"Indah!" Teriak Dirga terdengar ke seluruh rumah.
Indah yang masih terlelap di dalam tidur seketika langsung terbangun ketika mendengar suara teriakan Dirga. Buru-buru Indah langsung pergi menuju Dirga yang sedang mencarinya, dirinya mendapati melihat Dirga yang sedang duduk menunggunya di ruang Makan.
Melihat Indah dengan wajah yang masih bengkak akibat baru saja terbangun, membuat Dirga yang melihatnya seketika menjadi marah.
"Sudah jam berapa ini?! Dan kamu baru bangun? Sebelumnya kamu mengaku-ngaku menjadi istri saya! Tapi untuk bangun pagi saja tidak bisa!" makian Dirga terhadap Indah.
"Ma-af, aku ketiduran karena kelelahan" dengan wajahnya yang tertunduk.
"Mana makanan untuk pagi ini? Kenapa yang ada di meja makan hanyalah makanan basi ini saja hah!!" dengan melempar lauk-pauk yang ada di meja makan.
"akhhhh" Indah yang terkejut ketika mendengarnya.
Makanan itu sudah berserakan di atas lantai, banyak juga pecahan piring yang tersebar. Indah yang melihatnya langsung mulai membersihkan lantai dengan kedua tangannya tanpa alat apapun.
"Semalam kamu ribut tentang saya yang makan di luar, sampai menangis sepanjang malam sehingga membuat tidur saya terganggu! Sekarang kamu malah tidak menyiapkan saya apapun untuk di makan! Kamu memang bisanya cuma mencari ribut ya dengan saya!", Dirga yang masih lanjut memarahi Indah yang sedang membereskan lantai.
"Maa-af kan aku, sekarang aku akan membuatkan sarapan", langsung berdiri bersiap untuk menuju dapur.
"Tidak perlu! Saya sudah tidak lagi selera makan di rumah ini sekarang!" berdiri beranjak dari kursi.
Rasa kesal yang ada di hati Dirga masih tertinggal. Dirga kemudian meluapkan emosinya dengan mendorong tubuh Indah dengan begitu kerasnya, sehingga tubuh Indah kini jatuh ke lantai.
"Ahh!" begitu keras jatuhnya Indah, sehingga teriakan itu muncul dengan sendirinya.
Indah jatuh dengan posisi agak tengkurap, dengan kedua telapak tangannya menahan lantai. Namun, Indah merasa sakit yang teramat dari kedua telapak tangannya itu. Tanpa disadari, kini kedua telapak tangannya mengeluarkan cairan merah. Ya, cairan merahnya itu merupakan darah. Telapak tangannya terluka, ternyata pecahan piring yang di lantai masih belum sepenuhnya bersih.
"Aw.. Sakit.. Ini sangat menyakitkan", Indah yang menangis menahan rasa sakit, sembari mencoba mengeluarkan beberapa pecahan kaca yang ada di tangannya.
Dirga yang melihatnya tampak acuh, seakan tidak merasa bersalah atas perbuatannya terhadap Indah. Tanpa berlama-lama, Dirga meninggalkan Indah sendirian di ruang makan dengan keadaan yang terluka.
...****************...
Tok... Tok... Tok... Terdengar suara pintu rumah terketuk. Indah yang mendengar nya, langsung menuju pintu masuk dan membukanya. Betapa terkejutnya Indah, ketika dirinya melihat Pak Tirno Bumi dan Pak Dewa Mario yang mengetuk pintu itu. Mereka adalah Ayah dari Indah dan Dirga.
"Papah! Ayah! Silahkan masuk" Indah langsung menyambut keduanya dengan sebuah pelukan, dan menyuruhnya untuk segera duduk.
Sebelum membuatkan air dan cemilan untuk Pak Tirno dan Pak Dewa, Indah menyempatkan diri untuk memberitahukan Dirga jika Ayah mereka datang berkunjung ke rumah.
Tok... Tok... Tok... Indah mengetuk pintu kamar milik Dirga, lalu dirinya langsung membuka pintu itu dengan perlahan.
"Mas..", panggil Dirga dengan suara yang cukup pelan.
"Apa?! Kenapa sih kam-", ucapannya terputus ketika melihat, gerakan jari Indah yang berada di bibirnya seakan menyuruh Dirga untuk berhenti berbicara.
"Ada Ayah kamu sama Papah aku datang, dan mereka sekarang di ruang tamu".
"Apa?! Yasudah saya akan kesana sekarang" dengan wajahnya yang terkejut, Dirga langsung menghampiri keduanya yang berada di ruang tamu.
"Dirga!" ucap dari keduanya.
