.
.
.
💐💐 HAPPY READING 💐💐
" Jen, kemeja kerjaku pada kemana kok tidak ada di lemari?." Tanya Adrian sambil mencari keberadaan kemejanya yang tidak ada di dalam lemari.
Hari ini tepat seminggu Adrian tinggal di rumah mertuanya dan sudah seminggu ini juga dia tidak pernah melihat istrinya mencuci ataupun menyetrika pakaiannya. Yang Adrian tahu, jika Olivia lah yang mencuci dan menyetrika pakaian orang rumah.
Mendengar suaminya menanyakan keberadaan kemeja nya, Jeni pun baru ingat jika dua hari yang lalu pakaian kotor yang sudah bertumpuk itu dia bawa ke tempat pencucian baju dan dia meminta Olivia untuk mencucinya.
" Ohh.. Sebentar mas aku ambilkan dulu. Mungkin masih ada di belakang, biasa Olivia kalau sehabis nyetrika memang tidak mau membawanya kekamar. Ini aku juga mau ambil baju-bajuku sekalian, kemeja ku juga pasti numpuk disana."Ucap Jeni dengan percaya dirinya.
Olivia keluar kamar dan menuju tempat menyetrika. Saat dia sampai disana, dia tidak melihat adanya pakaiannya dan pakaian Adrian yang sudah di setrika. Hanya ada tumpukan baju kusut milik ibu dan ayahnya saja.
" Kemana baju-baju mas Adrian dan baju ku? Masa iya Olivia membawanya kedalam kamarnya? Hemm sepertinya tidak mungkin deh."Ucap Jeni pada dirinya sendiri.
Karena tidak mendapati baju-bajunya, Jeni berjalan dengan cepat menghampiri kamar Olivia. Dengan kasar Jeni mengetuk pintu kamar sambil berteriak memanggil nama Olivia.
" Olivia ... "
" Olivia..."
Jeni berteriak dengan lantang sampai semua penghuni rumahpun berhambur mendekat ke kamar Olivia.
" Ada apa ini Jen?." Tanya ibu Harti yang baru saja keluar dari kamarnya.
" Ini bu si Olivia budek apa bagaimana sih? Dari tadi aku gedor pintunya tidak keluar kamar juga, padahal ini sudah siang aku dan mas Adrian juga harus ke kantor. Jeni mau menanyakan pakaian Jeni dan pakaian mas Adrian yang dia setrika."Ucap Jeni bicara sedikit berteriak.
Cekkleeekk
Olivia membuka pintu kamarnya dan dengan dandanan sudah rapi, siap untuk berangkat bekerja.
" Ada apa sih ribut-ribut di depan kamarku?." Tanya Olivia pura-pura tidak tahu.
" Nah ini anaknya baru buka pintu. Mana baju-baju ku sama baju mas Adrian? Sudah selesai kamu setrika kan? Kamu tarok mana?."Tanya Jeni terlihat kesal karena Olivia lama tidak membukakan pintu.
" Baju? Baju apa yang kak Jeni maksud? Aku tidak merasa menyetrika pakaian kak Jeni maupun Adrian tuh? Salah orang kali kak, atau mungkin baju nya di laundry tapi kak Jeni ingatnya aku yang cuciin? Aku sekarang bukan tukang cuci kamu lagi ya, jadi mana saya tahu baju-baju itu?." Seru Olivia dengan santainya.
" Apa maksud kamu? Dua hari yang lalu aku sudah membawa baju-baju kotor ku dan suamiku ketempat cuci baju, dan aku juga sudah memintamu untuk mencucinya. Atau jangan-jangan kamu tidak mencucinya ya?." Seru Jeni mulai paham dengan apa yang dikatakan Olivia tadi.
Olivia hanya mengerdikkan kedua bahunya sambil mengangkat tangannya. Melihat respon Olivia yang mencurigakan, Jenipun segera berlari menuju tempat mencuci baju dan benar. Ternyata disana pakaian yang kemarin lusa dia bawa masih terongok ditempatnya dengan tidak berubah sedikitpun.
Jeni mengepalkan kedua tangannya, ingin sekali dia segera memukul wajah Olivia. Bisa-bisanya dia tidak mencuci pakaiannya, padahal itu banyak pakaian untuk kekantor.
" Olivia...... !!!."Teriak Jeni dengan lantang.
Olivia hanya tersenyum kecut mendengar teriakan Jeni yang menggelegar. Pasti saat ini Jeni marah besar karena pakaiannya belum dia cuci bahkan terancam tidak bisa masuk kantor.
" Kurangajar kamu, Olivia !! Kenapa pakaian ku dan suamiku tidak kamu cuci dan masih saja tetap dalam bak. Kamu kelewatan, Olivia !!."Seru Jeni dengan tatapan nyalang.
" Apa? Jadi baju-bajuku belum di cuci sayang? Terus aku kekantor pakai baju apa? Aku memang tidak bawa kemeja banyak untuk bekerja. Hanya bawa 5 saja, itu ada kemeja tapi kemeja untuk main. Masa iya ke kantor pakai kemeja untuk main, bisa malu aku. Yang ada teman-temanku akan membully ku."Seru Adrian cemas karena kemejanya masih kotor semua.
