7

“Menekan sampai pasien mengeluh kesakitan.” Jack pun berjalan keluar dari ruangan Laura.

Namun baru beberapa langkah, Jack kembali berbalik.

“Hadiah ini cukup menggetarkan hatiku. Apa Bu Phoenix mampu bertanggung jawab?” tanya Jack.

“Mungkin saya mampu, tapi saya tidak ingin,” jawab Laura.

“Tadi anda bilang, hari ini saya menawan, bukan? Besok saya akan tampil lebih menawan dari hari ini.”

Jack keluar dari ruangan Laura.

DI DEPAN RUANG PERSIDANGAN.

“Bukti transfer ke rekening Lorraine Kyle, catatan telepon dengan Lorraine Kyle sebelum kesaksiannya, dan surat pernyataan perihal anda membayar Lorraine untuk kesaksian palsu. Pak George Fame, pemerasan adalah pelanggaran sipil. Hukumannya adalah uang. Tapi mengatur saksi itu kejahatan, anda akan masuk penjara. Disana, saya jamin anda akan belajar lebih banyak tentang kejahatan seksual,” ucap Jack.

“Anda pikir ini cukup untuk mengintimidasi saya? Meski bukti ini kredibel, siapa yang akan menuntut kasus pengaturan saksi deposisi?” ucap George.

“Laura, bukankah kamu satu alumni dengan jaksa?” tanya Jack.

“Sebenarnya, iya. Dan aku pikir dia akan tertarik untuk menuntut kasus seperti ini,” jawab Laura.

“Tunggu, apa kamu masih berteman dengannya?”

“Iya, aku menjadi pembawa acara saat dia menikah.”

“Wow.”

“Tidak, anda berbohong,” sahut George.

“Tidak. sepertinya aku masih memiliki foto bersama saat resepsi,” Laura mengeluarkan ponselnya.

“Baiklah, apa yang anda inginkan?” tanya pengacaranya George.

“Pengakuan bersalah dan jaminan klien anda akan mendapatkan perawatan psikologis sebelum kembali bekerja. Dan nama baik Sandra segera dipulihkan, dan ganti rugi,” ucap Jack.

“Baiklah,”

“Apa kita sudah selesai? Anaknya harus bertumbuh besar dengan baik dan tanpa beban. Biaya kuliah nantinya, bagaimana menurutmu?” tanya Laura pada Jack.

“Benar. Anda harus membayar biaya ekstra 3 miliar,” jawab Jack.

George bangkit berdiri, merasa tidak terima. Namun pengacaranya menahannya. George dan pengacaranya pun keluar tanpa membantah.

“Terima kasih banyak, pengacara Laura dan Jack,” ucap Sandra.

Laura dan Jack keluar dari ruang persidangan bersama.

“Ada satu pertanyaan. Kenapa kamu pergi ke rumah Lorraine?” tanya Jack.

“Seperti yang biasa aku lakukan. Mengancamnya,” jawab Laura.

“Aku tidak setuju. Kurasa kamu melakukannya karena kamu peduli,” ucap Jack.

“Aku melakukannya karena itu pekerjaanku.”

“Kenapa kamu tidak mengakuinya? Kamu melakukannya karena kamu peduli denganku. Aku melihatmu tersenyum 2 kali pagi ini karena aku.”

“Apa senyumku harus diklarifikasi?” Laura memberikan sebuah berkas pada Jack. “Kita akan mulai ini besok,”

“Apakah ini berarti kita resmi sebagai tim sekarang?” tanya Jack.

“Apa kamu tidak mau?”

“Tentu saja, aku mau. Tapi aku lebih ingin menjadi suamimu.”

“Orang yang menjadi suamiku harus tangguh. Harus bertahan saat keadaan sulit.”

“Bukankah aku sudah seperti itu? Lihat, dimana aku sekarang?”

“Di gedung pengadilan.”

“Di sisimu.”

“Di sisiku juga ada Brad. Sudah 9 tahun.”

“Tapi dia tidak menawan.”

Laura mengabaikan Jack dan memilih berjalan terus.

“Ya, ‘kan? Melihat wajahmu, sepertinya memang benar,” ucap Jack.

DI BILIK JACK.

Jack sedang menelepon dengan menggunakan telepon kantor di mejanya. Kala itu dia sedang sibuk sekali karena ada beberapa pekerjaan yang Laura ingin selesai hari ini juga. Raphael tiba-tiba datang menghampiri bilik Jack.

“Jack, saya ingin kamu pergi ikut dengan saya,” ucap Raphael.

“Anda bisa menghubungi saya kembali jika sudah terverifikasi. Baik. Baik,” ucap Jack di telepon. Jack menaruh gagang teleponnya.

“Kemana, Pak?” tanya Jack.

“Ke sebuah tempat,”

“Tapi saya harus menyelesaikan klaim ini. Laura meminta saya menyelesaikan hari ini,” ucap Jack.

“Hey, kamu,” Raphael memanggil seseorang yang duduk di seberang Jack.

“Saya, pak?”

“Iya. Urus ini. selesaikan hari ini,” ucap Raphael.

Raphael mengoper tugas Jack kepada seseorang. Jadilah Jack pergi bersama Raphael. Rupanya Raphael mengajak Jack bermain tenis. Jack kewalahan sekali menanggapi Raphael yang sangat bersemangat saat memukul bola.

“Hei, Rob. Kamu baru datang?” Raphael menyapa seseorang yang baru tiba di lapangan.

(*Robert Huntler: atlet tenis dengan bayaran termahal)

“Ayo makan siang bersama nanti. Aku ingin berguru tenis denganmu. Bagaimana kalau kita coba bermain? Aku akan memberikan 3 sets untukmu,” Namun Raphael terus diabaikan oleh Robert sampai akhirnya Robert pergi dari lapangan.

“Ah, kunyuk itu,”

Raphael pun berjalan menghampiri Jack.

“Bukankah dia Robert Huntler? Dia yang menang di Premiere Universe, ‘kan?” tanya Jack.

“Ya, dia orangnya. Dia mendapatkan bayaran 200 miliar per tahunnya dan dia masih menggunakan saudaranya sebagai penasihat hukum. Seseorang dengan aset sebanyak itu membuatku kesal,” ucap Raphael.

“Ok, baiklah. giliran aku yang servis, ‘kan?” tanya Jack.

“Aku mau mandi,” Raphael meninggalkan lapangan.

DI RUANG GANTI.

“Hey, Rob. Kita melewatkan permainan-” Raphael lagi-lagi tidak dihiraukan oleh Robert. Robert berjalan begitu saja keluar dari ruang ganti melewati Raphael.

“Mungkin dia sedang tidak tertarik untuk membicarakan tenis,” ucap Jack.

“Pasti karena dia pikir aku tidak keren. Seperti pikiran pecandu kalau orang yang tidak menghisap ga*ja adalah kutu buku. Ngomong-ngomong, kamu tampak seperti sefrekuensi dengannya,” balas Raphael.

“Kenapa kamu berkata begitu?”

“Aku yakin kamu menikmati ga*ja sesekali,”

“Tidak. Aku tidak memakai,”

“Itu aneh,”

“Kenapa aneh?”

“Karena tes narkoba yang kamu ambil, yang aku paksa padamu, menunjukkan hasil yang sebaliknya,” Raphael memberikan sebuah amplop putih pada Jack.

Jack membuka isi amplop tersebut.

“Tenang, Jack. Aku tidak kaget. Kita bisa memanfaatkan ini,” ucap Raphael.

“Apa maksudmu?”

“Makan malam, mentraktir, itu tidak akan berhasil dengan Robert. Tidak akan mungkin jika aku. Tapi dengan orang yang sefrekuensi, memiliki kecenderungan yang sama-”

“Kamu ingin aku menghisap ga*ja dengannya?”

“Kamu bisa membantuku menarik dia untuk menjadi klien.”

“Itu alasan kamu membawaku kesini?” Jack mengganti pakaiannya.

“Tidak, Jack. Percayalah, tidak ada orang yang lebih kecewa dari aku saat mengetahui hasil tes narkobamu,” ucap Raphael.

“Bagaimana kalau aku tidak ingin?” tanya Jack.

“Aku ingin melihatmu sukses. Aku serahkan padamu,” jawab Raphael.

Robert kembali masuk ke dalam ruang ganti. Raphael pun keluar. Tersisa Robert dan Jack saja di dalam.

Sekembalinya ke firma, Jack menekan tombol lift naik untuk ke ruangannya. Lift pun terbuka. Jack menekan tombol lift naik berulang kali. Lift pun terus terbuka.

“Oh, uh.” Jack melihat lift terbuka dan masuk ke dalamnya.

Saat lift hampir kembali menutup, ada seseorang yang mencegahnya agar dapat masuk. Dan orang itu adalah Harry. Dia berdiri di samping Jack.

“Bagaimana bekerja dengan Laura?” tanya Harry.

“Aku? Oh, ya, semua baik-baik saja. aku belajar dengannya. Belajar banyak,” jawab Laura.

Setibanya di lantai tujuan, Jack segera menuju ke dapur kecil untuk minum air putih. Dia pun minum sebanyak 6 gelas air agar dapat fokus kembali setelah menghabiskan waktu bersama Robert tadi.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!