Kupungut serpihan kaca yg berserakan dilantai dengan hati hati,takut kena pecahannya,nyatanya tetap tertusuk juga
"Auww!", teriakku saat tiba tiba ada yg menggores jari jemariku dan darah mengucur.
"Papaaa!", teriakku
Papa yg sementara menggendong abdi,datang menghampiriku dan kaget saat melihat apa yg terjadi.
"Hanaa,bingkainya kenapa bisa jatuh begitu?", tanya papa heran.
"Kurang tau lah paa", ucapku
"Ambil cepat obat merah didalam lani", perintah papa.
Sementara hatiku campur aduk tak menentu,apa sebenarnya yg terjadi dengan kak anwar.
*************
Tugasku di pulau natuna,untuk menjaga perbatasan sangat sulit,selain kondisi alamnya yg tak menentu juga serangan yg sewaktu waktu tak bisa dihindari.
hampir dua tahun aku tak menghubungi istriku,terakhir saat ia baru melahirkan,kerinduanku padanya seperti tak tertahankan lagi.aku sengaja tak menghubunginya terus karena khawatir,tak bisa menahan rindu lagi dan pulang sebelum masa tugas berakhir.
"Gawat,sepertinya ada penyusup lagi yg masuk wilayah perairan indonesia", ujar seorang temanku yg meneropong sekeliling lautan.
"Benar,kita harus segera bersiap siap", ucapku
Tapi kami tak mau bertindak sebelum ada komando dari atasan.
"Kapal penyusup semakin mendekat anwar,sepertinya kapal bendara China", ujar basuki temanku.
"laporkan cepat ke komandan war", ucap basuki lagi.
Namun komandan yg kucari tak ketemu ketemu,beberapa anggota juga sibuk mencarinya tapi yg dicari seperti ditelan ombak,hilang tak berjejak.
"Gawat bas,komandan kita hilang entah kemana,apa yg harus kita lakukan dalam keadaan darurat begini", ucapku melaporkan ke basuki yg terus mengintai musuh lewat teropongnya.
Akupun segera memerintahkan ke para pasukan yg bersamaku,untuk melakukan pertahanan,bukan penyerangan,karena kita dalam posisi yg sulit.juga komandan sedang tidak ada yg membuatku diliputi rasa penasaran.
"Pasukaaaan siappp!!!!", teriak basuki memberi komando.
Saat kapal musuh yg mendekat memuntahkan peluru,dengan terpaksa kami mengadakan perlawanan yg tentunya tidak asal menembak.
"Seraaaaaaanngggg!!", pekik Basuki lagi.
Pertempuranpun tak dapat dielakkan,namun penyerang kali ini tak bisa dianggap enteng,ia menyerang membabi buta,beberapa anggota kulihat kena tembakan,dan aku sendiri entah kenapa terlempar ke lautan.
"Ya Allah,tolonglah hambamu ini,sedang dalam keadaan payah", ucapku dalam doa
Aku terus berenang sekuat tenagaku,dan sesekali menyelam saat sorot lampu kapal penyusup itu tertuju padaku.
Kulihat dari jauh datang kapal perang TNI AL ,mungin ia bala bantuan yg datang,aku berharap semoga ia bisa melihatku.dengan berbagai cara ku berenang dan melambai lambaikan tanganku agar terlihat oleh prajurit TNI AL tersebut,namun nihil,tak ada yg melihatku,bahkan mereka kembali terlibat peperangan yg sengit yg dimenangkan oleh TNI AL.
Kurasa tubuhku makin payah, 3 hari 3 malam sudah,aku terkatung katung di lautan tanpa minum sesutupun,disaat seperti inilah ku hanya bisa pasrah pada Ilahi
"Ya Allah,jika ini memang ajalku,ampunilah segala dosaku ya Allah", bathinku.
Tiba tiba datang perahu dayung yg sepertinya pemancing ikan,kulambaikan tanganku dan berteriak dengan sisa suaraku.
"Toloooooonnngg!", teriakku.
Alhamdulillah suaraku dapat didengarnya,dan ia mendekatkan perahunya.
"Astaghfirullah,ternyata seorang TNI,mari kutolong nak", ucapnya dengan lembut
Kemudian ia membantuku naik diperahunya dibantu seorang remaja tanggung yg mungkin anaknya.
Ia mendayung perahunya menuju sebuah pulau kecil.
"Ayo nak", ucapnya kemudian ia memapahku masuk dirumahnya.
"Kamu terluka parah nak,baringlah,biar bapak yg buka bajumu", ucap pak tua itu.
Ternyata aku kena tembakan yg tak kusadari,lalu bapak tua ini mengobatiku dengan pengobatan traditional.
