pembalasan wanita kandole

Tok tok tok!!

Terdengar pintu diketuk dari luar,kulihat jam sudah menunjukkan jam 00.30 Dini hari.

"Siapa pula yg bertamu tengah malam?", gumamku.

"Hana,buka pintunya", Suara itu tak asing bagiku,tapi aku lupa siapa pemilik suara itu.

"Hana,kumohon buka pintunya sayang", ucapnya lagi

Deggg!!!

Hatiku mulai curiga,jangan jangan itu kak agus yg menghilang sejak 4 bulan yg lalu.

"Tidak,aku tak mau membukakan pintu ke penjahat itu", ucapku dalam hati.

Segera kukirim pesan ke pak camat melalui aplikasi hijau.

[Tenanglah hana,segera kukirim petugas kesitu] isi pesan pak camat,sedikit membuatku tenang

*******

"Saudara agus,silahkan pergi dari sini,sebelum kami memanggil polisi", terdengar suara security itu dari luar rumah yg kutempati

Aku segera keluar,mengintip dari celah celah jendela.

"Hana isteri saya,kenapa menghalangiku masuk", ucap agus

"Kami berhak melarang seorang DPO masuk di wilayah kami", ucap security yg ditugaskan menjaga keamanan di sekitar rumah jabatan kecamatan.

Kulihat mereka bersitegang,dan kak agus berhasil melumpuhkan security itu.aku mulai ketakutan dan berlari lewat pintu belakang.

dan berlari melewati rerimbunan semak semak,sekali kali bersembunyi.karena kulihat agus tidak datang sendiri,melainkan beberapa orang,yg sudah pasti telah mengepung rumah camat.

Sementara kantor polisi waktu itu belum ada di daerahku,melainkan hanya pos,yg jarang ada polisinya.

"Hana,mau kemana kau!", tiba tiba kak agus berdiri di depanku

"Kak agus", ucapku gemetar

Kakiku terasa tak berpijak ke bumi,apalagi saat kak agus menodongkan senjatanya ke dadaku

"Tembak saja kak agus,silahkan bunuh jika itu yg terbaik buat kak agus", ujarku

"Tidak hana,aku tak mau membunuhmu,aku masih ingin menikmati tubuhmu", ujar kak agus

Ia memaksaku ikut dan menyeretku ke dalam semak semak

"Aaaargghhh!!", tiba tiba kak agus meraung kesakitan

akupun segera melepaskan diri dan lari menembus kegelapan malam,mencari pertolongan.hingga aku berhasil tiba dipos polisi.

"Tolong pak", ucapku dengan napas terengah engah

"Ada apa hana?", tanya seorang polisi yg kebetulan mengenalku dengan baik

"Agus,suamiku datang,memaksaku ikut dan mengancam akan membunuhku", ucapku

*********

Jaringan internet saat itu masih sangat susah,hingga sangat memungkinkan terjadi hal hal yg tak diinginkan tanpa sepengetahuan petugas

"Ada mayat!", teriak para warga yg kebetulan mencari rumput untuk ternak mereka

"Mayaaaatt!", teriakan itu terdengar lagi dari arah lain

"Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun", ucap pak camat

Saat mayat mayat itu telah di kumpulkan,rupanya agus cs,ditemukan mati mengenaskan,jantung jantung mereka telah jadi mangsa kanibal.

"Menurut informasi masyarakat,mereka di mangsa kandole", ucap mereka

Mendengar cerita mereka,aku jadi teringat wanita kandole yg mengaku ibu kandungku,apa mungkin itu ibuku yg menolongku dari kematian tapi menjadikan mereka santapannya.

"Hiii!",aku bergidik ngeri

Bagaimanapun juga,agus masih berstatus suamiku,hingga prosesi pemakamannya,kuurus dengan baik.

"Selamat jalan kak agus,semoga Allah mengampunimu dan melapangkan kuburmu", ucapku dalam hati.

************

"Hana,papa ingin bicara", kata papa

Ia datang mengunjungiku dan menginap di rumah jabatan yg kuhuni.

"Iya pa,katakanlah", ujarku

"Apa kamu sering di datangi wanita kandole?", tanya ayah

"Ayah tahu darimana,dan kenapa ayah mesti menutupi keberadaannya pada hana", ucapku,kesedihan menyelimuti hatiku.

