Hanya memastikan

.

.

.

💐💐 HAPPY READING 💐💐

Brrruukkk

Jeni menjatuhkan setumpuk pakaian kotor miliknya dan sang suami. Dia kasar dia meminta Olivia untuk mencuci pakaian kotornya seperti hari-hari biasanya.

" Cuci itu yang bersih. Jangan sampai ada yang ketinggalan."Seru Jeni seenaknya sambil menjatuhkan secara kasar pakaian kotornya.

Olivia tidak menjawab, dia hanya melirik malas kearah Jeni. Mungkin dulu iya Olivia selalu mengalah dan akan mengikuti apa mau Jeni dan kedua orang tuanya. Tapi tidak dengan sekarang, Olivia yang sekarang bukanlah Olivia yang mudah ditindas seperti dulu.

" Heehh.. Punya mulut tidak sih? Aku itu bicara sama kamu !.'Seru Jeni dengan kasar.

" Oh bicara sama saya? Kirain bicara sama mesin cuci."Jawab Olivia dengan santainya.

" Cuci itu semua, awas kalau sampai tidak kamu cuci. Itu juga ada pakaian suamiku, nyucinya jangan sampai rusak karena baju kami itu mahal-mahal."Ucap Jeni ketus.

Setelah bicara seperti itu Jeni segera kembali ke kamarnya, tidak tahu apa yang dia lakukan. Padahal sudah jam setengah tujuh pagi, sebagai seorang istri seharusnya bisa membantu ibunya memasak apalagi suaminya juga butuh sarapan.

Olivia membiarkan pakaian kotor Jeni dan Adrian teronggok di atas bak besar. Tidak akan sudi Olivia mencuci pakaian Jeni dan suaminya. Selesai mencuci pakaiannya sendiri, Olivia langsung menjemurnya. Namun hanya dia jemur dipinggir teras belakang saja, jadi saat hujan tidak akan basah. Tak jarang ibunya membiarkan jemuran Olivia saat hujan turun.

Selesai dengan urusan mencuci, Olivia masuk kamar dan segera bersiap-siap untuk berangkat ke tempat kerjanya. Ya, hari ini Olivia sudah berniat masuk kerja saja.

" Bu kok sarapannya cuma nasi goreng sama kerupuk saja sih? Mana telor atau ayamnya? Nasi gorengnya juga polosan tanpa ada topingnya."Gerutu Jeni saat melihat sarapan yang ada di atas meja tidak seseuai harapannya.

" Sudah makan yang ada dulu, si Olivia belum kasih ibu uang bulanan. Di dapur sudah tidak ada apa-apa lagi, ya mana bisa ibu masak telor apa ayam."Jawab Ibu Harti dengan jujur.

Bertepatan dengan itu, Olivia keluar dari kamarnya dan sudah bersiap untuk berangkat kerja. Dia juga sudah memesan ojek online, tidak ada niatan untuk ikut bergabung sarapan dengan yang lainnya.

" Olivia !! Cepat kasih ibu uang bulanan, apa kamu tidak tahu jika semua stock bahan makanan sudah habis? Sengaja kamu buat kami semua cuma makan nasi goreng terus?."Seru Jeni tidak tahu malu.

" Apa? Uang belanja? Kalian yang mau makan kok aku yang harus keluar uang? Tidak malu tuh suami kamu? Oh iya Adrian, kamu sekarang kan sudah ikut tinggal dirumah ini dan kamu kepala keluarganya Jeni, malu dong kalau masih tetap saya yang kasih makan istrimu. Mulai sekarang semua kebutuhan rumah jadi tanggung jawab kamu dan Jeni ! Oh iya 1 lagi, segera bayar hutang kamu berikut hutang yang kamu pakai untuk DP motor."Ucap Olivia pelan namun tegas dan penuh penekanan.

Tentu saja Adrian dibuat ketar-ketir dan panas dingin karena Olivia. Mana mungkin dia bisa mencukupi kebutuhan rumah, gajinya saja harus dia bagi-bagi.

