Love Me Again, My Husband!

Love Me Again, My Husband!

Kecelakaan

“Kau gila, Kiran!” bentak Areksa untuk pertama kalinya dalam hubungan pernikahan mereka.

“Bagaimana bisa kau menyuruh suamimu sendiri untuk tidur dengan wanita lain hanya karena seorang anak, Hah?” lanjutnya masih dengan penuh nada penekanan dan nada tingginya.

“Tapi Mas, _....”

“Aku sungguh tidak menyangka kau akan sampai sejauh ini, Kiran! Apakah selama ini aku selalu menuntut seorang anak darimu? Tidak pernah, bukan?” potong Areksa yang tak ingin mendengarkan apapun lagi dari istrinya.

“Mas, ….” Air mata Kiran sudah jatuh semenjak Areksa membentaknya dengan keras.

“Untuk pertama kalinya, aku merasa sangat kecewa padamu, Kiran!” ujar Areksa yang kemudian pergi meninggalkan rumah begitu saja dan Kiran hanya bisa menangis menyesali semuanya.

Areksa meninggalkan rumahnya dalam keadaan yang marah dan begitu kalut. Jujur saja, dia sangat menyesal telah membentak Kiran hingga membuat istri tercintanya menangis sesenggukan.

Namun, Areksa juga tidak habis pikir dengan apa yang Kiran katakan. Bagaimana bisa Kiran memintanya untuk menyentuh wanita lain hanya karena ingin memiliki seorang anak.

Dengan kecepatan yang cukup tinggi Areksa mengemudikan mobilnya dan entah kemana tujuannya malam itu. Sepanjang perjalanan Areksa terus melampiaskan rasa penyesalannya karena telah membuat Kiran menangis dengan memukul stir kemudinya.

“Aaakh, … Sialan! Semarah apapun aku, seharusnya tidak membentaknya sampai membuatnya menangis seperti itu!”

Areksa berteriak frustasi, dia bahkan tidak focus dengan jalanan yang ada di depannya.

“Kiran, bagaimana bisa kau memiliki pikiran seperti itu! Selama ini kita masih baik-baik saja tanpa adanya anak dan kita sudah sepakat untuk tidak membahas soal anak lagi. Tapi kenapa, _....” Areksa tak mampu melanjutkan perkataannya.

“Kenapa kau memintaku untuk menyentuh wanita lain! Bagaimana aku bisa menyentuh wanita lain, jika hati dan hidupku adalah milikmu, Kiran!”

“Aku sangat mencintaimu, tapi kenapa kau membuatku kecewa sampai seperti ini!”

Tanpa sadar buliran cairan bening perlahan membasahi wajah tampan Areksa. Dia bahkan tidak sadar bahwa tepat di depannya lampu lalu lintas sudah menyala hijau, tapi Areksa tetap melajukan mobilnya.

Disaat itu juga, sebuah mobil dari arah kiri melesat ke arah mobilnya dengan kecepatan yang cukup tinggi. Areksa sangat terkejut dengan kehadiran mobil tersebut, tapi ketika dia ingin menghindar semuanya sudah terlambat.

Brakk, ….

Tabrakan tidak bisa di hindarkan lagi, mobil yang muncul dari sisi kiri menabrak tepat mobil yang di kemudikan Areksa hingga membuat mobil Areksa terbalik beberapa kali.

Melihat adanya kecelakaan beberapa orang langsung keluar dari mobilnya untuk memeriksa keadaan pengemudi yang mobilnya masih dalam keadaan terbalik itu. Lalu salah satu orang tersebut mengambil inisiatif untuk memanggil ambulance dan polisi.

Tak lama kemudian, sebuah mobil ambulance dan mobil polisi tiba di lokasi tersebut. Mereka segera melakukan penyelematan pada Areksa yang saat itu sudah tidak sadarkan diri dan langsung di bawa menuju ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebin intensive.

“Apa yang terjadi?” tanya Dokter pada petugas ambulance.

