Gilang adalah sosok tentara yang mana menjunjung tinggi keadilan, dan dia juga adalah seorang pria yang mana sangat membenci para penjahat, akan tetapi disaat itu juga dia membuat kesalahan dengan menyerang seorang pria kaya yang mana sedang berusaha untuk menyakiti seorang perempuan. Disaat itu perempuan tersebut diancam dan juga dipaksa untuk memberikan keterangan palsu, dan karena hal itulah Gilang kehilangan statusnya dipasukan militer tentara, karena hal itulah dia juga kehilangan keluarganya dan juga teman-temannya.
Gilang yang mana pindah kekota dan mencoba untuk hidupnya yang baru mulai melupakan segalanya, dan menjadi pribadi yang lebih baik dan juga lebih tabah dari sebelumnya, disaat itulah Rey yang mana tertarik pada satpam barunya mulai mendekati dirinya.
“Hei... anak muda kenapa kau ditempat seperti ini, apa kau tidak berkumpul dengan teman-temanmu...??” tanya Gilang yang mana merasa penasaran.
Disaat itu Rey yang mana mengetahui tentang rumor mengenai Gilang menjadikan pos satpam sebagai tempat dirinya bermain game, karena tidak banyak yang mendekati Gilang terkecuali para satpam yang lainnya yang mana adalah rekan kerjanya.
“Hmm... aku tidak suka ditempat yang ribut seperti itu, aku sama sekali tidak akan fokus pada gameku kalau bersama mereka, dan lagi pula mereka bukanlah temanku mereka hanyalah orang-orang yang aku kenal dan juga satu kelas denganku itu saja” kata Rey.
“Hahahha... kau berbicara seperti orang tua saja, kau sangat mirib dengan anakku” kata Gilang.
“Hmm... dimana dia sekarang...??” tanya Rey.
“Yah... aku rasa dia telah bahagia dengan ibunya dan keluarga barunya” kata Gilang yang mana terlihat merindukan keluarganya.
“Ooh... kalau kau memang ingin menemuinya maka temuilah” kata Rey yang mana dapat melihat perasaan Gilang dari tatapan matanya.
“Hahahha... kalau aku datang menemuinya maka tidak mungkin dia mau menerimaku sebagai ayahnya, bahkan aku sangat yakin akan diusir ketika menginjakkan kaki dirumah itu” kata Gilang.
“Itu hanya saran saja, tetapi ini serius paling tidak kau bisa mengobati rindumu dengan melihatnya, tidak perlu bertemu dan melihat dari jauh juga bukalah hal yang buruk” kata Rey.
Disaat itulah Rey dan Gilang menjadi seorang teman dan sering berbagi cerita, disaat itu Rey sangat suka mendengarkan cerita tentang Gilang yang mana sering kemedan perang, dan Rey sendiri bercerita tentang game-game yang dia mainkan. Karena hal itulah Rey menjadi sedikit tahu kalau disaat keadaan seperti sekarang, dia dapat mengandalkan Reza dan juga Gilang untuk dapat bertahan hidup.
“Seorang mantan tentara yang mana memiliki pengalaman bertarung dan juga tehnik bela diri yang terlatih, dia dapat digunakan dikeadaan seperti ini” pikir Rey yang mana saat itu langsung mendekati Gilang.
Melihat Rey dan juga Reza mendekati Gilang membuat dirinya langsung melambaikan tangan dengan wajah ramah pada Rey, disaat itu Gilang terlihat seperti pria paruh baya berusia 40 tahunan dan memiliki wajah seperti seorang pembunuh, dengan tubuhnya yang telah terlatih selama puluhan tahun dia dengan mudahnya bergerak menghindari peluru dan juga mematahkan tulang manusia dengan kedua tangannya.
“Hooii... kalian selamat rupanya” kata Gilang.
“Yah... kami beruntung karena para monster itu tidak dapat bergerak bebas didalam bangunan” kata Rey.
“Haah... itu bagus, tetapi sekarang ini keadaan kami sedang sulit” kata Gilang, dia melihat kearah kedua rekannya yang mana satu terluka dikakinya dan satu lagi terlihat seperti setengah gila karena ketakutan.
“Dia kenapa...??” tanya Rey yang berbisik pada Gilang.
“Haaah... dia menyaksikan pacarnya yang mana adalah mahasiswi disini terbunuh dan dimakan habis oleh monster gurita kepala singa aneh ini” kata Gilang.
“Oooh... pantas saja, tetapi aku rasa tidak baik kalau kita terus disini, ada baiknya kita segera pergi kekantor polisi atau tempat manapun yang mana dapat menyediakan persenjataan dan juga makanan” kata Rey.
