10

“Wow. 7.45. Aku bangga kamu datang. Oh, ya. Raphael Meyer mencarimu,” ucap Olivia saat melihat kedatangan Jack.

“Ada urusan apa?”

“Aku tidak tahu. Oh, ya. Kalau kamu tidur dengan pakaian itu, sebaiknya kamu menyimpan satu di kantor,” ucap Olivia.

“Apa seburuk itu?”

“Ya, seburuk itu.”

Hal ini dikarenakan Jack tidak sempat untuk mandi dan berganti pakaian. Dia terjaga hingga jam 5 pagi karena Laura.

Jack berjalan ke ruangan Laura namun Laura tidak ada di dalam.

“Kemana dia?” tanya Jack pada Brad.

“Dia sedang inisiasi dengan senior partner,” jawab Brad.

“Aku ingin bertanya, pa yang membedakan senior partner dengan posisi lainnya?”

“Bukankah hal ini seharusnya kamu cari tahu saat berpura-pura menjadi lulusan AAA? Baik, senior partner membeli saham firma. Mereka berbagi laba dan mereka juga harus menambah modal,” jawab Brad.

“Berapa harga untuk membeli saham?” tanya Jack.

DI RUANG RAPAT.

“700 juta… sekarang juga?” tanya Laura.

“Laura, kamu sudah mengetahuinya. Kamu tahu inisiasinya hari ini. kenapa kamu belum siapkan uangnya?” jawab Harry.

“Aku tidak tahu jatuh temponya hari ini. tidak hari ini, ‘kan?” balas Laura.

“Tidak, hahaha…”

“Tidak hari ini.”

“Semua orang di ruangan ini tertipu dengan cara yang sama. Apa kamu juga termasuk?” ucap Harry yang bercanda.

“Terima kasih, semuanya,” Harry meninggalkan ruang rapat sebagai tanda akhir dari inisiasi.

Raphael datang ke bilik Jack dan meletakkan sebuah kertas. Jack membacanya.

“Kacang, coklat, lada, apa ini? sekarang kamu menyuruhku berbelanja?” tanya Jack.

“Ini daftar makanan yang membuatku alergi. Kalau kamu memesan sebuah tempat, pastikan tidak ada menu-menu dengan bahan seperti di kertas itu,”

“Memesan tempat? Untuk apa lagi?”

“Tradisi Phoenix Carpenter. Jika ada karyawan rookie harus memesan tempat untuk makan malam. dan karena kamu adalah-”

“Rookie.”

“Benar. Menjamu makan malam rekan-rekan kerjamu.”

Jack bersandar di kursinya dan memegang dahinya.

“Jangan murung, tidak apa. Itu sangat mudah. Kamu hanya perlu mencari lokasi unik dan mengkoordinasikannya dengan 50 associate lainnya. Sangat sederhana,” ucap Raphael lalu pergi.

Namun Raphael berbalik lagi.

“Oh ya, ada hal penting apa sampai kamu bertemu dengan Laura dulu sebelum aku?”

“Raphael, aku-”

“Ketika aku bertanya sesuatu, aku hanya mengharapkan jawaban,”

“Uh, ya. Porthers Motors. Laura senang menekanku, dan, ya, aku memang tertekan,” ucap Jack.

Porthers Motors?

Episode 10

Harry dan Laura sedang berjalan bersama setelah keluar dari ruang rapat.

“Daddy tahu Laurence Jo menawarkan jumlah yang sangat besar pada kita dengan penjualan pabrik Porthers Motors,” ucap Harry.

“Darimana Daddy tahu?” Laura terkejut.

“Kabar burung. Kamu mengambil kasusnya?”

“Iya. Ngomong-ngomong, untuk masalah jatuh tempo…” Laura memberikan sebuah amplop.

“Apa ini?”

“Cek senilai 700 juta.”

Harry tersenyum. “Kamu sudah menyiapkannya.”

“Sudah aku siapkan saat aku mengincar posisi senior partner,” balas Laura. Keduanya menampilkan raut wajah yang ceria.

Keduanya pun berpisah dan kembali ke ruangan mereka masing-masing.

RUANGAN LAURA.

“Senang akhirnya kamu datang,” ucap Laura saat melihat Jack menunggunya di dalam.

“Kenapa semua mengatakan hal itu?” balas Jack.

“Itu ciri khasnya Phoenix Carpenter. Tapi bukan itu masalahnya sekarang. Apa yang kamu temukan tentang Porthers Motors?”

“Dewan tidak bisa memberikan voting setidaknya 24 jam setelah CEO mempresentasikan kesepakatan penjualan tanah perusahaan,” ucap Jack.

