Melihat kanan kiri dengan penuh ketelitian, mungkin saja keberadaan Dirga masih tidak jauh dari posisi Indah sekarang. Indah sudah mengelilingi area dalam rumah sakit, namun dirinya tidak dapat menemukan Dirga. Akhirnya, Indah memutuskan untuk mencari Dirga di area luar Rumah sakit. Ternyata benar, Dirga masih ada di area luar rumah sakit.
Indah berfikir kalau mungkin saja Dirga berada di area parkir rumah sakit, dan menunggu kehadirannya di sana. Akhirnya Indah, langsung menuju tempat parkir yang ada di rumah sakit itu dengan segera.
Dari kejauhan, Indah masih melihat mobil yang mirip dengan mobil mereka masih terparkir di area parkiran rumah sakit. Indah akhirnya memutuskan untuk mendekati mobil tersebut, dan ternyata benar itu adalah mobil mereka. Terdengar suar mesin mobil yang sedang di panaskan.
Indah kemudian semakin dekat dengan mobil mereka. Diketuknya kaca mobil itu, sehingga membuat orang yang didalam mobil tersebut membukakan kaca mobilnya.
Betapa terkejutnya Indah saat mengetahui orang dibalik pintu mobil itu bukanlah Dirga, namun seorang Pria tua asing yang wajahnya tidak Indah kenali sama sekali.
"Maaf, sebelumnya. Saya sepertinya salah mobil", Indah yang merasa tidak enak hati, langsung meminta maaf kepada Pria tua itu. Karena bukan hanya seorang pria yang berada di dalam mobil tersebut, ada seorang wanita dengan bayi yang sepertinya baru saja lahir.
"Tidak masalah neng", kemudian Pria tua itu langsung menutup kembali kaca mobilnya. Tidak lama kemudian dirinya juga langsung metancapkan gas, pergi dari rumah sakit itu.
Indah merasa kecewa terhadap dirinya, karena ia merasa tidak bisa mengingat mobilnya sendiri dengan baik. Indah kemudian kembali mencari keberadaan Dirga di area parkir tersebut, karena dirinya masih yakin bahwa Dirga masih di area rumah sakit itu.
Namun, sudah lebih dari 2 jam Indah tidak kunjung menemukan keberadaan Dirga di sana. Indah juga tidak bisa menghubungi Dirga, dikarenakan ponsel serta dompet milik Indah berada di dalam mobil tersebut.
Langit yang kini berubah warna menjadi keabuan, dengan tambahan suara gemuruh petir yang terdengar bergema. Ditumpahkannya air yang sudah ditampung begitu lama, Indah yang menunggu Dirga di luar ruangan langsung berlari untuk mendapatkan perlindungan.
Kepala Indah terkena tetesan air hujan yang turun dengan derasnya tanpa memberikan aba-aba, kemudian Indah langsung merapihkan penampilannya yang basah dengan di kibas-kibas kannya pakaian yang sedang dirinya gunakan itu.
Mengelap wajahnya yang penuh air dengan telapak tangan yang basah, tidak ada benda apapun yang bisa dirinya gunakan untuk mengeringkan tubuhnya. Dirinya terjebak di dalam area parkir, jika Indah keluar mungkin dirinya akan kembali terkena air hujan.
Tidak ada satpam saat itu, hanya Indah tinggal seorang diri di sana, dengan ditemani beberapa kendaraan milik pasien lainnya. Parkiran yang tidak terlalu cukup pencahayaannya, dengan hawa yang terasa cukup dingin membuat Indah merasakan kedinginan. Karena bagaimana pun juga, Indah hanya bisa berdiam diri menunggu Dirga di parkiran sepi itu dengan badan yang basah akibat air hujan.
Sampai saat ini masih tidak ada seorang pun yang hadir. Hujan yang sampai malam tak juga kunjung berhenti, tubuh Indah kini merasa tidak nyaman. Dirinya kini menjadi menggigil, dengan wajah yang terasa panas. Indah hanya bisa duduk merangkul tubuhnya, dengan harapan bisa memberikan kehangatan.