"Hana,papa tak bermaksud begitu,papa hanya menunggu waktu yg tepat bagimu,juga papa khawatir,jika kejujuran papa melukai perasaanmu", ucap papa

"Jika memang kenyataan aku anaknya,itu tak masalah buatku pa,hanya kuingin kejelasannya", ucapku

"Hana,mamamu itu wanita yg baik,tapi karena kutukan leluhur,setiap wanita yg hamil atau dalam keadaan nifas meninggal,maka ia akan menjelma menjadi kandole", ucap papa

"Pa,jadi betul wanita itu,ibuku?", tanya ku,yg sudah menangis

"Iya nak,Nurani itu mama kamu,ia meninggal sehsri setelah melahirkanmu karena dimakan parakang,ia dimangsa parakang yg berkedok menjadi dukun beranak", ucap papa,berlinangan air mata.

"Lalu kenapa,setiap ia datang,papa selalu memarahinya?", tanyaku penasaran.

"Papa takut,kamu ketakutan nak,dan papa takut kamu tidak menyayangi mama tirimu lagi karena tahu,ia bukan ibumu,itu yg kutakutkan nak", ucap papa sesenggukan.

Kupeluk papa yg sudah semakin tua

"Papa,maafkan kesalahan hana,hana tak mungkin bisa menghilangkan rasa sayang ke mama yg telah merawatku dari bayi", ucapku

"Hana,sudah waktunya kita menghentikan petualangan mamamu yg gentayangan,zaman sudah mulai berubah nak", ucap papa.

Malam tiba,aku dan papa menuju kiburan mama kandungku yg rohnya gentayangan,tanganku memegang dupa dan kemenyam,sementara papa membawa garam dan beberapa alat ritual lainnya.

"Nyalakan dupamu nak",ucap papa

"Baiklah pa", jawabku

Kunyalakan dupa,dan terus menambahkan tempurung kelapa,hingga apinys berkobar,papa mulai membaca mantera,mulutnya komat kamit sambil tak hentinya menembah dupa di tungku,bau wangi dupa semerbak memenuhi area pekuburan.

"Muradi,kenapa memanggilku?", tanya mamaku

Iya sudah berdiri mengambang didepanku.

"Nurani,kumohon tenanglah di alammu,berhentilah memakan korban demi kebaikan anakmu,hana", ucap papa

"ku hanya,ingin melindungi anakku dari mata jahat,muradi,hana selalu dikejar bahaya,dimana hati nuraniku,sebagai seorang ibu jika melihat anaknya di teror bahaya", ucapan mama sangat beralasan

"Nurani,kumohon istirahatlah dengan tenang,semoga anak kita nendapat kebaikan", ucap papa.

Papa menabur garam di sekeliling kuburan mama,dan memagarinya dengan lidi yg telah dirajut.

"Istirahatlah dengan tenang nurani,semoga Allah melapangkan kuburmu dan mengampuni dosamu", ucap papa

Kulihat sosok mama,makin mengecil dan masuk dalam labirin yg menarik sosok mama hingga hilang dalam pandangan.

*********

Ku teringat kata papa tentang asbab kematian mama yg dimangsa parakang yg berkedok dukun beranak.

"Ternyata kamu sudah besar cu", ucap wanita renta yg bertemu tak sengaja di jalanan

"Maaf,nenek siapa?", tanyaku

"Saya yg dulu membantu persalinan mamamu cu", ucapnya

Napasnya sudah ngos ngosan,jika bicara selalu menjulurkan lidah.

"Hana!", teriak diyan saat itu

Diyan temanku masa SMP di desa

"Kenapa diyan?", tanyaku

"Ssstt,Nenek tua itu sangat berbisa han,kamu tau,seluruh orang orang sini sangat takut nendekatinya,ia terkenal parakang yg sangat ganas", bisik diyan.

"Mau mengetesnya,siapa tau kau mengira ku berbohong han", ucap diyan

Ia ingin meyakinkanku jika nenek nggani,betul betul parakang.

"Boleh", ucapku,aku belum terlalu yakin ucapan diyan yg bisa saja hanya berprasangka buruk padaku.

"Kita berjalan di belakangnya han,kita menginjak bayang bayang nenek nggani", ucap diyan

Aku dan diyan berjalan mengekori langkah nenek nggani dan sengaja menginjak bayangan tubuh nenek nggani.

"Hhhhhh,,nenek lelah cu", ucapnya

Ia singgah berteduh di bawah pohon,sambil ngos ngosan,beberapa ksli terlihat menghembuskan napas ke udara,dan menjulur julurkan lidahnya

"Kamu dah percaya kan hana?", ucap diyan

Aku hanya mengangguk,kenangan itu masih terekam di otakku,ternyata parakang memang betul betul ada dan ialah pemangsa mamaku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!