Bab 4

"Males sekolah" ucap Rara yang sedang sarapan bersama nek Rina.

"Lho kenapa gitu?"

"Tau gak nek? di sekolah Rara ada guru baru ngeselin lagi, males banget kalo harus ketemu dia. Mana pertama ngajar di kelas Rara lagi" jawab Rara dengan malas.

"Yasudah gak papa kenapa harus males?"

"Nenek gak tau aja dia itu ngeselin, kemarin pas aku mau pulang dia bilang kaya gini" Rara menjeda ucapannya untuk menirukan nada bicara seseorang, "Besok kalau mau sekolah pakai kerudung ya? pakai seragamnya juga yang panjang biar lekuk tubuhnya gak di nikmati semua lelaki. Nah dia bilang gitu kan ngeselin coba, padahal kan terserah Rara mau pake baju gimana juga" tambahnya.

"Guru baru kamu memang benar Ra, dia menasehati yang baik. Gak seharusnya kamu memakai pakaian seperti itu terlalu terbuka" ucap nek Rina ikut-ikutan, bukannya membela malah sama saja.

Rara mengerucutkan bibirnya sebal, "Tau ah nenek sama aja sama dia gak asik. Mending Rara berangkat dulu, assalamualaikum" ucap Rara meraih tangan nek Rina.

Sesampainya di sekolah, Rara menatap bingung para siswi yang berkerumun di depan ruang guru. Ia menghampiri Rani yang sedang berdiri menatap ke depan.

"Ran, ada apa?"

"Guru baru Ra, ganteng" jawab Rani.

"Ohh" sahut Rara tanpa minat.

"Oh doang? lo gak penasaran gitu?"

"Gak, gue udah tau bahkan yang kemaren bawa gue ke UKS guru baru itu.

"Omoo lo serius? gila gila keren abis" ucap Rani hebohh, "Lo pingsan berapa lama?"

"Lo ngeselin jadi temen bukannya tungguin gue sadar malah pulang aja, jadinya gue pulang sendiri" ucap Rara memukul pelan lengan Rani.

"Hehe ya maaf" Rani cengengesan.

"Kata lo dia ganteng, emangnya gantengnya di mana? tu orang ngeselin lagi.

"Ganteng tau, dia satu-satunya guru paling muda di sekolah ini umurnya dua puluh empat tahun kan cuma beda lima tahun sama kita bisa kali di sikat. Gak sabar banget gue nunggu pelajaran dia, untung aja pelajaran pertama hari ini mapelnya pak Al seneng banget gue" seru Rani dengan norak, kalau di pikir dia ngomong seperti orang centil.

"Dih, gue malah ogah."

Bel masuk berbunyi, kerumunan yang mulanya terbentuk kini menjadi terurai tak teratur. Mereka semua harus masuk kedalam kelas mereka masing-masing untuk memulai pembelajaran pertama.

"Sutt" Rani sedikit menendang meja Rara yang berada di depannya, pasalnya anak itu tak seperti biasanya yang nampak ceria dan jahil. Namun kali ini ia terlihat murung.

"Ra"

"Ishh apa sih Ran" jawab Rara kesal.

"Lo kenapa dah?"

"Ogah belajar, gue pengen bolos" ucap Rara dengan malas.

"Gila, dalam seminggu ini lo bolos mulu baru aja kemaren masuk terus kena hukuman dan sekarang mau bolos lagi?"

"Yelah" hanya itu yang keluar dari mulut gadis itu.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" ucap seorang remaja kira-kira berumur sekitar 24 tahun, sejak saat itu juga Rara berdecak dan memalingkan wajahnya.

"Waalaikumussalam" jawah murid serempak.

"Ya ampun ganteng banget gila.

"Omaygat omaygat omaygat, gila sih ini mah gurunya ganteng banget dari yang gw bayangin aaaa.

"PAK I LOVE YOUU" teriak seorang siswi dengan kencangnya, semua atensi mata teman sekelasnya kini tertuju padanya begitupun dengan Al, ia melongo ketika mendengar kalimat itu dari salah satu muridnya.

