Bab 20

"Ikut saya" Al menarik paksa tangan Rara untuk ikut bersamanya pergi menjauh dari semua orang.

Mau tak mau Rarapun mengikuti kemana Al membawanya, ternyata Al membawa Rara pergi ke dalam ruang tengah Ndalem yang di dalamnya tidak ada satu orangpun.

"Lepasin gue" Rara menghempaskan tangannya dari genggaman tangan Al.

"Kenapa kamu melakukan itu?" tanya Al dengan pandangan yang menatap ke bawah.

"Apa? Jadi lo nuduh gue yang udah ngambil uang itu?"

"Saya tidak menuduh, saya lihat dengan mata kepala saya sendiri kalau uang ini ada di antara lipatan-lipatan baju kamu Athara" bentak Al tepat di depan muka Rara, saat ini emosi Al sudah tak terkontrol.

Rara terdiam, kenapa ia seakan merasakan kesakitan yang luar bisa setelah di bentak Al? tak terasa matanya kini berkaca-kaca, bahkan Rara yang terkenal jarang sekali menangis, kini seperti sedang menahan tangis, "Bahkan semasa ayah gue masih ada pun dia gak pernah bentak gue.

Al mendongak, ia melihat mata gadis itu yang berkaca-kaca dan bibirnya yang bergetar, "Lupakan ayah kamu, ini bukan tentang ayah kamu tapi ini tentang saya dan kamu.

Mata Rara membulat, "Bahkan lo yang gue kenal orang yang baik-baik selama ini ternyata lo brengsek, lo jahat. Anak mana yang bisa ngelupain ayahnya sendiri sedangkan ayah bagi seorang anak perempuan adalah cinta pertamanya, dan lo seenaknya malah nyuruh-nyuruh gue buat lupain ayah gue sendiri, lo BRENGSEK" Rara tak kalah emosi, ia meluapkan semua amarahnya di depan Al dengan air mata yang sudah keluar.

Al kembali terdiam, ia mengingat-ingat kembali apakah perkataannya barusan memang salah?, "Ini tentang saya dan kamu bukan ayah kamu, paham?"

"Brengsekk"

"Untuk apa kamu mengambil semua uang untuk donasi panti asuhan?"

Rara memejamkan matanya lalu mengusap wajahnya, "Udah berapa kali gue bilang bukan gue yang udah ngambil uang itu, sumpah demi Allah gue gak ngambil uang itu"

"JANGAN MEMAINKAN SUMPAHNYA ALLAH ATHARA" nada suara Al semakin meninggi.

"Siapa yang lo bilang gue mainin sumpahnya Allah? Kalo gue salah gue juga gak mungkin mainin sumpahnya Allah, lagian buat apa gue ambil uang sebanyak itu? Gue tau gue emang miskin tapi gue juga gak pernah berani ngambil sesuatu yang bukan hak gue" Rara menghela nafasnya, "Gue bakalan cari bukti kalo emang gue gak salah, kalo buktinya udah ketemu entah itu gue bersalah atau enggak, ya terserah tapi yang jelas kalo buktinya udah ada gue mau keluar dari pesantren ini.

Al yang sedang memandang ke arah lain sontak terkejut dan langsung menatap wajah Rara, jujur ia memang sudah keterlaluan hari ini kepada Rara, namun ia juga tidak tahu harus berbuat apa, di sisi lain memang buktinya sudah seratus persen mengarah ke Rara, namun di sisi lain ia memang merasa bersalah kepada gadis itu.

Rara meninggalkan Al yang sesang mematung sendirian, ia sudah tak tahan lagi, berlama dengan Al membuat hatinya terasa sakit, ada sesak yang tak bisa di rasakan saat Al dengan begitu entengnya menuduh dirinya sebagai pelakunya.

Sampai di pintu depan Ndalem, Rara berpapasan dengan Haikal yang tengah menatapnya tajam, Rara tak bisa apa-apa dia juga menatap Haikal sekilas dengan raut wajah dingin, lalu kembali melanjutkan langkahnya.

"Rara" panggil Lila kepada Rara yang hanya diam memandang ke depan di taman belakang.

Rara menoleh dan menatap wajah Lila sekilas, "hm"

"Kamu marah sama aku? Maaf Ra aku gak bermaksud mau nuduh kamu, tapi tadi itu semuanya mendesak aku dan aku gak bisa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!