.
.
.
💐💐 HAPPY READING 💐💐
Malampun sudah berganti pagi, sekitar jam 7 pagi Olivia keluar dari kamarnya dan langsung menuju meja makan. Disana sudah ada kedua orang tuanya, Olivia duduk di kursi yang biasa dia duduki lalu mengambil nasi goreng dan telor ceplok.
" Mau kemana kamu, Oliv?." Tanya ibu Harti.
" Kerja."Jawab Olivia dengan singkat.
" Baguslah, kalau kamu dirumah saja kamu malaj akan membuat Adrian sungkan. Secara dia sekarangkan sudah menjadi suami Jeni, kamu tidak boleh mengganggu rumah tangga mereka."Ucap ibu Harti.
Olivia mendengarkan dengan malas, dia mengunyah makanannya tanpa mau menatap kedua orang tuanya. Sepasang pengantin keluar dari kamar dengan bergandengan tangan mesra. Tanpa sengaja mata Olivia melihat dua tanda merah yang ada di leher Jeni.
Mata Jeni pun mengetahui jika Olivia melihat tanda itu. Bukannya menutupi nya, Jeni justru menyingkirkan rambut yang sedikit menutupi tanda merah itu.
" Kenapa? Awas ya kamu kalau gangguin Mas Adrian, secara kami juga akan tetap tinggal disini." Ucap Jeni ketus.
" Sorry ya kalau aku mau gangguin Adrian, aku sudah jijik dengannya. Menikah karena hamil duluan dan Zin4 saja bangga."Seru Olivia mencibir Jeni.
Glleekkk
Kalah telak, ucapan Olivia barusan berhasil membuat semuanya terdiam. Adrian maupun Jeni tidak menyangka jika Olivia tahu soal kehamilannya.
Olivia tersenyum tipis, dia melihat wajah-wajah manusia tanpa malu itu terlihat tegang dan gugup.
" Kenapa? Kaget aku tahu semuanya? Jangan khawatir aku tidak akan menyebarkan aib kalian. Tanpa aku sebarkan saja, warga sudah tahu aib perselingkuhan kalian. Kalau soal kehamilan mau di sebarkan boleh juga. "Seru Olivia dengan santainya.
" Olivia !! Kamu ini apa-apaan? Aib kakak kamu sendiri mau kamu sebarkan, dasar tidak punya malu."Ucap pak Anwar memarahi Olivia.
" Buat apa aku malu? Kalian saja tidak punya malu."Jawab Olivia semakin membuat semuanya kesal.
" Sayang, beginilah Olivia saat dirumah. Dia itu suka membantah ucapan Ayah dan Ibu, selain itu dia juga suka marah-marah sama aku. Sekarang kamu sudah tahu watak aslinya Olivia kan?."Seru Jeni memfitnah Olivia.
Adrian memandang tajam Olivia, dia tidak suka dengan sikap dan tindakan Olivia yang barbar. Membuat Adrian merasa beruntung tidak jadi menikah dengan Olivia.
" Jadi begini sifat asli kamu, Liv?." Tanya Adrian.
" Terserah."Ucap Olivia bangkit lalu dia hendak meninggalkan meja makan.
" Olivia tunggu jangan pergi dulu."Ucap ibu Harti menghentikan Olivia.
Hhhuuuufff
Dengan malas Olivia duduk lagi di kursi tempatnya duduk tadi. Dia menunggu hal apa yang akan dibicarakan oleh ibunya.
" Ibu ada arisan, seperti biasa ibu mau minta uang untuk bayar arisan. Oh iya, besok kamu gajian kan? Jangan lupa jatah seperti biasa ya, kebetulan bahan makanan juga sudah pada habis."Ucap ibu Harti dengan santainya tanpa malu meminta uang kepada Olivia.
Olivia tidak mau lagi dijadikan mesin ATM berjalan untuk keluarganya, terutama ibu Harti. Dia akan memberikan uang tapi tidak seperti biasanya, biar urusan kebutuhan rumah menjadi tanggung jawab Adrian dan Jeni. Bila perlu Olivia tidak akan memberi uang sama sekali.
" Aku tidak ada uang. Uang amplop kemana? Pakai saja uang itu." Ucap Olivia.
" Enak saja !! Uang amplop itu jadi hak milikku, karena aku yang menikah. Lagipula uang amplop juga tidak banyak, semua gara-gara kamu. Tamu undangan banyak yang pulang duluan tanpa memberikan amplop dulu."Tolak Jeni tegas.
