.
.
.
💐💐 HAPPY READING 💐💐
Olivia sudah membongkar lemari ibunya tapi dia tidak menemukan apa yang dia cari. Setiap tumpukan baju sudah Olivia periksa, bahkan laci-lacipun sudah Olivia buka tetap saja tidak ketemu sertifikat rumahnya. Olivia menyusun pakaian kembali dengan rapi agar ibunya tidak menaruh curiga jika lemarinya sudah dia acak-acak.
" Kemana ya sertifikat itu?." Tanya Olivia pada dirinya sendiri.
Namun tiba-tiba mata Olivia tertuju pada lemari rias yang tidak terlalu besar itu. Dibawah kaca rias, ada lemari kecil yang terkunci. Olivia mendekati lemari dan mencari-cari kuncinya.
" Ahhh ketemu. Ternyata ada dikotak bross ibu kuncinya."Ucap Olivia dengan mata berbinar.
Olivia segera membuka lemari kecil itu, disana ternyata tempat ibunya menyimpan perhiasan. Olivia melihat ada 2 kotak perhiasan yang sudah kosong, yang isinya pasti dipakai oleh Ibu Harti kondangan.
Mata Olivia tertuju pada map berwarna merah yang ada dibawah kotak perhiasan. Segera Olivia membukanya, dan ternyata benar jika itu sertifikat rumah. Olivia hanya mengambil lembaran sertifikat rumah itu, dan meninggalkan mapnya agar ibunya tidak curiga jika sertifikat itu sudah Olivia ambil.
" Aku harus segera menyimpan baik-baik sertifikat ini."Ucap Olivia.
Olivia mengunci kembali lemari kecil itu dan mengembalikan kuncinya di tempat semula. Kini Olivia sudah ada di kamarnya, sedang berfikir mau disimpan dimana sertifikat itu agar aman dari kedua orang tuanya.
" Tante Rumi? Iya, sepertinya tante Rumi saja yang menyimpannya. Dengan begitu akan aman, dan ibu maupun Ayah tidak akan tahu."Ucap Olivia lagi.
Segera Olivia keluar kamar dan mengendarai motornya menuju rumah tante Rumi. Lebih cepat lebih baik, Olivia juga terlalu beresiko jika menyimpan settifikat itu dirumah. Setelah mengendarai motornya dengan kecepan super, Olivia sudah sampai di rumah Tante Rumi dan kali ini ternyata paman Arman juga ada di rumah.
" Jadi kamu sudah berhasil mengambil sertifikat rumah?."Tanya paman Arman.
" Gerak cepat juga kamu, Liv."Seru tante Rumi sambil terkekeh.
" Iya Paman, Tante. Mumpung keadaan rumah sepi, jadi Olivia gerak cepat. Kapan lagi ada kesempatan, mumpung Olivia masih libur juga. Tapi nanti kalau Ibu atau Ayah tahu sertifikatnya sudah tidak ada bagaimana ya, Tan? Olivia masih belum sanggup kalau berdebat dalam waktu dekat ini."Seru Olivia dengan wajah lesunya.
" Itu soal mudah. Nanti biar paman mu cetak sertifikat yang palsu, paman mu pasti paham yang begituan. Setelah itu kamu letakkan sertifikat palsu itu pada tempatnya. Jadi sewaktu-waktu Harti memeriksa sertifikat itu tetap ada pada tempatnya."Ucap tante Rumi.
Olivia mengangguk setuju dengan ide gila yang dari tantenya. Paman Arman sendiri hanya mengiyakan saran istrinya. Kebetulan paman Arman dirumah juga ada komputer dan printer milik anaknya, hari itu juga paman Arman membuatkan sertifikat palsunya.
" Tante tidak ke tempat bulek Suci?."Tanya Olivia mulai mengganti topik pembicaraanya.
" Nanti sore saja habis asar. Sekalian menunggu Dina, Dina katanya mau ikut juga."Ucap tante Rumi.
" Mbak Dina kapan menikah tante?." Tanya Olivia lagi.
" Belum tahu Liv. Mbak mu itu lagi fokus sama kariernya, pacarnya juga masih sibuk sama karier. Padahal usia Dina itu sekarang sudah 26 tahun, tante khawatir kalau dia menunda-nunda menikah. "Ucap tante Rumi.
Sebagai seorang ibu tentunya tante Rumi merasa khawtir dengan anak gadisnya. Di usia 26 tahun belum juga menikah, padahal banyak juga wanita yang sudah berusia kepala 3 masih belum menikah.
" Masih 26 tahun tante, nanti kalau sudah saatnya menikah pasti mbak Dina juga menikah. Olivia 24 tahun malah gagal menikah? Hahaa .. Menyedihkan."Seru Olivia sambil tertawa.
" Hussstt jangan bicara seperti itu. Tante yakin setelah ini kamu akan mendapatkan jodoh yang lebih baik dari Adrian. Oh iya bagaimana usaha kamu? Semakin lancarkan?."Tanya tante Rumi.
" Alhamdillah lancar tante, semua ini juga berkat doa dari tante dan paman."Jawab Olivia.
Paman Arman keluar dengan membawa selembar kertas yang sangat mirip dengan sertifkat rumah. Di tangan paman Arman juga membawa sekeping kartu ATM berwarna biru yang akan paman Arman serahkan kepada Olivia.
" Ini sertifikat palsunya, yang asli sudah paman simpan dengan aman. Oh iya kamu terima Atm ini, ini hak kamu pergunakan uang ini dengan baik."Ucap paman Arman sambil meletakkan Atm itu di atas meja.
" Paman, apa Olivia berhak atas uang ini?."Tanya Olivia dengan mata yang berkaca-kaca.
" Kamu berhak dan sangat berhak. Didalam sini ada sekitar 300 juta uang yang selama 16 tahun ini paman simpan untuk kamu. Pin nya tanggal lahir paman, kamu hafalkan tanggal lahir paman? Kalau mau kamu rubah tidak apa-apa. Jangan sampai Harti dan Anwar tahu. Bisa habis uang kamu di porotin sama mereka, apalagi kalau kakak mu Jeni tahu bisa-bisa dia kejang-kejang. Wanita itu selalu iri melihat apa yang kamu miliki.
Yang dikatakan paman Arman benar, Jeni memang iri dan dengki dengan Olivia. Apa yang Olivia punya harus dimiliki Jeni juga, bahkan calon suami Olivia juga di ambil oleh Jeni.
" 300 juta? Banyak banget paman ? Iya Olivia hafal ulang tahun paman."Jawab Olivia setengah kaget.
" Ingat ya Liv, jangan sampai orang tuamu yang serakah itu tahu."Ucap tante Rumi.
" Iya tante, paman. Maaf Olivia sudah merepotkan tante dan paman, tidak tahu bagaimana Olivia jika tidak ada paman dan tante. "Ucap Olivia lalu menghambur dalam pelukan Tante Rumi.
Setelah cukup lama di rumah tante Rumi, Olivia pun pamit pulang. Dia harus cepat-cepat meletakkan sertifikat palsu itu sebelum orang-orang pada pulang.
******
Baru juga 5 menit Olivia keluar dari kamar ibu nya, terdengar suara motor pak Adrian memasuki halaman rumah, Olivia tidak berniat untuk membukakan pintu. Jeni sudah punya kunci cadangan.
" Mas Adrian sayang, aku capek banget."Seru Jeni sambil merebahkan tubuhnya di sofa ruang tamu.
" Sama sayang. Pekerjaan hari ini banyak sekali, oh iya ini kemana kok rumah sepi banget sih?."Tanya Adrian sambil melihat sekeliling rumah yang memang nampak sepi.
Tadi setelah pulang dari rumah tante Rumi, motor Olivia memang sengaja dia tinggal di kedai boba untuk dipakai karyawan mengantarkan pesanan sistem online. Sehingga motor tidak ada dirumah, Adrian dan Jeni tidak tahu kalau di rumah ada Olivia.
" Si Oliv sepertinya belum pulang, dan bapak sama ibu masih kondangan tempat bulek Suci. Oh iya mas, mana jatah bulanannku kok belum di transfer sih?." Tanya Jeni secara tiba-tiba.
" Emmm.. Iya nanti aku transfer. Gaji kamu juga kan sama jumlah nya sama mas, mas tidak bisa kasih banyak-banyak ya? Mas harus kasih ke ibu juga, belum cicilan motor."Ucap Adrian merayu Jeni sambil memeluk Jeni dari belakang.
" Issh... Mas, geli ah."Seru Jeni yang sudah mulai geli karena Adrian menciumi lehernya.
Adrian sengaja melakukan itu agar Jeni tidak marah dengan jatah bulanan yang dia berikan. Lagipula Jeni juga punya gaji yang sama dengan Adrian, 5 juta sebulannya.
" Sayang kekamar saja yuk."Seru Jeni dengan h4sr4t yang sudah tidak tertahan.
" Baiklah sayang."Seru Adrian dengan cepat.
Mereka melesat masuk ke kamar untuk segera menuntaskan aktifitas mereka. Didalam kamarnya, Olivia mendengar apa saja yang tadi dibicarakan Adrian dan Olivia. Bahkan saat ini suara mereka sudah berubah menjadi suara-suara keramat pun masih terdengar oleh Olivia.
**********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Sunarti
rahasia klg Harni sdh di ketaui Oliv
2023-09-09
0
Elizabeth Yanolivia
usia olivia 24 atau 25 tahun thor?
2023-07-13
0
Agus Nugraha
maaf.cara membedakan sertifikat yg asli dan yg palsu itu gmna, (sertifikat rumah).
2023-07-13
0