"Lo dah kerjain pr matematika, gak sih Vania?" Tanya Tia yang baru masuk kelas. Vania yang sedang scroll tiktok dan sebelah tangannya menyangga pipinya, menoleh ke arah Tia.
"Udah napa?" Tanya balik Vania. Yang menduga pasti Tia ingin minta contekan. Buat salin ke bukunya.
"Ya mancam biasa." Tia memainkan kedua alisnya seraya tersenyum yang penuh maksud.
Vania yang mendengarnya, memutar bola matanya malas.
"Gue heran sama Lo. Lo orangnya sering nanya pr, tapi gak pernah itu namanya kerjain. Ngerjainnya pasti selalu di sekolah" Sinis Vania yang menatap Tia yang terkekeh pelan.
"Sebenarnya gue bisa ngerjain, tapi gue tadi malam ngejaga nenek gue yang lagi sakit di rumah sakit" Ucap Tia yang hanya beralasan.
"Alah banyak sekali alasan mu" Tia pun tertawa melihat wajah Vania yang kesal. Vania pun mengambil buku matematikanya di dalam tas. Lalu memberikannya kepada Tia.
"Makasih..." Senyum manis Tia terhadap Vania.
"sama-sama" Ketus Vania seraya kembali scroll tiktok nya. Sementara Tia menyalin pr matematika yang di buku Vania.
Dari mereka berdua tidak ada yang berbicara lagi. Mereka sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Dan cuman terdengar suara berisik dari siswa-siswi yang baru tiba di kelas.
"Van" Panggil Tia sekian lama terdiam.
"Hmm" Jawab Vania sekedar deheman doang.
"Lo kemarin pulang sama siapa? Habis dari pertandingan basket kemarin" Tia penasaran, temannya itu pulang dengan siapa kemarin, sedangkan motornya Vania sedang dalam perbaikan. Dan Vania pun ada juga minta numpang pulang sama dia. Tapi karena ada sesuatu, yang harus membuat dirinya pulang segera. Tia pun tidak bisa mengantar Vania pulang ke rumahnya.
"Alaska..." Jawab Vania singkat tanpa menoleh dari ponselnya. Tia yang mendengarnya jadi melongo.
"Hah yang serius Lo?" Terlihat ekspresi Tia yang sangat kaget. Mendengar kalau temannya itu pulang dengan Alaska.
"Dua serius" Jawab cuek Vania yang tetap tidak menoleh dari ponselnya.
"Ckckck, parah Lo Vania" Tia mengeleng kepalanya tak percaya sembari berdecak pelan.
Vania menoleh kepalanya, menatap Tia seraya mengerutkan dahinya. "Parah kenapa?"
"Lo gak pacaran kan sama dia?" Tanya Tia yang kepo. Vania yang mendengarnya, tertawa terbahak-bahak.
"Haha ya enggak lah." Vania mengeleng kepalanya pelan seraya menatap ponselnya kembali.
"Tapi Lo kok bisa pulang sama dia?" Lontar pertanyaan dari Tia yang masih sangat penasaran.
"Ya dia tawarin dirinya untuk antar gue pulang. Dengan syarat harus bayar" Bohong Vania seraya memaksakan senyumnya.
"Mana ada, Lo bohong kan. Gak mungkin anak mapan kayak dia. Tawarin antar Lo pulang, hanya cuman sekedar ingin uang doang" Tia nampak tidak percaya dengan perkataan Vania. Masa Alaska melakukan itu, sementara Papanya cowok itu seorang konglomerat.
Vania yang ingin hendak, ngomong. Namun langsung di potong oleh Tia.
"Lo jangan bohong, kalau gak gue tanya langsung sama orangnya" Seketika membuat Vania bungkam mendengar ancaman Tia.
"Ya jangan gitu dong, gue cuman becanda kok. Ya mana mungkin yang seperti Lo bilang. Kalau Alaska antarin gue pulang karena bayaran doang" Jawab Vania dengan wajah yang terlihat kesal. Karena temannya itu gak bisa di ajak becanda.
"Terus napa dia antar Lo pulang" Tia mengulang pertanyaan yang sama.
Vania mengangkat bahunya acuh tak acuh. "Ya mana gue tahu, Lo tanya sendiri ajalah sama dia" Ujar Vania jengah.
"Gue heran, selama ini kok Lo kayak lebih dekat dengan Alaska. Biasanya itu berantem" Ucap Tia yang terlihat bingung dengan ada hubungan apa Vania dan Alaska.
"Perasaan Lo aja kali, gue sama dia gak ada apa-apa kok. Lagipula gue ada rasa sedikitpun sama dia" Balas Vania dengan raut wajah nyakin. Tia pun mengangguk kepalanya mengiyakan saja, membenarkan apa yang di bilang cewek itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments