Bab 9

"Kesemutan kaki gue kalo di sana. Btw kenapa sih lo jalannya jauhan gitu sama gue? kalo gue deketin pasti lo ngehindar. Gak bisa banget ya deket sama gue?"

"Memangnya kamu mau banget deket sama saya?" tanya Al dengan menatap lekat mata Rara.

"Dih kaga, cuma gue herman aja" jawab Rara.

"Herman?"

"Ckk heran maksudnya" ucap Rara berdecak karena kesal, "Alasannya kenapa coba kalo lo selalu jaga jarak sama cewek?"

"Nanti kalau ada yang lihat bisa menimbulkan fitnah. Lagi pula bukannya sudah saya jelaskan kemarin kalau perempuan dan laki-laki yang bukan mahram itu tidak boleh berduaan, berdekatan atau bersentuhan sedikitpun. Jika hanya berdua maka yang ketiganya setan" jelas Al.

"Gak ada orang ketiga di antara kita berarti gak ada setan ya?" ucap Rara dengan polosnya.

"Setan mana terlihat Rara" geram Al.

"Ya iya sih"

"Kita duduk dulu di depan masjid" ucap Al dan merekapun menepi untuk duduk di teras Masjid.

"Kenapa lo kalo ada cewek lewat suka nunduk atau gak ngalihin pandangan? padahal kan kalo cakep pandang aja lumayan nyuci mata" ucap Rara.

"Astaghfirullah, mana boleh begitu. Memang sudah seharusnya seperti itu, mata kita kalau melihat sesuatu yang tidak berhak untuk di lihat maka palingkan lah dan tundukkanlah. Lagi pula kalau saya memandang perempuan lain di luar sana, saya takut perempuan yang sedang bersama saya cemburu" Al menjelaskan.

"Ouh gitu ya!! Btw lo punya cewe ya?"

"Laa"

"Iya dah gak paham gue, terus kenapa lo suka jaga jarak kalo deket cewek?"

"Perempuan itu bukan mahram saya, mana boleh" jawab Al.

"Kalo kesentuh dikit aja lo juga gak mau kenapa sih? padahal kan biasa aja.

"Tetap bukan mahram cantik, saya takutnya nimbulin dosa dan fitnah. Sudah di jelaskan dalam Hadis Riwayat Muslim 2470, kalau fitnah terbesar bagi kaum laki-laki adalah kaum wanita.'

"Oh gue paham, jadi kalo ketemu atau lagi sama cowo gak boleh natap, gak boleh sentuh, dan harus jaga jarak iya kan gitu?"

"Iya begitu. Tapi lebih bagusnya tidak usah bergaul dengan laki-laki. "

"Oh oke jangan deket-deket" Rara menjauhkan dirinya dari Al.

Al pun terkekeh kecil karena tingkah Rara yang gemas walau seperti anak kecil.

"Kenapa?" tanya Al tiba-tiba.

Rara mengerutkan keningnya, memang dia kenapa? pikirnya, "Hah? emangnya gue kenapa?"

"Kenapa sekarang kamu mau ngobrol sama saya bahkan nada bicara kamu tidak meninggi dan raut wajah kamu tidak jutek seperti kemarin di sekolah?" tanya Al sembari meledek.

"Euh itu ya kalau di pikir-pikir lo asik soalnya.

"Saya tidak nyebelin seperti yang kamu bilang waktu itu kan?"

"Iya enggak, tapi dikit-dikit masih ada" sahut Rara dengan wajah masam.

Al tertawa melihat ekspresi Rara, tawa yang jarang sekali ia keluarkan bahkan dengan adik dan abahnya sendiripun tak pernah ia keluarkan. Namun bersama Rara? seolah semuanya sangat mudah di keluarkan bahkan tanpa pikir panjang telebih dahulu.

"Gue ke toilet dulu gak papa kan?" ucap Rara.

"Iya"

Rara pun pergi ke toilet meninggalkan Al sendirian di teras Masjid. Karena tidak mau menunggu dah bosan juga sendiri di sana, Al memilih pergi ke Ndalem karena menurutnya Rara juga pasti sudah tahu jalan menuju Ndalem.

Di perjalan menuju Ndalem, tiba-tiba saja Al di hampiri oleh adiknya yaitu Haikal. Jarang-jarang sekali Haikal menghentikan langkah Al bahkan sepertinya dengan raut wajah tak bersahabat.

"Kal?"

"Katanya Ustadz, Gus, anak Kiyai, yang sangat amat berjarak dengan perempuan dan tak mau sedikitpun perempuan menyentunya. Tetapi kenapa sama dia seakan tidak bisa menjaga jarak? dan bahkan lancang menatap matanya seperti itu" ucap Haikal dengan wajah datar.

"Lalu apa masalahnya?"

Haikal tersenyum miring, "Masalahnya, abang saat ini seperti sedang mempermainkan jabatan abang.L Gus, terkenal di pesantren ini terhormat dan bahkan di hormati. Tapi kenapa abang malah kaya gitu? kalau ada yang lihat bagaimana? bisa jelek posisi abang di mata mereka.

"Tapi dia...." Al menjeda ucapannya, "Saya masih tau batasan dengan dia" lanjutnya.

"Hanya jarak, namun mata masih berkeliaran. Ingat ya bang, pasti abah marah kalau tau abang begitu" ucap Haikal lalu pergi meninggalkan Al.

"Ya"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!