“Tapi Laurence telah mempresentasikan pada dewan,”

“Benar, tapi Laurence bukan CEO,”

“Aku yang menulis dokumennya. Dia CEO,”

“Hmm. Halaman 209, paragraf ke 120 tertulis ‘jika CEO wafat, CEO Sementara akan ditunjuk sampai voting dewan diadakan, yang tidak bisa dilaksanakan sampai kuartal fiscal selanjutnya’, yang dalam hal ini lusa,”

“Jadi mereka tidak dapat melakukan voting sampai lusa?”

“Iya,”

“Oke. Siapkan due diligence untuk kuserahkan pada Laurence, tapi aku tidak mau ada yang siap ditandatangani,” Laura bangkit berdiri dari kursinya.

“Mau ke mana?” tanya Jack.

“Ke luar. Waktuku hanya sampai lusa untuk mencari CEO baru.”

“Hah?”

“Apa?”

“Oh, tidak. hanya… kamu tahu… 7 jam aku membaca semua dokumen ini yang ditotalkan 2000 halaman, dan aku menemukan kesalahanmu,”

“Iya. Kamu menemukan kesalahan yang aku buat saat aku menyusun dokumen itu 9 tahun yang lalu. Aku membuat kesalahan itu di saat kamu masing lontang-lantung di tengah kota. Kesalahan yang akan membantuku menyingkirkan Laurence.”

“Kesalahan.”

Jack keluar dari ruangan Laura.

Laura tersenyum. “Kenapa orang itu senang sekali menemukan kesalahanku dan mendengar pengakuanku?”

Berjam-jam kemudian…

Laura memasuki ruangan associate dan berniat mengunjungi bilik Jack.

“Bu Laura, ada yang bisa saya bantu?” tanya salah seorang associate di sana.

“Amalia,”

“Amelia,”

“Oh, ya. Amelia. Kembalilah bekerja,”

“Rupanya kamu juga tidak dapat mengingat nama seseorang dengan benar,” ucap Jack.

“Apa kamu sedang mengumpulkan kesalahanku sekarang? Apa yang sedang kamu lakukan?”

“Mencari tempat untuk menjamu makan malam,”

“Aku telah berkeliling mencari orang yang tepat untuk menjadi CEO sebelum lusa namun tidak ada yang dapat memuaskanku,”

“Bagaimana dengan Mark Bowler? Orang desain dan produksi mesin. Kamu bilang dia yang mengurus soal mesin, dan dia peduli pada pegawai.”

“Dia tidak cocok. Selesaikan pencarian tempat makan malammu,” ucap Laura lalu pergi dari ruangan associate.

Saat selesai makan malam, Raphael memberikan tagihannya ke Jack dan betapa terkejutnya Jack saat melihat jumlah tagihannya mencapai 25 juta.

Jack pergi ke kasir untuk membayarnya.

“Tagihan anda sudah dibayarkan oleh Laura Phoenix,”

Setelah makan makan, beberapa associate kembali ke firma dan berkumpul di ruangan Raphael, termasuk Jack. Raphael mengajak mereka bermain tanya jawab untuk mengakrabkan Jack dengan associate lainnya.

“Berapa professor di AAA?” tanya Raphael.

“72,” jawab Jack.

“Dimana bisa mendapatkan pizza persegi? Semua lulusan AAA pasti tahu. saat begadang untuk belajar dan ingin pizza persegi, kemana kamu akan pergi?”

“Um… kamu tahu, aku lebih menyukai burger.”

“Berapa mahkamah agung di negara ini yang berasal dari almamater kita?” tanya associate lain.

“6.”

“Sudah aku bilang Jack memang tangguh,”

Permainan selesai. Jack keluar dari ruangan Raphael dan kemudian melihat Laura sedang berjalan. Dia pun mendekati Laura dan berbisik.

“Raphael sudah tahu,” ucapnya.

“Tahu apa?” tanya Laura.

“Rahasia kotorku. Dia tahu aku bukan alumni AAA.”

“Tidak, dia tidak tahu.”

“Kenapa kamu begitu yakin?”

“Karena kamu berjalan denganku sekarang.”

“Dia membahas banyak tentang AAA, pizza persegi-”

“Bukan berarti dia mengetahuinya.”

“Laura, menurutku, kita harus meretas sistem AAA, menaruh catatanku disana,”

“Aku tidak bisa. Aku sibuk. Aku harus meretas sistem keamanan di istana negara,”

“Serius, Laura.”

“Tidak akan ada yang mencari tahu siapa dirimu kecuali kamu memberi mereka alasan untuk itu. Raphael licik, tapi dia penakut. Dia tidak akan berpikir kita melakukan ini. karena dia tidak pernah berpikir bisa melakukan ini.”

“Aku mengerti.”

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!