.
.
.
💐💐 HAPPY READING 💐💐
Saat Olivia pulang, Jeni dan Adrian ada di ruang tengah. Mereka menonton televisi sambil bercengkerama mesra dengan Jeni tiduran di pangkuan Adrian. Hati Olivia sakit dan bagaikan teriris melihat pemandangan yang ada didepannya itu. Sekuat hati Olivia menahan gejolak hatinya, dia harus kuat dan dia harus bisa menghadapi semua permasalahannya demi misi sertifikat rumahnya.
" Oh ada Olivia, kok jam segini sudah pulang? Biasanya pulang jam 5, ini baru jam loh."Tanya Jeni yang masih saja tetap tiduran di pangkuan Adrian.
" Bukan urusan kamu!."Jawab Olivia dengan ketus tanpa melihat kearah Jeni dan Adrian.
Olivis terus melangkahkan kakinya menuju kamar. Namun tiba-tiba langkahnya terhenti karena Adrian memanggilnya.
" Olivia tunggu !! Kamu tidak bisa bersikap ketus seperti itu kepada kami. Bagaimanapun Jeni ini kakakmu dan aku kakak iparmu, bersikaplah selayaknya saudara yang baik dan hargai kami. Masalah kita itu hanya masalalu jangan lagi kamu sangkut pautkan dengan masa sekarang. Jeni itu tidak salah, karena aku yang memang jatuh cinta dengan Jeni."Ucap Adrian mencoba menasehati Olivia.
" Memangnya siapa kamu? Minta aku hargai segala? Oh iya jangan lupa bayar hutang kalian yang 50 juta itu."Seru Olivia tersenyum kecut.
" Hutang? Hutang apa yang kamu maksud?." Tanya Jeni dengan mata membola.
" Hutang yang sudah aku keluarkan untuk biaya pernikahan kalian. Kalian disini itu juga cuma numpang jadi harus tahu diri, harus bantu kebutuhan rumah."Seru Olivia lagi lalu dia segera masuk kamar agar tidak diserang oleh Jeni.
Blllaaammm
Olivia membanting pintu kamarnya dengan kuat dan segera menguncinya agar Jeni maupun ibunya tidak bisa masuk kekamarnya. Sebab biasanya memang seperti itu, jika Jeni dan Olivia bertengkar Jeni dan ibunya akan mengeroyok Olivia dan Jeni mengacak-acak barang Olivia yang ada dikamar.
Mendengar suara dentuman pintu yang seakan menggetarkan rumah, membuat ibu Harrti yang sedari tadi ada dibelakang rumah langsung berlari masuk dan mencari tahu apa yang terjadi.
" Ada apa Jen?." Tanya ibu Harti.
" Itu si songong Olivia, dia mengatai jika aku dan Adrian hanya numpang disini. Seenaknya saja dia bilang aku numpang, inikan rumah bapak dan ibu."Ucap Jeni mengadukan sikap Olivia tadi.
Ibu Harti pun diam, dia mencerna apa yang barusan dikatakan Jeni.
* Kenapa Olivia bicara seperti itu? Apa dia sudah tahu jika rumah ini adalah rumah orang tuanya dan aku bukan orang tua kandungnya? Hemm sepertinya tidak mungkin, di sini tidak ada yang tahu masalah siapa orang tua Olivia. Hanya keluarga Rumi saja yang tahu, tapi setahuku Rumi juga tidak pernah bertemu Olivia.*Gumam ibu Harti.
" Sudah jangan hiraukan ucapan Olivia. Mungkin dia memang cemburu sama kamu, jadi dia cari-cari masalah dengan kamu."Ucap ibu Harti mencoba menenangkan Jeni.
Adrian mengajak istrinya untuk masuk kekamar untuk beristirahat. Jeni dari dulu tidak pernah mengerjakan pekerjaan rumah. Untuk pakaiannya saja Olivia yang mencuci dengan alasan sekalian putar di mesin cuci, dan yang menyetrika kalau bukan Olivia ya sang ibu tersayang.
Masalah pekerjaan rumah yang lainnya memang dikerjakan ibu Harti dan dibantu-bantu Olivia. Sebelum berangkat kerja Olivia akan membereskan rumah lebih dulu dan ibunya memasak sarapan. Saat pulang kerja, Olivia akan membantu didapur untuk menyiapkan makan malam. Tapi tidak dengan sekarang, Olivia tidak akan mengerjakan pekerjaan rumah terkecuali membersihkan kamar dan pakainnya sendiri.
" Lihat saja aku sudah tidak akan mau dijadikan pohon uang kalian. Sekarang urus saja perut masing-masing."Ucap Olivia.
Trinnggg
Bunyi notifikasi ponsel Olivia, Olivia mengambil ponselnya dan memeriksa pesan masuk. Ternyata pesan dari karyawan Olivia. Olivia mempunyai 6 karyawan, dan ke 6 karyawan itu di tempatkan di 2 kedai bobanya. Setiap kedai ada 3 karyawan, Olivia sudah mempercayakan urusan kedai kepada karyawannya dan dia akan datang semiinggu sekali untuk mengecek kedai.