"Minum dulu teh hangatnya nak,baru kita makan", ucapnya
Sifatnya yg sangat kebapakan membuatku merasa sangat aman dan terlindungi,dari caranya berbicara dan sorot matanya,dapat kutangkap kesan yg baik pada diri bapak ini.
"Makanlah nak,jangan canggung canggung", ucapnya.
Melihat keramahan bapak ini,membuatku tak segan segan makan dengan lahapnya.
"Terima kasih bapak telah menolongku", ucapku.
Kucium tangan bapak itu sebagai rasa hormatku yg tak terhingga.
"Disini sudah sering terjadi nak,anggota TNI AL yg kecelakaan,dan pulau inilah tempatnya bernaung", ucapnya.
Kupandangi foto foto yg tergantung di dinding rumah pak abdul yg sederhana ini,rupanya ia juga seorang pensiunan TNI AL berpangkat perwira.
"Bapak juga dulunya TNI AL nak,setelah pensiun bapak memilih menghabiskan waktu bersama parman", ucapnya
"Parman anak atau cucunya bapak?", tanyaku.
"Bukan siapa siapaku nak,ia juga kutemukan terlantar ditengah laut,katanya sengaja dibuang,dan aku mengangkatnya jadi anak", ucapnya.
Kutatap wajah pak abdul yg berwibawa dan berhati emas ini,menurutnya,wilayah laut disini cukup angker dan sering terlihat kapal kapal misterius tak ber awak.
"Bapak apa tidak takut tinggal berdua parman di pulau ini?", tanyaku.
Ia tersenyum sambil menggulung rokok klabatnya.
"Tidak nak,pulau ini telah menyatu dengan bapak,juga bapak tak punya siapa siapa lagi", jawabnya.
"Anak istri bapak kemana?", tanyaku yg sudah demikian keponya.
"Isteri bapak meninggal saat melahirkan bayinya,saat itu saya bertugas 1 tahun diwilayah kalimantan timur,saat itulah bapak merasa frustasi dan bersalah,tak bisa mendampingi istriku yg sedang meregang nyawa", ucap pak abdul
Ternyata pak abdul memilki kisah sedih juga,ku teringat hana yg pasti sudah menganggapku mati dalam tugas.
"Pak,pahaku kok rasanya kram begini", ucapku
Kusentuh pahaku yg rasanya tak memiliki rasa lagi saat disentuh,bahkan dicubit sekalipun.
"Kamu masih dalam proses pengobatan nak,Insya Allah bapak akan mengobatimu", ucap pak abdul.
Sementara itu markas besar TNI AL ,sedang diadakan rapat terkait beberapa prajurit yg gugur sebagai kesuma bangsa di perairan natuna.
"Inna lilkahi wa inna ilaihi rojiun", ucap pimpinan batalyon.
"Semoga semuanya diterima disisi Nya", ucap prajurit yg lainnya sangat sedih kehilangan beberapa patriot.
"Apa kita akan mengabari keluarga masing masing yg telah gugur itu komandan?", tanya salah seorang prajurit yg selamat.
"Tentu,itu harus dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab kita pada patriot terbaik itu", ucap salah satu panglima perang TNI AL yg turut hadir.
***********
"Kak anwaaaaaaaaaaaarrrrr!!!", teriak hana menangis histeris saat menerima satu surat dari markas besar TNI AL
Mendengar jeritan hana yg histeris itu,para tetangga berdatangan melihat hana yg tiba tiba menangis meraung raung disiang hari.
"Hana,tenang lah nak,apa yg terjadi denganmu", ucap papa
Hana menubruk papanya dan memeluk papanya dan menangis sejadi jadinya.
"Kak Anwar meninggal dalam tugas pa", ucap hana
Papa hana mengusap punggung anaknya dan berlinangan air mata,anak yg sangat disayanginya ini,harus mengalami nasib yg malang,ditinggal mati oleh suaminya.
"Sabarlah nak,belum tentu juga anwar meninggal", ucap papanya hana masih kurang percaya akan kepergian menantunya itu.
Mata bathinnya dapat melihat jika anwar sedang dalam kondisi sehat wal afiat,meski sebelumnya ia telah menjalani hal yg tak diinginkan.
"Paaa,anwar meninggal,baru saja kuterima surat dari markas besar", ucap hana,sambil menyerahkan sepucuk surat itu ke papanya.
"Hana,bagi mereka,anwar telah meninggal dunia,tapi lihatlah,suatu saat anwar akan kembali", ucap papanya hana mencabik cabik surat itu.
"Papa,kenapa merobeknya?", tanya hana
"Sepantasnya kusobek berita yg tak benar hana,papa lebih percaya firasat papa dibanding asumsi orang", ucap papa.
Hana memandang papanya dengan tatapan yg tak dimengerti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments