Bingung

Hari berlalu begitu cepat. Hari ini seharusnya adalah hari yang sangat membahagiakan untuk Aozora. Namun, hari ini berubah menjadi hari yang sangat dibencinya. Apalagi itu kalau bukan hari pernikahan yang seharusnya dirinya, kini berubah ke Tsania perempuan yang sama sekali tidak akan pernah dia anggap sebagai adik.

"Zora, nanti malam kamu temani mama ya ke acara resepsi pernikahan Dimas," Amber buka suara saat mereka berdua bersantai di ruang tamu.

"Ma, maaf banget ya, Ma! Bisa tidak aku di rumah saja? Soalnya aku__"

"Mama nggak ada temannya, Zora. Kamu kan menantu Mama. Jadi kamu harus temani mama!" ucap Amber tegas tak terbantahkan.

"Baiklah lah, Ma kalau begitu!" Aozora terlihat pasrah. "Haish, malas banget aku ketemu sama mereka semua! Tapi, gak pa-pa deh. Pura-pura tidak kenal kan bisa?" bisik Aozora pada dirinya sendiri.

"Jam berapa kita berangkat, Ma?"

"Acaranya jam 7, jadi kita berangkat jam 6 saja!" Aozora sontak melihat jam di dinding yang ternyata sudah menunjukkan hampir pukul 5.

"Kalau begitu, aku balik ke kamar dulu ya, Ma. Soalnya aku harus melap badan Mas Arsen dulu," Aozora berdiri dari tempat duduknya.

"Tunggu! Kamu membersihkan tubuh Arsen?" mata Amber membesar sempurna.

"Iya, Ma. Emangnya kenapa?" Aozora mengernyitkan dahinya.

"Sudah berapa lama?" bukannya menjawab pertanyaan Aozora, Amber malah balik bertanya.

"Sudah seminggu ini, Ma. Semenjak aku jadi istri Mas Arsen. Dan yang memintaku melakukannya , Daren. Katanya Mas Arsen harus dibersihkan dua kali sehari sama seperti mandi,"jelas Aozora, gugup.

Mulut Amber sedikit terbuka, untuk beberapa saat saking kagetnya. Namun, detik berikutnya, wanita paruh baya itu, tersenyum geli. Kenapa? itu karena sekarang dia lagi membayangkan bagaimana tersiksanya putranya itu seminggu ini.

"Kenapa Mama tersenyum seperti itu ya? Mama merasa lucu atau mama lagi mikir aneh-aneh kalau aku menggagahi Mas Arsen?" Aozora membatin sembari menggigit bibirnya.

"Ma, aku berani bersumpah kalau selama aku membersihkan Mas Arsen aku sama sekali tidak mengambil kesempatan untuk ...." Aozora menggantung ucapannya, karena merasa risih berbicara masalah hubungan intim.

"Kenapa kamu harus takut seperti itu? Kalau seandainya kamu melakukan hal itu pada suami sendiri ya kan tidak apa-apa. Dia kan suamimu?" ucap Amber masih berusaha menahan tawanya.

Aozora bukannya tidak tahu arti dari ekspresi mama mertuanya itu. Makanya dia kembali pamit, saking malunya.

.

.

.

Dari arah pintu terdengar seseorang hendak membuka pintu. Arsen yang tadinya sedang asik memeriksa sesuatu pekerjaan melalu laptop di tangannya, sontak menghentikan pekerjaannya dan buru-buru memasukkan laptopnya ke bawah ranjang. Kemudian ia pun kembali berbaring, berpura-pura seperti biasanya.

"Selamat datang penderitaanku!" Arsenio membatin. Dia yakin kalau yang akan masuk itu adalah Aozora. Yang berarti secara tidak langsung, siksaan batinnya juga akan datang.

"Hai, Mas! Masih betah tidur ya? Bangun dong, masa tidur terus? Gak cape apa?" Aozora tidak langsung mengambil alat untuk membersihkan Arsen. Wanita itu justru naik ke atas ranjang dan duduk di samping pria itu.

"Apa kamu mau bangun kalau Hanum datang?" suara Aozora terdengar lirih.

"Hah? dari mana dia tahu tentang Hanum? Dari mama, Niko atau dari Daren?" Arsen benar-benar kaget kalau Istrinya itu sudah tahu mengenai Hanum, wanita yang sejujurnya masih memiliki tempat di hatinya.

"Secinta itu ya kamu ke Hanum? Dia pasti sangat cantik makanya kamu sangat mencintainya. Tapi, apa nanti kalau dia sudah kembali kamu akan membuangmu seperti kata Dimas?"

"Brengsek! Ternyata dia tahu dari Dimas,"umpat Arsenio dalam hati.

"Dari dulu, aku punya satu keinginan, kalau aku ingin menikah hanya sekali dalam hidupku. Makanya aku akan selalu berusaha menjadi istri yang terbaik, walaupun nanti kamu tidak bisa juga mencintaiku. Tapi, kalau suatu saat, kamu nantinya memutuskan untuk tetap kembali pada Hanum kalau dia kembali, aku juga tidak bisa menghalangimu, karena aku tahu sekeras apapun usahaku untuk menahanmu di sisiku, itu akan sia-sia, karena Hanum itu semestamu. Aku tidak mungkin memaksa hati seseorang kan?" Aozora tersenyum miris.

"Mungkin sudah takdirku akan menjadi seseorang yang terbuang," sambung Aozora lagi. Tanpa dia bisa cegah, air mata yang dari tadi berusaha dia tahan, akhirnya luruh juga dan tanpa dia sadari menetes ke tangan Arsen.

"Dia menangis? Kenapa aku jadi dilema begini ya? Apa aku tega meninggalkan dia nanti? Kalau iya ... itu berarti aku adalah pria jahat. Arghhh, please jangan bebani hatiku terus-terusan dengan cerita sedihmu! Nanti kalau aku meninggalkanmu, aku akan selalu merasa kalau aku adalah pria yang paling jahat," batin Arsenio, menggerutu dalam hati.

Sementara itu, Aozora melihat ke arah jam di dinding. Matanya membesar sempurna melihat jam yang sudah menunjukkan jam 5 lewat. Wanita itupun sontak melompat dari tempat tidur, hingga menimbulkan sedikit goncangan pada Arsen.

"Kenapa lagi dia?" bisik Arsen, penasaran.

"Astaga, aku lupa! aku harus membersihkan tubuhmu lebih cepat, karena nanti aku dan mama akan pergi bersama ke pernikahan si bajingan itu!" ucap Aozora sebelum akhirnya dia sedikit berlari masuk ke dalam kamar mandi.

"Haish, siap-siap lagi aku tersiksa!" keluh Arsenio sembari menatap ke arah kamar mandi.

Tidak perlu menunggu lama, Aozora pun sudah keluar dari kamar mandi dan mulai membersihkan tubuh Arsen. Walaupun sudah terbiasa dengan reaksi yang ditunjukkan benda sensitif milik Arsenio, Aozora tidak memungkiri kalau dirinya tetap saja merinding melihat penampakan itu.

Aozora kini sudah selesai membersihkan tubuh Arsen. Ia pun berjalan ke arah lemari untuk mengambil pakaian suaminya itu. Tidak perlu waktu yang lama, ia pun akhirnya menyelesaikan pekerjaannya.

"Oke, kamu sudah terlihat segar. Sekarang aku mandi dulu ya!" Aozorapun berjalan ke kamar mandi.

.

.

.

Aozora tidak memerlukan banyak waktu untuk mandi sekarang, karena ia sudah terburu-buru.

"Hmm, aku pakai gaun apa ya?" Aozora terlihat bingung di depan lemari pakaian yang berjejer gaun-gaun indah yang dibelikan oleh mertuanya.

"Ah, sepertinya ini saja," Aozora menarik keluar gaun jenis cooktail berwarna kuning gading. Desainnya simpel tapi elegan banget saat dipakai. Dan kebetulan bentuk potongan cooktail dress yang Aozora pilih, tanpa lengan.

Penampilan Aozora benar-benar terlihat sangat cantik sekarang, padahal wanita itu belum memoles riasan di wajahnya.

Tidak perlu waktu lama, Aozora sudah selesai merias wajahnya karena memang dia tidak terlalu sulit melakukannya. Wanita itu kembali melirik ke arah jam.

"Masih ada waktu 15 menit lagi, sebaiknya aku masih punya waktu untuk melakukan hair do simpel," Aozora kemudian meraih alat Curly rambut yang sebelumnya sudah dia panaskan.

