Bab 18

"Maya?!" Dewi terbelalak dalam keterkejutannya.

Prasetyo juga ikut berdiri kala melihat Dewi berjalan kearah Maya.

Dewi semakin dekat pada Maya yang terpaku didepan kamar tamu. Sementara Dewi mengerutkan dahinya.

"Kenapa kau disini? Apa yang kau lakukan dirumahku?" tanya Dewi menatap lurus wajah Maya.

Maya bukannya menjawab dia malah menatap kearah Prasetyo yang sedang berjalan kearah mereka.

"Aku yang membawanya!" jawabnya dari belakang Dewi. Sontak Dewi menoleh dan menatap tajam suaminya.

"Apa!?"

"Dia akan tinggal disini sementara sampai mendapatkan kontrakan yang baru. Ada masalah dengan kontrakan yang dia tempati. Jadi aku membawanya kemari," Prasetyo menjelaskan pada Dewi.

"Aku tidak bisa menerimanya. Sebaiknya Maya segera pergi dari sini!" Dewi keberatan tinggal kembali satu atap dengan Maya meski hanya satu hari.

"Aku yang memutuskan! Aku adalah kepala rumah tangga!" Prasetyo berbicara dengan angkuh dihadapan Dewi dan Maya.

"Apa?!" Kali ini Dewi mendongak kaget. Untuk pertama kalinya kesombongan suaminya membuatnya terluka.

"Dia akan tetap disini. Aku yang memutuskannya!" ulang Prasetyo menegaskan.

"Baiklah! Jika itu yang kau inginkan!"

Dewi dengan geram berbalik dan memejamkan matanya dengan kecewa dan terluka. Dihadapan wanita jala*Ng ini suaminya telah merendahkan dirinya.

Dengan kasar Dewi mengambil tas kerjanya lalu pergi tanpa menghabiskan sarapannya.

Sementara Prasetyo dan Maya hanya saling tatap tanpa bicara. Namun Maya langsung mencari simpati darinya.

"Sebaiknya aku pergi saja. Dewi jelas menolak kehadiran ku disini," ucap Maya sambil tertunduk dihadapan Prasetyo.

"Dia tidak akan bisa berbuat apa-apa. Dia sudah tak punya siapa-siapa lagi. Hanya aku yang dia punya saat ini. Memangnya apa yang akan dia lakukan tanpa aku?" ucap Prasetyo dengan angkuh.

"Tapi Mas ... !"

"Ayo! Duduk sini. Kamu harus sarapan dan makan yang banyak. Kamu sedang hamil," ucap Prasetyo merangkul Maya duduk di kursi.

Sementara dari dapur suster dan bibi saling berbisik melihat keributan yang baru saja terjadi.

"Kasihan Non Dewi. Dugaanku ternyata benar. Wanita itu seperti ular!" Gerutu bibi bicara pada suster di dekatnya.

"Memangnya siapa dia bi?"

"Dia adalah teman Non Dewi. Tapi dia itu teman yang tidak tahu diri! Sudah di beri tumpangan, malah menikam dari belakang!" Si bibi terlihat sangat geram melihat Maya bermanja pada Prasetyo sambil makan. Sementara Dewi sudah pergi ke kantor karena muak dengan semua itu.

Sampai dikantor Dewi nampak tidak bisa konsentrasi bekerja. Berulang kali dia salah menulis nama seseorang. Hingga Pak Devan memanggilnya ke ruangannya.

"Bu Dewi! Anda di panggil pak Devan!" kata seorang Staff di dekatnya yang baru saja masuk ke ruangan bosnya.

"Eh, iya!" Dewi menutup berkas yang sedang dia kerjakan dan berjalan ke ruangan bosnya.

Kreeekkk!

"Duduk Dewi!" suara Devan ketika Dewi membuka pintu.

"Terimakasih pak!"

Lama pak Devan mengamati wajah Dewi sementara Dewi terlihat tak bercahaya dan matanya nyaris datar tanpa ekspresi.

"Lihat ini!" Devan memberikan lima lembar dengan nama yang semuanya diketik salah olehnya.

"Apa ini?" Dewi terkejut.

"Kau salah mengetik semua nama ini. Ada apa? Tidak biasanya kau seperti ini?" tanya Devan menatap lurus wajah Dewi.

"Ehm, tidak ada masalah. Biar saya perbaiki sekarang juga!" Dewi langsung menumpuk kertas itu dan akan membawa ke meja kerjanya.

Namun salah satu tangan Devan malah mencegahnya setelah dia lihat tanda merah di leher Dewi.

"Kenapa lehermu?"

Dengan cepat Dewi menutupi lehernya yang semalam di cengkeram oleh suaminya hingga beberapa tanda merah itu masih kentara.

"Tidak papa pak. Ini hanya saya tidak hati-hati saat memakai baju," Dewi tetap tidak mau berbicara perihal rumah tangga pada orang lain.

