Uang untuk kondangan

.

.

.

💐💐 HAPPY READING 💐💐

Hari ini Adrian dan Jeni sudah mulai masuk kerja, mereka memang hanya mengambil cuti tiga hari saja. Dan Olivia juga hari ini masih diizinkan libur oleh Miko, Olivia sendiri tidak tahu kenapa boss barunya memberikan dia libur padahal dari wajahnya terlihat jika Miko itu tipe orang yang cuek dan dingin.

Namun Olivia tidak hanya berdiam diri di rumah, dia akan menggunakan waktu liburnya dikedai es boba. Apalagi kemarin dia seharian sudah dirumah sampai lupa ke kedai untuk memberikan gaji karyawannya.

Adrian juga sudah membawa barang-barangnya dari kontrakan. Yang mana tandanya, Adrian akan benar-benar tinggal dirumah Olivia.

" Olivia, kamu kemarin sudah gajian kan? Walaupun kemarin kamu tidak masuk pasti gaji kamu di transfer. Seperti biasa jangan lupa uang bulanan untuk kebutuhan rumah ya."Ucap ibu Harti saat mereka sedang sarapan bersama.

" Olivia belum ambil uangnya bu, ibu lihat sendirikan dari kemarin Olivia tidak keluar rumah. Kenapa ibu tidak minta sama Kak Jeni saja? Diakan hari ini gajian, Adrian juga gajia. Gaji mereka juga lebih besar dari gajiku yang hanya seorang kasir resto. Mereka juga ikut makan minum dan tinggal disini, setidaknya mereka juga harus mengeluarkan uang dong."Ucap Olivia pelan tapi pasti.

" Jadi sekarang kamu mau perhitungan? Uang Jeni dan Adrian itu sebagian mereka tabung, dan untuk kebutuhan pribadi mereka. Cuma kasih uang 3 juta sebulan saja bangga."Cibir ibu Harti terlihat sekali rasa kesalnya.

Uhhuuuhh Uhhuukk Uhhuukk

Tiba-tiba Adrian tersedak dan batuk-batuk, Adrian kaget saat tahu nominal yang dikeluarkan Olivia untuk kebutuhan rumah. Adrian sendiri tahu jika gaji dari seorang kasir itu tidaklah besar. Adrian baru tahu sekarang kenapa Olivia berpenampilan biasa saja dan tidak pernah kesalon untuk perawatan seperti Jeni. Itu pasti karena uangnya tidak cukup, karena harus menanggung biaya rumah.

" Pelan-pelan dong sayang."Seru Jeni sambil memberikan segelas air putih kepada Adrian.

" Iya sayang, terima kasih."Jawab Adrian singkat.

Adrian meminum air putih yang diberikan Jeni tadi dengan fikirannya yang masih saja memikirkan ucapan ibu mertuanya tadi.

* Jadi selama ini yang mencukupi kebutuhan rumah ini Olivia? Hemm kasihan juga Olivia, tapi bodo amatlah. Kalau uang ku juga untuk kebutuhan rumah aku dapat apa? Gajiku juga cuma 5 juta, belum 2 juta untuk ibu ku nah sisa 3 juta pasti nanti Jeni juga akan meminta nafkah kepadaku. Mana untuk cicilan motor juga, ahh pusing aku kalah bicara soal uang. Tambah tipis saja dompetku, mana tabunganku habis total untuk biaya pernikahan kemarin. Uang 30 juta ludes hanya untuk biaya pernikahan, padahal itu aku tabung untuk beli mobil. Mana Olivia menagih uang yg 50 juta kemarin, padahal untuk bayar ini itu tidak sampai 50 juta. Yang 20 juta diminta ibu untuk bayar hutang.*Gumam Adrian panjang lebar dalam hatinya.

" Terserah kalian saja, pokoknya aku tidak mau lagi menanggung kebutuhan rumah. Ayah juga kan punya penghasilan, cukuplah kalau untuk makan ibu dan ayah."Ucap Olivia dengan santainya.

Setelah di PHK 5 tahun yang lalu, pak Anwar memang lama tidak bekerja. Akan tetapi sudah ada satu tahun terakhir ini pak Anwar memilih untuk mengojek, tentunya hasilnya dia pakai untuk senang-senang sendiri. Usia pak Anwar pun masih terbilang muda, Usia 51 tahun masih bisa bekerja untuk menghasilkan uang.

" Lama-lama kamu ini kurangajar Olivia. Apa tidak malu kamu sama nak Adrian?." Tanya pak Anwar dengan kesal.

" Malu? Untuk apa aku malu? Kalian saja tidak punya malu?." Jawab Olivia cepat.

* Ya Allah maafkan aku, bukan maksud ku ingin membantah atau melawan mereka. Tapi jika aku terus diam, aku yang akan di injak-injak oleh mereka.*Gumam Olivia dalam hatinya.

" Sudah yuk yank kita berangkat ke kantor. Nanti kita terlambat."Ucap Jeni mengajak Adrian segera meninggalkan meja makan.

Adrian hanya mengangguk saja, dia juga malas jika harus ikut campur dengan perdebatan antara Olivia dan kedua orang tuanya itu.

Olivia juga bangkit dan menuju motor nya yang ada di depan rumah. Olivia melihat Adrian dan Jeni menaiki motor milik Adrian, motor yang baru dibeli Adrian 6 bulan yang lalu dengan uang DP meminjam Olivia dan sampai sekarang belum juga dikembalikan.

" Bukannya motor Adrian itu dulu DP nya pakai uang ku 3 juta? Kenapa aku sampaj lupa untuk menagihnya."Ucap Olivia bermonolog sendiri.

Olivia menstater motornya, baru juga dia ingin menjalankan motornya tiba-tiba ibu Harti menarik motor nya dari belakang.

" Ibu, apa-apaan sih? Nanti kalau Olivia jatuh bagaimana?."Tanya Olivia kesal.

" Heleh begitu saja sewot. Ibu mau minta uang 200 ribu untuk kondangan ke tempat bulek Suci nanti siang, kalau jatah bulanannya nanti malam juga tidak apa-apa tunggu kamu ambil uang dulu. Sekarang 200 ribu pasti kamu punya dong, malu nih kalau ibu tidak kesana. Kemarin dia datang kesini juga loh, mana isi amplopnya 200 ribu."Seru ibu Harti.

" Terus mana sekarang isi amplop dari bulek Suci?."Tanya Olivia.

Sebenarnya tanpa bertanya Olivia sudah tahu jika uang amplop itu ada sama Jeni. Jeni sudah menguasai uang amplop tapi tidak mau bayar hutang. Tapi kalau dilihat-lihat memang Amplop nya kemarin sedikit, sebab para tamu undangan banyak yang pulang duluan tanpa masukin amplop dulu.

" Ya ada sama Jeni. Uang amplop kemarin kata Jeni cuma dapat dikit."Jawab ibu Harti.

Hhhuuuuffff

Olivia menghela nafas dengan kasar, jika soal uang pasti ibunya akan selalu melibatkannya. Sedangkan anak emasnya itu seolah tidak perduli dengan kesulitan orang tuanya.

" Ibu mau pergi sama siapa?." Tanya Olivia penuh selidik.

" Sama Ayahmu lah, cepat mana uangnya."Ucap Ibu Harti.

* Hemmm sepertinya ini waktu yg tepat untuk aku mencari keberadaan sertifikat rumah itu.*Gumam Olivia dalam hati.

Tanpa berlama-lama, Olivia mengambil dompet dalam tasnya dan memberikan uang 200 ribu yang tadi diminta ibunya. Setelah itu Olivia pun berangkat ke kedai dan akan kembali siang nanti saat rumah sudah kosong.

" Mbak, apa kabar?."Tanya Sari.

" Alhamdulillah mbak baik Sar. Kalian pasti sudah tahu kan kabar pernikahanku yang gagal? Mbak sudah ikhlas, dan mbak minta kalian jangan bahas itu lagi ya. Mbak, benar-benar sudah tidak mau membahasnya."Ucap Olivia.

" Iya mbak. Oh iya mbak, hari ini kami jadi gajian kan?." Tanya Sari dengan senyum berbinar.

" Iya jadi dong. Maaf ya, mbak kemarin kurang enak badan jadi mbak tidak jadi datang kesini. Ini gaji kalian, sudah pas kan ada 3 amplop. Setelah ini mbak mau ke kedai yang 1 nya lagi untuk bayar gaji mereka juga."Ucap Olivia sambil menyerahkan 3 amplop kepada Sari.

Olivia masuk keruangan yang biasa dia pakai untuk istirahat. Di ruangan ini juga ada kasur dan kamar mandi. Jam di pergelangan tangan Olivia sudah menunjukan pukul 9 pagi, kedai sudah dibuka oleh ke 3 karyawannya. Karyawan Olivia memang datang dari jam 8, mereka beres-beres dulu dan menyiapkan semuanya baru kedai dibuka.

" Mbak, ini laporan penghasilan bulan kemarin. Alhamdulillah setiap harinya omset kita naik mbak. Sehari bisa sampai 100 cup lebih, mbak sepertinya kita butuh kendaraan untuk mengantar pesanan. Emm... Sekarang banyak juga yang pesan secara online, karyawan kantoran juga sekarang banyak yang pesan dan minta di antar."Ucap Sari memberitahu.

* Apa motor ku saja ya yang ditarok sini. Nanti tinggal buat bok untuk narok es nya. Tapi bagaimana jika aku kerja, naik apa aku?.*Gumam Olivia dalam hati.

**********

Terpopuler

Comments

Sunarti

Sunarti

ya itu kesempatan utk cari sertifikat rumah mu

2023-09-09

0

Hafifah Hafifah

Hafifah Hafifah

bagus olive

2023-07-12

1

Dwisya12Aurizra

Dwisya12Aurizra

yaahh malah di kasih, gak rela aku

2023-07-11

1

lihat semua
Episodes
1 Bukan pernikahanku
2 Jangan fitnah aku
3 Bukan Atm berjalan
4 Sebuah rahasia
5 Olivia mulai tegas
6 Uang untuk kondangan
7 Sertifikat rumah
8 Hanya memastikan
9 Gara-gara baju kotor
10 Cinta pandangan pertama
11 Ban motor bocor
12 Fitnah Adrian
13 Gara-gara ayam goreng
14 Bertemu mantan calon mertua
15 Menolak perjodohan
16 Pacar pura-pura
17 Bertemu calon mertua
18 Kata cinta terucap
19 Dua teman baik Olivia
20 Hampir saja
21 Gadai rumah
22 Rumah milik Olivia
23 Pembelaan pak Anwar
24 Menerima Miko
25 Sertifikat palsu
26 Cari kesempatan
27 Mobil baru datang
28 Jeni pingsan
29 Pacar Olivia datang
30 Penampilan baru Miko
31 Demi bisa berdua
32 Aku sudah tahu semuanya
33 Pindah ke kontrakan
34 Naik jabatan
35 Cinta bukan karena uang
36 Tamu tidak tahu malu
37 Ajakan menikah
38 Keputusan Olivia
39 Restu Paman dan Ayah
40 Hari yang ditunggu
41 Ibu-ibu tukang gosip
42 Kehilangan calon anak
43 Adrian cari gara-gara
44 Makan tanpa sendok
45 Mengusir Jeni
46 Dua sahabat Olivia
47 Rumah disita
48 Bagian rumah
49 Perumahan elite
50 Berdebat dengan satpam
51 Aku milikmu
52 Menejer baru
53 Meeting pertama kali
54 Penolakan mama Miko
55 Kehebohan di kantor
56 Istri Pak Ceo
57 Seharian berulah
58 Membagi gaji bulanan
59 Permintaan Jeni
60 Hidup bahagia
61 Pesan ibu dan anak
62 Mencoba menerima
63 Mertua akan datang
64 Permintaan resepsi
65 Pura-pura sakit
66 Baju seragam
67 Resepsi yang mewah
68 Anak penyelamatku
69 Souvenir mahal
70 Sindiran dari besan
71 Menjemput Adrian
72 Profesional kerja
73 Dirumah mertua
74 Datang tiba-tiba
75 Program kehamilan
76 Jeni mengadu
77 Syarat dari Adrian
78 Usaha kedai boba
79 Pulang juga
80 Menjadi ibu rumah tangga
81 Omong kosong ibu Harti
82 Mendatangi kedai boba
83 Mempermalukan diri sendiri
84 Adrian meminta maaf
85 Kejutan untuk Olivia
86 Hadiah ulang tahun
87 Garis dua dan parfum
88 Pesan dari ibu
89 Perasaan apa ini
90 Pemberian Olivia
91 Berdamai lebih baik
92 Menu baru
93 Seperti Barbie
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Bukan pernikahanku
2
Jangan fitnah aku
3
Bukan Atm berjalan
4
Sebuah rahasia
5
Olivia mulai tegas
6
Uang untuk kondangan
7
Sertifikat rumah
8
Hanya memastikan
9
Gara-gara baju kotor
10
Cinta pandangan pertama
11
Ban motor bocor
12
Fitnah Adrian
13
Gara-gara ayam goreng
14
Bertemu mantan calon mertua
15
Menolak perjodohan
16
Pacar pura-pura
17
Bertemu calon mertua
18
Kata cinta terucap
19
Dua teman baik Olivia
20
Hampir saja
21
Gadai rumah
22
Rumah milik Olivia
23
Pembelaan pak Anwar
24
Menerima Miko
25
Sertifikat palsu
26
Cari kesempatan
27
Mobil baru datang
28
Jeni pingsan
29
Pacar Olivia datang
30
Penampilan baru Miko
31
Demi bisa berdua
32
Aku sudah tahu semuanya
33
Pindah ke kontrakan
34
Naik jabatan
35
Cinta bukan karena uang
36
Tamu tidak tahu malu
37
Ajakan menikah
38
Keputusan Olivia
39
Restu Paman dan Ayah
40
Hari yang ditunggu
41
Ibu-ibu tukang gosip
42
Kehilangan calon anak
43
Adrian cari gara-gara
44
Makan tanpa sendok
45
Mengusir Jeni
46
Dua sahabat Olivia
47
Rumah disita
48
Bagian rumah
49
Perumahan elite
50
Berdebat dengan satpam
51
Aku milikmu
52
Menejer baru
53
Meeting pertama kali
54
Penolakan mama Miko
55
Kehebohan di kantor
56
Istri Pak Ceo
57
Seharian berulah
58
Membagi gaji bulanan
59
Permintaan Jeni
60
Hidup bahagia
61
Pesan ibu dan anak
62
Mencoba menerima
63
Mertua akan datang
64
Permintaan resepsi
65
Pura-pura sakit
66
Baju seragam
67
Resepsi yang mewah
68
Anak penyelamatku
69
Souvenir mahal
70
Sindiran dari besan
71
Menjemput Adrian
72
Profesional kerja
73
Dirumah mertua
74
Datang tiba-tiba
75
Program kehamilan
76
Jeni mengadu
77
Syarat dari Adrian
78
Usaha kedai boba
79
Pulang juga
80
Menjadi ibu rumah tangga
81
Omong kosong ibu Harti
82
Mendatangi kedai boba
83
Mempermalukan diri sendiri
84
Adrian meminta maaf
85
Kejutan untuk Olivia
86
Hadiah ulang tahun
87
Garis dua dan parfum
88
Pesan dari ibu
89
Perasaan apa ini
90
Pemberian Olivia
91
Berdamai lebih baik
92
Menu baru
93
Seperti Barbie

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!