Dirga kemudian langsung menyapa dengan penuh kesopanan memeluk tubuh dari keduanya. Pak Tirno dan Pak Dewa langsung menyuruh Dirga untuk duduk bersama dengan mereka di ruang tamu.
"Bagaimana mana kalian nak?" Tanya Pak Dewa ayah kandung Dirga.
"Kami berdua baik Yah" ucapnya.
"Oh iya. Saya dengar dengar dari perusahaan Ayah kamu, Kamu sudah tidak masuk kerja selama 3 minggu dan selalu melakukan pekerjaan dari rumah apa itu benar Dirga? Saya hanya ingin memastikannya langsung dari kamu. Karena itu membuat feedback perusahaan properti yang kamu handle ini jadi buruk di pandang orang, dan itu juga membuat dampak buruk bagi perusahaan saya", tanya Pak Tirno ayah kandung Indah.
"Itu Pa-"
"Iya Pah, Mas sekarang ini sedang bekerja di rumah saja menemani Indah", Indah memotong ucapan Dirga, sembari membawakan air dan beberapa cemilan untuk mereka.
"Memangnya ada apa Indah?" tanya dengan serempak dari keduanya.
"Indah 3 minggu ini sedang sakit Pah, jadi Mas Dirga bantu merawat Indah dan mengerjakan pekerjaan kantor dari rumah. Iya kan Mas?" ucap Indah sambil ikut duduk diantara mereka.
"I-ya itu benar" dengan wajah kebingungan menatap tajam Indah.
"Sakit apa kamu Indah? Sampai Dirga harus menemani kamu seperti itu?" Tanya khawatir Pak Tirno.
"Sakit kepala saja Pah Indah", dengan tersenyum tipis.
"Lalu kenapa telapak tangan kamu ini penuh dengan luka sayang? Mata kamu juga sembab" tanya Dewa dengan penuh kekhawatiran.
"Indah jatuh Yah tadi pagi saat menyiapkan sarapan, terus mata Indah yang sembab ini karena habis menangis. Soalnya lukanya sangat sakit. Ini Mas Dirga yang sudah membantu Indah memberikan obat di lukanya." menunjukkan luka di kedua telapak tangan miliknya.
"Lain kali hati-hati ya nak, terimakasih Dirga sudah menjaga dengan baik Anak perempuan Papah selama 4 tahun pernikahan kalian ini. Papah sangat bersyukur" menggenggam tangan Dirga.
"Sama-sama Pah", dengan senyuman yang terlihat canggung.
Namun tanpa di sadari, Air mata dengan perlahan membasahi kedua pipi milik Indah. Melihat Indah yang tiba-tiba menangis, wajah mereka kemudian menjadi sangat khawatir.
"Ada apa sayang? Kenapa kamu menangis?" Pak Tirno mengusap air mata milik Indah.
"Aku tidak apa-apa Pah, Indah cuma bahagia sekali Papah sama Ayah datang berkunjung ke rumah Indah" dengan sesenggukan Indah mengatakannya.
"Ya ampun nak, Ayah kira kamu kenapa. Ayah khawatir sekali melihat kamu menangis, nanti Ayah sesekali menjenguk kalian berdua ya" sambil mengusap kepala Indah.
"Baik Ayah, terimakasih"
"Ya sudah ya nak, Ayah dan Pak Tirno masih ada kerjaan yang perlu kami lakukan. Kamu yang baik-baik ya nak di rumah sama Dirga, sebisa mungkin jangan bertengkar. Rukun-rukun ya nak kalian berdua." ucap Pak Dewa beranjak dari kursi.
"Iya Nak, nanti Papah juga akan berkunjung ker rumah kamu. Dirga kalau nanti Indah sudah sembuh, kamu datang ke kantor ya nak. Banyak meeting melibatkan perusahaan kita harus yang harus segera dilaksanakan." ikut beranjak dari kursinya.
"Baik Pah, terimakasih Ayah dan Papah yang sudah datang menjenguk kami berdua. Maaf jika jamuannya hanya seadanya", ujar Dirga kepada Pak Tirno dan Pak Dewa.
"Ya sudah kami pamit ya nak", ucap Pak Tirno dan Pak Dewa sembari meninggalkan Indah dan Dirga.
"Hati-hati ya!" senyuman manis dengan air mata yang masih membasahi kedua pipi milik Indah.
Pak Tirno dan Pak Dewa kemudian meninggalkan rumah mereka. Dirga kemudian langsung menutup pintu itu, dan langsung menatap tajam ke arah Indah.
Paak! Suara nyaring tamparan yang cukup keras dibuat Dirga di pipi kanan milik Indah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Tiara
gimana ya ngomongnya :,-)
2023-07-13
0
Fitri
harusnya ceritain aja Indah.. kesel ngapain di tutup-tutupin 😞
2023-07-13
0