Ibu Harti dan pak Anwar serta Jeni terlihat memandang tajam kearah Olivia. Olivia sekarang sudah pandai membantah dan tidak mau menghormati mereka lagi.

" Tidak bisa begini dong Olivia. Kalau semuanya sama nak Adrian, terus bagaimana dia kasih nafkah ke Jeni. Ayolah Olivia, jangan biat Ayah dan ibu kesal dan marah sepagi ini. Apa susahnya sih kamu tinggal kasih uangnya saja kan? Tidak perlu berdebat begini."Ucap ibu Harti tetap saja meminta uang kepada Olivia.

" Kak Jeni juga punya gaji. Bahkan gaji mereka sama Olivia saja besaran gaji mereka kan? Masalah kebutuhan rumah bisa di tanggung Adrian dan kak Jeni, kalau tidak mau ya sudah. Olivia tidak akan keluar uang sepeserpun untuk rumah ini."Seru Olivia tegas.

Tangan pak Anwar terangkat dan hampir menyentuh pipi Olivia. Namun dengan cepat Olivia menangkap tangan pak Anwar, kini Olivia tidak akan pernah diam jika dia ditindas sekalipun itu lelaki yang bergelar Ayah.

" Ayah mau menampar, Olivia? Kenapa ? Kaget lihat Olivia bisa melawan Ayah? Ingat Yah, tidak selamanya seekor semut akan diam saja jika dia terus-terusan di injak. Begitupun Olivia, Olivia bisa bersikap lebih dari ini. Dasar benalu !!."Seru Olivia dengan kasar.

Selesai bicara seperti itu Olivia meninggalkan rumah dan menghampiri ojek online yang sudah menunggunya. Tidak ada sedikitpun air mata yang keluar dari mata Olivia, Olivia harus kuat dan harus tegas agar dia tidak diperlakukan seenaknya lagi.

" Bu, masa iya sarapannya ini saja?." Seru Jeni dengan wajah cemberut.

" Sudah makan saja. Jangan buat ibu tambah pusing saja, kamu lihat sendirikan Olivia sudah tidak mau lagi kasih ibu uang bulanan. Kalau seperti ini bagaimana dengan kebutuhan rumah, mau tidak mau ya kamu sama Adrian yang mencukupi semuanya. Uang bapak hanya cukup untuk beli beras saja, yang lainnya kamu dan Adrian yang mencukupi."Seru ibu Harti terlihat kesal dengan sikap Jeni.

" Kok Jeni sih? Tidak bisa ! Uang Jeni ya milik Jeni pribadi tidak boleh di ganggu gugat. Jeni banyak kebutuhan, belum beli skincare, beli tas , sepatu, baju. Pokoknya tidak !."Seru Jeni menolak keras.

Hhhuuuffff

Perdebatan itu tidak akan selesai-selesai jika pembahasannya uang dan uang. Jeni dan Adrian akhirnya terpaksa sarapan dengan makanan yang ada, begitipun dengan kedua orang tuanya.

********

Olivia sudah sampai di resto tempat dia bekerja. Olivia, Maya dan Rita bekerja di tempat yang sama hanya posisi mereka saja yang beda. Dari arah pintu masuk, terlihat Miko berjalan masuk dengan wajah cuek dan dinginnya.

Saat melewati meja kasir, Miko menghentikan langkahnya dan memandang ke arah Olivia. Olivia tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.

" Kamu yakin sudah bisa konsentrasi kerja?." Tanya Miko dengan tegas.

" Emm.. Sudah pak, Miko."Jawab Olivia dengan cepat.

" Aku tidak mau ada karyawanku yang bekerja seenaknya. Jika memang tidak sanggup lagi untuk bekerja, lebih baik keluar saja daripada saya pecat."Seru Miko.

Glleekkk

Olivia menelan Salivanya sendiri dan wajahnya pun terlihat gugup sekali. Dia tidak mau di pecat, karena dia masih butuh pekerjaan itu meskipun dia sudah punya usaha sendiri.

