Kedatangan Tsania

Aozora menghampiri meja yang sebentar lagi akan menjadi meja kerjanya. Matanya seketika berkilat-kilat menahan tangis begitu melihat ada sebuah pigura photo Dimas dengan Tsania. Hatinya benar-benar seperti dicabik-cabik, bukan karena cemburu, tapi karena benar-benar merasa sudah dibodohi selama ini.

"Sebenarnya sejak kapan sih kalian berdua bermain di belakangku? Bahkan aku tidak tahu kalau kamu adalah sepupu pemilik perusahaan besar di negara ini. Semuanya kamu tutupi. Kalian berdua benar-benar brengsek! Aku benar-benar buta bisa mencintai pria freak seperti kamu, Dimas bajingan!" umpat Aozora sembari melemparkan pigura photo itu ke dalam tong sampah.

Aozora kemudian mulai membuka-buka map yang dia tahu pasti dokumen-dokumen mengenai perusahaan. Ia berniat untuk mempelajarinya, menunggu pemuda bernama Niko itu kembali.

"Sayang, bagi duit dong, aku mau shopping!"

Baru saja Aozora mendaratkan tubuhnya duduk di kursi yang jadi miliknya sekarang, tiba-tiba seseorang main masuk saja tanpa mengetuk pintu sama sekali.

"Kak Aozora? Kenapa kamu ada di sini?" tenyata yang baru saja datang itu adalah Tsania, adik sekaligus wanita yang sudah merebut semua kebahagiaannya. Mulai dari kasih sayang, papa mereka, mengambil calon suaminya bahkan juga perusahaan almarhumah mamanya.

"Kamu yang ngapain datang ke sini? kamu juga asal masuk saja. Kamu benar-benar tidak punya etika. Tidak heran sih, wanita yang melahirkanmu juga tidak punya etika, jadi tentu saja anaknya seperti itu," Aozora berbicara dengan sangat lembut namun di balik ucapannya terselip sindiran pedas.

"Jaga ucapanmu! di mana Kak Dimas? Atau jangan-jangan kamu datang ke sini mau menggodanya, berharap dia balik ke kamu lagi ya? Jangan harap!" Tsania menatap Aozora dengan tatapan merendahkan.

Aozora tersenyum smirk, berdiri dari tempat duduknya, lalu melangkah mendekat ke arah salah satu wanita yang sangat dia benci sekarang.

"Buat apa aku menggodanya? Aku ini mahal, jadi tidak pantas untuk laki-laki murahan seperti dia. Yang murahan itu pantasnya untuk yang murahan juga, seperti kamu!" lagi-lagi Aozora berbicara dengan lembut tapi sangat menusuk.

"Hei, kamu benar-benar brengsek ya! Siapa yang murahan? mahar aku mahal, tidak seperti kamu yang gratis. Kamu dinikahkan papa karena bayar utang kan? miris!"

Aozora mengepalkan tangannya dengan sangat kencang mendengar hinaan yang terlontar dari mulut wanita yang dia anggap wanita paling tidak tahu diri itu. Ingin rasanya menyumpal mulut wanita yang sama sekali tidak pernah dia anggap adiknya itu Namun, dia berusaha untuk menahan diri karena dia merasa untuk menghadapi Tsania bukan dengan kekerasan, melainkan dengan cara halus.

"Aku memang dinikahi untuk bayar utang. Tapi, jangan salah, aku tetap mahal. Buktinya setelah aku menikah, aku bisa duduk di ruangan ini dengan posisi CEO, menggantikan calon suami sampahmu itu!" Aozora berjalan ke arah sofa, duduk menyender lalu menyilangkan kakinya.

"Cih, kamu kira aku percaya? Jangan mimpi kamu bisa jadi CEO di perusahaan sebesar ini." sudut bibir Tsania sedikit naik ke atas tersenyum meremehkan.

"Aku tidak butuh kamu mau percaya atau tidak. Karena tidak akan ada pengaruhnya untukku. Yang jelas sekarang kamu bisa keluar karena mataku sakit melihatmu di sini. Lagian aku juga mau bekerja," Aozora menunjuk ke arah pintu.

