Alasan Amber.

Aozora akhirnya dijemput oleh pengawal yang diperintahkan oleh Amber, wanita paruh baya yang merupakan ibu dari Arsenio.

Sementara itu, Amber sudah lebih dulu tiba di rumah, menunggu kedatangan calon menantunya yang dia tahu namanya Aozora.

"Nyonya, nona Aozora sudah ada di sini!" seorang pria berbalut tuxedo bewarna hitam, berdiri tepat di depan Amber, untuk memberikan laporan.

"Kamu bawa dia ke sini!" titah wanita paru baya, yang terlihat sangat anggun dan berwibawa itu.

Pria itu menganggukkan kepalanya, kalau pergi setelah lebih dulu membungkukkan tubuhnya lebih dulu.

Setelah beberapa saat, pria yang merupakan pengawal itu datang kembali dengan Aozora yang mengekor dari belakang.

"Nyonya, ini Nona Aozora!"

Amber yang tadinya sedang berdiri memunggungi, langsung berbalik dan menatap Aozora dengan tatapan yang sukar untuk dibaca.

Sementara itu, jantung Aozora seakan hendak melompat keluar, begitu melihat tatapan tajam wanita paruh baya di depannya itu. Bahkan kakinya sedikit bergetar, apalagi ketika wanita itu melihat tubuhnya dari atas sampai ke bawah.

"Kenapa masih berdiri? Ayo duduk!" pertama kalinya Aozora mendengar suara wanita paruh baya itu.

"Terima kasih, Tante!" sahut Aozora dengan sopan dan tentu saja dengan suara bergetar.

"Hmm," sahut Amber, singkat.

"Kamu keluar dari sini, karena aku mau bicara dengan calon menantu saya," Kini tatapan Amber mengarah ke arah pengawal yang baru saja membawa Aozora masuk.

Pengawal itu membungkukkan sedikit tubuhnya, lalu beranjak pergi.

"Jadi, kamu Aozora?" tanya wanita itu pura-pura memastikan.

"Iya, Tante!" sahut Aozora seraya menggigit bibirnya, saking gugupnya.

"Hmm, cantik juga!" ucap Amber.

"Terima kasih, Tante!"

"Sekarang, aku mau tanya, apa alasanmu menerima menikah dengan anakku?" tanya Amber menyelidik.

"Kenapa, Tante menanyakan hal itu? Bukannya Tante sendiri yang meminta ke papaku, agar aku mau menikah dengan anakmu? Tante juga pasti tahu jelas kan, kalau aku mau menikah untuk membayar utang-utang papaku?" Aozora terlihat mulai berani.

Amber tersenyum samar, sampai hampir tidak terlihat. "Hmm, menarik," batin wanita paruh baya itu.

"Aku bertanya seperti itu, hanya ingin tahu saja. Karena kamu tahu jelas kalau sampai sekarang putraku belum sadar dari komanya. Aku yakin, kamu juga pasti sudah dengar kalau putraku itu, sekalipun bangun dari koma, dia akan lumpuh. Aku hanya ingin tahu, apakah karena anakku memiliki harta kekayaan yang berlimpah, makanya kamu mau menikah, walaupun dia lumpuh?" pancing Amber.

"Tante, kalau boleh jujur aku sama sekali tidak ingin menikah dengan cara seperti ini.Tapi, ini semua demi perusahaan peninggalan almarhum Mamaku. Kalau untuk masalah uang dan harta, aku masih punya kemampuan untuk cari sendiri," sahut Aozora dengan bijak.

Amber lagi-lagi tersenyum samar, merasa tidak salah memilih menantu.

"Sekarang, aku mau bertanya ke Tante, dan aku harap Tante mau menjawabnya. Boleh kan?" tanya Aozora meminta izin.

"Silakan!"sahut Amber, singkat.

"Seperti yang Tante tanyakan tadi, sekarang aku mau menanyakan, apa alasan Tante memintaku untuk menikah dengan anak Tante? Padahal Tante tahu sendiri kalau anak Tante itu koma dan disinyalir akan lumpuh. Bukannya seperti itu, Tante sudah termasuk menjebak seorang wanita menggunakan kuasa kekayaan Tante?" Entah dari mana datangnya keberanian Aozora, bisa bertanya seperti itu.