" Ba.. Baik pak saya sudah siap bekerja dan tidak akan melamun."Jawab Olivia terbata-bata.

Heeemmm

Hanya sebuah deheman kecil yang keluar dari mulut Miko. Miko melanjutkan langkah kakinya menuju ruangannya. Sesampainya di ruangannya dia duduk sambil senyum-senyum.

" Kenapa saat gugup dan ketakutan seperti tadi dia lebih menggemaskan." Ucap Miko pada dirinya sendiri.

Miko sepertinya memang sudah jatuh cinta dengan Olivia tapi dia malu untuk mengakuinya. Apalagi status Olivia yang sebagai karyawannya. Miko datang ke Resto sebenarnya hanya ingin memastikan jika Olivia sudah kembali bekerja. Tidak ada pekerjaan yang di kerjakan di Resto, karena di Resto dia hanya menggantikan kakaknya saja yang pekerjaan tidak setiap hari ada.

Baru juga datang 30 menit, Miko sudah keluar ruangannya dan akan kembali keperusahaan karena ada meeting yang harus dia ikuti.

" Kerja yang benar."Seru Miko menegur Olivia.

" Baik pak."Jawab Olivia patuh.

Miko keluar resto dan menuju mobilnya yang ada di parkiran, setelah itu dia melaju meninggalkan resto menuju perusahaannya.

*********

Terpopuler

Comments

Sunarti

Sunarti

waaah ada yg mulai jatuh cintrong nih senyum " sendiri

2023-09-09

0

Septania Sari

Septania Sari

Bagus Liv , jangan mau terus2an mengeluarkan biaya hidup untuk ke 4 benalu dalam rumah kamu. Suruh mereka membiaya kebutuhan mereka adalah good solution . Enak aja masak mau ongkang tinggal minta sama kamu . Teruskan ketegasan kamu.

si Bos Miko jangan galak² ya . Awas ntar hatinya nyusruk loh ke hati Oliv🤣🤣🤣

2023-07-13

1

Tri Handayani

Tri Handayani

makin suka sama karakter olivia'semangat miko mengejar cinta olivia'next thorrr....