"Ada hukum tentang kdrt. Buatlah visum dan laporkan semua yang kau alami," kata Devan seakan dia tahu tanpa Dewi bicara jujur padanya.

"Apa? Darimana bapak tahu semua itu?"

Devan tersenyum seakan semua kehidupan Dewi sudah dia ketahui tanpa bertanya padanya.

"Ambil tindakan dan jangan diam saja!"

Dewi terpana namun tak ingin membahasnya lebih dalam.

"Pak saya permisi!" ucap Dewi terburu-buru sambil membawa berkas itu dan akan dia perbaiki. Dewi kembali ke meja kerjanya dan segera memperbaiki kesalahan yang dia lakukan.

Jam makan siang.

Semua Staff keluar kecuali Dewi. Nampak dia menatap kosong ke layar monitor tanpa ekspresi.

Dari jauh Devan memperhatikan sikap Dewi lalu dia berjalan mendekatinya.

"Mari makan siang!" ucapnya berdiri didekat Dewi yang kaget.

"Saya masih kenyang!" sahut Dewi.

"Kau menolak, meski atasanmu yang mengajaknya! Ini perintah!" ucap Devan dengan tegas.

Akhirnya Dewi menarik nafas panjang dan mengambil tas kecilnya.

"Baiklah!"

.

Pulang kantor, Dewi dengan cepat naik ojek tanpa menunggu taksi. Sementara Devan yang tadinya akan memberinya tumpangan menjadi terkejut. Dewi sudah membonceng tukang ojek yang mangkal. Namun karena penasaran, Devan mengikutinya.

Dewi berhenti di kantor pengacara, sementara Devan tetap diam di mobilnya dan hanya memperhatikan kala Dewi masuk ke kantor itu saja.

"Dia mengambil langkah yang benar!" gumam Devan sambil menyalakan mesin mobilnya kembali dan melaju dari tempat itu.

"Jadi, anda akan mendaftarkan besok?"

"Iya pak. Sepertinya semua semakin tidak terkendali," jawab Dewi.

"Baiklah. Saya sudah persiapkan semua tuntutan dan yang lainnya," ucap Pengacara itu.

"Terimakasih pak!"

Dewi lalu keluar dan berjalan ke jalan raya untuk menunggu taksi.

Namun sebuah mobil yang sangat dia kenal malah berhenti tepat di hadapannya.

"Masuklah!"

"Bapak?" Dewi terkejut bukan kepalang. Bagaimana mungkin bos nya bisa melihatnya ditempat ini.

"Tapi ...!"

"Cepat masuk!"

Dewi sebenarnya ragu, apalagi karena apa yang terjadi kemarin. Saat suaminya marah dan menuduhnya yang bukan-bukan.

Devan diam saja meskipun dia tahu Dewi baru saja datang ke kantor pengacara. Sementara Dewi yang tidak bicara malah merasa lelah dan mengantuk hingga akhirnya tertidur di mobil bosnya.

Saat Devan akan mengajaknya berbicara, dia menoleh dan mendapati Dewi lelap dalam tidurnya sepanjang perjalanan.

Melihat hal itu, Devan malah memperlambat laju kendaraannya seakan memberi waktu agar Dewi tidur lebih lama didalam mobilnya.

Hingga akhirnya Dewi terbangun dan kaget. Dengan tertunduk malu dia membersihkan bibirnya.

"Maaf, saya ketiduran," ucap Dewi dan Devan menoleh sekilas saja.

"Hem ..., sudah mau sampai. Kau mau aku antar kerumah mu sekalian?" ucap Devan sambil memperlambat mobilnya.

"Jangan! Saya turun disini saja!" Dewi melepas seatbelt nya.

"Baiklah!" Devan lalu berhenti di tempat yang sama seperti kemarin.

"Terimakasih pak!" Dewi mengangguk dalam. Devan tersenyum lalu melajukan mobilnya kembali.

Sementara Dewi melihat ke sekelilingnya dan dia kembali terkejut, karena Prasetyo keluar dari arah lainnya dan melihat dia diantar oleh bosnya.

Namun Prasetyo tidak berhenti, nampak ada Maya didalam mobilnya. Entah mereka akan pergi kemana.

"Awas saja kau nanti!" decak Prasetyo dengan kesal namun tidak menghentikan mobilnya.

Dewi sendiri hanya menatap mobil suaminya yang berlalu dengan nafas tertahan dan dadanya terasa amat sesak. Bagaimanapun mereka masih suami istri, dan suaminya saat ini tengah bersama wanita lain, didalam mobilnya.

"Jeng Dewi!" ucap seseorang keluar berjalan ke arahnya.

"Bu Bella!"

