"Akh..." Tanpa aba-aba tentang apa yang akan dilakukannya, Dirga secara sengaja menampar dengan keras pipi kanan milik Indah. Indah tampak begitu terkejut, pipinya kini terasa sangat panas akibat tamparan yang dilakukan Dirga pada dirinya.
"Mengapa kamu menampar ku?" tanya Indah, dengan memegang pipi kanannya yang kini semakin memerah. Air mata nya juga secara alami jatuh dengan sendirinya, terbayang begitu sakit tamparan keras yang diberikan Dirga.
"Brengsek juga ya kamu! Kenapa kamu sangat pintar sekali untuk berbicara! Kamu sangat pandai berbohong dan membohongi orang Indah! Kamu buat saya seakan-akan lawan yang mudah kamu tangani!" mencengkram erat tubuh milik Indah.
"Aku melakukan itu ada alasannya, aku melakukan itu hanya karena tidak ingin membuat mereka berdua khawatir. Jika mereka tau tentang kondisi kamu, dan peristiwa kecelakaan yang menimpa kamu. Mereka pasti akan sangat terkejut, mereka berdua punya penyakit jantung yang sudah parah. Aku hanya tidak ingin sesuatu hal yang buruk terjadi!" ucap Indah dengan nada yang cukup tinggi. Tubuhnya juga berusa memberontak terhadap dari cengkraman kuat tangan Dirga.
"Terus! Katakan lagi! Berani sekali sekarang kamu sama saya Indah! Berani membalas semua ucapan saya!" Dirga menguatkan cengkraman tangannya di tubuh Indah. Kini, yang dirasakan Indah hanya rasa sakit yang begitu hebat. Isak tangis nya kembali terdengar, dengan suara rintihan kesakitan yang dirinya luapkan.
"Kenapa kamu melakukan ini.. Ini sangat menyakitkan, aku tidak melakukan kesalahan apapun terhadap mu. Dulu walaupun kamu sangat dingin terhadap ku, tetapi kamu tidak pernah melakukan hal kasar pada ku. Kenapa kamu melakukan hal ini?" kalimat yang di ucapkan oleh Indah terdengar tersengal-sengal akibat tangisannya.
"Kamu tidak melakukan kesalahan apapun kepada saya?! Kamu menjadi istri saya adalah sebuah kesalahan terbesar yang sudah kamu lakukan! Kamu merasa sakit hanya dengan tekanan kecil yang saya berikan ini?! Tapi apa kamu pernah berfikir bagaimana rasa sakit yang saya terima ini?! Masa depan saya yang harus terbelenggu setelah menikah dengan kamu!" jari telunjuknya menunjuk-nunjuk kepala Indah dengan begitu kasar.
"Hentikan.. Hentikan aku mohon hentikan!" tubuh Indah bergetar. Kedua tangan itu menutupi telinganya dengan sangat kuat, Indah tidak ingin mendengar apapun lagi. Sudah cukup Indah mendengar makian itu dari Dirga. Indah merasa dirinya sedang dihantam benda yang begitu berat, nafasnya kini tersengal-sengal sudah mulai tidak beraturan. Dirinya merasa sangat ketakutan, tubuhnya bergetar hebat. Kedua kakinya sudah tidak bertenaga lagi.
Tubuh Indah kini terasa menjadi ringan, pandangannya juga menjadi buruk. Indah merasa dirinya telah melihat 2 Dirga sedang berdiri di hadapannya, dengan ekspresi yang begitu marah. Tubuhnya ambruk, Indah sudah tidak bisa lagi menahan beban tubuhnya kembali.
...****************...
Setelah beberapa waktu Indah kembali sadar, matanya terbuka sedikit demi sedikit. Melihat sekeliling dengan seksama, Indah menyadari bahwa dirinya sedang terbaring lemah di atas ranjang. Ruangan itu terlihat sangat familiar bagi dirinya, ruangan itu yakni tidak lain dan tidak bukan kamar tidur miliknya.
Indah berusaha menggerakkan tubuhnya, namun tubuh Indah sangat lemah. Tidak ada yang bergerak meskipun Indah sudah berusaha, dirinya hanya bisa menggerakkan manik matanya untuk melihat keadaan di sekelilingnya.