“Kau memang benar tetapi aku sama sekali tidak tega meninggalkan mereka berdua seperti ini” kata Gilang yang mana merasa sedikit kasihan namun dimatanya dia masih mementingkan hidupnya.
“Kalau begitu begini saja, aku akan bawa paman yang kakinya terluka sementara itu Reza kau bisa bujuk paman itu untuk bergerak, dan pak Gilang kau ada didepan untuk memeriksa jalan yang akan kita lalui nantinya” kata Rey.
“Hohoho... strategi game yang cukup bagus, tetapi untuk pergi kekantor polisi didekat sini akan membutuhkan waktu yang banyak kalau kita harus berjalan kaki” kata Gilang.
“Oooh... kalau soal itu kita bisa pakai ini” kata Reza, dia mengeluarkan sebuah kunci mobil dari kantung celanannya.
“Dari mana kau mendaparkan itu...??” tanya Rey.
“Yah... ini ada didalam tubuh monster yang kita kalahkan, rupanya itu tidak langsung dicerna jadi aku mengambilnya saja” kata Reza.
Setelah itu Rey dan juga Reza mulai memutilasi monster gurita tersebut, mereka kemudian mendaparkan satu kristal transparan yang mana seukuran kelilingking juga, dan menggunakan delapan kuku yang ada ditentakel monster gurita tersebut Rey dan juga Reza membuat delapan pisau tajam untuk mereka bagikan. Kemudian mereka berlima langsung pergi menaiki sebuah mobil hitam, disana Gilang langsung mengemudikan mobil tersebut dengan sedikit cepat dia juga memerhatikan sekitarnya untuk memeriksa keadaan tempat yang mereka lalui.
“Tampaknya tempat ini telah hancur total” kata Rey.
Disana mereka kemudian melihat sosok mayat yang mana adalah seorang petugas tentara, dia memegang senapan mesin ditangannya dan beberapa amunisi dipinggangnya, melihat hal itu Rey kemudian “Taaks...” menepuk pundak Gilang dan menunjuk kearah mayat tentara tersebut. Melihat hal itu “Trrisst...” Gilang langsung berhenti ditengah jalan, “Trrakk...” dia kemudian langsung bergerak keluar dari mobilnya.
“Rey apa dia bermaksud untuk mengambil senjata itu...??” tanya Reza.
“Yah... ini adalah kesempatan yang bagus, lihat itu disebelah mayat tentara itu ada sebuah mini market, kita mungkin akan mendapatkan cukup banyak persediaan kalau pergi kesana” kata Rey.
“Oooh... bagus itu, disituasi seperti sekarang makanan dan obat-obatan adalah hal pertama yang harus diamankan” kata Reza.
“Paman kami berdua akan pergi kemini market tersebut, sementara itu kalian tetap tinggal disini dan kalau ada monster merunduk saja dan pastikan untuk tidak terlihat” kata Rey.
“Kalian tenang saja kami dapat menjaga diri kami, kau pergilah” kata satpam rekan Gilang yang mana terluka dikakinya.
Disaat itu “Trraakk...” Gilang langsung mengambil senapan mesin dari mayat tentara tersebut, “Srrakk... Trrassk...” dengan ahlinya dia mengutak-atik senjata tersebut dan memeriksa kondisi senjata itu.
“Ini cukup bagus, senjata ini baik-baik saja dan juga ada cukup banyak peluru yang tersisa, sekarang masalah keamanan bisa sedikit diatasi, Hmm...?? mereka sedang apa” pikir Gilang yang mana pada saat itu tidak sengaja melihat Rey dan Reza pergi kearah minimarket.
Karena merasa khawatir Gilang kemudian kembali kemobil “Trraakk... Trrunggs...” disana dia melihat kedua rekannya yang menyedihkan tersebut, satunya terlihat tidak sehat dan sekarat sedangkan yang satunya lagi terlihat telah kehilangan akal sehatnya dan memiliki tatapan kosong dimatanya.
“Kau tidak apa-apa kawan...??” tanya Gilang pada rekannya yang mana terluka tersebut.
“Aaaah... aku tidak apa-apa, hanya saja aku sedikit kelalahan dan ingin tertidur sebentar, ooh... iya tadi dua mahasiswa itu bilang akan pergi kemini market untuk mengambil persedian makanan dan juga obat-obatan” kata satpam tersebut, wajahnya telah menjadi pucat keputihan dan dia terlihat seperti seorang yang mana akan mati.
“Begitu rupanya, kalau memang seperti itu maka aku akan memeriksa mereka, kau peganglah ini dan gunakan disaat yang tepat” kata Gilang yang mana menyerahkan pistol yang dia dapatkan dari mayat tentara tersebut.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 277 Episodes
Comments
Apidut
jadi keinget... lu punya duid lu punya kuasa
2023-07-22
2