Merasa suara tawa seseorang itu tak juga terhenti, Al akhirnya menghentikan aktivitasnya dan menatap kedepan dan betapa terkejutnya ia melihat Rara yang sedang bersampingan dengan pria.
"Astaghfirullahaladzim" Al refleks beristighfar dan menghampiri Rara, "Rara, duduk" ucapnya tegas.
Rara memiringkan bibirnya seolah tak suka, "Apaan sih.
"Rara, semua orang sedang mencatat kembali ke meja kamu" ucap Al sekali lagi dengan tegas.
"Ya suka-suka gue lah mau nyatet mau enggak. Iyakan yo?" Rara menyolek lengan Rio dan lagi-lagi karena hal itu membuat Al beristighfar.
"Apaan kok jadi gue?" sahut Rio tak mau di salahkan.
"Dengarin saya, untuk Rara dan untuk semua murid di sini, berdekatan atau berduaan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya itu tidak boleh. Apalagi sampai sentuhan seperti Rara dengan Rio tadi, itu jelas tidak boleh. Jika berduaan atau bermesraan di tempat sepi itu akan menimbulkan fitnah dan akan sangat berbahaya jika setan sampai mempengaruhi dua insan tersebut" Al menjelaskan.
"Bukan tidak boleh akan tetapi setidaknya berikan jarak dan ketika berbicara antar keduanya harus jaga pandangan juga, berbicara juga jika tidak ada berkepentingan sebaiknya tidak usah berlama-lama dan langsung pergi saja" sambung Al menjelaskan lagi.
"Kamu paham, Rara, Rio?"
"Paham pak, maaf" ucap Rio, "Sono lo pergi ke meja lo" tambah Rio menyenggol lengan Rara sedikit.
"Iye ah"
"Kantin Kuy" ajak Rani menghampiri Rara di mejanya.
"Gue lupa minta duit sama nenek gue" jawab Rara yang menenggelamkan wajahnya di antara lipatan tangannya yang berada di atas meja.
"Yaelah pake duit gue aja kali, kaya sama siapa aja lo.
"Masalahnya gue males Rani, lo aja deh sekalian pdkt sama Rio haha" ucap Rara tertawa hambar di akhir kalimat.
"Ihh bestie paling pengertian, yaudah ya nanti gue beliin lo makanan gue pergi dulu bayy" sebelum pergi Rani mencium pipi Rara terlebih dahulu.
"Iya ah, bayy have fun" setelah Rani pergi Rara kembali menenggelamkan wajahnya lagi.
Tapi tak lama ia merasakan adanya seseorang di depan dirinya dan bau makanan yang terasa dekat masuk kedalam hidungnya, "Ran lo dateng secepat it...."
"Assalamualaikum" orang di depannya itu adalah Al, ia duduk di meja depan milik temannya Rara dengan senyum merekah.
"Oh pak Al" ucapnya tanpa minat.
"Saya bawain kamu makanan, di makan ya siapa tau kamu belum makan" ucap Al.
"Heem" jawab Rara.
"Gue heran kenapa lo selalu deketin gue terus" tanya Rara bingung.
Al tersenyum kecil, "Siapa yang dekatin kamu? ini adalah hal wajar, saya tidak mau melihat murid saya kenapa-napa. Lagi pula saya seperti ini tidak hanya kepada kamu, namun kepada siswa yang lainnya juga.
Bluss
Skak mat, pipi Rara merah merona akibat malu kali ini ia terlihat pede dan kegeeran di depan Al, guru yang paling menyebalkan setelah pak Jarwo menurutnya.
"Eu...eh.."
"Pipi kamu merah, cantik" ucap Al membuat Rara semakin salah tingkah karena malu.
"Ihh apaan sih lo gak jelas" ucapnya jutek.
Al terkekeh, "Makanannya jangan lupa di makan ya, saya permisi dulu Assalamualaikum.
"Iya"
Al yang baru melangkahkan kakinya satu langkah mendadak berhenti membalikkan badannya, dan itu membuat Rara bingung.
"Apa lagi?"
"Jawab salamnya"
Rara menghela nafas, "Waalaikumssalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab Rara sedikit terpaksa. Al tersenyum dan langsung pergi dari hadapan Rara.
Setelah Al pergi, Rara membuka kotak makan yang Al berikan, makanannya terlihat enak tetapi matanya tertuju pada sebuah kertas yang terletak di bagian timun.
Rara mengambilnya untuk melihat dan ternyata di dalamnya terdapat beberapa bait kata yang menarik Rara untuk membacanya.
_jangan lupa di makan ya!! saya harap kamu mengerti kenapa saya bersikap seperti ini terhadap kamu, semoga secepatnya kamu menyadari itu_
Rara mengerutkan keningnya tak tahu apa maksud dari isi secarik kertas itu. Lama berfikir akhirnya Rara mengacuhkan kertas itu dan ia masukkan kedalam saku seragamnya lalu beralih untuk memakan makanan yang Al berikan tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Zolojulo
Semangat.
Mampir juga ya... 😘👍
2023-07-17
0