"Hmm, sepertinya dia bukan wanita tipe yang hanya bisa pasrah. Dia sepertinya wanita yang sangat kritis. Benar-benar semakin menarik. Sepertinya tidak masalah kalau aku memberitahukan dia, apa alasanku sebenarnya," bisik Amber pada dirinya sendiri.

"Untuk pertanyaan itu, aku pasti akan jawab. Kamu mau tahu alasannya?" tanya Amber, dan Aozora mengangguk, mengiyakan.

"Alasannya, karena aku ingin mempertahankan perusahaan almarhum suamiku, dan satu-satunya cara adalah memberikan Arsenio keturunan," ucap Amber ambigu.

"Heh? Memberikan keturunan? Maksudnya?" gumam Aozora yang masih bisa didengar jelas oleh Amber.

"Iya, memberikan keturunan? Kamu pasti bingung kan?" ucap Amber dan Aozora menganggukkan kepala, mengiyakan.

"Baiklah, aku akan jelaskan!" Amber lebih dulu meraih gelas berisi minuman dari meja, kemudian meneguknya. Kemudian, wanita paruh baya itu menyenderkan tubuhnya, lalu menyilangkan kakinya.

"Suamiku punya adik, dan almarhum mertuaku dulu sudah membagi warisan, dengan memberikan perusahan masing-masing. Tapi, adik iparku itu tidak bisa mengelola perusahaannya dengan baik, sehingga bangkrut. Sedangkan, suamiku berhasil dan bahkan berkembang pesat sampai membangun beberapa cabang, baik di dalam negeri maupun di luar negeri," Amber mulai menjelaskan. Sementara Aozora dengan sabar menunggu wanita paruh baya itu menyelesaikan penjelasannya.

"Suamiku, akhirnya membiarkan adik iparku itu untuk bekerja di perusahaan dan memberikan dia jabatan. Bahkan anaknya juga bekerja di perusahaan suamiku. Namun, beberapa tahun lalu, suamiku meninggal dan perusahaan diambil alih oleh Arsenio, putra kami. Lagi-lagi perusahaan, maju pesat di bawah kepimpinan putraku. Tapi, sebulan yang lalu, putraku tiba-tiba mengalami kecelakaan yang menyebabkan dia koma. Perusahaan otomatis tidak ada yang memimpin, sehingga adik ipar dan anaknya itu mengambil alih kepemimpinan untuk sementara, sampai putraku sembuh, karena jujur saja, aku tidak ahli mengelola perusahaan," Amber berhenti berucap beberapa saat, untuk mengambil jeda, sekaligus untuk meraup oksigen, guna mengisi kembali rongga-rongga paru-parunya yang mulai kosong.

Kening, Aozora berkerut karena wanita itu masih belum bisa mengerti apa hubungan cerita wanita paruh baya itu dengan ingin punya keturunan.

"Aozora ...."

"Panggil Zora saja, Tante!" sela Aozora.

"Oh iya, Zora ... kamu sekarang pasti masih bingung kan?" lagi-lagi Aozora menganggukkan kepalanya.

"Sekarang, aku merasa perusahaan semakin tidak berjalan dengan benar. Adik iparku dan anaknya itu mulai memanfaatkan kekuasaan mereka dengan menggunakan uang perusahaan demi kepentingan pribadi. Mereka menggunakan uang perusahaan untuk membeli aset-aset berharga untuk mereka sendiri. Sekarang, aku curiga kalau mereka ingin juga mengambil alih perusahaan. Aku tidak mau itu terjadi. Aku tidak mau perusahaan yang dibangun suami dan anakku hingga bisa sebesar ini, jatuh ke tangan tidak bertanggung jawab seperti mereka. Sekarang aku memang tidak punya bukti, tapi entah kenapa feelingku berkata seperti itu. Makanya agar perusahaan tidak jatuh ke tangan mereka, Arsenio butuh penerus. Jadi, agar Arsenio punya penerus, Arsenio berarti harus menikah," terang Amber panjang lebar tanpa jeda, membuat Aozora semakin bingung.

"Bagaimana bisa mendapatkan keturunan, sedangkan anaknya saja koma? Benar-benar aneh!" ucap Aozora yang tentunya hanya berani dia ucapkan dalam hati.

