Bab 2

Gadis yang terbaring di brankar kini membuka matanya perlahan, ia mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam matanya. Masih ada sedikit rasa pusing di kepalanya sehingga ketika ia terbangun ia langsung meringis dan memegangi kepalanya.

"Awsh gue di mana?"

"Kamu di UKS" ucap wanita bernama Lili yang bertugas di UKS.

"Lah. Gue kenapa sampe bisa masuk UKS? tanyanya bingung.

"Tadi kamu pingsan karena kelamaan berjemur di bawah teriknya sinar matahari" jawab Lili.

"Lemah banget lo" ucap Rara kepada dirinya sendiri.

"Tubuh kamu sudah berusaha, jangan salahkan tubuh kamu" peringat Lili.

"Gue bisa sampe sini lo yang angkat?"

Lili menggeleng, "Tidak"

Rara menyergitkan dahinya, "Terus?"

"Guru baru di sekolah kita yang bawa kamu ke UKS.

Rara mencoba mengingat di mana kala dirinya pingsan, dan... ya ia baru mengingat jika dirinya sempat meminta tolong kepada seorang pria yang entah siapa itu, "Oh ya inget.

"Wait, kata lo guru baru? siapa? perasaan gue baru denger kalau ada guru baru di sekolah ini.

"Berita ini memang sengaja tidak di beritahukan kepada murid, nama gurunya pak Al. Nama lengkapnya Muhammad Ghairullah -Ghifary, keren kan?" ucap Lili menjelaskan dan tersenyum.

Rara menatap Lili dengan tak minat, lalu ia mencebikkan bibirnya seakan ogah mendengar ucapan Lili "Yelah.

"Dia ngajar bahasa apa? setau gue semua pelajaran udah ada gurunya semua, kenapa pake ada acara guru baru segala?"

"Beliau mengajar BTQ" jawab Lili.

"BTQ? mata pelajaran apa itu? aneh, gue baru denger.

"BTQ itu Baca Tulis Qur'an Rara, kebetulan kan di sekolah kita belum ada yang mengajar mata pelajaran tersebut jadi sekarang pak Sl lah yang akan mengajar itu. Mungkin bergantian soalnya dalam sehari hanya tiga atau dua kelas saja yang akan mendapatkan mata pelajaran itu" ucap Lili menjelaskan.

"Kok bisa di percaya? seluas apa emang pengetahuan agamanya?" tanya Rara seakan ragu dengan guru barunya tersebut.

"Ya pantes aja di percaya Ra, orang dia lulusan Al-Azhar Mesir. Tempat dia menuntut ilmunya gak kaleng-kaleng.

"Di Mesir paling main tanah" jawabnya asal.

"Huss kalo ngomong, dia ganteng tau" ucap Lili seperti tengah membayangkan wajah Al dengan senyum yang tak padam.

"Lo suka sama dia?"

"Enggak, aku rasa dia pasti punya cewe yang juga setara sama dia. Maksudnya sama-sama paham agama.

"Ya ya ya, dahlah gue mau masuk kelas dulu" ucap Rara beranjak dari brankarnya dan mulai berjalan.

"Lho? kelas apanya? semua murid udah pulang Ra.

Rara menghentikan langkahnya dan berbalik badan menghadap belakang yang di sana terdapat Lili, "Selama itukah gue pingsan?"

"Mybe" Lili mengangkat bahunya acuh.

"Lah iya nj*r sekolah udah pada sepi banget" Rara berjalan di koridor sekolah untuk menuju kelasnya karena harus mengambil tas yang berada di sana.

"Si Rani kenapa kaga tungguin gue? ada ya temen begitu" ucap Rara terus saja mengoceh di setiap jalan.

"Nah itu dia tas gue" ucap Rara ketika sudah sampai di kelasnya, "Tapi keren sih semua peralatan gue udah di rapihin, gak jadi marah deh" tambahnya terkekeh.

"Udah jam tiga, gue sejam masa pingsan gitu doang? gak habis pikri gue.

"Eh pikir, kok jadi pikri sih" ralatnya.

"Di pikir-pikir sekolah ini kalo sepi serem juga ye" gumam Rara melihat kesetiap penjuru sekolah tanpa melihat jalan yang ia lewati sekarang sehingga ia tak sengaja bertabrakan dengan seseorang.

"Astaghfirullah maaf saya tidak sengaja" ucap seseorang.