Al tersenyum kecil menanggapinya, "Simpanlah kata-kata tersebut untuk suamimu kelak" balas Al.

"Huuuuu mampus lo" hardik semua teman sekelasnya karena dia sama sekali tak mendapatkan balasan kata tersebut dari Al.

"Sudah, mari kita mulai pembelajarannya" ucap Al melerai, "Silahkan keluarkan buku tulis khusus BTQ nya" tambahnya lagi memerintah.

"Tetapi sebelum itu saya mau mengetahui dulu nama kalian boleh? Oh ya nama saya Muhammad Al-Ghifary, bisa di panggil Al" Al memperkenalkan diri.

"Nimi siyi Muhamaad il-ghifiry" ledek Rara menirukan nada bicara Al dengan huruf vokal 'i'.

Al tertawa kecil ketika tak sengaja melihat Rara yang tengah mengejek dirinya, "Maa Syaa Allah" gumam Al.

Al mulai menunjuk satu persatu murid yang berada di kelas 12 IPS 3 ini, semuanya memperkenalkan diri dengan sopan dan baik. Kini bagian Rara lah yang akan Al tunjuk.

"Hey kamu, nama kamu siapa?"

Rara melirik Al sekilas dengan ekspresi biasa saja, "Rara" jawabnya singkat.

"Rara saja?"

"Ckk" Rara berdecak menyimpan lipatan tangannya di dada, "Mau lo apa sih? kepo banget.

Senyuman Al terbit dengan sempurna, entahlah ketika melihat gadis itu tiba-tiba saja bibirnya selalu terangkat untuk tersenyum, "Semua orang di kelas ini wajib memperkenalkan diri dengan nama lengkapnya masing-masing.

"Ya lo gak usah maksa juga" bentak Rara.

"Eh Ra, udah napa" cegah Rani ia sebagai temannya merasa malu dengan sikap Rara, "Pak, nama lengkapnya Athara Azza Qalesya " lanjut Rani memberi tahu nama panjang Rara.

"Oh iya baik terima kasih" semuanya mendapatkan giliran pertanyaan dari Al dan merekapun menjawabnya dengan baik tak seperti Rara yang marah seperti itu.

Al mulai berjalan menuju papan tulis dan menjelaskan beberapa hal kepada mereka lalu sedikit menulis ayat-ayat Al-Qur'an di papan tulis.

"Silahkan tulis dengan artinya" perintah Al, semua muridpun langsung meraih buku dan pulpen meraka masing-masing untuk mencatat.

Rara, gadis itu bukannya mencatat apa yang Al perintahkan ia malah keluar dari mejanya dan menghampiri salah satu siswa yang bernama Rio.

"Bro" Rara menepuk pundak Rio.

"Ngapain lo? sono nyatet" ucap Rio menatap Rara sekilas lalu kembali menatap kedepan untuk menyatat.

"Bolos yo, males gue.

"Jangan dulu Ra, gue mau jadi anak baik, sholeh, rajin dan suka menabung" jawab Rio yang membuat Rara tertawa kencang, saking kencangnya sehingga membuat kelas yang mulanya sepi jadi berisik akibat tawa Rara.

"Anj*ng anak sholeh, lo tiap hari bareng gue jailin pak Jarwo, tiap minggu bolos empat hari masuknya cuma dua hari itupun kalo masuk kena hukuman terus" ucap Rara dengan tawa yang tak berhenti.

"Ckk itu kan ajaran sesat lo.

"Sedang belajar mohon jangan berisik" peringat Al dari meja khusus guru pandangannya masih pokus kepada buku-bukunya.

Rara yang seakan tak mendengar mengacuhkan perkataan Al, "Ajaran gue katanya, orang yang suka ngajarin gue bolos itu lo. Sok belagu jadi sholeh hahaha" tawa Rara semakin kencang ia tertawa sembari memukul-mukul pundak Rio.

Merasa suara tawa seseorang itu tak juga terhenti, Al akhirnya menghentikan aktivitasnya dan menatap kedepan dan betapa terkejutnya ia melihat Rara yang sedang bersampingan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!