Ancaman Aozora

Mobil yang membawa Aozora dan Amber mama mertuanya akhirnya berhenti di depan sebuah hotel bintang lima, tempat akan diadakaannya acara resepsi pernikahan Dimas dan Tsania.

Ketikan Aozora keluar dari dalam mobil, wanita itu seketika menatap nanar ke arah gedung hotel. Bayangan bagaimana lelahnya dirinya saat mempersiapkan pernikahannya dengan Dimas selama tiga bulan belakangan sontak berkelebat di kepalanya.

Aozora mengedarkan pandangannya, menatap semua papan bunga ucapan selamat atas pernikahan Dimas dengan Tsania. Dia tidak bisa berbohong,kalau sekarang perasaannya sekarang sangat begitu sakit. "Harusnya namaku yang tertera di sana, bukan si Tsania sialan itu. Aku yang lelah mempersiapkan semuanya, tapi ja*Lang itu yang menikmatinya!" umpat Aozora, berusaha menahan diri agar tetap terlihat biasa saja di depan ibu mertuanya.

"Zora, kenapa bengong, Sayang ayo masuk!" tegur Amber, dengan alis bertaut.

"Oh iya, Ma!" ucap Aozora sembari mengayunkan kakinya melangkah mengikuti mertuanya.

"Kak, kamu sudah datang?" Meta yang melihat kedatangan Amber dari jauh langsung menghambur menghampiri Amber demikian juga dengan Damian suaminya. Sepasang suami istri yang dulu sangat dekat dengan Aozora itu, masih belum melihat adanya Aozora di belakang Amber.

"Tentu saja aku datang. Ini kan hari bahagianya Dimas," sahut Amber, basa-basi.

"Oh ya, kenalkan ini istrinya Arsen. Oh, sepertinya tidak perlu aku kenalkan, kalian sudah kenal dia kan?" Amber meraih tangan Aozora dan meminta menantunya itu untuk berdiri di sampingnya.

Sementara itu, ekspresi Meta terlihat berubah. Wanita paruh baya itu sontak menatap penuh kebencian ke arah Aozora.

"Kenapa kamu datang? Kamu sama sekali tidak diundang, jadi sebaiknya kamu pergi dari sini sebelum aku panggil keamanan untuk mengusirmu!" ucapan Meta terdengar sangat pedas, dan bohong kalau Aozora hatinya tidak merasa sakit, karena bagaimanapun wanita paruh baya di depannya itu, adalah wanita kedua yang sangat menyayanginya setelah mamanya meninggal.

"Kenapa kamu mengusirnya? apa dia perlu undangan untuk datang? Kamu kan tahu kalau dia menantuku, jadi dia datang atas nama Arsen suaminya. Kamu mengusirnya, secara tidak langsung kamu juga mengusirku," Amber berucap dengan sangat tegas. Tampak jelas raut ketidaksukaan di wajah wanita itu.

"Kak, kenapa sih kamu membela wanita ini? Harusnya kakak hati-hati karena aku yakin kalau dia mau menikah dengan Arsen, hanya karena mengincar kekayaannya. Kakak tidak takut dia akan mengambil kesempatan dengan kondisi Arsen yang sekarang?" kali ini Damian yang buka suara, berusaha untuk mempengaruhi kakak iparnya itu.

"Kamu tidak perlu khawatir. Aku yakin kalau dia tidak akan begitu. Tidak seperti seseorang yang ngakunya keluarga, tapi punya rencana seperti yang kamu tuduhkan ke menantuku tadi," ucap Amber sembari tetap tersenyum. Namun, dalam ucapannya terselip sebuah sindiran tajam.

"Sialan! Dia lagi menyindirku ya?" umpat Damian.

"Kak, maksud ucapanmu tadi apa? Siapa yang kakak maksud, orang yang mengaku keluarga tapi punya rencana busuk?" Meta kembali buka suara, dengan alis bertaut.

