Rumah sakit ini yg kutempati ini,lumayan bersih,dan tanamannya tertata rapi,tapi mengherankan semua perawatnya seperti mengacuhkan ku,bahkan berjalan seperti mayat hidup saja.
"Lani,apa kau tak merasa ada keanehan disini?", tanyaku pada lani
Rupanya lanipun,memiliki perasaan yg sama denganku.
"Ssssttt,sebaiknya kita cari jalan,agar bisa keluar dari sini", ucap lani.
"Iya dek", ketakutanku kian menjadi jadi saat melihat,para pasien yg berada di dekat ku pun seperti mayat hidup semua.
"Papaaa banguuun" ucap lanimenggoyang goyangkan tubuh papa
"Aneh,papa kok tubuhnya kaku sih",ucap lani padaku
akuoin bangun tertatih tatih,membawa beban diperutku,bermaksud membangunkan papa.
"Papa bangun,tolong jangan bikin kami takut pa", ucap ku panik.
"Papaaaaaaa!", teriakku
"Hanaa,kamu mimpi buruk lagi ya nak", ucap papa
Ia lalu memberiku air di gayung,sebagai penolak bala jika bermimpi buruk.
"Pa,perutku mulas lagi", ucapku
"Lani,cari becak,kita harus segera ke rumah sakit", ucap papa.
5 menit kemudian datang. Becak itu menjemput kami,papa sendiri dan saya berdua dengan lani.
"Duhh!", aku merintih kurasa kakiku tak bisa lagi melangkah
Pinggulku sangat sakit,saat ku melangkah masuk kerumah sakit,air ketubanku tiba tiba pecah.
Para perawat segera bertindak dan mengangkatku masuk ke ruang bersalin,tak membutuhkan waktu yg lama untuk melahirkan,akhirnya aku meahirkan bayiku setelah melalui proses yg cukup sulit.
"Aneh,bayimu kok nggak menangis ya han",ucap papa
"Itu biasa terjadi pak", ujar seorang perawat yg menangani hana
"Suamimu udah tau belum han,kalau kamu sudah melahirkan?", tanya papa.
"Udah kok pa,tadi kami Video call", jawabku.
kupandangi wajah anakku yg tenang,yg lahir saat ayahnya menjalankan tugas negara.
[ Beri ia nama Abdi Setya Bhayangkara dek] isi pesan Kak anwar
[ iya kak] balasku
Setelah itu tak ada kabar lagi dari kak anwar,hingga berbulan bulan lamanya.
********
"Udah ada kabar belum dari anwar?", tanya edo yg menelponku.
karena setiap ada masalah,edo lah tempat curhatku.
"Belum ed,saya jadi khawatir nih,kak anwar ada apa apa", ucapku
"Sabar lah hana,bisa jadi ia hanya ada tugas penting", ucap edo menghiburku.
Tetapi aku tetap khawatir,entah feelingku merasa sesuatu yg tidak beres.
"Maaf pak,saya ingin menanyakan tentang suamiku yg bertugas ke pulau natuna?", tanyaku pada atasan suamiku saat aku mengunjungi kantornya.
"Kabar mereka baik baik saja bu,sabar ya.mungkin anwar sedang sangat sibuk", ucap komandan itu.
Jujur,jawaban itu sangat tidak membuatku tenang.
"Mengadulah ke rabbmu,saat engkau menghadapi masalah", ucap seorang ustadz saat memberikan tausiyah.
Hatiku sedikit tenang,saat mendengar tausiyah itu,ada sejuk mengisi kalbuku membuatku yakin,semua akan baik baik saja.
*********
Kak anwar terasa makin menjauh dari kehidupanku,bahkan kabarnyapun tak terdengar lagi.
"Hana,ikhlaskan saja nak,mungkin benar apa yg dikatakan pak muhrim,jika keluarga anwar nemandang rendah suku kita,bisa jadi berita tentang penolakan orang tua anwar itu betul nak", ucap papa.
"Tidak pa,keluarga kak anwar tak mungkin begitu", ucapku tak percaya.
"Tidak,kak anwar sangat mencintaiku,tak mungkin ia meninggalkanku begitu saja", bathinku.
Karena tak mau mendengar berita yg tak jelas,kuberanikan diri menemui keluarga kak anwar yg berada di salah satu wilayah kabupaten di sulsel.yg terkenal dengan adat dan budaya nya yg sangat tinggi.
Perjalananku harus melalui penyeberangan kapal ferry selama semalam,dan masih harus menempuh perjalanan beberapa jam,hingga tiba di kampung halaman kak anwar.
"Maaf,saya mencari rumah anwar yg TNI AL itu,rumahnya dimana ya?", tanyaku pada sekelompok pemuda yg nongkrong di pinggir jalan.
"Ooh,itu rumahnya yg panggung", jawab salah satu diantara mereka,menunjuk rumah panggung yg besar dan terbuat dari kayu ulin.
