.
.
.
💐💐 HAPPY READING 💐💐
Keesokan harinya, masih saja terjadi keributan soal uang belanja yang diminta oleh Ibu Harti. Sepeserpun Olivia sudah tidak mau memberikan uang untuk mereka, mungkin jika Jeni dan Adrian tidak tinggal dirumah itu, Olivia masih mentoleransinya. Setidaknya dia masih mau membantu keuangan orang tuanya itu, sebagai tanda bakti terimakasihnya karena pak Anwar dan ibu Harti sudah merawatnya dari bayi meskipun dirawat apa adanya dan diperlakukan tidak baik. Bahkan menurut tante Rumi, tidak sepenuhnya ibu Harti merawat Olivia. Ada orang yang membantunya merawat Olivia sampai Olivia berumur 5 tahun.
" Kamu sekarang ini pelit banget sih, Olivia? Aku ini ibu kamu yang sudah merawatmu dari bayi sampai kamu sebesar ini. Masa iya mau perhitungan begini?".Tanya ibu Harti terlihat kesal karena Olivia tidak kunjung memberikan uang bulanan kepadanya.
" Bu, di rumah ini aku sudah tidak pernah ikut makan apapun yang ibu masak. Jadi untuk apa Olivia kasih ibu uang belanja? Ada Adrian dan juga kak Jeni yang bisa memberi ibu uang kan? Mereka yang makan bahkan pakaian mereka juga ibu yang mencucinya. Apa mereka itu menganggap ibu seperti pembantu?."Ucap Olivia sambil melirik Jeni dan Adrian yang berdiri di depan kamarnya sudah bersiap untuk berangkat ke kantor.
" Aku tidak mau membiayai kebutuhan rumah ini, bukannya itu tanggung jawab kamu? Aku sudah menikah dan saat ini sedang hamil, jadi aku juga harus menabung dan aku juga banyak kebutuhan. Lebih baik kamu yang membiayai kebutuhan rumah ini dengan gajimu yang tidak seberapa itu."Sentak Jeni dengan bicara kasar.
" Biarpun gajiku tidak seberapa, selama 5 tahun ini aku sudah membiayai hidup kalian semua. Sampai kuliah semester akhirmu pun aku yang membiayai. Jika kamu tidak mau keluar uang lebih baik kamu dan suami kamu keluar dari rumah ini. Jika cuma Ayah dan Ibu aku tidak masalah membiayai makan minumnya, anggap saja itu balas budiku karena sudah merawatku."Ucap Olivia terlihat marah.
Perdebatan antara Olivia dan Jeni semakin tak terelakan sampai Jeni menjambak rambut Olivia dan Olivia pun tidak tinggal diam. Olivia menginjak kaki Jeni dan akhirnya Jeni melepaskan tarikan rambutnya dan menjerit kesakitan.
" Aaaoowww sakit !! Kurangajar !! Dasar adik sialan kamu Olivia !!."Teriak Jeni dengan lantang.
" Olivia !! Apa yang kamu lakukan kepada kakakmu? Kamu semakin hari di biarin semakin kurangajar ya."Seru pak Anwar kini ikut bersuara setelah sedari tadi dia diam saja.
" Ayah silahkan bela anak kesayangan Ayah ini, karena memang dari dulu kalian itu memperlakukanku secara tidak adil. Aku memang selalu salah dan aku selalu kalian pandang sebelah mata, selama 5 tahun aku menjadi tulang punggung dirumah ini tidak ada sedikitpun kalian menghargai pengorbanannku. Kalau Ayah dan Ibu mau aku membiayai kebutuhan rumah seperti dulu, usir dulu Kak Jeni dan suaminya dari rumah ini. Lagipula dulu saat masih bujangan, Adrian memilih kost kenapa setelah menikah justru memilih numpang disini."Seru Olivia sama sekali tidak takut menghadapi keluarganya yang semakin tidak tahu diri.
Adrian terlihat menelan salivanya sendiri lalu menundukan kepalanya. Dalam hatinya dia sangat malu dengan Olivia, akan tetapi jika dia kost seperti dulu pengeluarannya akan semakin membengkak dan uang gajinya tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Berbeda dengan dulu, meskipun dia kost dan dengan gaji yang masih sama setidaknya ada Olivia yang dulu bisa dia manfaatkan. Seperti uang kost kurang bisa pinjam Olivia, keluar jalan-jalan pun sering Olivia yang keluar duit.
" Maksud kamu apa bicara seperti itu? Jeni juga berhak tinggal dirumah ini, kamu tidak berhak mengatur siapa yang boleh tinggal disini."Seru pak Anwar membela anak kandungnya, Jeni.
" Tidak ada maksud apa-apa. Hanya saja aku orang yang lebih berhak atas rumah ini daripada Kak Jeni."Seru Olivia menatap tajam pak Anwar dan ibu Harti secara bergantian.
Wajah pak Anwar dan ibu Harti terlias kaget dan pias. Mereka pun langsung diam, tidak membantah apa yang di ucapkan oleh Olivia. Seakan mereka membenarkan apa yang baru saja dikatakan oleh Olivia.
Olivia tersenyum kecut, tidak ada reaksi pembelaan apapun yang keluar dari mulut ibu maupun ayahnya itu. Olivia melangkah meninggalkan rumah, gara-gara harus berdebat dengan Jeni dia berangkat sedikit kesiangan.
