Membuat Perjanjian

“Istri? Sejak kapan Areksa sudah menikah, Mah? Dan lagi pula kekasihku itu Anya, jika pun aku menikah maka istriku adalah Anya. Bukan wanita yang tidak aku kenal sama sekali seperti dia,” ujar Areksa yang terlihat serius saat mengatakannya.

“Areksa kau, …”

Mamah Syifa dan Kiran pun seketika mengingat tentang perkataan Dokter semalam. Namun, belum selesai rasa terkejut mereka Papah Ibnu sudah kembali bersama dengan Dokter yang merawat Areksa semalam.

“Dok, apa yang terjadi dengan putra saya! Kenapa dia melupakan tentang istrinya?” cecar Mamah Syifa begitu Dokter bernama Aiden itu datang.

Sedangkan Kiran masih mematung di tempatnya, pandangan matanya yang sudah berjatuhan dengan cairan bening itu tidak pernah lepas sedikitpun dari suaminya.

Sesekali Areksa meliriknya, tapi dia sama sekali tidak memperdulikan tangisan wanita yang di anggapnya sebagai orang asing.

“Tuan Areksa! Apakah anda ingat nama panjang anda?” Dr. Aiden mulai melakukan pemeriksaan dengan menanyakan beberapa hal.

“Yaa, … Tentu saja aku mengingat namaku sendiri yaitu Areksa Reano Damarwangsa. Anak pertama dari Papah Mahesa Ibnu Damarwangsa dan Mamah Cut Arsyifa Damarwangsa. Aku bahkan ingat memiliki seorang adik laki-laki yang menyebalkan bernama Arseno Glenn Damarwangsa,” terang Areksa dengan penuh percaya diri.

“Lalu apakah kau mengenal wanita ini?” Dr. Aiden menunjuk pada Kiran yang masih diam menatap suaminya dengan penuh kepedihan.

“Tidak sama sekali!”

Jawaban yang begitu mantar Areksa ucapkan yang membuat Kiran semakin merasa hancur pada hatinya.

“Hiks, … Hanya aku yang di lupakan!” batin Kiran yang hanya bisa menangis pedih dengan keadaan itu.

“Baiklah, kalau boleh tahu berapa usia anda saat ini?” Dr. Aiden kembali melanjutkan pertanyaannya.

“26 tahun!”

Areksa kembali menjawabnya dengan yakin, tapi kali ini jawabannya salah. Sebab usia Areksa sekarang akan menginjak 33 tahun pada bulan depan. Namun, jawaban itu sudah cukup bagi Dr. Aiden untuk mengetahui jenis Amnesia apa yang di alami oleh Areksa.

“Kenapa aku merasa sedang di interogasi?” celetuk Areksa yang mulai merasa tidak nyaman.

“Tidak, suda cukup untuk pertanyaan! Saya akan lanjutkan untuk memeriksa anda lebih lanjut ‘yah, Tuan!”

Dr. Aiden kemudian memeriksa semua luka fisik yang di alami Areksa saat kecelakaan. Selain retak pada tangan dan kakinya serta sedikit lecet di beberapa bagian tubuhnya, Areksa tidak memiliki luka serius lainnya. Kemudian, Dr. Aiden kembali meminta keluarga Areksa untuk bicara di ruangannya lagi.

Dr. Aiden menjelaskan bahwa Areksa mengalami Amnesia disosiatif yang memiliki ciri hilangnya memori episodik yang dapat berlangsung selama berjam-jam atau berhari-hari atau bahkan bertahun-tahun.

Amnesia jenis ini banyak disebabkan oleh alasan psikologis seperti trauma kecelakaan akibat benturan atau depresi. Dalam kasus ini, kemampuan untuk mengingat akan kembali normal. Namun, ingatan tentang peristiwa yang mengejutkan psikologisnya mungkin tidak akan pernah kembali sepenuhnya.

Setelah mendengarkan penjelasan Dokter, Kiran tampak begitu terpukul. Karena hanya dirinya yang di lupakan oleh suaminya. Semua anggota keluarganya selalu memberikan semangat dan bahkan membantu Kiran untuk membuat Areksa mengingatnya kembali.

Namun, Kiran masih tetap membutuhkan waktu untuk menata hatinya yang sudah hancur atas hilang ingatan yang di alami oleh suaminya.

Kiran duduk termenung dengan hatinya terus bertanya-tanya, “Kenapa? Kenapa hanya aku yang kau lupakan, Mas?"

"Seolah aku tidak pernah ada di dalam hidupmu selama ini. Dan mengapa kau tidak mau menerimaku sebagai istrimu? Kenapa kau bersikeras bahwa hanya Anya yang menempati hatimu?”

...****************...

Setiap hari Kiran dan semua orang selalu mencoba menyakinkan Areksa bahwa dirinya memang sudah menikah dengan Kiran selama 5 tahun lamanya.

Bahkan Arseno membawakan semua bukti bahwa Areksa dan Kiran sudah menikah, mulai dari foto pernikahan mereka, surat nikah dan lain sebagainya. Akan tetapi, semua itu tidak bisa membuat Areksa kembali mengingat Kiran sebagai istrinya.

“Kak, lihatlah apa yang aku bawa kali ini?” ujar Arseno dengan wajah cerianya.

“Apapun itu aku tidak peduli,” sahut Areksa dengan nad ketusnya.

“Hay, kau harus melihatnya lebih dulu! Bukti ini sangat kuat untuk membuktikan bahwa Kakak Ipar memang istri sahmu dan kalian berdua sudah menikah selama lima tahun,” jelas Arseno sembari menunjukan sebuah buku nikah dan foto pernikahan Areksa dengan Kiran.

“Sudah aku katakan berulang kali! Aku tidak peduli, karena di hatinya selamanya hanya ada Anya!”

Areksa sama sekali tidak mempercayainya dan bersikeras bahwa hanya Anya wanita yang di cintainya. Anya Priscilia Hadiwijaya, seorang model terkenal yang merupakan mantan kekasih Areksa sebelum bertemu dengan Kiran.

“Anya! Anya! Dan Anya! Kenapa di otak Kakak hanya ada wanita ular matre itu, Hah?” seru Arseno yang tidak tahan dengan sikap Kakaknya yang terlalu keras kepala.

“Karena aku memang hanya mencintai Anya, Seno! Jadi, biarkan aku bertemu dengannya agar aku bisa membuktikan bahwa hubungan kami baik-baik saja selama ini!” bentak Areksa yang tidak terima adiknya meninggikan suara hanya untuk membela Kiran.

Tanpa keduanya sadari Kiran dari balik pintu mendengar jelas perdebatan kakak beradik itu. Selama seminggu lebih Areksa menolak keberadaan Kiran di dekatnya dan bahkan terus mencari keberadaan mantan kekasihnya.

Kiran yang tidak tahan akan sikap Areksa, dia pun memberikan sebuah solusi untuk jalan keluar dari permasalahan yang sedang mereka hadapi.

“Kenapa kalian selalu mengatakan bahwa dia istriku, sedangkan aku tidak bisa mengingatnya sama sekali! Kekasihku hanya Anya, tolong bawa dia untuk menemuiku,” ujar Areksa bersikeras.

“Aku tidak tahan lagi! Bagaimana kalau kita buat sebuah perjanjian?” ujar Kiran memberanikan diri untuk bicara dengan Areksa yang sejak seminggu terus menolak dan mengabaikannya.

“Perjanjian? Perjanjian seperti apa yang kau maksud?”

Areksa mengerutkan alisnya, dia sungguh tidak mengerti apa yang tengah wanita yang mengaku sebagai istrinya katakan. Terlihat jelas Kiran menggenggam erat ujung bajunya sebelum dia mengutarakan solusi terbaik yang dia pikirkan selama ini secara matang-matang.

“Maaf, bisakah Papah, Mamah dan Seno memberikan ruang untuk kami bicara sebentar?”

Kiran meminta pada Papah Ibnu, Mamah Syifa dan Arseno yang sejak tadi hanya bisa diam menyimak pembicaraan pasangan yang tengah di uji kehidupan rumah tangganya. Mereka memiliki batasan sendiri untuk ikut campur dalam masalah rumah tangga Areksa dan Kiran.

“Sebaiknya kita memang harus keluar dan membiarkan mereka bicara satu sama lain,” ujar Papah Ibnu pada istri dan anak bungsunya, lalu mengajak keduanya keluar sesuai pemintaan Kiran.

“Terima kasih, Pah! Atas pengertiannya,” ucap Kiran.

Areksa hanya diam memperhatikan kepergian keluarganya. Selepas kepergian orang tua mereka dan Arseno, baik Kiran maupun Areksa kembali saling melempar pandangan satu sama lain.

Areksa yang merasa tidak nyaman akan tatapan mata Kiran dia pun segera mengalihkan tatapannya ke tempat lain.

Bersambung, ....

Terpopuler

Comments

Fahmi Ardiansyah

Fahmi Ardiansyah

aku yakin areksa cuma pura pura amnesia Krn rasa kecewa n kesal Ama kiran.

2024-12-10

0

Lusiana_Oct13

Lusiana_Oct13

lah kok sama mamak nya dia ingat sama bini nya dia tak ingat piyeee ni Amesianya pilih2 orang 🤣🤣🤣

2023-08-06

0

Yunia Afida

Yunia Afida

semangat terus 💪💪💪💪ni, kiran jangan pantang menyerah, setelah lama vakum ni yakak

2023-07-13

0

lihat semua
Episodes
1 Kecelakaan
2 Hilang Ingatan
3 Membuat Perjanjian
4 Mengalah
5 Penyesalan
6 Akhirnya Pulang
7 Familiar
8 Hadirnya Pihak Ketiga
9 Pengenalan Tokoh
10 Tanpa Sepengetahuan
11 Kembali Bekerja
12 Menjadi Sekertaris
13 Penolakan
14 Pertemuan Reksa & Anya
15 Tetap Berjuang
16 Sebuah Peringatan
17 Diabaikan
18 Di Tinggalkan
19 Sang Penolong Kiran
20 Mulai Mengingat
21 Hukuman Tak Adil
22 Tidak Pulang
23 Tidak Sengaja Bertemu
24 Keputusan Bercerai
25 Kemarahan Keluarga
26 Menghargai Keputusan
27 Adanya Keraguan
28 Sebuah Permintaan Atau Syarat
29 Kembali Bekerja
30 Suasana Berbeda
31 Menuntut Penjelasan
32 Pertemuan Kembali
33 Sebuah Kejutan Untuk Anya
34 Perdebatan Sengit
35 Keputusan Kiran
36 Pertengkaran Reksa & Anya
37 Tidak Peduli Lagi
38 Janji Makan Malam
39 Perasaan Kesepian
40 Tampak Berbeda
41 (Masih) Tentang Reksa
42 Menyembunyikan Sesuatu
43 Bisakah Kita Perbaiki?
44 Masih Peduli
45 Diam-Diam Perhatian
46 Kembali Dengan Sebuah Tujuan
47 Sempat Berharap
48 Kebohongan Reksa
49 Muslihat Anya
50 Pelindung Kiran
51 Tidak Mempan
52 Memang Positif
53 Dibalik Kabar Bahagia
54 Meminta Bantuan Pihak Lain
55 Datangnya Surat Perceraian
56 Jebakan Jahat Anya
57 Para Pelindung Kiran
58 Adanya Keraguan
59 Kejutan Yang Sesungguhnya
60 Kekecewaan Kiran
61 Kegilaan Anya
62 Akhirnya Tanda Tangan
63 Terlambat Menyadari
64 Penyesalan Reksa
65 Lembaran Baru
66 Selepas Kepergian Kiran
67 Kebetulan Tak Terduga
68 Diluar Perkiraan
69 Harus Operasi
70 Queenesha Reana Damarwangsa
71 Belum Bisa Memaafkan
72 Waktu Yang Lama
73 Penantian Reksa
74 Rencana Rahasia
75 Bala Bantuan
76 Memilih Hadiah
77 Hadiah Dari Papa
78 Akhirnya Bertemu
79 Ulang Tahun Terbaik
80 Permintaan Maaf
81 Mundur Untuk Sementara
82 Ketakutan Baby Queen
83 Permintaan Putri Tercinta
84 Mendapatkan Ijin Menginap
85 Pamer Putri Tercinta
86 OTW Bertemu Cucu
87 Takdir Mengejutkan
88 Harus Kembali
89 Kembalinya Kiran Bersama Baby Queen
90 Bahaya Tengah Mengancam
91 Baby Queen Dalam Bahaya
92 Pengorbanan Reksa
93 Akhirnya Bersama Lagi
94 Pernikahan Seno & Zara
95 Jodohnya Dira
96 Happy Ending
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Kecelakaan
2
Hilang Ingatan
3
Membuat Perjanjian
4
Mengalah
5
Penyesalan
6
Akhirnya Pulang
7
Familiar
8
Hadirnya Pihak Ketiga
9
Pengenalan Tokoh
10
Tanpa Sepengetahuan
11
Kembali Bekerja
12
Menjadi Sekertaris
13
Penolakan
14
Pertemuan Reksa & Anya
15
Tetap Berjuang
16
Sebuah Peringatan
17
Diabaikan
18
Di Tinggalkan
19
Sang Penolong Kiran
20
Mulai Mengingat
21
Hukuman Tak Adil
22
Tidak Pulang
23
Tidak Sengaja Bertemu
24
Keputusan Bercerai
25
Kemarahan Keluarga
26
Menghargai Keputusan
27
Adanya Keraguan
28
Sebuah Permintaan Atau Syarat
29
Kembali Bekerja
30
Suasana Berbeda
31
Menuntut Penjelasan
32
Pertemuan Kembali
33
Sebuah Kejutan Untuk Anya
34
Perdebatan Sengit
35
Keputusan Kiran
36
Pertengkaran Reksa & Anya
37
Tidak Peduli Lagi
38
Janji Makan Malam
39
Perasaan Kesepian
40
Tampak Berbeda
41
(Masih) Tentang Reksa
42
Menyembunyikan Sesuatu
43
Bisakah Kita Perbaiki?
44
Masih Peduli
45
Diam-Diam Perhatian
46
Kembali Dengan Sebuah Tujuan
47
Sempat Berharap
48
Kebohongan Reksa
49
Muslihat Anya
50
Pelindung Kiran
51
Tidak Mempan
52
Memang Positif
53
Dibalik Kabar Bahagia
54
Meminta Bantuan Pihak Lain
55
Datangnya Surat Perceraian
56
Jebakan Jahat Anya
57
Para Pelindung Kiran
58
Adanya Keraguan
59
Kejutan Yang Sesungguhnya
60
Kekecewaan Kiran
61
Kegilaan Anya
62
Akhirnya Tanda Tangan
63
Terlambat Menyadari
64
Penyesalan Reksa
65
Lembaran Baru
66
Selepas Kepergian Kiran
67
Kebetulan Tak Terduga
68
Diluar Perkiraan
69
Harus Operasi
70
Queenesha Reana Damarwangsa
71
Belum Bisa Memaafkan
72
Waktu Yang Lama
73
Penantian Reksa
74
Rencana Rahasia
75
Bala Bantuan
76
Memilih Hadiah
77
Hadiah Dari Papa
78
Akhirnya Bertemu
79
Ulang Tahun Terbaik
80
Permintaan Maaf
81
Mundur Untuk Sementara
82
Ketakutan Baby Queen
83
Permintaan Putri Tercinta
84
Mendapatkan Ijin Menginap
85
Pamer Putri Tercinta
86
OTW Bertemu Cucu
87
Takdir Mengejutkan
88
Harus Kembali
89
Kembalinya Kiran Bersama Baby Queen
90
Bahaya Tengah Mengancam
91
Baby Queen Dalam Bahaya
92
Pengorbanan Reksa
93
Akhirnya Bersama Lagi
94
Pernikahan Seno & Zara
95
Jodohnya Dira
96
Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!