalanan pulang setelah makan malam, dan mereka mengalami sebuah kecelakaan. Dan, uh, mereka meninggal. Suatu hari, aku dan nenekku kedatangan tamu. Nenekku membawaku masuk ke kamar, namun aku melihat seseorang memberikan uang atas kompensasi kecelakaan orangtuaku. Aku merasa tidak adil,”
“Laura memang benar,”
“Tentang apa?”
“Sampai bertemu di firma,” Harry bangkit berdiri dan berjalan pergi dari bar.
“Tunggu sebentar, Laura benar soal apa?”
--
Harry memasuki ruangan Laura dimana dia masih setia di ruangan yang sudah gelap itu.
“Bagaimana makan malamnya?” tanya Laura.
“Yah, begitu,”
“Kalau Daddy ingin mengetahui sesuatu dariku, Daddy bisa tanyakan langsung padaku,”
“Kenapa? Daddy hanya ingin tahu tentang Jack Andrew,”
“Karena kalau Daddy mencoba mengenal dia, Daddy seharusnya bilang padaku agar aku bisa ikut makan malam,”
“Sesuatu terjadi, dan Daddy hanya ingin tahu apa itu. Sebuah tuduhan yang dibuat kalau Jack Andrew tidak kuliah di AAA dan sekolah hukum lainnya. Jadi, Daddy mengeceknya. Lulus terbaik di kelasnya. Jadi, Daddy ingin memastikannya. Daddy ingin melihat apa yang kamu lihat dari dia, yang membuat dia sangat special.”
“Dan?”
“Daddy mendapatkannya. Dia adalah paket lengkap. Bahkan mungkin yang terbaik dari kita berdua.”
“Aku harap ini bukan berarti Daddy akan menempatkan aku ke posisi perekrutan,”
“Tidak perlu khawatir. Kamu lolos. Dan satu lagi, Laura. Dia mungkin bersih tapi Daddy tahu anak itu penuh dengan kebusukan. Karena mungkin dia menulis dia lulus dari AAA, tapi tidak ada catatan dia lulus dari universitas manapun di muka bumi ini. Jadi, Daddy akan memberi kamu keuntungan dari keraguan yang kamu tidak tahu. Karena Daddy tidak mau Daddy melakukan hal yang seharusnya Daddy lakukan, kamu yang harus melakukannya. Dan apa yang harus kamu lakukan adalah memecat anak s*alan itu,”
KEESOKAN HARINYA.
Laura masuk ke kantor dan berjalan menuju ruangannya.
“Brad, Tolong bantu aku. Buat janji temu dengan Pak Frank. Thankyou,” ucap Laura lalu masuk ke dalam ruangannya.
“Hey, apa itu?” Brad mengikuti Laura ke dalam ruangannya.
“Hm?”
“’Tolong’, ‘Bantu aku’, dan ‘Thankyou’. Semuanya dalam 1 kalimat? Kamu pikir aku tidak menyadarinya?”
“Aku tidak memiliki waktu untuk ini,”
“Kamu punya. Kamu akan duduk di kursi agungmu, Sementara aku mencari tahu apa yang sedang terjadi,”
“Tidak ada yang terjadi,”
“Lekukan kerah blazermu agak miring ke kanan. Itu tandanya ada sesuatu yang sedang kamu Pikirkan. Terakhir kali kamu mengenakan blazer berwarna ungu saat kamu putus dengan mantanmu. Whoa, antara mama kamu kembali muncul di hadapanmu, atau ayahmu mengetahui tentang Jack,”
Laura terdiam. Namun raut wajahnya seolah membenarkan apa yang Brad ucapkan.
Brad duduk di hadapan Laura. “Ya, Tuhan. Dia sudah mengetahuinya?”
“Aku harus memecatnya,” ucap Laura.
“Bagaimana kamu bisa melakukan itu?”
“Kamu mau aku bagaimana? Kalau aku tidak memecatnya, ayahku yang memecatnya,”
“Hey, apa kabar kawan-kawanku?” Jack masuk ke dalam ruangan Laura.
“Wow. Hari ini hari yang indah,” ucap Jack kemudian.
Lalu dia melihat wajah Laura dan Brad yang raut wajahnya bertolak belakang dengan dia pagi ini.
“Ada apa dengan kalian berdua? Seseorang meninggal?” tanya Jack.
“Aku akan keluar,” ucap Brad.
“Jack?” panggil Laura.
“Ho’oh,”
“Duduk,”
“Tidak bisa. Aku sedang kebanyakan energy,”
“Jack, duduk,”
Jack akhirnya duduk di sofa bersama Laura.
Selang beberapa waktu, Jack keluar dari ruangan Laura dengan tatapan yang kosong.
