Bab 3

"Assalamualaikum bah" Al menyalami tangan abah/kiyai Zaid.

"Waalaikumussalam sudah pulang toh"

"Iya bah" jawab Al sambil melepas tas yang melekat di punggungnya.

"Bagaimana, lancar gak?"

"Alhamdulillah lancar bah" jawab Al.

"Lalu?" tanya kiyai Zaid.

Al mengerutkan keningnya, "Lalu apa bah?"

"Sudah bertemu?"

Seketika itu juga senyuman di bibir Al terangkat sempurna membayangkan seseorang yang ada di benaknya, "Astagfirullah bah" Al geleng-geleng kepala.

"Lho kenapa kamu begitu?" ucap kiyai Zaid heran.

"Sudah bah, Faisal sudah adzan tuh Al pergi mandi dulu ya mau sholat ashar" jawab Gunawan mengalihkan pembicaraan seperti salah tingkah lalu menuju kamarnya.

"Heran dengan anak itu.

▪️▪️▪️▪️▪️

Tok tok tok

"Masuk aja nek, pintunya gak di kunci" ucap Rara dari dalam ketika mendengar seseorang mengetuk pintu kamarnya.

"Kamu lagi ngapain?" tanya nek Rina, neneknya Rara.

"Biasa nek"

"Udah dulu ini sudah isya sebaiknya kamu sholat dulu habis itu sarapan lalu tidur" ucap nek Rina mengingatkan, pasalnya saat ini Rara sedang bermain game subway surf yang ia maksud tadi di sekolah.

"Bentar nek nanggung" jawabnya tanpa melihat ke arah nek Rina sedikitpun.

"Ra, sholat ini penting dan kewajiban untuk kita jangan sampai kamu tidak mengerjakan kewajiban kamu itu" ucap nek Rina menasehati.

Rara menghentikan jarinya yang bergerak, ia meletakkan Ipad-nya di kasur dan beralih menatap nek Rina dengan senyum kecil, "Iya nek kalo gitu Rara wudhu dulu ya?"

Nek Rina mengangguk, "Iya"

Selesai wudhu Rara langsung ke ruang sholat untuk melaksanakan sholat isya, setelah itu ia kedapur untuk makan malam bersama nek Rina.

"Kata Rani tadi kamu di hukum ya?"

Rara yang sedang mengunyah makanan langsung menelannya ketika mendengar ucapan itu keluar dari mulut neneknya,, Anj*r tu anak, pake ngasih tau segala,, ucap Rara dalam hati.

"Iya nek, tapi Rara gak buat ulah apa-apa kok Rara cuma ketiduran aja"

Nek Rina menghela nafas, "Nakal kamu di kurangin Ra, kamu gak kasihan apa sama nenek yang hampir setiap seminggu empat kali ke sekolah terus?"

Rara cengengesan mendenger itu, "Hehe maaf nek, lagian yang salah si Jarwo kok dia tiap hari ngeselin mulu udah mah galak botak lagi. Botakmah botak aja gak usah pake rambut palsu segala.

"Astaghfirullahaladzim Rara, kamu yang sopan sama guru gak boleh seperti itu. Kamu kan nenek sekolahin supaya kamu bisa beradab dan punya sopan santun bukannya malah begini" ucap nek Rina sudah cape dengan kelakuan cucunya.

"Hehe kalo gak nakal gak bakal ada pengalaman nek.

"Lama-lama nenek masukin kamu kepesantren mau?"

"Pesantren? gak mau, Rara gak mau kepesantren. Pesantren bagi Rara itu penjara tau gak, di sana gak bisa pegang hp, makan seadanya dan di waktu, pakaiannya bikin gerah dan kerjaannya cuma ngaji ngaji ngaji ngaji dan ngajiii terus" ucap Rara nyerocos panjang lebar.

"Di coba dulu, siapa tau kamu betah" goda nek Rina.

"No no no big no no" tolak Rara.

"Yakin gak mau?" goda nek Rina semakin menjadi.

"Udah ah nek, Rara gak selera makan. Rara ke kamar dulu" ucap Rara pergi. Nek Rina terkekeh akibat berhasil membuat cucunya kesal.

Anak itu, selalu aja pergi kalau lagi di nasehati.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!