"Hei, berani sekali kamu mengusirku! Aku tidak akan keluar karena aku yakin kalau kedatanganmu ke sini hanya untuk menggoda Kak Dimas lagi. Sekarang kamu kasih tahu aku, di mana ka Dimas, kamu sembunyikan? Kak Dimas, keluar Sayang!"" Tsania, mengitari seluruh ruangan sembari memanggil-memanggil nama pria itu.

Aozora berdecih, tersenyum sinis merasa bodo amat dan kembali melangkah ke kursinya kembali, memilih menganggap tidak ada orang di ruangan itu selain dirinya.

Ia pun duduk kembali sembari membuka laptop. Aozora menggertakkan giginya, ketika laptop menyala, yang menyambutnya adalah photo Tsania yang memperlihatkan tubuhnya tanpa sehelai benangpun.

"Menjijikkan!" umpat Aozora.

"Hei! kenapa kamu duduk di sana! Beraninya kamu, itu kursi Kak Dimas!" bentak Tsania, geram.

Aozora berdecak lalu mengembuskan napas sekali hentakan. " Kamu tuli ya? Bukannya aku sudah mengatakan kalau kursi ini sekarang milikku? Apa kamu kira aku lagi becanda? Sekarang kamu keluar dari ruangan ini, karena aku sudah muak melihat wajahmu!" m

tatapan Aozora semakin tajam, imbas dari photo menjijikkan yang baru saja dia lihat itu.

"Aku tidak tuli! Tapi aku sama sekali tidak percaya. Karena mustahil, kamu bisa menggantikan Kak Dimas. Emangnya siapa kamu?" Tsania menatap sinis ke arah Aozora.

"Kamu mau tahu siapa aku? Kamu bodoh atau memang sudah lupa ingatan? Bukannya aku menikah dengan laki-laki lumpuh, demi bayar utang? Apa kamu tidak tahu kalau pria itu adalah pemilik dari perusahan ini. Papamu yang bego dan mamamu yang murahan itu memang tidak kasih tahu kamu ya?"

Mata Tsania membesar sempurna, terkesiap kaget mendengar ucapan yang baru saja terlontar dari mulut kakaknya itu.

"Kamu bohong kan?" Tsania menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Sh*it, kenapa aku bisa tidak ngeh sih? Bukannya saat itu papa menyebut nama Arsenio saat meminta kak Aozora menikah? Bodoh sekali aku, tidak terlalu peduli dan hanya fokus main handphone? Tahu begitu, aku mau saja menikah dengan pria itu walaupun dia lumpuh, lalu diam-diam aku alihkan lagi perusahaan ini atas namaku. Untuk kebutuhan biologis, kan aku bisa melakukannya diam-diam dengan Kak Dimas," Tsania menggerutu, merutuki kebodohannya.

"Kenapa diam? Apa kamu sudah ingat?" Aozora tersenyum meledek.

"Aku rasa kamu sudah ingat, jadi aku tidak perlu menjelaskan lagi, kenapa aku bisa ada di ruangan ini. Aku sekarang istri dari Arsenio, pemilik perusahaan ini. Sedangkan Dimas hanya seorang pria pecundang anak dari pengusaha yang perusahaannya bangkrut karena tidak becus. Untungnya dia masih sepupu suamiku, kalau tidak dia pasti sudah jadi gembel dan aku yakin kalau kamu pasti tidak akan mau dengan dia," sambung Aozora lagi.

"Brengsek kamu! Dasar sampah!" maki Tsania.

"Ow, sampah kok teriak sampah? kamu sudah sampah, murahan lagi. Lihat ini, badan kamu aja sampai kamu ekspos seperti ini pada pria yang belum jadi suamimu. Semurah itu ternyata kamu. Benar-benar mirip sama mama kamu," Aozora, memperlihatkan photo yang ada di laptop itu.

"Sialan! Kenapa Dimas membuat photo itu wallpapernya sih?" Tsania mulai merutuki kebodohan Dimas.

"Kamu benar-benar licik, kak Zora! Kamu pasti yang meminta mertuamu untuk bisa mengambil alih kepemimpinan perusahaan ini dengan tujuan untuk menjatuhkan Kak Dimas, iya kan? Kamu benar-benar busuk!" Tsania menatap Aozora penuh kebencian.

"Terserah kamu mau mengatakan apapun, aku tidak peduli! Yang jelas, sekarang kamu tidak bisa minta uang yang banyak ke Dimas lagi untuk gaya hidupmu yang glamour itu. Terlebih perusahaan mamaku yang kalian rebut, pasti keuangannya masih goyang kan? Silakan nikmati dulu yang sekarang, karena yang terjadi sekarang ini belum seberapa dibandingkan dengan yang akan terjadi ke depannya," mata Aozora memerah penuh amarah.

Tbc

Terpopuler

Comments

Sukliang

Sukliang

sipppp zora
mmgbsampah cocoknya diletakan sama sampaj

2024-04-22

0

Karlina S. Wiratmadja

Karlina S. Wiratmadja

kereen zora..

2024-05-03

0

Susilawati

Susilawati

kalo aku jadi Zora, foto nya si Tsania yg ada di laptop itu di simpan dulu utk salah satu bahan utk membalas mereka.

2024-02-05

5

lihat semua
Episodes
1 Dipaksa untuk menikah
2 Keputusan Aozora
3 Alasan Amber.
4 Sah berganti status jadi istri
5 Menyampaikan uneg-uneg
6 Cantik
7 Daren
8 Permintaan Arsenio
9 Membersihkan tubuh Arsen
10 Hari pertama ke perusahaan
11 Dimas turun jabatan
12 Kedatangan Tsania
13 Kepanikan Tsania dan Dimas
14 Kita tidak bisa bersantai lagi
15 Bingung
16 Ancaman Aozora
17 Kepanikan Dimas dan Tsania
18 Kekesalan Arsenio
19 Gagal
20 Bangun
21 Hampir saja
22 Hampir saja 2
23 Berusaha menahan rasa kesal
24 Kamu butuh bantuan?
25 Apa dia sebaik itu?
26 Dia pasti cemburu
27 Aksi Damian
28 Ini pasti ulah Aozora
29 Terlalu percaya diri
30 Kepanikan Dona
31 Kamu harus berterima kasih padaku
32 Kamu harus menemaniku terapi
33 Ribut
34 Hampir saja
35 Siapa kamu?
36 bertemu Danuar
37 Aditya marah
38 Kembali ke pemilik asli
39 Sedikit kecewa
40 Selingkuh ?
41 Permulaan karma
42 Anda lebih tega
43 Bagaimana perasaanmu sekarang padaku?
44 Apa yang harus aku lakukan
45 Ancaman Dona.
46 cantik sekali!
47 Rencana licik Damian
48 Kemarahan Arsen
49 Aozora hilang sabar
50 Anggap saja aku sudah mati
51 Sulit dipahami
52 Bosan punya banyak uang
53 Aku tidak suka!
54 Rahasia Hanum
55 Akan kembali ke kantor
56 Pasrah
57 Sisi lain Arsen
58 Aku akan menghapus bekasnya
59 Dimas pulang
60 Ide gila Dona
61 Menyambut Arsen
62 Mau jadi sekretaris
63 Aku mau lihat sejauh mana rencanamu
64 Dona mengancam Tsania
65 Menemui Samudra!
66 Bella mendatangi Samudra
67 Ini tidak bisa dibiarkan
68 Provokasi Hanum
69 dia itu adik sepupuku
70 Aku sudah tidak peduli!
71 Apa yang aku lakukan itu keterlaluan?
72 Aku menyerah
73 Ke Makam
74 Dilema Tsania
75 Penyesalan Meta
76 pingsan
77 Keputusanku tetap sama.
78 Kalau tidak berguna buang saja!
79 Rencana Dimas
80 Acara Ulang tahun, Arsen
81 Ancaman Hanum
82 Aku juga tidak minta dilahirkan
83 Mengancam Danuar.
84 Aku harus bertindak
85 Ini semua rencanaku
86 Terpaksa melaporkan
87 Provokasi Hanum
88 Datang ke ruanganku sekarang!
89 Ya, Dia Raraku!
90 Aku mau menginap di sini
91 membujuk Aozora
92 Ke kantor polisi
93 Aku hamil.
94 Cerita Arsen
95 Kekesalan Arsen
96 Cari cara
97 Syarat Dimas
98 Aku ikhlas melakukannya
99 Perdebatan Bella dan Niko
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 bab 108
109 bab 109
110 bab 110
111 bab 111
112 bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 bab 115
116 bab 116
117 bab 117
118 bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Pengumuman
126 Pengumuman
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Dipaksa untuk menikah
2
Keputusan Aozora
3
Alasan Amber.
4
Sah berganti status jadi istri
5
Menyampaikan uneg-uneg
6
Cantik
7
Daren
8
Permintaan Arsenio
9
Membersihkan tubuh Arsen
10
Hari pertama ke perusahaan
11
Dimas turun jabatan
12
Kedatangan Tsania
13
Kepanikan Tsania dan Dimas
14
Kita tidak bisa bersantai lagi
15
Bingung
16
Ancaman Aozora
17
Kepanikan Dimas dan Tsania
18
Kekesalan Arsenio
19
Gagal
20
Bangun
21
Hampir saja
22
Hampir saja 2
23
Berusaha menahan rasa kesal
24
Kamu butuh bantuan?
25
Apa dia sebaik itu?
26
Dia pasti cemburu
27
Aksi Damian
28
Ini pasti ulah Aozora
29
Terlalu percaya diri
30
Kepanikan Dona
31
Kamu harus berterima kasih padaku
32
Kamu harus menemaniku terapi
33
Ribut
34
Hampir saja
35
Siapa kamu?
36
bertemu Danuar
37
Aditya marah
38
Kembali ke pemilik asli
39
Sedikit kecewa
40
Selingkuh ?
41
Permulaan karma
42
Anda lebih tega
43
Bagaimana perasaanmu sekarang padaku?
44
Apa yang harus aku lakukan
45
Ancaman Dona.
46
cantik sekali!
47
Rencana licik Damian
48
Kemarahan Arsen
49
Aozora hilang sabar
50
Anggap saja aku sudah mati
51
Sulit dipahami
52
Bosan punya banyak uang
53
Aku tidak suka!
54
Rahasia Hanum
55
Akan kembali ke kantor
56
Pasrah
57
Sisi lain Arsen
58
Aku akan menghapus bekasnya
59
Dimas pulang
60
Ide gila Dona
61
Menyambut Arsen
62
Mau jadi sekretaris
63
Aku mau lihat sejauh mana rencanamu
64
Dona mengancam Tsania
65
Menemui Samudra!
66
Bella mendatangi Samudra
67
Ini tidak bisa dibiarkan
68
Provokasi Hanum
69
dia itu adik sepupuku
70
Aku sudah tidak peduli!
71
Apa yang aku lakukan itu keterlaluan?
72
Aku menyerah
73
Ke Makam
74
Dilema Tsania
75
Penyesalan Meta
76
pingsan
77
Keputusanku tetap sama.
78
Kalau tidak berguna buang saja!
79
Rencana Dimas
80
Acara Ulang tahun, Arsen
81
Ancaman Hanum
82
Aku juga tidak minta dilahirkan
83
Mengancam Danuar.
84
Aku harus bertindak
85
Ini semua rencanaku
86
Terpaksa melaporkan
87
Provokasi Hanum
88
Datang ke ruanganku sekarang!
89
Ya, Dia Raraku!
90
Aku mau menginap di sini
91
membujuk Aozora
92
Ke kantor polisi
93
Aku hamil.
94
Cerita Arsen
95
Kekesalan Arsen
96
Cari cara
97
Syarat Dimas
98
Aku ikhlas melakukannya
99
Perdebatan Bella dan Niko
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
bab 108
109
bab 109
110
bab 110
111
bab 111
112
bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
bab 115
116
bab 116
117
bab 117
118
bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Pengumuman
126
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!