“Kamu baik-baik saja?” tanya Brad.
“Aku sedang tidak bisa bicara saat ini,” jawab Jack lalu berjalan.
Brad masuk ke dalam ruangan Laura.
“Ok, kita harus melanjutkan pembicaraan kita. Ceritakan apa yang terjadi. Pembicaraan, rencana, dan keseluruhan dari ‘kamu mau aku bagaimana’. Kamu tidak bisa memecat Jack.”
“Aku tidak melakukannya,”
“Kamu membiarkan Jack tetap di sini?”
“Tidak.”
“Ya, Tuhan. Wajahmu seperti ingin menangis.”
“Aku memikirkan jumlah pekerjaan yang harus aku selesaikan sebagai gantinya kalau aku memutuskan untuk tidak memecat Jack,”
“Laura, kamu benar-benar. Perlukah aku menyiapkan tisu? Ember? Tampon?”
“Sebentar. Biasanya kamu mendengar semua percakapan pribadi aku.”
“Lalu?”
“Kali ini kamu tidak.”
“Iya, aku sangat sibuk,”
“Sibuk?”
“Laura, kamu bilang kalau kamu tidak memecat Jack, ayahmu yang akan melakukannya. Jadi, apa yang akan kamu lakukan?”
“Belikan kita beberapa waktu,”
“Hey, kalau kamu tidak memecatnya, kenapa wajahnya memucat saat dia keluar dari ruanganmu?”
“Aku bilang padanya aku mencintai dia,”
“Kamu becanda, Laura,”
--
Jack melihat temannya Karel keluar dari ruangan Harry.
“Karel?” Jack memanggilnya.
“Kamu sudah kembali? Apa yang kamu lakukan di sini, bung? Harry Phoenix? Kenapa kamu keluar dari ruangan dia?”
“Jack, Maafkan aku. Aku memang bukan teman yang baik. Tapi aku butuh uang untuk hidup dan aku tidak tahu harus mendapatkan uang darimana lagi.”
“Apa maksudmu?”
“Aku memberitahu dia semalam sebagai gantinya dia memberiku 10 juta hari ini,”
“Apa? Apa yang kamu beritahu padanya? Karel, jangan bilang-”
“Maafkan aku,”
Episode 17
RUANGAN LAURA.
“Tenang saja, Freya. Aku akan mewujudkan itu,” ucap Laura di telepon lalu Jack tiba-tiba masuk ke dalam ruangannya.
“Kamu sudah mengetahuinya,” ucap Jack.
“Nanti kita lanjutkan lagi pembicaraan kita,” ucap Freya di telepon.
“Kapan?” tanya Jack.
“Semalam,”
“Apa yang harus kita lakukan?”
“Kita tidak memiliki pilihan lain. Kita harus meninggalkan negara ini,”
“Apa?”
“Aku bisa mendapatkan 2 tiket ke Vatikan dan helicopter dalam 2 menit,” ucap Laura.
“Sebentar. Ayahmu mengetahuinya? Dan kamu mengetahui dia mengetahuinya? Dan kamu mengeluarkan lelucon atas hidupku?”
“Kamu marah padaku?”
“Tidak. Aku ingin membunuhmu!”
“Bagus. Karena kamu marah, artinya kamu tidak panik dan kamu akan menemukan cara meredakan amarahmu,”
“Apa yang ayahmu katakan?”
“Dia bilang aku harus memecatmu,”
“Itu tidak meredakan amarahku,”
“Bukankah aku sudah mengajarimu apa yang harus kamu lakukan saat seseorang menodong pistol di kepalamu? Sekarang ini bahkan tidak ada pistol di sini.”
“Tidak di sini. tapi di luar. Dan ketika pistol itu membidikku, dia mulai menembak.”
“Lantas kenapa kamu tidak melakukan pekerjaanmu dan memiliki keyakinan kalau aku akan mengerjakan pekerjaanku?”
Brad masuk ke dalam ruangan Laura.
“Brad, tidak sekarang,” ucap Laura.
“Kamu harus mendengar ini,” ucap Brad.
“Apa?”
“Brenda Carpenter meninggal semalam,”
“Carpenter, dia bagian dari Phoenix Carpenter?” tanya Jack.
“Istrinya. Apa sudah dipublikasikan?” ucap Laura.
“Belum,”
Laura beranjak dari ruangannya.
Harry berjalan terburu-buru menuju lift dan Raphael bergabung dengannya.
“Pak Harry, apa kabarmu?” tanya Raphael.
“Tidak pernah membaik. Kamu?”
“Terbaik sedunia,”
“Apa kamu membutuhkanku?”
“Tidak. Tapi aku memiliki sesuatu yang akan membuatmu senang,”
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments