Pada saat sosok pria yang mana memerintahkan para monster gurita tersebut melihat apa yang telah terjadi, dan karena dirinya melihat potensi pada Rey dan yang lainnya pria itu lalu menggunakan tangannya, dia kemudian langsung memancarkan aura yang luar biasa kuatnya dari tangannya dan aura tersebut langsung membuat para monster itu ketakutan dan membuat mereka kembali berterbangan keangkasa. Dan disaat itu juga “Trruskk...” Rey secara tidak sengaja terjatuh dan berlutut ditempat itu, dia entah mengapa dapat merasakan aura yang dipancarkan pria tersebut dan karena hal itu juga dia merasa sangat kelalahan dan juga ketakutan.
“Menari... sensifitasnya pada energy mana sangatlah kuat, tidak aku sangka akan ada benih yang seperti itu diplanet kecil ini, kita lihat apakah dia dapat menjadi seorang pendaki nantinya” kata pria tersebut.
Sementara itu melihat Rey yang mana secara tiba-tiba mengeluarkan kringat dingin dan juga terlihat ketakutan, Reza langsung menghampiri dirinya “Srrakk... Trrask...” dia mengeluarkan sebuah botol minuman dari tasnya dan memberikannya kepada Rey. “Trruskk...” disana Rey langsung mengambil botol minuman itu dan “Gllupsst... Gllupsst...” dengan cepat dia meminum botol minuman tersebut.
“Hey Rey... kau tidak apa-apa...??” tanya Reza.
“Yah... tetapi barusan ketika para monster itu berhenti bergerak, aku dapat merasakan hawa yang kuat dan juga menakutkan, rasanya seperti ditekan oleh sosok tangan raksasa yang mana sangat berat” kata Rey.
“Haaah... nampaknya ada yang sedang mengawasi kita” kata Reza.
“Apa maksud kalian, aku sama sekali tidak mengerti” kata Gilang.
“Bisa dibilang ada orang atau sosok yang mana mengendalikan para monster itu, dan juga sosok itu memberikan kita yang selamat sebuah panel sistem, paman Gilang kau juga melihatnya juga bukan” kata Rey, dia telah kembali tenang setelah duduk dan juga meminum air yang Reza berikan kepada dirinya.
Setelah itu mereka kemudian langsung kembali melanjutkan perjalanan mereka, dan disana mereka melihat ada sekumpulan orang-orang yang mana juga telah berhasil selamat, disana ada beberapa orang tentara yang terlihat sedang menjaga para warga yang telah selamat dari serangan para monster gurita berkepala singa tersebut.
“Kalian tutupi diriku dulu, aku akan sembunyikan senjata kita, dan pastikan untuk berjaga-jaga dalam menggunakan pistol yang aku berikan Rey” kata Gilang.
Setelah salah satu dari rekan satpam Gilang tewas, dia kemudian langsung mengambil kembali pistol yang diambil olehnya, dan setelah dia membersihkan dan mengisi kembali pelurunya Gilang langsung menyerahkan pistol itu kepada Rey yang mana terlihat lebih dipercaya dan juga memiliki pemikiran yang lebih tenang diantara mereka semua.
“Aku tahu itu, tetapi aku rasa kita tidak perlu menyembunyikan senjata kita” kata Rey, dia melihat cukup banyak warga sipil yang mana melengkapi diri mereka dengan senjata tajam dan juga senjata api yang mereka ambil dari aparat yang telah tewas akibat serangan para monster tersebut.
Dan disaat mereka telah sampai disana Rey secara tidak sengaja melihat adanya keributan didekat mereka, disana dia melihat adanya para tentara yang mana sedang ribut dengan beberapa warga yang mana terlihat juga menggunakan senjata api.
“Hei lihat itu, bukankah mereka itu para siswa/siswi dari kampus kita” kata Reza.
“Hmm... benarkah, aku tidak terlalu mengenal mereka” kata Rey.
“Yah itu karena kau tidak terlalu mengenal seluruh teman sekelasmu bukan, aku juga berani bertaruh kalau kau juga tidak terlalu mengingat nama pengajar kelas kita bukan” kata Reza.
“Aaah... Eheem... kita bahas itu nanti sekarang mari kita dengarkan apa yang mereka bicarakan” kata Rey yang mana ingin mengalihkan pembicaraan Reza.
Disaat itu kelompok Rey mendekati kedua kelompok yang mana sedang bertikai tersebut, dan disana para tentara yang mana adalah mereka yang terlihat sedikit terluka, mereka terlihat sangat kasar berbicara pada para pemuda mahasiswa dan mahasiswi tersebut.
“Sudah aku bilang bukan ini sekarang adalah otoritas tentara, kalian para warga sipil diharapkan memberikan kembali senjata kami, dan juga serahkan persedian kalian untuk kami karena kami membutuhkan itu untuk membangun kembali pusat keamanan” kata salah satu tentara tersebut.
“Menyerahkan senjata kami, jangan bercanda apa kau kira bisa seenaknya memerintah kami, dari yang aku lihat kalian sama sekali tidak menyelamatkan kami, malahan kalian tadi pergi meninggalkan teman-teman kalian dan juga kami untuk menyelamatkan diri kalian” kata seorang mahasiswi perempuan yang ada disana.
Dia adalah sosok perempuan berambut hitam dengan aura kepemimpinan yang kuat dan juga wajah yang sedikit dingin, kata-katanya kasar walaupun nada bicaranya tidak tinggi, dan disaat itu para tentara disana telah bersiap untuk menyerang perempuan tersebut.
“Sepertinya aku mengingatnya, kalau tidak salah dia adalah Riana bukan salah satu siswi yang paling berpengaruh dikampus kita” kata Rey.
“Ooh... iya itu adalah dia, dia dikenal sebagai putri dikampus kita, karena keluarganya yang kaya raya dan juga memiliki bisnis yang besar tidak ada yang berani padanya, akan tetapi dia sangat sopan dan menjunjung tinggi keadilan” kata Reza.
“Ini gawat gadis itu akan diserang oleh para tentara itu” kata Gilang, disaat dia melihat Riana dia langsung telah bersiap dengan senjata api miliknya.
“Jangan serang dia, biarkan aku saja” kata Rey.
Disaat itu Rey kemudian langsung berjalan kearah kedua kelompok tersebut, dia kemudian mengarahkan pistol miliknya keatas udara dan “Dorst...” dengan satu kali tembakkan dia membuat perhatian semua orang mengarah pada dirinya.
“Hmm... jadi seperti ini rasanya menembakkan senjata api, lumayan asik juga” kata Rey.
“Hei sialan kau siapa, berani sekali kau mengarahkan senjatamu kearah kami aparat negara” kata perwakilan kelompok tentara tersebut.
“Kau sudah gila yah...” kata Rey dengan wajah yang datar.
Para tentara dan orang-orang yang ada disana langsung bingun dengan maksud dari Rey, sementara itu para tentara yang mana merasa terhina dengan perkataan dari Rey langsung menyiapkan senjatanya kearah Rey. “Srrashhkk...” dan disaat itu dengan cepat Reza dan juga Gilang langsung bergerak, Gilang langsung mengarahkan senjata apinya dari samping Rey, sementara Reza langsung mengambil posisi dibelakang para tentara tersebut dan bersiap dengan senjata tombaknya.
Melihat Gilang yang mana mengeluarkan aura membunuh yang kuat para tentara itu langsung menjadi agak ragu, mereka juga baru menyadari kalau dibelakang mereka Reza telah bersiap untuk menyerang mereka.
“Kau apa kau ingin menjadi penjahat negara, para aparat yang lainnya tidak akan tinggal diam dan akan menghabisi dirimu” kata tentara tersebut.
“Justru itu yang ingin aku tanyakan padamu, kenapa tentara sepertimu yang seharusnya ada dimedan perang ada disini, dan dari bajumu yang bersih itu aku ragu kau telah pergi kedepan untuk melawan para monster itu, kau itu tentara asli apa palsu sebenarnya aku jadi curiga kalau kau hanya orang yang sedang menyamar dan berniat untuk mengambil persedian semua orang yang ada disini” kata Rey.
Perkataan dari Rey tadi membuat semua warga yang ada disana langsung tergerak, mereka langsung berusaha untuk mengamankan persedian mereka, “Srraask... Crraak...” dan bahkan beberapa dari mereka telah bersiap untuk bertarung dan mengarahkan senapan api mereka kearah para tentara tersebut.
“Sialan bocah ini dia berniat untuk membuat kami menjadi musuh orang-orang disini, kalau kami bertindak disini maka kami bisa mati terbunuh oleh kerumunan warga yang ada disini” pikir tentara tersebut.
Disaat itu Reza yang mendengarkan perkataan dari Rey langsung mengingat kembali kalau temannya itu adalah orang yang paling licik yang pernah dia kenali.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 277 Episodes
Comments