[ Mbak Oliv, ini ada pelanggan yang minta untuk kita bisa menyediakan minuman boba di acara khitanan anaknya. Tapi dia minta kemasan cup yang 10.000 mbak. Bisa kita ambil tidak] Isi pedan dari Sari karyawan dikedai pertamanya.
Untuk es boba yang dijual Olivia harganya bervariasi, tergantung ukuran cup yang dipakai dan pilihan rasa dan toppingnya. Harga mulai dari 5.000 sampai 20.000 per cup nya. Harga masih terbilang normal jika dibandingkan dengan cafe-cafe yang juga menjual bobba.
[ Ambil saja Sar, banyak sedikitnya orderan kalian ambil ya. Tapi jika memang kalian kerepotan bisa kalian diskusikan dulu sama yang lainnya. Memangnya minta berapa cup?] Balas Olivia.
[ Minta 200 cup mbak. Ya sudah kita ambil ya mbak. ]
[ Iya, jangan lupa lebihkan 5 cup sebagai bonusnya. Maaf mbak belum bisa kesana untuk cek keuangan bulan ini. Besok mbak insya Allah kesana untuk membagi gaji kalian.]
[ Ok mbak siap]
Pesan dari Sari sudah tidak Olivia balas lagi. Kedai atau outlet es boba milik Olivia memang menerima pesanan untuk acara-acara tertentu. Seperti acara ulang tahun, khitanan dan acara nikahan. Beruntung kemarin saat acara pernikahannya dia tidak jadi menyediakan minuman boba, jadi dia tidak keluar dana banyak karena acaranya gagal.
" Olivia .. Olivia !!."Teriak ibu Harti dari depan kamar Olivia.
Hhhuuuffff
Olivia menghela nafas dengan berat, padahal baru saja dia ingin tidur sudah ada saja yang mengganggu. Olivia melirik jam dinding yang ada dikamarnya, ternyata sudah hampir jam 5 sore, da biasanya jam segini dia baru pulang. Dengan malas Olivia membuka pintu kamarnya.
" Ada apa bu?." Tanya Olivia dengan malas.
" Bantuin ibu masak, pulang cepat bukannya bantuin ibu malah berdiam diri saja di kamar. Ayok cepat bantuin ibu masak soto ayam, Jeni lagi pengen makan soto ayam."Ucap ibu Harti seenaknya saja main suruh-suruh.
" Maaf bu, aku capek dan aku juga ingin istirahat. Lagipula yang pengen makan itu kak Jeni kenapa harus Olivia yang masak? Ibu minta saja kak Jeni untuk bantuin ibu, lagipula kak Jeni itu sudah menikah bu. Biar dia sambil belajar memasak, awasloh kalau tidak bisa masak bakal di marah sama mertuanya."Seru Olivia sambil menyungingkan senyum mengejek.
Jangankan untuk memasak? Menyapu kamar dan membereskan kamarnya sendiri saja dia tidak pernah. Mungkin cara memegang sapu yang benar juga tidak tahu.
" Jaga ucapan kamu, Olivia. Kedua orang tua Adrian itu baik dan sangat menyayangi Jeni, buktinya Jeni saja dikasih hadiah kalung emas sama ibunya Adrian. "Seru ibu Harti.
Ya, kedua orang tua Adrian memang baik, apalagi ayahnya. Ayah Adrian sangat baik dan menyayangi Olivia seperti anaknya sendiri. Meskipun ibu Adrian juga baik, tapi terkadang dia juga suka ketus. Tapi selama Olivia pacaran dengan Adrian, ibunya Adrian belum pernah menampakkan ketidaksukaannya.
" Sekarang juga bantuin ibu masak."Seru ibu Harti lagi.
" Olivia tidak bisa."Seru Olivia.
Braaakkk
Olivia menutup pintu kamarnya begitu saja tanpa permisi sehingga membuat ibu Harti marah dan memaki-maki Olivia.
" Kenapa sih bu, kok marah-marah?."Tanya Jeni yang baru saja keluar dari kamarnya.
" Itu si Olivia, dia tidak mau membantu ibu memsak soto untuk kamu. Atau kamu saja yang bantuin ibu masak Jen, sekalian kamu belajar memasak."Seru ibu Harti.
" Tidak, Jeni tidak mau. Yang ada kuku-kuku cantikku akan rusak dan tubuh ku bau dapur bu. Sudah ibu saja sana yang masak."Ucap Jeni menolak lalu kembali masuk lagi kekamarnya.
Ibu Harti mendengus dengan kesal, terpaksa dia harus menyiapkan makan malamnya sendirian.
**********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Sunarti
syukurin aja makanya jadi orng tua jangan pilih kasih emangnya anak yg di manja akan tau pekerjaan dng sendiri nya klo tdk di ajari
2023-09-09
0
Elizabeth Yanolivia
itu bukan nasehat, tapi adrian yang kurang ajar 😡
2023-07-13
0
Elizabeth Yanolivia
jam berapa thor, kok loh 🤣🤣
2023-07-13
0