"Akhirnya selesai juga!" Wanita itu mengembuskan napas lega, setelah dia sudah selesai mengatur rambutnya. Penampilan wanita itu kini terlihat semakin cantik.

Setelah itu, Aozora terlihat memilih-milih sepatu dan pilihannya jatuh pada sepatu heels, yang akhirnya membuat penampilannya semakin all out.

Saking sibuknya dia bersiap-siap, Ia tidak menyadari kalau dari tadi Arsenio membuka matanya dan memperhatikan semua yang dia lakukan.

"Dia cantik sekali. Tapi, kenapa dia harus memakai gaun tanpa lengan seperti itu? Dia mau pamer kalau kulitnya bagus, atau sengaja mau membuat Dimas terpesona lagi dengannya?" Arsenio mulai menggerutu dalam hati.

"Haish, kenapa aku bisa sekesal ini? Bukannya dulu aku selalu kesal kalau Hanum yang berpakaian seperti itu? Kenapa sekarang aku juga kesal melihat dia memakai gaun seperti itu?" batin Arsenio. Bingung bercampur kesal, kini bercampur menjadi satu di kepala Arsen.

Tbc

Maaf kalau belakangan ini aku suka telat up. itu karena asam lambungku kumat. Mohon tetap like, vote dan komen.Terima kasih, ya guys🙏

Terpopuler

Comments

anita

anita

bukalah mata dan hatimu arsen,istrimulah yg tercantik lahir batin.

2024-03-28

3

Thea Luna Kingsford

Thea Luna Kingsford

👻👻👻👻👻👻

2024-03-10

2

Thea Luna Kingsford

Thea Luna Kingsford

🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2024-03-10

0

lihat semua
Episodes
1 Dipaksa untuk menikah
2 Keputusan Aozora
3 Alasan Amber.
4 Sah berganti status jadi istri
5 Menyampaikan uneg-uneg
6 Cantik
7 Daren
8 Permintaan Arsenio
9 Membersihkan tubuh Arsen
10 Hari pertama ke perusahaan
11 Dimas turun jabatan
12 Kedatangan Tsania
13 Kepanikan Tsania dan Dimas
14 Kita tidak bisa bersantai lagi
15 Bingung
16 Ancaman Aozora
17 Kepanikan Dimas dan Tsania
18 Kekesalan Arsenio
19 Gagal
20 Bangun
21 Hampir saja
22 Hampir saja 2
23 Berusaha menahan rasa kesal
24 Kamu butuh bantuan?
25 Apa dia sebaik itu?
26 Dia pasti cemburu
27 Aksi Damian
28 Ini pasti ulah Aozora
29 Terlalu percaya diri
30 Kepanikan Dona
31 Kamu harus berterima kasih padaku
32 Kamu harus menemaniku terapi
33 Ribut
34 Hampir saja
35 Siapa kamu?
36 bertemu Danuar
37 Aditya marah
38 Kembali ke pemilik asli
39 Sedikit kecewa
40 Selingkuh ?
41 Permulaan karma
42 Anda lebih tega
43 Bagaimana perasaanmu sekarang padaku?
44 Apa yang harus aku lakukan
45 Ancaman Dona.
46 cantik sekali!
47 Rencana licik Damian
48 Kemarahan Arsen
49 Aozora hilang sabar
50 Anggap saja aku sudah mati
51 Sulit dipahami
52 Bosan punya banyak uang
53 Aku tidak suka!
54 Rahasia Hanum
55 Akan kembali ke kantor
56 Pasrah
57 Sisi lain Arsen
58 Aku akan menghapus bekasnya
59 Dimas pulang
60 Ide gila Dona
61 Menyambut Arsen
62 Mau jadi sekretaris
63 Aku mau lihat sejauh mana rencanamu
64 Dona mengancam Tsania
65 Menemui Samudra!
66 Bella mendatangi Samudra
67 Ini tidak bisa dibiarkan
68 Provokasi Hanum
69 dia itu adik sepupuku
70 Aku sudah tidak peduli!
71 Apa yang aku lakukan itu keterlaluan?
72 Aku menyerah
73 Ke Makam
74 Dilema Tsania
75 Penyesalan Meta
76 pingsan
77 Keputusanku tetap sama.
78 Kalau tidak berguna buang saja!
79 Rencana Dimas
80 Acara Ulang tahun, Arsen
81 Ancaman Hanum
82 Aku juga tidak minta dilahirkan
83 Mengancam Danuar.
84 Aku harus bertindak
85 Ini semua rencanaku
86 Terpaksa melaporkan
87 Provokasi Hanum
88 Datang ke ruanganku sekarang!
89 Ya, Dia Raraku!
90 Aku mau menginap di sini
91 membujuk Aozora
92 Ke kantor polisi
93 Aku hamil.
94 Cerita Arsen
95 Kekesalan Arsen
96 Cari cara
97 Syarat Dimas
98 Aku ikhlas melakukannya
99 Perdebatan Bella dan Niko
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 bab 108
109 bab 109
110 bab 110
111 bab 111
112 bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 bab 115
116 bab 116
117 bab 117
118 bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Pengumuman
126 Pengumuman
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Dipaksa untuk menikah
2
Keputusan Aozora
3
Alasan Amber.
4
Sah berganti status jadi istri
5
Menyampaikan uneg-uneg
6
Cantik
7
Daren
8
Permintaan Arsenio
9
Membersihkan tubuh Arsen
10
Hari pertama ke perusahaan
11
Dimas turun jabatan
12
Kedatangan Tsania
13
Kepanikan Tsania dan Dimas
14
Kita tidak bisa bersantai lagi
15
Bingung
16
Ancaman Aozora
17
Kepanikan Dimas dan Tsania
18
Kekesalan Arsenio
19
Gagal
20
Bangun
21
Hampir saja
22
Hampir saja 2
23
Berusaha menahan rasa kesal
24
Kamu butuh bantuan?
25
Apa dia sebaik itu?
26
Dia pasti cemburu
27
Aksi Damian
28
Ini pasti ulah Aozora
29
Terlalu percaya diri
30
Kepanikan Dona
31
Kamu harus berterima kasih padaku
32
Kamu harus menemaniku terapi
33
Ribut
34
Hampir saja
35
Siapa kamu?
36
bertemu Danuar
37
Aditya marah
38
Kembali ke pemilik asli
39
Sedikit kecewa
40
Selingkuh ?
41
Permulaan karma
42
Anda lebih tega
43
Bagaimana perasaanmu sekarang padaku?
44
Apa yang harus aku lakukan
45
Ancaman Dona.
46
cantik sekali!
47
Rencana licik Damian
48
Kemarahan Arsen
49
Aozora hilang sabar
50
Anggap saja aku sudah mati
51
Sulit dipahami
52
Bosan punya banyak uang
53
Aku tidak suka!
54
Rahasia Hanum
55
Akan kembali ke kantor
56
Pasrah
57
Sisi lain Arsen
58
Aku akan menghapus bekasnya
59
Dimas pulang
60
Ide gila Dona
61
Menyambut Arsen
62
Mau jadi sekretaris
63
Aku mau lihat sejauh mana rencanamu
64
Dona mengancam Tsania
65
Menemui Samudra!
66
Bella mendatangi Samudra
67
Ini tidak bisa dibiarkan
68
Provokasi Hanum
69
dia itu adik sepupuku
70
Aku sudah tidak peduli!
71
Apa yang aku lakukan itu keterlaluan?
72
Aku menyerah
73
Ke Makam
74
Dilema Tsania
75
Penyesalan Meta
76
pingsan
77
Keputusanku tetap sama.
78
Kalau tidak berguna buang saja!
79
Rencana Dimas
80
Acara Ulang tahun, Arsen
81
Ancaman Hanum
82
Aku juga tidak minta dilahirkan
83
Mengancam Danuar.
84
Aku harus bertindak
85
Ini semua rencanaku
86
Terpaksa melaporkan
87
Provokasi Hanum
88
Datang ke ruanganku sekarang!
89
Ya, Dia Raraku!
90
Aku mau menginap di sini
91
membujuk Aozora
92
Ke kantor polisi
93
Aku hamil.
94
Cerita Arsen
95
Kekesalan Arsen
96
Cari cara
97
Syarat Dimas
98
Aku ikhlas melakukannya
99
Perdebatan Bella dan Niko
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
bab 108
109
bab 109
110
bab 110
111
bab 111
112
bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
bab 115
116
bab 116
117
bab 117
118
bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Pengumuman
126
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!