"Ya ya ya pak lain kali kalo jalan matanya juga di pake" ucap Rara sedikit mengomel sembari berdiri dan membersihkan roknya yang sedikit kotor.

"Lo?" Rara fefleks menunjuk Al dengan jari telunjuknya.

Al tersenyum kecil memandang wajah Rara, "Saya?"

"Lo yang tadi angkat gue ke UKS?" tanya Rara.

"Bukan"

"Gue tau, gak usah bohong.

"Tau dari mana?"

"Ish gue belum kenal lo tapi lo udah ngeselin, sorry ye walau lo guru baru di sini tapi kalo lo ngeselin gue gak bisa sopan. Jangankan sama lo sama pak Jarwo aja gue gak bisa sopan" ucap Rara meletakkan tangannya di kedua pinggangnya.

Al terlihat menahan tawanya, "Kamu lucu.

Rara refleks berekspresi jijik, "Dih dih na**ss.

"Kalau sama guru itu yang sopan ya?, jangankan sama guru sama orang yang lebih tua dari kita aja harus sopan" Al menasehati.

"Gak bisa kalau orangnya ngeselin.

Al terkekeh kecil, ia tak henti tersenyum ketika melihat wajah Rara, "Maa Syaa Allah, pentingnya bersabar dalam hal apapun.

"Lo siapa sih? baru ketemu aja udah sok ceramahin gue" ucap Rara jutek menaruh tangannya di dadanya.

"Nanti kamu tau sendiri, saya permisi" ucap Al, "Besok kalau mau sekolah pakai kerudung ya? pakai seragamnya juga yang panjang biar lekuk tubuhnya gak di nikmati semua lelaki" tambah Al sebelum berlalu, berbisik tepat di telinga Rara.

"Dih, suka-suka gue lah dia siapa sok ngatur gue.

"Gak jelas banget" lanjut Rara sebelum akhirnya pergi meninggalkan sekolah.

"Assalamualaikum Gus, baru pulang ya?"

"Waalaikumussalam iya Sal, kamu sendiri habis dari mana?" tanya Al.

Oh ya, Al ini mempunyai sebuah pesantren yang lumayan besar di Jakarta. Pondok pesantren Al-Athar namanya, pondok pesantrennya ini ia dirikan dan ia rawat bersama abah dan Ummanya. Namun, setelah Ummanya meninggal mereka jadi harus mengurusnya berdua saja.

Di lain tempat mereka mempunyai sebuah rumah yang lumayan besar, namun setelah Ummanya meninggal mereka memilih berdiam di pesantren saja karena di rumah merasa kesepian dan tak seperti hidup. Selang satu tahun setelah kepergian Ummanya Al memilih mengabdikan diri ke Mesir supaya lebih mendapatkan banyak ilmu, walaupun jauh seperti itu tetapi dia masih tetap memantau perkembangan pesantren melalui via telepon atau vis video call.

"Ini Gus saya habis dari mesjid biasa tadarus" jawab Faisal salah satu santri sekaligus teman Al di pondok.

"Alhamdulilah rajin"

"Nggeh harus dong Gus" jawab Faisal cengengesan.

"Devan mana?" tanya Al.

"Devan belum selesai Gus"

"Saya permisi ke Ndalem dulu ya?, kamu tolong gantiin saya Adzan dulu. Assalamualaikum"

"Nggeh Gus waalaikumussalam"

Di setiap perjalanan menuju Ndalem, Al tak henti mendapatkan tatapan maupun bisik-bisik dari santriwati yang juga selesai tadarus. Wajarlah karena Al adalah anak kiyai ganteng pula apalagi habis pulang dari Mesir dua minggu yang lalu.

"Maa Syaa Allah calon imam ganteng banget.

"Aaa Ya Allah kalau jodoh hamba Gus Sl hamba rela kok hamba pasrah gak tau deh sekarang kenapa bisa jdi sepasrah ini.

"Ya Allah kalo Gus Al bukan jodoh hamba tapi Gus Al adalah jodoh orang lain, maka jodohkanlah dengan hamba kerena hamba juga orang.

"Siap salip jalur langit"

"Heh kalian gak waras ya? Gus Al itu Gus sedangkan kita santriwati mana mau lah dia, jangan gitu nanti lauhul Mahfudznya cemburu.

Ya begitulah kira-kira bisik-bisik dari santriwati, banyak sekali yang berharap agar Gus Al adalah jodohnya akan tetapi mereka lupa kalau jodoh Gus Al ada di.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!