“Kecelakaan lalu lintas, Dok! Mobilnya terbalik dan begitu kami tiba pasien sudah tidak sadarkan diri,” terang salah satu petugas ambulance.

“Segera hubungi keluarganya!” perintah Dokter yang menangani keadaan Areksa.

“Baik, Dok!” sahut salah satu perawat di sana.

Setibanya di rumah sakit, Areksa langsung di larikan ke ruangan IGD. Dokter dan perawat segera melakukan diagnosis dan penanganan gangguan pernapasan dan sirkulasi pada Areksa.

Pada saat itu, tiba-tiba jantung Areksa sempat terhenti, hingga membuat Dokter langsung mengoperasikan alat kejut jantung serta rekam jantung (EKG).

Melihat kondisi Areksa yang cukup parah, Dokter pun segera memerintahkan perawat untuk memindahkan Areksa ke ruangan ICU agar mendapatkan penanganan yang lebih khusus.

Satu jam kemudian setelah kepergian Areksa, Kiran hanya bisa terus menangis menyesali apa yang dia katakan pada Areksa, hingga suaminya itu pergi dalam keadaan marah tanpa sepatah kata pun atau hanya sekadar kemana dia akan pergi untuk menenangkan diri.

Kiran terus menyesali kebodohannya, hingga ponselnya berdering beberapa kali menampilkan sebuah nomor yang tidak di kenal.

Drrrt, … Drrtt, ….

Kiran mendapatkan sebuah telepon dari nomor yang tidak di kenal. Dengan wajah terkejut dan tubuh gemetar hebat Kiran berkata, “A-apa? Mas Areksa kecelakaan?”

“Ti-tidak mungkin, … Hiks, … M-mas Areksa tridak mungkin, _....”

“Nyonya, bisakah anda ke rumah sakit sekarang! Karena Tuan Areksa membutuhkan persetujuan darin pihak keluarganya agar kami bisa menangani kondisinya lebih lanjutnya mengingat keadaannya yang terluka cukup parah.”

Penjelasan dari salah satu petugas rumah sakit itu membuat Kiran tidak bisa melanjutkan kata-katanya.

“A-aku akan ke sana sekarang!”

Setelah memutuskan sambungan teleponnya, Kiran yang mendapat telepon dari rumah sakit bahwa suami mengalami kecelakaan. Dia langsung saja pergi menuju ke rumah sakit dengan menaiki sebuah taksi dalam keadaan yang semakin terisak.

Sepanjang perjalanan, air mata Kiran tidak bisa berhenti untuk membasahi wajahnya. Perasaan takut dan khawatir bercampur menjadi satu, hingga membuat sang supir taksi turut sedih melihatnya.

Namun, mendengar tujuan penumpangnya itu adalah rumah sakit sang supir seperti bisa menebak bahwa salatu keluarga penumpangnya mungkin dalam kondisi tidak baik-baik saja.

“Mas, … Maafkan aku! Kau boleh marah padaku, kau boleh kecewa ataupun itu asalkan jangan seperti ini. Hiks, … Jangan melukai dirimu sendiri ataupun meninggalkan aku seperti ini. Hiks, …”

“Mas Areksa, … Aku mohon bertahanlah, Hiks!” gumam Kiran sepanjang perjalanan menuju rumah sakit.

Entahlah saat mendengar suaminya mengalami kecelakaan parah, seketika pikiran Kiran tidak bekerja dengan semestinya. Hanya perasaan takut, cemas dan khawatir serta kesedihan yang dia rasakan saat itu.

Kiran bahkan hampir lupa untuk menghubungi anggota keluarganya yang lain tentang kecelakaan yang di alami oleh Areksa. Hingga sebuah pesan masuk dari Mamahnya menyadarkannya. Kiran yang tida memiliki tenaga lagi untuk membalas pesan tersebut langsung saja menelpon Mamahnya.

“Mah, … Hiks, … Hiks, …”

Begitu sambungan telepon itu tersambung, langsung terdengar suara isak tangis Kiran yang mencoba wanita itu tahan.

“Kiran, ada apa? Kenapa kau menangis, Nak? Apakah Areksa melakukan sesuatu padamu?”

Mendengar tangisan menantu kesayangannya, Mamah Syifa atau mamah kandung Areksa langsung merasa khawatir dan mencecar Kiran dengan berbagai pertanyaan sekaligus.

“Mah, … Hiks, …! Mas Areksa mengalami kecelakaan, Hiks, …”

Suara tangis Kiran semakin terdengar pedih. Mamah Syifa yang mendengar kabar kecelakaan putra sulungnya pun seketika terdiam, hingga membuat suaminya yang tengah focus menyetir menatap bingung ke arahnya.

“Ba-bagaimana bisa?” Terdengar suara Mamah Syifa yang tercekat dan terasa begitu berat.

“Kiran juga tidak tahu, Mah! Hiks, … Sekarang Kiran masih di perjalanan menuju ke rumah sakit, Hiks, …” terang Kiran di sela isak tangisnya yang tidak bisa dia hentikan.

Bersambung, ....

Terpopuler

Comments

neng ade

neng ade

aku hadir disini thor ..

2024-06-03

0

Wahyu Ningsih

Wahyu Ningsih

yux ngikutin ah

2024-01-04

0

Bundanya Pandu Pharamadina

Bundanya Pandu Pharamadina

awal yg sedih😭

2023-11-08

0

lihat semua
Episodes
1 Kecelakaan
2 Hilang Ingatan
3 Membuat Perjanjian
4 Mengalah
5 Penyesalan
6 Akhirnya Pulang
7 Familiar
8 Hadirnya Pihak Ketiga
9 Pengenalan Tokoh
10 Tanpa Sepengetahuan
11 Kembali Bekerja
12 Menjadi Sekertaris
13 Penolakan
14 Pertemuan Reksa & Anya
15 Tetap Berjuang
16 Sebuah Peringatan
17 Diabaikan
18 Di Tinggalkan
19 Sang Penolong Kiran
20 Mulai Mengingat
21 Hukuman Tak Adil
22 Tidak Pulang
23 Tidak Sengaja Bertemu
24 Keputusan Bercerai
25 Kemarahan Keluarga
26 Menghargai Keputusan
27 Adanya Keraguan
28 Sebuah Permintaan Atau Syarat
29 Kembali Bekerja
30 Suasana Berbeda
31 Menuntut Penjelasan
32 Pertemuan Kembali
33 Sebuah Kejutan Untuk Anya
34 Perdebatan Sengit
35 Keputusan Kiran
36 Pertengkaran Reksa & Anya
37 Tidak Peduli Lagi
38 Janji Makan Malam
39 Perasaan Kesepian
40 Tampak Berbeda
41 (Masih) Tentang Reksa
42 Menyembunyikan Sesuatu
43 Bisakah Kita Perbaiki?
44 Masih Peduli
45 Diam-Diam Perhatian
46 Kembali Dengan Sebuah Tujuan
47 Sempat Berharap
48 Kebohongan Reksa
49 Muslihat Anya
50 Pelindung Kiran
51 Tidak Mempan
52 Memang Positif
53 Dibalik Kabar Bahagia
54 Meminta Bantuan Pihak Lain
55 Datangnya Surat Perceraian
56 Jebakan Jahat Anya
57 Para Pelindung Kiran
58 Adanya Keraguan
59 Kejutan Yang Sesungguhnya
60 Kekecewaan Kiran
61 Kegilaan Anya
62 Akhirnya Tanda Tangan
63 Terlambat Menyadari
64 Penyesalan Reksa
65 Lembaran Baru
66 Selepas Kepergian Kiran
67 Kebetulan Tak Terduga
68 Diluar Perkiraan
69 Harus Operasi
70 Queenesha Reana Damarwangsa
71 Belum Bisa Memaafkan
72 Waktu Yang Lama
73 Penantian Reksa
74 Rencana Rahasia
75 Bala Bantuan
76 Memilih Hadiah