"Tidak siapa-siapa! tidak perlu kamu pikirkan!" pungkas Amber yang berniat untuk menghentikan pembicaraan.

Meta sontak terdiam tidak berani membantah lagi. Namun, ekor matanya tetap melirik sinis ke arah Aozora.

"Zora, ayo kita cari tempat duduk, Sayang!" Amber kembali meraih tangan Aozora.

"Kak, buat apa cari tempat duduk? Tempat duduk untuk Kakak, sudah disiapkan di depan sana. Tempat keluarga besar Pramana," cegah Damian, sebelum kakak iparnya itu berlalu pergi.

"Oh, aku rasa tidak perlu. Kami cari meja lain saja. Lagian di sana kalian pasti tidak menyiapkan untuk menantuku kan?"

Damian terdiam, tidak membantah ataupun mengiyakan, karena yang dikatakan oleh kakak iparnya itu benar adanya.

"Kalau Diam, itu berarti tebakanku benar. Lagian, kalaupun kalian menyiapkannya, aku akan tetap memilih duduk di tempat lain, karena aku yakin kalau menantuku tidak akan nyaman duduk di dekat kalian. Kami pergi dulu!" tanpa menunggu jawaban dari sepasang suami istri itu, Amber langsung membawa Aozora menjauh.

Meta menatap punggung Aozora dengan tatapan yang sukar untuk dibaca. Jauh di dalam lubuk hatinya, entah kenapa sebenarnya tadi dia ada dorongan hendak memeluk wanita yang gagal menjadi menantunya itu.

"Apa yang dikatakan Dimas tentang kamu benar, Zora? kenapa ada keraguan ya di hati, Tante?" batin Meta. Tatapannya yang tadinya datar kini berubah sendu.

"Sayang, jangan lihat dia lagi! Nanti hati kamu semakin terluka, melihatnya. Sebaiknya Kita ke meja kita saja!" tegur Damian, yang menyadari perubahan wajah istrinya itu.

"Tapi, Sayang __"

"Tidak ada tapi-tapi! please kamu jangan sampai terlena lagi dengan wajah sok polosnya itu! Ingat dia membatalkan pernikahan begitu saja, tanpa bicara sedikitpun dan tahu-tahu sudah menikah dengan Arsen! Sekarang, kamu harus fokus pada Tsania, wanita yang rela menggantikan Aozora, agar kita tidak malu,"tutur Damian, berusaha mempengaruhi istrinya itu.

"Iya, kamu benar! tidak seharusnya aku merasa simpati dengan wanita ular itu lagi! Ayo kita kembali ke meja kita saja!" pungkas Meta sembari menggandeng tangan suaminya melangkah menuju meja mereka.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Zora, mama keluar dulu ya! mama mau menjawab panggilan dulu!" Amber berdiri dari dia duduk, setelah melihat Aozora menganggukkan kepalanya.

"Kenapa kamu datang ke sini? Apa kamu punya rencana busuk untuk menghancurkan resepsi pernikahan anakku?" tiba-tiba terdengar suara seorang wanita yang sangat dibenci oleh Aozora. Siapa lagi pemilik suara itu kalau bukan Dona, wanita yang sudah menjadi duri dalam pernikahan papanya dulu.

Aozora berdiri dari tempat duduknya, kemudian berbalik dengan seulas senyuman sinis di sudut bibirnya. Tampak pria yang yang sudah tidak dia anggap papanya juga berdiri mendampingi wanita paruh baya itu.

"Emm, pengennya sih iya. Tapi, aku masih baik karena mempertimbangkan perasaan Tante Meta. Kalau bukan karena memikirkan Tante itu, aku jamin pasti acara ini akan hancur. Bukan hanya sekedar hancur, tapi reputasi putri dan menantu bejatmu itu juga," tutur Aozora, ambigu.

Dona berdecih dan tersenyum sinis. Lalu iya mencondongkan tubuhnya dan mendekatkan mulutnya ke arah telinga Aozora.

"Oh ya? bagaimana caranya? Apa kamu mau maju ke depan dan mengumumkan kalau Tsania dan Dimas itu selingkuh, dan yang sebenarnya yang akan menikah itu kamu dan Dimas? Begitu? Silakan! Yang jelas tidak akan ada yang percaya, karena selain kamu tidak punya bukti, aku juga akan mengatakan pada para undangan kalau sebenarnya kamu yang meninggalkan Dimas dan menikah dengan Arsen, demi harta dan Tsania hanya membantu untuk menjaga reputasi keluarga Dimas, makanya mau menggantikanmu. Kita lihat saja, siapa yang akan lebih dipercaya, aku atau kamu?" bisik Dona tanpa menanggalkan senyum sinisnya.

Aozora lagi-lagi tersenyum dan kali ini senyum wanita itu terlihat misterius. Kini giliran wanita itu yang mencondongkan tubuhnya ke arah Dona.

"Sebenarnya sangat mudah, untuk membuat putrimu hancur, Nyonya Dona yang terhormat. Kamu mau lihat salah satunya," bisik Aozora, ambigu.

Aozora pun meraih tasnya dari kursinya dan merogoh ponselnya. "Nih salah satunya," Aozora memperlihatkan photo Tsania dalam keadaan tanpa busana ke arah Dona.

"Bukan hanya ini, tapi banyak! Aku juga punya video yang sangat menjijikkan, di mana putrimu dan Dimas melakukan hal layaknya suami istri sebelum menikah. Dan kamu tahu, tanggal, bulan dan tahunnya saat mereka melakukannya juga ada. Karena menantu bodohmu itu lengkap menuliskannya di keterangan video itu," sambung Aozora lagi dengan senyum puas melihat wajah pucat wanita yang sangat dibencinya itu.

"Ka-kamu dapat dari mana semua itu? hapus cepat! Kalau tidak aku akan tidak segan-segan untuk__"

"Tidak segan-segan untuk apa? Kamu mau melenyapkanku? aku pastikan kamu tidak akan sanggup!" ledek Aozora.

"Dasar wanita sialan! Sini handpone kamu!" Dona berniat merampas handphone dari tangan Aozora. Namun wanita itu berhasil menghindar.

"Yakin kamu mau merampas handphone ini dari tanganku sekarang? Kamu tidak takut kalau dengan tindakanmu sekarang, bisa menarik perhatian orang-orang yang ada di sini? Kalau sudah begitu bisa-bisa aib putrimu akan terbongkar sekarang juga, dan bisa dipastikan Tante Meta akan mendepaknya, sekarang juga, dan meminta Dimas menceraikan putrimu. Kasihan kan, baru menikah tapi langsung jadi janda. Udah jadi janda, jadi bahan omongan se-Indonesia lagi," kali ini Aozora benar-benar merasa puas melihat wajah kekalahan Dona.

"Nak, tolong jangan begitu! Bagaimanapun Tsania itu adik kamu. Tolong, hapus semuanya. Anggaplah kali ini kamu melakukannya demi papamu ini," Aditya yang dari tadi diam saja, buka suara dengan intonasi yang sangat lembut.

"Siapa anda memintaku seperti itu? Ingatkan kalau aku sudah pernah mengatakan kalau kita sudah tidak punya hubungan lagi, karena anda sudah menjualku? Jadi, untuk apa aku melakukannya demi anda?" sahut Aozora dengan nada sinis dan tatapan penuh kebencian.

"Kamu ya ... Benar-benar melunjak!" Dona mengangkat tangannya hendak menampar Zora.

"Silakan tampar! Tapi ingat, sekali tanganmu menyentuh wajahku, detik ini juga aku akan menyebarkan aib putrimu!" tangan Dona sontak berhenti di udara mendengar ancaman Aozora.

"Ingat, nasib dan reputasi putrimu ada di tanganku! Dan asal kamu tahu juga, aku bahkan sudah mengkopi banyak sekali, bukan hanya di handpone ini. Mulai sekarang, sekali saja kamu mengusikku, aku pastikan photo-photo dan video asusila Tsania akan tersebar di semua media sosial!" sambung Aozora lagi, sembari kembali duduk di kursinya.

Tbc

Terpopuler

Comments

Ni Ning

Ni Ning

bagus zora.....buat pelajaran bagi mama tiri kamu....dan tuk ayah kamu .....biar kan dia menyesal telah menjual mu....

2024-05-02

0

Reni Ajja Dech

Reni Ajja Dech

pintarrrrrr bangatttt

2024-04-23

0

Sukliang

Sukliang

jitu zora ancamannya

2024-04-22

0

lihat semua
Episodes
1 Dipaksa untuk menikah
2 Keputusan Aozora
3 Alasan Amber.
4 Sah berganti status jadi istri
5 Menyampaikan uneg-uneg
6 Cantik
7 Daren
8 Permintaan Arsenio
9 Membersihkan tubuh Arsen
10 Hari pertama ke perusahaan
11 Dimas turun jabatan
12 Kedatangan Tsania
13 Kepanikan Tsania dan Dimas
14 Kita tidak bisa bersantai lagi
15 Bingung
16 Ancaman Aozora
17 Kepanikan Dimas dan Tsania
18 Kekesalan Arsenio
19 Gagal
20 Bangun
21 Hampir saja
22 Hampir saja 2
23 Berusaha menahan rasa kesal
24 Kamu butuh bantuan?
25 Apa dia sebaik itu?
26 Dia pasti cemburu
27 Aksi Damian
28 Ini pasti ulah Aozora
29 Terlalu percaya diri
30 Kepanikan Dona
31 Kamu harus berterima kasih padaku
32 Kamu harus menemaniku terapi
33 Ribut
34 Hampir saja
35 Siapa kamu?
36 bertemu Danuar
37 Aditya marah
38 Kembali ke pemilik asli
39 Sedikit kecewa
40 Selingkuh ?
41 Permulaan karma
42 Anda lebih tega
43 Bagaimana perasaanmu sekarang padaku?
44 Apa yang harus aku lakukan
45 Ancaman Dona.
46 cantik sekali!
47 Rencana licik Damian
48 Kemarahan Arsen
49 Aozora hilang sabar
50 Anggap saja aku sudah mati
51 Sulit dipahami
52 Bosan punya banyak uang
53 Aku tidak suka!
54 Rahasia Hanum
55 Akan kembali ke kantor
56 Pasrah
57 Sisi lain Arsen
58 Aku akan menghapus bekasnya
59 Dimas pulang
60 Ide gila Dona
61 Menyambut Arsen
62 Mau jadi sekretaris
63 Aku mau lihat sejauh mana rencanamu
64 Dona mengancam Tsania
65 Menemui Samudra!
66 Bella mendatangi Samudra
67 Ini tidak bisa dibiarkan
68 Provokasi Hanum
69 dia itu adik sepupuku
70 Aku sudah tidak peduli!
71 Apa yang aku lakukan itu keterlaluan?
72 Aku menyerah
73 Ke Makam
74 Dilema Tsania
75 Penyesalan Meta
76 pingsan
77 Keputusanku tetap sama.
78 Kalau tidak berguna buang saja!
79 Rencana Dimas
80 Acara Ulang tahun, Arsen
81 Ancaman Hanum
82 Aku juga tidak minta dilahirkan
83 Mengancam Danuar.
84 Aku harus bertindak
85 Ini semua rencanaku
86 Terpaksa melaporkan
87 Provokasi Hanum
88 Datang ke ruanganku sekarang!
89 Ya, Dia Raraku!
90 Aku mau menginap di sini
91 membujuk Aozora
92 Ke kantor polisi
93 Aku hamil.
94 Cerita Arsen
95 Kekesalan Arsen
96 Cari cara
97 Syarat Dimas
98 Aku ikhlas melakukannya
99 Perdebatan Bella dan Niko