"O iya,terima kasih ya", ucapku.
"Iya bu,sama sama", ucap pemuda itu.
Akupun melangkah kerumah itu dengan perasaan was was yg berkecamuk,antara perasaan ragu,cemas dan takut.
"Assalamu alaikum", ucapku dengan takut takut
"Wa alaikum salam,silahkan masuk", jawab perempuan yg menyambutku itu dengan tatapan penuh selidik.
"Maaf,cari siapa?", tanyanya sambil menatap abdi dalam gendonganku.
Dari caranya bertanya,bisa kuambil kesimpulan,pemilik rumah ini sangat angkuh.
"Apa anwar tidak pernah cerita bu?", tanyaku dengan suara pelan.
"Oo jadi kamu isterinya yg orang tolaki itu?", tanya wanita itu yg kurasa adalah ibunya anwar
"Iya bu", ucapku.
Lalu ia masuk kedalam lama sekali,membuatku tersiksa dalam kesendirianku disini,sementara abdi mulai gelisah dalam gendonganku.
"Cup cup cup,sabar ya nak", ucapku
Samar samar kudengar suara orang mengobrol dari dalam dengan bahasa yg tak kumengerti,mereka masih terus mengobrol.seolah melupakan jika ada orang yg datang bertamu dari jauh.
"Inikah budaya mereka yg mengaku beradat,tapi tidak menghargai tamu", bathinku.
Aku sudah akan pergi meninggalkan rumah ini saat datang seorang laki laki yg menyapaku.
"Kamu isterinya anwar?", tanyanya
"Iya pak", jawabku singkat.
"Ini anaknya anwar?", tanya bapak itu lagi,yg sepertinya juga tidak menyukai kedatanganku,sorot matanya sangat jelas menolak kehadiranku.
"Anwar tidak memberi tahukan jika akan menikahi gadis tolaki,yg menurutku sangat tabu untuk dinikahi", ucapnya lagi.
"Jadi kapan kau datang?", tanyanya lagi
Sebuah pertanyaan yg sangat tidak menganggapku menantu,bahkan menyentuh anakkupun mereka tak sudi,padahal abdi adalah cucu mereka.
"Tadi siang pak", jawabku tetap tenang.
"Karna kamu datang dari jauh,kamu boleh menginap disini tapi maaf hanya semalam ya", ucap bapaknya kak anwar.
Sedikitpun tak ada keramahan dalam gurat wajahnya,membuatku makin yakin aku takkan pernah bisa masuk dalam keluarga anwar..
"Maaf pak,saya hanya ingin menanyakan kabar anwar,karena tak pernah lagi mengabariku?", tanyaku.
"Kamu tak perlu tahu kabar anwar lagi,ia harus memilih antara orang tua nya atau kembali ke kamu lagi", ucap bapaknya anwar
"Iya,sia sia kusekolahkan anwar hingga mencapai titelnya,lalu menikahi gadis sepertimu yg tak berbudaya", ucapan ibu anwar betul betul terasa petir menyambarku di siang bolong.
"Maaf pak,bu saya kesini bukan untuk mendengarkan hinaan yg bertubi tubi,tapi ingin mengetahui kabarnya saja", ucapku.
"Anwar sudah kutunangkan dengan seorang gadis ningrat,jadi mengertilah,berhenti berharap lagi pada anwar", ucap ibunya anwar.
Aku langsung berdiri,dan menenteng tasku,rumah ini tak pantas untuk kutinggali lagi,meskipun hanya untuk menginap semalam.
"Kamu hana?", tanya seorang wanita berseragam PNS yg berpapasan denganku di pintu.
"Iya", ucapku,memaksa tersenyum padanya.
"Ayo masuk kembali,kamu tak boleh pergi", ucap wanita itu.lalu mengambil abdi dari gendonganku.
Ia setengah memaksa membawaku ke dalam kamarnya.
"Tap kak", ucapku
"Jangan ladeni mereka,saya kakaknya anwar", ucapnya lagi.
Wanita itu membaringkan abdi diatas tempat tidurnya.kemudian mengajakku mengobrol.
"Kenapa tiba tiba kesini,lalu anwar mana?", tanya nya yg membuatku sangat heran..
"Saya sendiri tdk tau kak,anwar sudah 2 tahun tak ada kabar", ujarku.
"Kok bisa,setahu kami,anwar bersamamu", ucap kak hafsah,kakaknya anwar.
"Ia pergi izin tugas ke natuna kak,setelah itu kak anwar kehilangan kontak,tapi kata bapak dan ibunya kakak tadi,kak anwar katanya sudah dijodohkan dengan wanita lain", ucapku.
"Hussshhh,,jangan dengarkan mereka,mereka itu hanya menumpang disini,mereka saudara jauh almarhumah ibu", ujar kak hafsah
Ternyata kedua mertuaku sudah meninggal,lalu keluarganya yg menumpang disini sepertinya sangat membenciku
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments