Pria dengan tinggi 3 meter tersebut terus berbicara dan menjelaskan apa yang sedang terjadi, dan ketika orang-orang mendengarkan hal tersebut, “Srraakk... Crrassk...” beberapa dari mereka langsung mengambil senjata api milik mereka dan bersiap untuk menyerang pria tersebut, akan tetapi dia hanya tetap diam karena tidak merasa terancam.
“Dasar sialan, kau pikir kami hanya mengancamu” kata seorang pria yang mana kehilangan keluarganya karena bencana yang terjadi.
“Dorst... Dorst...” menggunakan pistol ditangannya dia langsung menembaki pria tua dengan tinggi 3 meter tersebut, akan tetapi “Trringg... Trringg...” kedua peluru yang ditembakkan kearah wajahnya malah hancur dan terjatuh dari wajahnya. Melihat kalau dirinya sama sekali tidak bisa menggores luka diwajah pria tersebut, “Trraask..” laki-laki tersebut langsung menjatuhkan senjata api miliknya dan “Crrastt...” dengan satu jentikan jari pria tua dengan tinggi 3 meter tersebut langsung menghancurkan kepala dari laki-laki yang menembakki dirinya.
“Aaagghkk... inilah yang aku benci dari dunia lantai 0, kalian semua sama sekali tidak mengerti posisi kalian sendiri” kata pria tua tersebut.
“Dia benar-benar gila, satu sentilan saja dan dia menghancurkan kepala orang itu, lebih baik untuk sekarang aku tidak melawannya, karena salah-salah kepalaku yang akan hancur nantinya” pikir Rey, pada saat itu dia memberikan tanda menggunakan tangannya agar orang-orang yang ada dibelakangnya untuk tetap tenang.
Pada saat itu beberapa diantara mereka mengerti dengan apa yang dimaksudkan oleh Rey barusan, akan tetapi pada saat itu juga “Trrsuk...” salah satu dari mereka yang mana adalah teman satpan dari Gilang langsung berlari kebelakang dan berencana untuk melarikan diri dari tempat tersebut. Namun pria tua dengan tinggi 3 meter tersebut hanya diam saja, dan dia bahkan tersenyum disaat melihat seseorang yang mana berusaha untuk berlari tersebut.
“Cih... dasar bodoh” kata Rey yang mana sudah bisa menebak apa yang akan terjadi.
Dan disaat itu “Crrasst...” dengan cepat tubuh dari teman satpan Gilang tersebut hancur berkeping-keping dengan mudahnya, “Trrassk...” dan yang menghancurkan tubuhnya adalah salah satu dari kedua patung batu yang mana ada didepan pintu masuk tempat tersebut.
“Hmm... sangat disayangkan akan tetapi dia sudah tidak bisa diselamatkan lagi, apakah ada lagi yang ingin bertanya sebelum aku melanjutkan penjelasannya” tanya pria tua tersebut.
Saat itu juga tidak ada yang bergerak dari tempat mereka berdiri, dan hanya ada wajah ketakutan pada kata-kata yang dikeluarkan pria tua tersebut, disaat yang bersamaan juga Gilang meneteskan air matanya karena telah kehilangan salah satu temannya, dan disaat itulah dia bersumpah untuk mendapatkan kekuatan lebih demi menghabisi pria tua sombong didepannya itu. Setelah beberapa menit menjelaskan pria tua tersebut memanggil dirinya sebagai administrator yang mana mengatur ujian dari beberapa lantai, dia juga adalah orang yang bertanggung jawab atas datangnya para monster-monster aneh dari langit tersebut.
“Jadi begitu, para monster itu bernama serangga air hitam, tidak kusangka dia menyebut monster sebesar itu sebagai serangga” pikir Rey.
“Baiklah itu saja untuk penjelasannya, sekarang kalian boleh masuk kedalam dan menerima ujian dari menara, harap ingat untuk menggunakan skill kalian dengan baik karena hal itu adalah kunci bagi keselamatan kalian nantinya” kata Administrator tersebut.
“Trranggs...” dengan mudahnya dia membuat retakan pada ruang dimensi dan disana dia langsung masuk kedalam retakan tersebut, dia meninggalkan para orang-orang yang ada disana dengan pertanyaan harus bagaimana mereka selanjutnya. Akan tetapi disaat itu juga “Srraatt...” Rey dengan cepat memeriksa perlengkapan didalam tasnya, dia mengecek semua kebutuhan dan juga senjata miliknya telah tersedia aman dan juga rapih didalam tasnya.
“Bagus semuanya sudah aman, aku sekarang bisa sedikit tenang” pikir Rey.
“Heei... Rey kau tidak apa-apa...??” tanya Reza.
“Hmm... memangnya kenapa kau khawatir, aku tidak apa-apa hanya sedikit terkejut saja melihat sosok gila seperti itu” kata Rey.
“Yah... bicara soal gila, nampaknya kau lebih gila dari pada yang aku pikirkan” kata Reza.
“Apa maksudmu..??” tanya Rey.
“Nampaknya kau benar-benar tidak sadar, kau tahu saat pria yang menyebut dirinya Administrator itu muncul kami semua tidak bisa bergerak dan bahkan untuk berbicara tidak bisa, dan ketika dia berdiri ditengah tempat itu, hanya disaat itulah kami baru bisa berbicara, sementara kau dengan tenang memerhatikan dirinya tampa rasa takut ataupun gelisah” kata Reza.
“Hmm... kau ada benarnya juga, mungkin karena sejak dulu aku sudah terbiasa dekat dengan kematian” kata Rey yang mengingat masa kecilnya.
“Aaah... benar juga, maaf membuatmu mengingat masa lalu” kata Reza.
“Tidak-tidak apa-apa, sekarang sebaiknya kau lihat perlengkapanmu dan pastikan semuanya aman, karena aku percaya ujian dari menara itu akan banyak memakan korban jiwa” kata Rey.
Disaat itu para orang-orang yang ada disana hanya tediam ketakutan, dan bahkan ada yang sedikit histeris karena berusaha untuk memikirkan cara keluar dari tempat tersebut, akan tetapi pada saat itu juga “Krraanggs...” sebuah pintu raksasa dengan tinggi 10 meter dan lebar 5 meter muncul dihadapan mereka semua. “Trriiieekk....” pintu itu kemudian langsung terbuka dengan lebar, dan disaat itulah “Trringgs...” layar sistem notifikasi muncul dihadapan semua orang yang ada disana, layar itu bertuliskan “Selamat datang para calon pendaki, masuklah untuk memulai ujian pendakian dan bagi mereka yang tidak masuk akan didiskualifikasi dan tidak akan diperdulikan oleh menara dan juga sistem” tulis notifikasi tersebut.
Disaat itu Reza sedikit ragu-ragu karena dia dapat merasakan energy dingin yang mana sangat kuat dari dalam pintu tersebut, akan tetapi “Taassk...” pada saat itu juga Bella langsung memegang tangan dari Rey karena ketakutan, melihat hal itu Rey langsung membulatkan tekatnya kalau dia akan lulus dari ujian menara dan menjadi seorang pendaki dengan melindungi Bella dan seluruh rekan-rekannya. “Taaskk... Taaskk...” disaat itu Rey dengan santai berjalan kedalam pintu tersebut, sementara itu disaat Riana akan masuk kedalam pintu gerbang itu dia tampa sengaja melihat wajah dari Reza, pada saat itu dia terkejut karena “Srraahkk...” dia seperti merasakan kalau setengah wajah dari Reza berubah menjadi abu-abu kehitaman dengan rupa seorang orang kakek tua yang mana tersenyum dengan lebar melihat kearah gerbang tersebut.
“A-apa..?? apa itu...??” pikir Riana yang mana tetap tenang dan juga berhati-hati dengan Reza.
Namun pada saat itu dengan cepat Reza langsung melihat kearah Riana, akan tetapi pada saat itu Riana langsung berbalik dan berbicara pada rekan-rekannya yang lainnya, dan melihat hal itu Reza langsung tidak memperdulikan Riana dan mengikuti Rey masuk kedalam gerbang tersebut.
“Riana kau tidak apa-apa...?? kau mengeluarkan keringat dingin...??” tanya salah satu rekannya yang ada disana.
“Tidak aku tidak apa-apa, hanya saja sedikit tertekan saja, sekarang ayo masuk sebelum pintunya tertutup dan kita menjadi makanan zombie disini” kata Riana, dia masih penasaran tentang apa yang sebenarnya terjadi pada Reza, dan pada saat itu dia memutuskan untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Lalu ketika Riana masuk kedalam orang-orang yang ada disana satu demi satu mulai masuk kedalam gerbang tersebut, dan pada saat Gilang akan masuk dia melihat kebelakangnnya, dan menyaksikan beberapa orang tua dan juga sakit yang mana memutuskan untuk tidak masuk kedalam gerbang tersebut.
“Kalian apa tidak masuk kedalam...??” tanya Reza.
“Kau masuklah terlebih dahulu, kami para orang tua ingin tetap disini dan memikirkan sesuatu terlebih dahulu” kata salah satu kakek yang ada disana, dia adalah salah satu ketua yang tinggal didesa tempat Rey dan yang lainnya menetap dan dia juga adalah orang yang membuat para warga desa yang lainnya untuk menerima Rey dan yang lainnya.
“Ugghhk... baiklah aku mengerti, kalau begitu sampai jumpa kakek tua” kata Gilang, dia bisa melihat wajah dari seseorang yang mana sudah pasrah dengan kematiannya diwajah para orang tua tersebut.
“Bagus pada akhirnya dia sudah pergi juga, sekarang kita tidak perlu khawatir lagi karena para anak muda juga sudah pergi, sekarang mari kita duduk dan berbincang akan masa lalu” kata kakek salah satu tetua desa tersebut.
Mereka kemudian duduk disana dan membicarakan masa muda mereka, disaat itu mereka mengingat kembali disaat mereka segila Rey dan kawan-kawannya, dan saat itu “Trranggs...” pintu gerbang tersebut langsung tertutup dan notifikasi sistem langsung menghilang dari hadapan mereka semua, mereka yang tetap tinggal disana sekarang tidak bisa lagi melihat statistik milik mereka dan hanya menunggu waktu sebelum jutaan zombie datang dan membunuh mereka semua.
“Aku berharap semoga mereka bisa hidup bahagia mengikuti mimpi mereka” kata kakek tersebut.
“Traassk...” pada saat itu para zombie manusia, hewan dan juga burung langsung berdatangan dan bersiap untuk menyerang para orang-orang yang tinggal dan tidak memasuki gerbang tersebut, beberapa orang yang ragu untuk memasuki gerbang langsung ingin melarikan diri, akan tetapi para orang tua dari desa itu hanya diam dan duduk tenang “Crrasst...” menerima kematian mereka.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 277 Episodes
Comments