" Kamu yang menikah aku yang keluar biaya. Tidak malu, mulai sekarang Olivia tidak akan memberi ibu uang. Jika mau uang minta saja sama Kak Jeni atau Adrian, untuk kebutuhan rumah aku juga tidak mau menanggungnya. Enak saja semua aku, Kak Jeni dan Adrian juga harus ikut andil, karena mereka tinggal disini. Satu lagi, aku ini bukan Atm berjalan kalian yang seenaknya kalian memerasku."Seru Olivia lalu dia melangkah menjauh dari meja makan.
" Olivia.. Olivia !! Kamu harus tetap menanggung biaya kebutuhan rumah, jangan seenaknya kamu."Teriak Jeni dengan kesal.
* Gawat kalau sampai Olivia tidak mau memberi uang bulanan lagi. Bisa-bisa kami kelaparan, mana uang arisan tidak dia kasih juga. Huuhh pokoknya Olivia harus tetap menanggung biaya rumah ini.*Gumam ibu Harti dalam hati.
Sementara itu, saat ini Olivia sudah memarkirkan motornya di parkiran belakang khusus Karyawan. Olivia bekerja di salah satu Cafe dan Resto sebagai kasir.
Brrrukkk
Karena dia jalan dengan buru-buru akhirnya Olivia menabrak seseorang yang berbadan kekar dan berwajah dingin.
" Maaf Tuan."Seru Olivia meminta maaf.
" Hemmmm."Jawab pria itu hanya berdehem saja.
Pria itu berjalan menuju tangga dan ternyata dia menaiki tangga menuju lantai dua Resto. Olivia tidak mengenali pria itu, tapi Olivia tidak ambil pusing.
" Hehhh kenapa bengong?." Sapa Maya menghampiri Olivia.
" Ehhhh Kamu May. Itu tadi siapa sih? Pria yang berwajah dingin dan memakai jas? Kalau dia pelanggan masa iya datang sepagi ini?."Tanya Olivia penasaran.
" Oh itu, yang kamu tabrak tadi? Dia itu Tuan Miko, adiknya Bu Imelda. Ibu Imelda kan pindah ke luar kota, dan Resto ini di percayakan sama Tuan Miko. Beliau itu sudah pernah loh datang kesini, mungkin kamunya saja yang lupa. Lagipula Tuan Miko memang sibuk juga dengan perusahaannya sudah pasti dia akan jarang kesini."Ucap Maya menjelaskan.
Seakan Maya tahu semua tentang seluk beluk boss barunya itu. Olivia hanya menganggukkan kepalanya saja.
" Ehh tunggu.. Bukannya kamu cuti 3 hari ya? Kenapa kamu masuk kerja?." Tanya Maya lagi.
" Aku malas di rumah May, yang ada aku akan semakin panas dengan kemesraan pengantin baru itu. Aku bingung May, mereka mau tinggal dirumah itu. Sudah pasti setiap hari aku akan melihat mereka, masa iya aku harus pindah? Menurut kamu bagaimana, May?." Tanya Olivia meminta pendapat dari Maya.
" Ini jam kerja !!."Seru seseorang mengagetkan Olivia dan Maya.
Olivia dan Maya langsung terdiam dan menundukkan kepalanya. Secepat kilat mereka berlari menuju tempat bagian nya masing-masing. Olivia sudah stand by di kasir, Maya dan Rita sebagai pramusaji.
Olivia bekerja dengan hati yang kurang nyaman. Dia masih kefikiran dengan pernikahannya yang gagal. Para teman kerjanya sudah tahu semuanya, dan mereka semua berusaha menyemangati Olivia. Olivia terharu dengan kebaikan yang diberikan oleh teman-temannya.
" Kamu pulang saja, jika hatimu masih kacau lebih baik jangan masuk kerja dulu. Bukannya menata hati dulu, tapi malah sudah masuk kerja."Ucap Miko yang tiba-tiba berdiri didepan meja kasir.
" Ehh Tuan Miko. Maaf tuan kalau saya memaksakan untuk kerja."Jawab Olivia dengan tergagap.
" Pulang sana."Seru Miko meminta Olivia untuk pulang.
Ada baiknya Olivia memang pulang, dia bekerja juga kurang konsentrasi. Akhirnya Olivia pun memutuskan untuk pulang, tapi dia tidak pulang kerumah melainkan pulang kerumah Tante Rumi. Ada banyak hal yang ingin Olivia ceritakan kepada tantenya itu.
**********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Sunarti
jangan pulang cari kontrakan aja kamu akan lbh nyaman
2023-09-09
1
Rani Lee
Kmu hrs tegas Oliv
2023-08-27
0
Aze_reen"
pindah aja lah.. masa iya mau bertahan disitu..
2023-07-25
0