77 Hadiah Dari Papa
78 Akhirnya Bertemu
79 Ulang Tahun Terbaik
80 Permintaan Maaf
81 Mundur Untuk Sementara
82 Ketakutan Baby Queen
83 Permintaan Putri Tercinta
84 Mendapatkan Ijin Menginap
85 Pamer Putri Tercinta
86 OTW Bertemu Cucu
87 Takdir Mengejutkan
88 Harus Kembali
89 Kembalinya Kiran Bersama Baby Queen
90 Bahaya Tengah Mengancam
91 Baby Queen Dalam Bahaya
92 Pengorbanan Reksa
93 Akhirnya Bersama Lagi
94 Pernikahan Seno & Zara
95 Jodohnya Dira
96 Happy Ending
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Kecelakaan
2
Hilang Ingatan
3
Membuat Perjanjian
4
Mengalah
5
Penyesalan
6
Akhirnya Pulang
7
Familiar
8
Hadirnya Pihak Ketiga
9
Pengenalan Tokoh
10
Tanpa Sepengetahuan
11
Kembali Bekerja
12
Menjadi Sekertaris
13
Penolakan
14
Pertemuan Reksa & Anya
15
Tetap Berjuang
16
Sebuah Peringatan
17
Diabaikan
18
Di Tinggalkan
19
Sang Penolong Kiran
20
Mulai Mengingat
21
Hukuman Tak Adil
22
Tidak Pulang
23
Tidak Sengaja Bertemu
24
Keputusan Bercerai
25
Kemarahan Keluarga
26
Menghargai Keputusan
27
Adanya Keraguan
28
Sebuah Permintaan Atau Syarat
29
Kembali Bekerja
30
Suasana Berbeda
31
Menuntut Penjelasan
32
Pertemuan Kembali
33
Sebuah Kejutan Untuk Anya
34
Perdebatan Sengit
35
Keputusan Kiran
36
Pertengkaran Reksa & Anya
37
Tidak Peduli Lagi
38
Janji Makan Malam
39
Perasaan Kesepian
40
Tampak Berbeda
41
(Masih) Tentang Reksa
42
Menyembunyikan Sesuatu
43
Bisakah Kita Perbaiki?
44
Masih Peduli
45
Diam-Diam Perhatian
46
Kembali Dengan Sebuah Tujuan
47
Sempat Berharap
48
Kebohongan Reksa
49
Muslihat Anya
50
Pelindung Kiran
51
Tidak Mempan
52
Memang Positif
53
Dibalik Kabar Bahagia
54
Meminta Bantuan Pihak Lain
55
Datangnya Surat Perceraian
56
Jebakan Jahat Anya
57
Para Pelindung Kiran
58
Adanya Keraguan
59
Kejutan Yang Sesungguhnya
60
Kekecewaan Kiran
61
Kegilaan Anya
62
Akhirnya Tanda Tangan
63
Terlambat Menyadari
64
Penyesalan Reksa
65
Lembaran Baru
66
Selepas Kepergian Kiran
67
Kebetulan Tak Terduga
68
Diluar Perkiraan
69
Harus Operasi
70
Queenesha Reana Damarwangsa
71
Belum Bisa Memaafkan
72
Waktu Yang Lama
73
Penantian Reksa
74
Rencana Rahasia
75
Bala Bantuan
76
Memilih Hadiah
77
Hadiah Dari Papa
78
Akhirnya Bertemu
79
Ulang Tahun Terbaik
80
Permintaan Maaf
81
Mundur Untuk Sementara
82
Ketakutan Baby Queen
83
Permintaan Putri Tercinta
84
Mendapatkan Ijin Menginap
85
Pamer Putri Tercinta
86
OTW Bertemu Cucu
87
Takdir Mengejutkan
88
Harus Kembali
89
Kembalinya Kiran Bersama Baby Queen
90
Bahaya Tengah Mengancam
91
Baby Queen Dalam Bahaya
92
Pengorbanan Reksa
93
Akhirnya Bersama Lagi
94
Pernikahan Seno & Zara
95
Jodohnya Dira
96
Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!