" Kemeja ku juga kotor semua mas, ada juga warnanya pada pudar. Malu juga pakai kemeja warna pudar, ini semua gara-gara Olivia !! Dia yang harus bertanggung jawab untuk mencuci tapi seenaknya saja dia mangkir."Ucap Jeni masih saja menyalahkan Olivia.
Mata Adrian menatap tidak suka ke arah Olivia. Sepertinya Adrian juga menyalahkan Olivia, aneh ? Iya benar-benar aneh, yang istrinya siapa tapi yang disalahkan siapa? Yang punya kewajiban mengurus pakaiannya itu ya istrinya bukan Olivia.
" Olivia, kamu sudah benar-benar keterlaluan.!!"Seru Adrian menyalahkan Olivia.
" Kenapa kamu tidak mau mencuci pakaian Jeni, Olivia?."Tanya ibu Harti dengan tatapan penuh amarah.
" Karena aku bukan b4bunya? Apa kalian lupa, jika sekarang ini kita kerjakan urusan kita masing-masing. Disini itu kak Jeni yang menjadi istrinya Adrian, bukan Olivia bu. Jadi ya kak Jeni yang lebih punya kewajiban untuk mengurus suaminya bukan Olivia. Nah kalau Olivia ini istrinya pasti dengan senang hati Olivia akan mengurus semua keperluan Adrian."Seru Olivia sambil melirik Adrian yang terlihat salah tingkah.
" Jangan mimpi kamu bisa menjadi istri Adrian !!."Seru Jeni dengan kasar.
Melihat perdebatan yang tidak ada habisnya, membuat pak Anwar merasa jengah dan bosan. Pak Anwar beranjak ke dapur, dia mendekati meja makan dan membuka tudung saji hendak sarapan. Namun apa yang dia dapati? Tudung saji dalam keadaan kosong dan tidak ada makanan sama sekali.
Brrraaaakkk
Pak Anwar membanting tudung saji ke lantai dengan kasar. Dia terlihat marah sekali saat tidak mendapati makanan, padahal perutnya sudah sangat lapar.
" Bu, sarapannya mana?." Teriak pak Anwar dari arah dapur.
" Jadi ibu juga belum masak sarapan?." Tanya Jeni memandang kearah ibunya.
" Bagaimana ibu mau masak jika beras dan bahan makanan saja tidak ada. Olivia sampai sekarang juga belum memberi ibu uang belanja. Beruntung semalam ada tetangga yang syukuran jadi ibu dibawakan makanan sehingga bisa tadi malam kita bisa makan."Jawab Ibu Hartu dengan jujur.
Ibu Harti memang tidak punya uang, darimana dia uang kalau Olivia saja tidak memberikan dia uang. Sebenarnya Olivia kasihan juga dengan ibu Harti, tapi jika ingat sikap dan perlakuannya selama ini rasa kasihan itupun hilang. Dan berubah menjada rasa bodo amat dan tidak perduli.
" Kejam kamu Olivia !! Kamu tega membiarkan orang tua ku kelaparan. Sekarang berikan uang seperti biasanya, jangan pura-pura lupa kamu."Ucap Jeni dengan seenaknya saja.
" Ohhh Orang tua kamu? Jadi mereka orang tua kak Jeni saja? Bukan orang tuaku kan? Ya sudah kak Jeni saja yang kasih mereka uang."Jawab Olivia pelan namun membuat Jeni dan ibu Harti kaget.
Tiba-tiba raut wajah Jeni dan ibu Harti berubah menjadi gugup. Olivia bisa melihat perubahan itu , sedikit demi sedikit Olivia akan memberikan pelajaran untuk keluarga toxic dan tidak tahu malu ini.
" Maksud kamu apa? Mereka juga orang tua kamu, jadi kamu juga berkewajiban kasih nafkah."Ucap Jeni terbata-bata dan gugup.
" Kamu juga anaknya kan kak? Kamu juga wajib dong kasih nafkah? Lagipula selama 5 tahun ini aku loh yang jadi tulang punggung di rumah ini, sekarang ini gantian kak Jeni dong. Jangan seenaknya NUMPANG doang."Ucap Olivia sengaja menekankan kata numpang.
Setelah bicara seperti itu, Olivia mengunci pintu kamarnya lalu dia berjalan keluar rumah. Kali ini motornya sudah kembali dia pakai, karena di kedai sudah ada motor yang kemarin dia beli. Meskipun tidak beli yang baru, setidaknya motor sekenpun masih bagus dan nyaman untuk dikendarai.
**********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Memyr 67
nggak sabar nunggu adrian menyadari kebodohannya. membuang berlian demi memungut sebutir kerikil.
2023-09-11
0
Sunarti
si sini aku paling suka dng sifat perempuan yg tegas dan tdk mw di injak " berani dlm kebenaran
2023-09-09
1
Hafifah Hafifah
bagus lawan terus tuh keluarga benalu cuma numpang aja lagaknya kayak yg punya rumah
2023-07-13
2