Dirga yang sampai saat ini tidak ada kabar, membuat Indah merasa harus menunggu Dirga di rumah sakit. Bagaimana pun juga, dirinya khawatir jika suatu saat Dirga akan kembali untuk menjemput dirinya pulang bersama.
Namun, nyata itu nihil terjadi. Sekarang waktu juga sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, dengan hujan yang kini kian mereda. Indah langsung keluar dari area parkir tersebut, dengan pakaian yang masih dalam keadaan setengah basah. Di luar juga sepi, tidak ada orang yang jalan berlalu-lalang. Hanya ada beberapa kendaraan yang melintas.
Langsung di carikan nya taxi di sekitar jalan raya itu oleh Indah, karena dirinya ingin segera sampai kerumah. Setidaknya jika Dirga belum sampai ke rumah, Indah masih bisa menghubungi Dirga lewat telpon rumah sehingga dapat langsung mengetahui kondisi Dirga.
Setelah menunggu beberapa menit di pinggir jalan raya, Indah dapat melihat taksi yang akan melintas di depannya dari kejauhan. Dirinya langsung dengan cepat, melambaikan tangannya agar supir taksi tersebut bisa melihat keberadaan dirinya di sana.
Supir taksi yang melihat Indah, segera langsung mendekat Indah sehingga. Kemudian, mobil tersebut kini sudah berhenti tepat di depan tubuh Indah, dengan segera Indah langsung membuka pintu mobil tersebut.
"Pak, tolong dengan segera antarkan Saya ke alamat rumah ini!" Indah memasuki mobil itu dengan perlahan, sembari memberitahukan alamat rumahnya dengan sangat rinci kepada supir taksi tersebut.
"Baik Bu". Supir yang langsung mengendarai mobil tersebut menuju ke alamat yang dituju.
Sesekali supir taksi tersebut melihat Indah yang sedang menoleh kanan kiri, seakan-akan sedang kebingungan lewat kaca mobil.
"Kenapa Bu? Ibu mau berhenti ke suatu tempat? Dari tadi saya perhatikan Ibu terlihat bingung, apa Ibu butuh sesuatu?" tanya penasaran supir taksi, sembari melihat wajah Indah dari kaca mobil yang berada diatas kepalanya.
"Tidak apa pak, Saya hanya ingin segera sampai ke alamat itu saja pak", dengan wajah yang tersenyum tipis, Indah melihat wajah supir itu.
"Baik Bu" kembali memperhatikan jalannya.
Akhirnya, mereka sudah sampai ke alamat yang dituju. Terlihat gerbang rumah yang masih tertutup rapat, Indah segera turun dari mobil tersebut.
"Pak tunggu sebentar ya, Saya tidak bawa uang. Saya ambil dulu kedalam, Bapak tunggu saya di sini", mengatakan nya sembari menutup pintu penumpang dengan senyuman.
Indah segera membuka pagar, yang ternyata pagar tersebut kini sudah tidak lagi dikunci. Sebelumnya saat meninggalkan rumah, Indah mengunci keseluruhan salah satunya adalah gerbang rumah. Dibukanya dengan perlahan, dan betapa terkejutnya Indah ketika melihat mobil yang sedari tadi dirinya tunggu sudah terparkir di dalam sana.
Indah berlari kecil, mendekati pintu rumah. Dirinya juga memegang gagang pintu dengan perlahan, dan ternyata itu juga sudah tidak terkunci. Langsung Indah masuk kedalam rumah, dan mendapati melihat Dirga yang sedang menonton serial telivisi kesukaan dirinya.
Mengingat dirinya belum membayar biaya taksi tersebut, Indah tanpa menghiraukan Dirga yang sedang santai duduk di ruang keluarga itu, langsung kembali menghampiri supir taksi tersebut untuk membayar biaya transportasinya.
Mobil taksi itu kini sudah menjauh dari area rumah mereka, dan Indah masih juga belum masuk kedalam rumah. Indah sudah terjatuh dengan lemas, dirinya sudah tidak bertenaga. Indah senang bercampur dengan perasaan kecewa, karena orang yang dari tadi dirinya khawatirkan ini memang sengaja meninggalkan dirinya sendirian di rumah sakit itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments