Bab 6. Lontong sayur

Di malam hari, tepatnya setelah memastikan Arta tertidur pulas, Senja memutuskan untuk menemui Bumi. Dia harus segera mengatakan keinginan Arta untuk bertemu sang Mama.

Namun, hingga langkahnya tiba di depan kamar milik Bumi, pria itu tidak berada di dalam. Senja tentu bisa melihat karena pintunya terbuka lebar. "Bumi kemana? Apa di bawah ya?" tanya Senja dan bergegas menuju lantai bawah.

Sampai di sana, Senja tetap tidak menemukan keberadaan Bumi. Hanya ada satu ruangan yang belum dia kunjungi, yaitu ruang kerja Bumi. Dia pun berjalan beberapa langkah untuk tiba di sana.

Tok. Tok. Tok.

Setelah tiba di depan pintu berpelitur coklat tua, Senja mengetuknya pelan. Butuh beberapa detik untuk pintu di depannya terbuka dan sosok Bumi muncul dari sana. "Apa?" tanyanya cuek.

"Ada yang ingin aku bicarakan," jawab Senja dengan kepala melongok demi bisa melihat bagaimana isi ruang kerja Bumi. Karena hal itu juga, kepalanya mendapatkan dorongan pelan dari telunjuk Bumi.

"Tidak usah kepo!" ketus laki-laki di depannya lalu segera menutup pintu rapat.

"Bicara apa?" tanya Bumi sambil berkacak pinggang.

Senja menunjuk double sofa di sudut ruangan, meminta Bumi untuk mengekori dirinya. "Kamu mau mengaturku?" ketus Bumi lagi yang membuat Senja berdecak sebal.

"Ini tentang Arta loh." Pada akhirnya Senja menggunakan senjata pamungkas untuk membuat Bumi menurut.

Tanpa menunggu jawaban dari pria yang sudah menjabat sebagai suaminya, Senja berjalan lebih dulu. Dia duduk pada satu tempat, menyisakan satu tempat lainnya untuk Bumi duduki.

"Harus gitu, aku duduk di samping kamu?" cecar Bumi tampak risih.

Senja tidak tahan lagi untuk memutar bola matanya jengah. Sikap Bumi sudah keterlaluan dan Senja seketika mulai berjanji pada diri sendiri untuk meruntuhkan dinding pembatas Bumi yang terlalu tinggi.

Sudah sejak lama Senja mengenal Bumi, sedikit banyaknya dia mengenal bagaimana sifat laki-laki di hadapannya.

"Mau berdiri juga boleh." Senja sudah berada di titik kesabarannya habis. Dia tidak akan memaksa karena semakin dipaksa, Bumi justru akan semakin membantah. Terbukti sekarang Bumi memutuskan untuk duduk di sampingnya. Dalam hati Senja tersenyum melihat hal tersebut.

"Arta sejak kemarin selalu mengatakan rindu dengan mamanya. Apa kamu akan terus menyembunyikan kenyataan yang ada? Bagaimana pun, Arta harus segera tahu, Bum," jelas Senja langsung pada intinya.

Bumi seketika terdiam, seperti sedang memikirkan hal yang begitu berat. "Apa hal itu tidak masalah?" tanyanya ragu.

"Aku akan coba beritahu dengan bahasa yang mungkin bisa Arta mengerti. Bagaimana pun, usianya masih terlalu belia. Semoga Arta bisa mengerti." Senja begitu yakin pada tujuannya. Daripada Arta bertanya setiap hari dan mengatakan ingin bertemu Mama, lebih baik Senja mengungkap kebenarannya.

Siapa tahu dengan begitu, Arta bisa mengerti dan memahami. Senja tidak bermaksud untuk membuat Arta lupa pada ibunya. Bahkan jika bisa, Senja ingin mengajak Arta berkunjung ke pemakaman di hari tertentu. Bagaimana pun, sosok Deandra harus melekat dan dikenang baik oleh Arta.

"Kamu yakin?" tanya Bumi tampak meremehkan. Hal itu membuat Senja tertawa hambar lalu balik melempar pertanyaan.

"Kamu ragu?"

"Kamu itu harus menjalin ikatan yang lebih erat lagi dengan Arta. Jangan sampai dia merasa jauh karena kamu terlalu sibuk bekerja. Aku tahu. Mungkin untuk saat ini hidup kamu sedang tidak baik-baik saja, sama halnya dengan aku. Lalu kamu melampiaskan nya dengan sibuk mengurusi pekerjaan hingga lupa jika Arta membutuhkan kasih sayang. Membutuhkan sosok Ayah yang bukan hanya sekedar figur."

Penjelasan Senja yang panjang lebar itu cukup membuat Bumi terpana. Dia akui jika Senja memang sosok penyayang dan selalu mengasihi orang-orang terdekatnya. Bumi bisa berkata demikian karena dia juga pernah merasakan bagaimana kasih dan sayang Senja terhadapnya.

Entah itu karena rasa cinta padanya atau murni sayang pada seorang sahabat.

"Hei! Malah melamun!" sentak Senja sambil memukul lengan Bumi pelan.

Bumi terlonjak kaget seiring debaran jantungnya yang menggila. "Bisa pelan kan? Kaget nih," kesalnya dengan bibir yang mengerucut.

"Habisnya melamun. Sudahlah. Aku mau tidur. Tolong kamu segera atur jadwal supaya bisa menemani Arta ke makam Dea. Aku yang akan bertanggungjawab menjelaskan nantinya." Setelah berkata demikian, Senja beranjak dan melangkahkan kaki meninggalkan Bumi yang masih terpaku di tempatnya duduk.

Keesokan harinya, Senja sudah berkutat di dapur demi membuat sarapan untuk Bumi dan Arta. Sengaja dia bangun pukul lima subuh agar kegiatannya tidak diketahui oleh Bumi. Bisa-bisa, Bumi urung makan dan memilih sarapan di luar jika mengetahui makanan yang terhidang adalah hasil buah karya dari Senja.

"Akhirnya selesai juga," gumam Senja dengan senyum yang menghias bibirnya.

"Ada yang bisa Bibi bantu, Bu?" tanya Bibi Tijah yang tiba-tiba muncul dari belakang.

Dengan keras Senja menggelengkan kepala. "Tidak perlu, Bi. Ini sudah selesai kok. Bibi mending sarapan dulu. Nanti baru bisa lanjut bersih-bersih. Jangan sampai terlambat makan ya, Bi," ucap Senja panjang lebar sambil mengingatkan pentingnya sarapan.

"Iya. Pasti, Bu. Ini mau lanjut jemur baju dulu," jawab Bi Tijah yang mendapat anggukan dari Senja.

"Iya, Bu. Ada yang bisa saya bantu?" tanya Bi Tijah sedikit berteriak agar suaranya terdengar.

"Seperti biasa ya? Jangan bilang-bilang," ucap Senja penuh kode.

Bi Tijah memberikan acungan jari jempolnya, pertanda setuju dengan perintah Senja.

Senja pun berpamitan untuk menata makanan di atas meja. Lontong sayur merupakan menu makanan yang lagi itu Senja buat. Dulu, sejak kecil Senja memang suka akan kegiatan mengolah makanan. Dia selalu ikut setiap kali ada acara masak besar-besaran di panti asuhan.

"Bi!" panggil Senja sambil menoleh dan mendapati Tijah sudah berada di ambang pintu yang menghubungkan dengan teras belakang rumah.

Setelah itu, baru Senja berjalan menaiki anak tangga untuk membersihkan diri. Dia tidak ingin aroma bumbu tercium dari tubuhnya sehingga dengan mudah Bumi mengetahui jika selama ini yang memasak adalah dirinya.

Walau Senja selalu berada di rumah, bukan berarti dia harus mengenakan pakaian biasa. Pagi itu, Senja memutuskan mengenakan dress floral berwarna mint, yang begitu selaras dengan kulit putihnya.

Sebelum ke bawah, Senja putuskan untuk menengok Arta dan memastikan apakah putranya itu sudah bangun atau belum.

"Arta?" panggil Senja ketika mendapati pintu kamar sang Putra sudah terbuka.

"Sus? Arta kemana?" tanya Senja ketika mendapati Suster Rini sedang mengelap lantai yang basah. Mungkin Arta baru saja mandi.

"Eh, Bu. Arta baru saja keluar bersama Pak Bumi. Katanya diminta sarapan begitu," jelas Sus Rini ramah.

Senja mengerjap pelan. Apakah Bumi mulai memikirkan tentang pendapatnya semalam yang meminta laki-laki itu untuk menjalin ikatan dengan Arta? Jika benar, itu akan bagus untuk keduanya.

"Ya sudah. Terimakasih, Sus. Aku turun dulu ya," pamit Senja segera menuju meja makan.

Ketika kakinya menuruni anak tangga, langkahnya terhenti kala mendengar suara Bumi.

"Bi? Akhir-akhir ini masakan Bibi enak sekali. Sudah ganti resep ya? Apa sudah di upgrade skill memasaknya?" tanya Bumi yang dibenarkan oleh Arta.

"Iya. Ini enyak, Pa. Alta cuka."

Bi Tijah yang menyadari kehadiran Senja, menoleh dan tersenyum penuh arti. Senja pun hanya mampu mengulum senyum. Bahagia sekali mendapat pujian dari mulut pedas Bumi.

Terpopuler

Comments

Juan Sastra

Juan Sastra

aku sering baca kisah begini ,, keselnya ujung ujungnya sang laki menyesal minta maaf dan bucin dan sang perempuan memaafkan dengan begitu mudah..sekali kalilah sang wanita mematahkan hati sang laki dengan memaafkan tapi tidak untuk bersama lagi,, eeehh tapi udah ya di kisah nara sama arjun..😀

2025-02-07

0

itin

itin

mungkin sesungguhnya bumi ada sesuatu hal yang disembunyikannya dari senja. ntah apa itu. mari ikuti naskahnya ator

2023-07-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!