******
" Olivia, kamu di panggil sama pak Miko. Cepat sana kamu ke ruangannya."Seru Sandra teman kerjanya yang juga bertugas di bagian kasir.
Olivia hanya mengangguk saja lalu dia berjalan menuju ruangan Miko. Dalam hatinya, dia bertanya-tanya ada apa Miko memanggilnya.
Tok Tok Tok
Olivia mengetuk pintu ruangan Miko lebih dulu. Setelah ada jawaban dan izin masuk dari Miko baru Olivia masuk.
" Tuan ehh Pak Miki memanggil saya?." Tanya Olivia yang kini sudah berdiri di depan meja kerja Miko.
" Duduk."Jawab Miko terdengar tegas dengan wajah datarnya.
" Iya Tuan."Jawab Olivia sambil mengangguk singkat.
" Jangan panggil Tuan atau Pak. Saya ini masih muda dan tidak tua, usia saya baru 30 tahun dan saya juga bukan bapak kamu."Seru Miko lagi.
Gleekkk
Olivia menelan salivanya sendiri, ada apakah dengan boss nya ini. Kenapa hari ini terlihat berbeda dari biasanya? Seperti sedang ada masalah yang sedang difikirkanya sampai dia sesensitif ini.
" Lalu saya harus panggil apa? Tidak mungkin kan aku panggil dengan nama saja? Secara dari umur kita juga selisih 6 tahun, saya memanggil anda pak bukan berarti saya menganggap anda bapak saya. Akan tetapi anda kan boss saya, makanya saya panggil pak."Ucap Olivia membuat Miko menjadi bingung.
" Terserah kamu saja mau panggil aku apa."Jawab Miko dengan pasrah. Sepertinya berdebat dengan wanita memang tidak akan ada habisnya.
Miko dan Olivia saling diam sesaat, membuat Olivia tidak nyaman berada di ruangan yang hanya berdua saja dengan Miko.
" Maaf, anda tadi memanggil saya ada apa?."Tanya Olivia akhirnya membuka suara lagi.
" Aku ingin minta tolong sama kamu."Seru Miko dengan cepat.
" Oh mau minta tolong? Mau minta tolong apa? Jika saya sanggup pasti saya akan menolong anda."Jawab Olivia dengan sopan.
" Saya minta tolong untuk kamu berpura-pura menjadi pacar saya."Seru Miko bicara langsung pada intinya.
Haaahhhhhhh.....
Mata Olivia langsung membola dan hampir saja lompat dari kelopaknya. Apa-apaan ini? Kenapa Bos nya meminta tolong untuk hal yang tidak lazim? Apakah bosnya itu sudah tidak laku lagi sampai-sampai memintanya untuk menjadi pacar bohongannya.
" Maksud pak Miko saya jadi pacar anda?." Tanya Olivia untuk lebih jelasnya lagi.
" Iya, tapi cuma pura-pura. Ingat ya cuma pura-pura jadi kamu jangan kegeEran dulu."Seru Miko pura-pura jual mahal. Padahal saat ini detak jantungnya sudah tidak karuan.
* Haahhh... Apa-apaan ini? Kenapa dia yang meminta tolong justru dia yang mengataiku kegeeran? Aneh.. Untuk dia itu bos ku. Kalau bukan bos ku sudah ku hajar dia.*Gumam Olivia dalam hatinya.
" Maaf pak, saya tidak bisa."Jawab Olivia dengan singkat.
Brraaakkk
Miko memukul meja kerjanya dengan kuat sehingga membuat Olivia kaget. Miko tidak menerima penolakan dari Olivia, mau tidak mau Olivia harus mau menjadi pacar bohongannya. Apalagi nanti malam dia harus mengenalkan pacarnya itu kepada ibunya.
" Kamu tidak bisa menolaknya, berapapun saya akan membayarmu. Kamu mau apa? Uang,movol atau apa katakan saja. Jika kamu menolak permintaan saya tadi, saya akan memecat kamu !!."Seru Miko mengancam Olivia.
Sudah pasti Olivia tidak mau dipecat, meskipun dia sudah punya usaha sendiri dia juga sudah terlanjur menyukai pekerjaannya ini yang sudah 5 tahun lebih dia jalani. Suatu saat nanti pasti dia akan keluar dari pekerjaannya itu, tapi tidak sekarang.
" Pak tolong jangan pecat saya."Seru Olivia sambil mengarubkan kedua tangannya.
" Pilihanmu cuma dua, mau atau tidak menerima tawaranku tadi."Jawab Miko dengan santainya.
Hhhuuuuffffff
Terlihat Olivia membuang nafas dengan kasar, sepertinya dia tidak punya pilihan lain. Bukan mengharap imbalan berupa uang atau mobil, Olivia menerimanya karena memang tidak mau dipecat dan selebihnya untuk membantu bossnya.
" Baiklah, saya akan berpura-pura menjadi pacar bapak."Jawab Olivia dengan suara melemah.
****************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Sunarti
tdk mw di marahin klo mw malah di di kira kegeeran susah bngt
2023-09-10
0
Sang bulan
orang tua durhaka
2023-07-17
0
Kakadya
yah pak miko kok gitu sh minta tolongnya ke olivia,bikin susah kedepannya....pak anwar kalo ngomong hati2 ya bisa keceplosan loh ntar karena emosi,engga tau diri banget.
2023-07-16
1