"Bisa kok, Zora. Untuk urusan itu gampang. Walaupun Anak saya masih koma, dia akan tetap bisa punya keturunan dari kamu. Bisa lewat bayi tabung, atau inseminasi," ucap Amber seakan bisa membaca pikiran Aozora.

"Kalau begitu, kenapa Tante tidak mencari wanita yang bisa menampung bening putra Tante? Kenapa harus menikah?" Alis Aozora bertaut tajam.

"Karena aku mau cucuku lahir dari hubungan pernikahan. Punya Ayah dan Ibu yang tercatat resmi," jelas Amber.

"Jadi, bagaimana seandainya nanti aku bisa memberikan keturunan? Apa aku akan dibuang?" tanya Aozora dengan perasaan sesak.

"Please, jangan katakan, aku akan dibuang! Aku capek diangggap seperti barang yang bisa dibuang begitu saja kalau sudah tidak dibutuhkan lagi," batin Aozora.

Tbc

Terpopuler

Comments

Rose Mustika Rini

Rose Mustika Rini

sama2 ingin mempertahankan perusahaan

2024-04-04

0

anita

anita

cerita yg logis,jelas,jg tdk bertele2

2024-03-28

1

vina matullesy

vina matullesy

sangat menarik cara penulisannya, mudah di baca n di mengerti org tidak berpendidikan seperti saya..., tapi saya bisa faham akan arti jalan ceritanya dgn jelas