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 bab 108
109 bab 109
110 bab 110
111 bab 111
112 bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 bab 115
116 bab 116
117 bab 117
118 bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Pengumuman
126 Pengumuman
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Dipaksa untuk menikah
2
Keputusan Aozora
3
Alasan Amber.
4
Sah berganti status jadi istri
5
Menyampaikan uneg-uneg
6
Cantik
7
Daren
8
Permintaan Arsenio
9
Membersihkan tubuh Arsen
10
Hari pertama ke perusahaan
11
Dimas turun jabatan
12
Kedatangan Tsania
13
Kepanikan Tsania dan Dimas
14
Kita tidak bisa bersantai lagi
15
Bingung
16
Ancaman Aozora
17
Kepanikan Dimas dan Tsania
18
Kekesalan Arsenio
19
Gagal
20
Bangun
21
Hampir saja
22
Hampir saja 2
23
Berusaha menahan rasa kesal
24
Kamu butuh bantuan?
25
Apa dia sebaik itu?
26
Dia pasti cemburu
27
Aksi Damian
28
Ini pasti ulah Aozora
29
Terlalu percaya diri
30
Kepanikan Dona
31
Kamu harus berterima kasih padaku
32
Kamu harus menemaniku terapi
33
Ribut
34
Hampir saja
35
Siapa kamu?
36
bertemu Danuar
37
Aditya marah
38
Kembali ke pemilik asli
39
Sedikit kecewa
40
Selingkuh ?
41
Permulaan karma
42
Anda lebih tega
43
Bagaimana perasaanmu sekarang padaku?
44
Apa yang harus aku lakukan
45
Ancaman Dona.
46
cantik sekali!
47
Rencana licik Damian
48
Kemarahan Arsen
49
Aozora hilang sabar
50
Anggap saja aku sudah mati
51
Sulit dipahami
52
Bosan punya banyak uang
53
Aku tidak suka!
54
Rahasia Hanum
55
Akan kembali ke kantor
56
Pasrah
57
Sisi lain Arsen
58
Aku akan menghapus bekasnya
59
Dimas pulang
60
Ide gila Dona
61
Menyambut Arsen
62
Mau jadi sekretaris
63
Aku mau lihat sejauh mana rencanamu
64
Dona mengancam Tsania
65
Menemui Samudra!
66
Bella mendatangi Samudra
67
Ini tidak bisa dibiarkan
68
Provokasi Hanum
69
dia itu adik sepupuku
70
Aku sudah tidak peduli!
71
Apa yang aku lakukan itu keterlaluan?
72
Aku menyerah
73
Ke Makam
74
Dilema Tsania
75
Penyesalan Meta
76
pingsan
77
Keputusanku tetap sama.
78
Kalau tidak berguna buang saja!
79
Rencana Dimas
80
Acara Ulang tahun, Arsen
81
Ancaman Hanum
82
Aku juga tidak minta dilahirkan
83
Mengancam Danuar.
84
Aku harus bertindak
85
Ini semua rencanaku
86
Terpaksa melaporkan
87
Provokasi Hanum
88
Datang ke ruanganku sekarang!
89
Ya, Dia Raraku!
90
Aku mau menginap di sini
91
membujuk Aozora
92
Ke kantor polisi
93
Aku hamil.
94
Cerita Arsen
95
Kekesalan Arsen
96
Cari cara
97
Syarat Dimas
98
Aku ikhlas melakukannya
99
Perdebatan Bella dan Niko
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
bab 108
109
bab 109
110
bab 110
111
bab 111
112
bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
bab 115
116
bab 116
117
bab 117
118
bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Pengumuman
126
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!