Di dunia yang mana sedang terkena serangan mahluk asing dari langit tersebut, orang-orang terbagi menjadi beberapa kriteria dan itu adalah mereka yang mana tidak bisa melakukan apapun dan hanya memilih pasrah akan kematian mereka, kedua adalah mereka orang-orang baik yang naif yang memilih membantu orang-orang yang lainnya untuk menyelamatkan mereka, ketiga adalah mereka yang cerdik memilih untuk bertahan hidup dengan berbagai cara dan memutuskan untuk berkelompok dengan mereka yang dapat dipercaya dan dianggap berguna, dan yang terakhir adalah mereka yang serakah dan mengambil kesempatan dari kekacauan yang sedang terjadi.
“Trraanggs...” biasanya mereka adalah para orang-orang jahat yang mengambil yang bukan hak mereka, dan mereka akan tampa ragu menghabisi siapapun yang menghalangi jalan mereka, dan disaat itulah kelima penjahat tersebut melihat Rey dan juga Reza. Mereka secara tidak sengaja memiliki pemikiran yang sama dengan keduanya dan telah mempersiapkan senjata milik mereka untuk menyerang Rey dan juga Reza.
“Heheh... boss lihat itu, nampaknya ada dua tikus kecil disini, apa perlu kita habisi mereka” kata salah satu dari kelima penjahat tersebut.
Mereka berlima adalah pria berusia 30 – 40 tahunan, dan menggunakan pakaian kaus hitam mereka memegang beberapa balok kayu dan juga pipa besi sebagai senjata mereka, sementara itu ketua mereka adalah pria yang terlihat kekar dengan parang ditangan kanannya sebagai senjata miliknya.
“Jangan gegabah, lihat salah satu dari mereka terlihat memiliki sebuah senjata jenis tombak, jika kita keluar dan menyerang mereka sekarang ada kemungkinan dia akan panik dan membuat beberapa dari kita terluka parah” kata ketua dari kelompok penjahat tersebut.
“Jadi kita harus apa ketua, kita tidak bisa membiarkan mereka mengambil semua barang-barang yang ada disini” kata salah satu orang dari kelompok penjahat tersebut.
“Busshkk...” dengan tangan kirinya ketua kelompok itu langsung memukul kepala dari penjahat yang berbicara tersebut, itu semua karena dia berbicara dengan sangat keras sehingga membuat ketuanya marah.
“Dasar sialan, apa kau mau kita ketahuan dan membuatku terbunuh” kata ketua kelompok penjahat tersebut.
“Huhhuh... aduh maafkan aku ketua” kata penjahat tersebut, dia merasa kesakitan dengan pukulan ketuanya tersebut yang mana memang cukup kuat.
Akan tetapi walaupun ketua mereka telah memperingati mereka namun semua itu telah terlambat, karena Rey dan juga Reza telah mendengarkan kata-kata mereka dan juga telah sedang bersiap untuk memberikan serangan balik pada kelompok penjahat tersebut.
“Rey kau mendengarkan perkataan mereka tadi bukan...??” tanya Reza yang mana terlihat gugup dengan membalikkan wajahnya dari kelompok penjahat yang mengawasi mereka.
“Yah... aku samar-samar mendengarkan mereka mengatakan akan menyerang kita, kau jangan berbalik dan tunggu saja, aku telah menyiapkan sebuah bom dengan alkohol dari minuman ditoko ini, kita akan menyerang mereka kalau mereka menyerang terlebih dahulu” kata Rey.
“Hmm... lalu kalau misalnya mereka sama sekali tidak menyerang kita bagaimana...??” tanya Reza.
“Kalau untuk masalah itu maka kita biarkan saja, aku tidak mau buang-buang nyawa untuk hal yang sia-sia” kata Rey.
“Haaah... kau ada benarnya juga, aku juga belum siap untuk membunuh seseorang” kata Reza.
“Yah... kita berharap saja hal itu tidak akan sampai terjadi” kata Rey.
Sementara itu disaat kelompok penjahat tersebut telah bersiap untuk menyergap Rey dan juga Reza, “Wrussk...” dengan cepat Rey langsung berbalik dan bersiap dengan bom molotof miliknya, disaat itu juga ketua kelompok tersebut langsung menghentikan pergerakan kelompok miliknya.
“Berhenti... kalian jangan mendekati dirinya, kalau kalian bergerak sedikit saja kita bisa mati” kata ketua kelompok penjahat tersebut.
“Hmm... baiklah paman-paman sekalian, karena kalian datang dengan niat buruk kenapa tidak kalian mati terbakar saja dineraka sana” kata Rey yang mana terlihat serius akan melemparkan bom molotof tersebut kearah lima penjahat itu.
Akan tetapi disaat itu ketua dari kelima penjahat tersebut melihat sebuah batu bata yang mana bisa dia lemparkan, dan disaat itulah dia langsung mengangkat tangannya kebelakang kepalanya dan tersenyum kepada Rey.
“Hahahah... tenanglah dulu adik-adik, kami bukannya ingin menyerang kalian, akan tetapi kami mengira kalian adalah pencuri jadi sudah jelas kalau kami khawatir bukan” kata ketua dari kelima penjahat tersebut, dia sedikit demi sedikita bergerak maju untuk dapat mendekati batu tersebut.
“Hei pak aku sarankan untukmu jangan teralalu dekat, karena tombak temanku ini sangatlah tajam” kata Rey yang memberikan isyarat pada Reza.
“Srringgs...” menggunakan tombak miliknya Reza kemudian langsung mengancam para pejahat itu dan membuat mereka tidak bergerak dari tempat mereka berdiri sekarang ini, dan disaat itulah Rey terlambat menyadari kalau ketua penjahat itu akan menggunakan batu didekat kaki kanannya untuk menyerang dirinya.
“Sialan...” kata Rey yang mana berusaha untuk menunjuk kearah kaki kanan ketua penjahat tersebut.
Akan tetapi dia terlambat “Dusshk...” dengan cepatnya ketua para penjahat itu langusng menendang batu tersebut, dan batu itu langsung melesat “Fusshk...” kearah kepala Rey, namun disaat itu Rey langsung jongkok ditempat dirinya berdiri “Brruskk...” dan mampu menghindari serangan tendangan lemparan batu tersebut.
“Sekarang adalah saatnya” kata ketua para penjahat tersebut.
Dia langsung menyiapkan senjata parang ditangan kanannya dan berusaha untuk menyerang Reza, disaat itu Reza yang mana belum pernah melawan manusia menggunakan senjata langsung gemtaran dan hampir tidak dapat mengerakkan kedua tangannya. “Dorst...” namun saat itu “Drruskk...” secara tiba-tiba ketua penjahat tersebut terjatuh kelantai, dan saat dia melihat kearah kakinya dia menyadari kalau dirinya telah ditembak menggunakan sebuah senapa mesin.
“Para penjahat kotor, terimalah balasan kalian” kata Gilang.
“Tratatatsskk.... Tratatatsskk....” menggunakan senjata api yang mana dia dapatkan Gilang dengan santainya menembak kaki dari para penjahat tersebut, dia membuat mereka tidak menggunakan kedua kaki mereka dengan menembaknya tepat dipangkal paha mereka. “Duskk.... Duskk.... Duskk....” kelima penjahat itu langsung jatuh ketanah karena tidak dapat menahan rasa sakit dari tembakkan tersebut, mereka menangis dilantai karena merasakan rasa sakit dari tembakkan peluru dikaki mereka itu.
“Gaahhkk... dasar orang gila sialan, kenapa kau tiba-tiba saja datang dan menyerang kami” tanya ketua dari kelompok penjahat tersebut.
“Maaf saja yah, akan tetapi aku tidak bisa membiarkan sampah masyarakat seperti kalian berkeliaran dengan kaki kalian itu, hei kalian berdua kalau sudah mendapatkan persedian yang cukup kita kembali kemobil dan pergi dari sini, aku rasa aku mendengarkan suara para monster itu tadi dan mereka ada cukup banyak” kata Gilang.
Pada saat itu juta mendengarkan perkataan dari Gilang, Rey dan juga Reza langsung berlari meninggalkan kelompok penjahat tersebut kembali kemobil mereka, dan disaat itu “Grr... Roaar...” para penjahat itu secara tidak sengaja mendengarkan suara dari para monster kelaparan disekitar mereka dan suara itu semakin keras dan terdengar sangat jelas. “Trrassk...” dan disaat mereka melihat kearah luar pintu kaca mini market tersebut, mereka menyadari kalau beberapa monster telah melihat kearah mereka dan “Trranggs...” langsung mendobrak masuk untuk menyerang mereka.
“Gaaahhkk... Aahhhkk....” suara teriakan dan juga darah mulai terdengar ditempat itu, setelah beberapa detik berlalu suara-suara teriakan mereka menghilang, dan suara koyakan daging dan juga darah yang bercucuran langsung menggantikan suara teriakan tersebut.
Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 277 Episodes
Comments