"Kok Jeng Dewi ngga bilang sih, kalau tertarik dengan rumah saya. Tadi suamimu datang bersama sekretarisnya. Akhirnya aku jadi pindah. Rumah itu akan dibeli oleh suamimu!"

"Apa!?" Dewi terpana dengan shock di matanya.

"Aku dan suamiku akan pindah ke Kalimantan. Kami akan menetap disana. Jadi kami menjual rumah kami," sahut tetangganya.

"Ohh, jadi suami saya akan membeli rumah itu?"

"Iya. Selamat ya jeng! Suamimu sudah sukses sekarang. Katanya udah jadi direktur ya! Hem, kau sangat beruntung!" kata Bella sebelum akhirnya pamit pada Dewi yang hanya terpana melihat semua ini.

Dewi menyudahi percakapan itu dan bergegas kembali kerumahnya. Begitu masuk, dia mendapatkan rumahnya sepi. Nampak matanya tertuju pada foto pernikahan yang masih terpajang di dinding.

Lama di terpaku menatap dari kejauhan. Kakinya lalu melangkah ke kamar tamu. Dia perlahan membuka kamar itu.

Namun ternyata kamar itu telah rapi. Tidak ada satupun barang milik Maya terlihat disana.

"Apakah rumah itu untuk Maya?!"

Saat Dewi berbalik dia terkejut karena suaminya telah berdiri di belakangnya dan menatapnya dengan penuh emosi.

"Mas Pras!" Dewi menjadi terkejut sekaligus gemetar.

Sreeekkkk!

Kembali dengan kasar Prasetyo menarik Dewi dan menyeretnya ke kamar mereka. Lalu membanting tubuhnya dengan kasar diatas ranjang!

Buuukkkk!

Aaawww!

"Buka cepat! Akan aku lihat apakah kau baru saja berhubungan dengan pria itu atau tidak!"

"Apa! Kau ini apa-apaan?!" Dewi heran dengan perubahan sikap Prasetyo yang menjadi kasar setiap kali melihat dia di antar oleh atasannya.

Sreekkk!

Prasetyo membuka paksa pakaian bawah Dewi dan memegang isinya. Ternyata tidak lembab. Artinya mereka tidak berhubungan int*m, batin Prasetyo.

"Kau! Kau keterlaluan!" Dewi tak menduga suaminya selancang itu dan dengan paksa memeriksa milik pribadinya yang sensitif.

"Sudah ku bilang berhenti bekerja dan jauhi pria itu!" hardik Prasetyo dan dengan cepat Dewi mengambil vas lalu dia lemparkan ke tembok hingga hampir saja mengenai suaminya.

Prangggg!

Vas itu hancur seketika.

Suster dan Bibi berlarian menuju kamar majikannya ketika mendengar suara gaduh didalam sana.

Bersambung ...

Terpopuler

Comments

Lee Mba Young

Lee Mba Young

𝒌𝒂𝒑𝒐𝒌 𝒍𝒂𝒉 𝒅𝒆𝒘𝒊 𝒋𝒅 𝒘𝒂𝒏𝒊𝒕𝒂 𝒈𝒌 𝒕𝒆𝒈𝒆𝒔 𝒅𝒂𝒉 𝒕𝒂𝒖 𝒔𝒖𝒂𝒎𝒊 𝒔𝒆𝒍𝒊𝒏𝒈𝒌𝒖𝒉 𝒌𝒅𝒓𝒕 𝒎𝒍𝒉 𝒔𝒂𝒏𝒕𝒂𝒊 𝒔𝒂𝒏𝒕𝒂𝒊 𝒈𝒌 𝒅𝒊 𝒍𝒂𝒘𝒂𝒏 𝒄𝒎 𝒅𝒊𝒂𝒎 𝒔𝒂𝒋𝒂. 𝒉𝒓𝒔 𝑫𝒓 𝒂𝒘𝒂𝒍 𝒌𝒂𝒏 𝒄𝒆𝒓𝒂𝒊 𝒎𝒍𝒉 𝒃𝒆𝒓𝒍𝒂𝒈𝒂𝒌 𝒔𝒐𝒌 𝒃𝒆𝒓𝒕𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒌 𝒑𝒊𝒌𝒊𝒓 𝒊𝒔𝒐 𝒏𝒈𝒂𝒍𝒂𝒉𝒏𝒆 𝑴𝒂𝒚𝒂 𝒔𝒌𝒓𝒏𝒈 𝒎𝒍𝒉 𝒅𝒊 𝒔𝒊𝒌𝒔𝒂 𝒌𝒂𝒖 𝒔𝒎 𝒔𝒖𝒂𝒎𝒊𝒎𝒖.

2023-07-20

2

Masitoh Masitoh

Masitoh Masitoh

suami MCM pras jgn d pertahan merosak mental dewi bah penzina mundur dewi mulakan hidup baru..kamu bisa..lnjut

2023-07-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!