Bab 18

"Ikut abang" perintah Al lalu meninggalkan Ridwan yang berdiri di belakangnya.

Di halaman belakang, Al sudah berdiri di depan Ridwan dengan tangan yang ia genggam di belakang, "Katakan" perintah Al.

"Athara" ucap Haikal, mendengar nama gadis itu sontak Al membalikkan badannya, ia tahu pasti ada yang tidak beres dengan adik dan gadis itu. Beberapa bulan mengenal Rara, Al tahu kalau Haikal di awal mengenal gadis itu ia sempat jatuh cinta, namun entah kenapa sekarang ini cinta itu menjadi kebencian.

"Ada apa dengan dia?" tanya Al.

"Abang di peras lagi?"

"Maksud kamu?"

"Aku tau kalau abang habis transfer uang ke dia sebesar sepuluh juta, uang sepuluh juga gak dikit bang bahkan abang ngumpulinnya harus kerja dari sore sampai larut malam karena dakwah, dia pikir itu mudah pake meras-meras orang segala" ucap Haikal dengan tatapan yang sangat dingin, "Bukan hanya itu, tadi siang juga abang udah lunasin uang SPP dia kan? Pasti dia yang minta, gak ada tau malunya jadi perempuan" lanjutnya.

"Istighfar" perintah Al, "Semua yang kamu katakan itu tidak benar Kal, semua perkataan kamu salah. Rara sama sekali tidak meminta apapun ke abang, Rara gak minta transfer uang sepuluh juta itu tapi abang yang ngasih sendiri, Rara juga gak meminta abang buat lunasin uang SPP nya tapi abang sendiri yang lunasin" Al mencoba menjelaskan agar adiknya itu bisa memahami.

Haikal tersenyum miring, ia pikir ia bodoh?, "Aku tau, abang bilang gini karena dia yang ngancem abang kan? dia perempuan macam apa? Murahan dan tidak tahu malu" maki Haikal.

Plakkkk

Dengan deru nafas yang memburu dan wajah yang memerah akibat emosi, Al tanpa sadar sudah menampar adiknya sendiri, "Siapa yang mengajarkan kamu seperti ini hm? Haikal yang abang kenal sama sekali tidak pernah mengkritik perempuan apalagi sampai merendahkannya seperti itu, istighfar Kal dan perbanyak ibadah sama Allah"

"Bahkan abang udah berani tampar aku, oke perempuan itu memang berpengaruh besar buat abang ya? Sampai-sampai abang berani menampar adik abang sendiri. Come on bang, buka mata abang lebar-lebar perempuan itu gak bener.

"Haikal.."

"Aku ngerendahin dia? emang dia udah rendah, perempuan murahan, pemeras" ucap Haikal makin menjadi.

"Sudah, sana cepet kembali ke kamar mu atau kalau mau pulang segera kembali ke rumah. Abang gak mau sampai abang kelepas batas."

"Pikir baik-baik sebelum terlambat, perempuan itu gak bener jangan sampai abang buta bisa di hasut oleh dia. Satu lagi... jangan sampai abang jatuh cinta sama dia. Assalamualaikum" Haikal pun pergi menyisakan Al seorang.

Al menghela napas dengan panjang lalu membuangnya dengan perlahan, lalu ia mengusap kasar wajahnya, Al tak habis fikir kenapa bisa adik kandungnya sendiri bisa membenci perempuan yang.... yang mungkin ia cintai, "Waalaikumussalam" jawabnya dengan nada pelan.

Jam 06.05 semua santriwan dan santriwati berbondong-bondong untuk melakukan sarapan pagi dengan lauk pauk yang sudah di siapkan oleh para santriwan terutama Vano dan Devan.

"Assalamualaikum, Lila maaf saya mengganggu waktu sarapan kamu, saya hanya ingin bertanya apakah Rara sedang makan juga?"

"Waalaikumussalam Gus, iya Rara juga lagi makan Gus" jawab Lila.

"Boleh saya minta tolong?"

"Silahkan Gus"

"Suruh Rara ke luar eh bukan, suruh Rara ke Ndalem sekarang" ucap Al.

"Oh iya Gu...."

"GUE GAK MAUUUU, GAK USAH PEDULIIN GUE, PERGI LO" teriak Rara dari dalam yang mungkin sudah mendengar percakapan Putri dan Al.

"Ehhh.." Lila merasa tidak enak karena ucapan Rara, "Gus maafin Rara ya, dia...."

"Tidak apa-apa, terima kasih waktunya saya permisi dulu assalamualaikum"

"Waalaikumussalam"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!