2024-03-15

1

lihat semua
Episodes
1 Dipaksa untuk menikah
2 Keputusan Aozora
3 Alasan Amber.
4 Sah berganti status jadi istri
5 Menyampaikan uneg-uneg
6 Cantik
7 Daren
8 Permintaan Arsenio
9 Membersihkan tubuh Arsen
10 Hari pertama ke perusahaan
11 Dimas turun jabatan
12 Kedatangan Tsania
13 Kepanikan Tsania dan Dimas
14 Kita tidak bisa bersantai lagi
15 Bingung
16 Ancaman Aozora
17 Kepanikan Dimas dan Tsania
18 Kekesalan Arsenio
19 Gagal
20 Bangun
21 Hampir saja
22 Hampir saja 2
23 Berusaha menahan rasa kesal
24 Kamu butuh bantuan?
25 Apa dia sebaik itu?
26 Dia pasti cemburu
27 Aksi Damian
28 Ini pasti ulah Aozora
29 Terlalu percaya diri
30 Kepanikan Dona
31 Kamu harus berterima kasih padaku
32 Kamu harus menemaniku terapi
33 Ribut
34 Hampir saja
35 Siapa kamu?
36 bertemu Danuar
37 Aditya marah
38 Kembali ke pemilik asli
39 Sedikit kecewa
40 Selingkuh ?
41 Permulaan karma
42 Anda lebih tega
43 Bagaimana perasaanmu sekarang padaku?
44 Apa yang harus aku lakukan
45 Ancaman Dona.
46 cantik sekali!
47 Rencana licik Damian
48 Kemarahan Arsen
49 Aozora hilang sabar
50 Anggap saja aku sudah mati
51 Sulit dipahami
52 Bosan punya banyak uang
53 Aku tidak suka!
54 Rahasia Hanum
55 Akan kembali ke kantor
56 Pasrah
57 Sisi lain Arsen
58 Aku akan menghapus bekasnya
59 Dimas pulang
60 Ide gila Dona
61 Menyambut Arsen
62 Mau jadi sekretaris
63 Aku mau lihat sejauh mana rencanamu
64 Dona mengancam Tsania
65 Menemui Samudra!
66 Bella mendatangi Samudra
67 Ini tidak bisa dibiarkan
68 Provokasi Hanum
69 dia itu adik sepupuku
70 Aku sudah tidak peduli!
71 Apa yang aku lakukan itu keterlaluan?
72 Aku menyerah
73 Ke Makam
74 Dilema Tsania
75 Penyesalan Meta
76 pingsan
77 Keputusanku tetap sama.
78 Kalau tidak berguna buang saja!
79 Rencana Dimas
80 Acara Ulang tahun, Arsen
81 Ancaman Hanum
82 Aku juga tidak minta dilahirkan
83 Mengancam Danuar.
84 Aku harus bertindak
85 Ini semua rencanaku
86 Terpaksa melaporkan
87 Provokasi Hanum
88 Datang ke ruanganku sekarang!
89 Ya, Dia Raraku!
90 Aku mau menginap di sini
91 membujuk Aozora
92 Ke kantor polisi
93 Aku hamil.
94 Cerita Arsen
95 Kekesalan Arsen
96 Cari cara
97 Syarat Dimas
98 Aku ikhlas melakukannya
99 Perdebatan Bella dan Niko
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 bab 108
109 bab 109
110 bab 110
111 bab 111
112 bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 bab 115
116 bab 116
117 bab 117
118 bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Pengumuman
126 Pengumuman
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Dipaksa untuk menikah
2
Keputusan Aozora
3
Alasan Amber.
4
Sah berganti status jadi istri
5
Menyampaikan uneg-uneg
6
Cantik
7
Daren
8
Permintaan Arsenio
9
Membersihkan tubuh Arsen
10
Hari pertama ke perusahaan
11
Dimas turun jabatan
12
Kedatangan Tsania
13
Kepanikan Tsania dan Dimas
14
Kita tidak bisa bersantai lagi
15
Bingung
16
Ancaman Aozora
17
Kepanikan Dimas dan Tsania
18
Kekesalan Arsenio
19
Gagal
20
Bangun
21
Hampir saja
22
Hampir saja 2
23
Berusaha menahan rasa kesal
24
Kamu butuh bantuan?
25
Apa dia sebaik itu?
26
Dia pasti cemburu
27
Aksi Damian
28
Ini pasti ulah Aozora
29
Terlalu percaya diri
30
Kepanikan Dona
31
Kamu harus berterima kasih padaku
32
Kamu harus menemaniku terapi
33
Ribut
34
Hampir saja
35
Siapa kamu?
36
bertemu Danuar
37
Aditya marah
38
Kembali ke pemilik asli
39
Sedikit kecewa
40
Selingkuh ?
41
Permulaan karma
42
Anda lebih tega
43
Bagaimana perasaanmu sekarang padaku?
44
Apa yang harus aku lakukan
45
Ancaman Dona.
46
cantik sekali!
47
Rencana licik Damian
48
Kemarahan Arsen
49
Aozora hilang sabar
50
Anggap saja aku sudah mati
51
Sulit dipahami
52
Bosan punya banyak uang
53
Aku tidak suka!
54
Rahasia Hanum
55
Akan kembali ke kantor
56
Pasrah
57
Sisi lain Arsen
58
Aku akan menghapus bekasnya
59
Dimas pulang
60
Ide gila Dona
61
Menyambut Arsen
62
Mau jadi sekretaris
63
Aku mau lihat sejauh mana rencanamu
64
Dona mengancam Tsania
65
Menemui Samudra!
66
Bella mendatangi Samudra
67
Ini tidak bisa dibiarkan
68
Provokasi Hanum
69
dia itu adik sepupuku
70
Aku sudah tidak peduli!
71
Apa yang aku lakukan itu keterlaluan?
72
Aku menyerah
73
Ke Makam
74
Dilema Tsania
75
Penyesalan Meta
76
pingsan
77
Keputusanku tetap sama.
78
Kalau tidak berguna buang saja!
79
Rencana Dimas
80
Acara Ulang tahun, Arsen
81
Ancaman Hanum
82
Aku juga tidak minta dilahirkan
83
Mengancam Danuar.
84
Aku harus bertindak
85
Ini semua rencanaku
86
Terpaksa melaporkan
87
Provokasi Hanum
88
Datang ke ruanganku sekarang!
89
Ya, Dia Raraku!
90
Aku mau menginap di sini
91
membujuk Aozora
92
Ke kantor polisi
93
Aku hamil.
94
Cerita Arsen
95
Kekesalan Arsen
96
Cari cara
97
Syarat Dimas
98
Aku ikhlas melakukannya
99
Perdebatan Bella dan Niko
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
bab 108
109
bab 109
110
bab 110
111
bab 111
112
bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
bab 115
116
bab 116
117
bab 117
118
bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Pengumuman
126
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!