2023-07-12

0

lihat semua
Episodes
1 Bukan pernikahanku
2 Jangan fitnah aku
3 Bukan Atm berjalan
4 Sebuah rahasia
5 Olivia mulai tegas
6 Uang untuk kondangan
7 Sertifikat rumah
8 Hanya memastikan
9 Gara-gara baju kotor
10 Cinta pandangan pertama
11 Ban motor bocor
12 Fitnah Adrian
13 Gara-gara ayam goreng
14 Bertemu mantan calon mertua
15 Menolak perjodohan
16 Pacar pura-pura
17 Bertemu calon mertua
18 Kata cinta terucap
19 Dua teman baik Olivia
20 Hampir saja
21 Gadai rumah
22 Rumah milik Olivia
23 Pembelaan pak Anwar
24 Menerima Miko
25 Sertifikat palsu
26 Cari kesempatan
27 Mobil baru datang
28 Jeni pingsan
29 Pacar Olivia datang
30 Penampilan baru Miko
31 Demi bisa berdua
32 Aku sudah tahu semuanya
33 Pindah ke kontrakan
34 Naik jabatan
35 Cinta bukan karena uang
36 Tamu tidak tahu malu
37 Ajakan menikah
38 Keputusan Olivia
39 Restu Paman dan Ayah
40 Hari yang ditunggu
41 Ibu-ibu tukang gosip
42 Kehilangan calon anak
43 Adrian cari gara-gara
44 Makan tanpa sendok
45 Mengusir Jeni
46 Dua sahabat Olivia
47 Rumah disita
48 Bagian rumah
49 Perumahan elite
50 Berdebat dengan satpam
51 Aku milikmu
52 Menejer baru
53 Meeting pertama kali
54 Penolakan mama Miko
55 Kehebohan di kantor
56 Istri Pak Ceo
57 Seharian berulah
58 Membagi gaji bulanan
59 Permintaan Jeni
60 Hidup bahagia
61 Pesan ibu dan anak
62 Mencoba menerima
63 Mertua akan datang
64 Permintaan resepsi
65 Pura-pura sakit
66 Baju seragam
67 Resepsi yang mewah
68 Anak penyelamatku
69 Souvenir mahal
70 Sindiran dari besan
71 Menjemput Adrian
72 Profesional kerja
73 Dirumah mertua
74 Datang tiba-tiba
75 Program kehamilan
76 Jeni mengadu
77 Syarat dari Adrian
78 Usaha kedai boba
79 Pulang juga
80 Menjadi ibu rumah tangga
81 Omong kosong ibu Harti
82 Mendatangi kedai boba
83 Mempermalukan diri sendiri
84 Adrian meminta maaf
85 Kejutan untuk Olivia
86 Hadiah ulang tahun
87 Garis dua dan parfum
88 Pesan dari ibu
89 Perasaan apa ini
90 Pemberian Olivia
91 Berdamai lebih baik
92 Menu baru
93 Seperti Barbie
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Bukan pernikahanku
2
Jangan fitnah aku
3
Bukan Atm berjalan
4
Sebuah rahasia
5
Olivia mulai tegas
6
Uang untuk kondangan
7
Sertifikat rumah
8
Hanya memastikan
9
Gara-gara baju kotor
10
Cinta pandangan pertama
11
Ban motor bocor
12
Fitnah Adrian
13
Gara-gara ayam goreng
14
Bertemu mantan calon mertua
15
Menolak perjodohan
16
Pacar pura-pura
17
Bertemu calon mertua
18
Kata cinta terucap
19
Dua teman baik Olivia
20
Hampir saja
21
Gadai rumah
22
Rumah milik Olivia
23
Pembelaan pak Anwar
24
Menerima Miko
25
Sertifikat palsu
26
Cari kesempatan
27
Mobil baru datang
28
Jeni pingsan
29
Pacar Olivia datang
30
Penampilan baru Miko
31
Demi bisa berdua
32
Aku sudah tahu semuanya
33
Pindah ke kontrakan
34
Naik jabatan
35
Cinta bukan karena uang
36
Tamu tidak tahu malu
37
Ajakan menikah
38
Keputusan Olivia
39
Restu Paman dan Ayah
40
Hari yang ditunggu
41
Ibu-ibu tukang gosip
42
Kehilangan calon anak
43
Adrian cari gara-gara
44
Makan tanpa sendok
45
Mengusir Jeni
46
Dua sahabat Olivia
47
Rumah disita
48
Bagian rumah
49
Perumahan elite
50
Berdebat dengan satpam
51
Aku milikmu
52
Menejer baru
53
Meeting pertama kali
54
Penolakan mama Miko
55
Kehebohan di kantor
56
Istri Pak Ceo
57
Seharian berulah
58
Membagi gaji bulanan
59
Permintaan Jeni
60
Hidup bahagia
61
Pesan ibu dan anak
62
Mencoba menerima
63
Mertua akan datang
64
Permintaan resepsi
65
Pura-pura sakit
66
Baju seragam
67
Resepsi yang mewah
68
Anak penyelamatku
69
Souvenir mahal
70
Sindiran dari besan
71
Menjemput Adrian
72
Profesional kerja
73
Dirumah mertua
74
Datang tiba-tiba
75
Program kehamilan
76
Jeni mengadu
77
Syarat dari Adrian
78
Usaha kedai boba
79
Pulang juga
80
Menjadi ibu rumah tangga
81
Omong kosong ibu Harti
82
Mendatangi kedai boba
83
Mempermalukan diri sendiri
84
Adrian meminta maaf
85
Kejutan untuk Olivia
86
Hadiah ulang tahun
87
Garis dua dan parfum
88
Pesan dari ibu
89
Perasaan apa ini
90
Pemberian Olivia
91
Berdamai lebih baik
92
Menu baru
93
Seperti Barbie

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!