Creaak.. Terdengar suara pintu kamar yang terbuka, Indah melihat Dirga yang perlahan mendekati dirinya dari balik pintu.
"Ouh! akhirnya bangun juga kamu! Kamu ini pingsan atau lagi simulasi untuk mati?! Lama sekali saya tunggu kamu untuk sadar. Sekarang cepat bagun!" bentak Dirga saat dirinya sudah berada dihadapan mata Indah.
"Ma-af, aku tidak tahu kalau aku sudah tertidur begitu lama. Tapi sekarang aku tidak bisa menggerakkan anggota tubuhku yang lain, aku merasa sangat tidak bertenaga", ucap Indah tertatih dengan badan yang masih terbaring di atas ranjang.
"Masa sih bangun dari ranjang saja kamu tidak bisa? Kamu ini sedang berpura-pura kan? Agar saya menjadi kasian terhadap kamu? Saya sudah tau kamu ini pandai berbohong! Saya tidak bisa langsung terjebak kedalam tipu muslihat kamu! Bangun sekarang!" dengan memaksakan tubuh Indah untuk bangkit dari ranjangnya.
Dengan paksaan yang begitu kasar dari Dirga, akhirnya Indah dapat bangkit dari ranjangnya. Walaupun hanya bangkit untuk sekedar duduk, Indah tetap saja masih terasa sangat lemas. Indah merasakan tubuhnya yang penuh dengan rasa sakit, akibat dari cengkraman itu kedua tangan Indah jadi sulit untuk digerakkan. Pipi kanannya juga kini menjadi merah kebiruan, tidak ada rasa sakit yang ditimbulkan seakan sudah mati rasa.
"Bisa bangun sekarang kan Kamu! Kamu itu tadi hanya banyak alasan saja! Memangnya kamu itu anak kecil yang bangun saja harus di bantu orang lain? Sudahlah jangan kebanyakan manja! Sekarang kamu bangun dan jelaskan pekerjaan yang saya handel selama ini kalau kamu tidak ingin saya terlihat jelek di mata Papah kesayangan kamu itu!" dengan kedua tangan bertopang pada pinggang.
Dengan begitu kerasnya Indah menahan semua rasa sakit yang dirinya rasakan pada tubuhnya, dan berjalan dengan tertatih-tatih mendekati laptop berwarna merah mudah itu yang sedang tergeletak di atas meja rias. Disusul dengan Dirga dari belakang Indah, yang ikut menghampiri.
Mereka duduk dengan dua kursi yang saling berdekatan, menatap satu laptop merah muda milik Indah di atas sebuah meja rias. Dengan sabar, satu persatu Indah menjelaskan semua pekerjaan yang Dirga handel selama ini. Dari semua data karyawan hingga, proyek-proyek yang akan diselenggarakan untuk waktu dekat ini. Dirga juga melihat penjabaran yang sedang dijelaskan Indah dengan seksama, dirinya memperhatikan tanpa mencela sedikit pun.
Tidak terasa waktu kini sudah larut. Dirga yang dasarnya memang pandai dan ahli dalam memanajemen sebuah pekerjaan, setelah dijelaskan oleh Indah dirinya mampu dengan cepat memahami penjelasan tersebut.
"Baiklah saya sudah paham bagaimana cara kerja perusahaan saya yang terlibat dengan perusahaan Papah Mu itu. Tapi jangan kamu berfikir saya mau menjadi boneka perusahaan sialan Papah Kamu itu! Saya di sini hanya mengikuti alur permainan kalian saja dan saya terpaksa melakukan ini! Untuk selanjutnya jangan anggap saya lawan yang mudah, Kamu paham?!" sembari beranjak dari kursi yang didudukinya.
"Aku paham" menatap penuh perhatian terhadap setiap gerakan yang dilakukan Dirga.
Setelah mendengar respon Indah, Dirga langsung meninggalkan Indah sendirian di kamar itu. Tanpa basa-basi apapun kepada Indah, Dirga menuju kamar lain yang dirinya kini tempati untuk tidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
NAZWA FADIA PUTRI
Dirga makin kek setan sifatnya
2023-07-13
0
Tiara
lanjut thorr
2023-07-13
0