"Dokter Saras!" sapa Kiara yang melihat kedatangan Saras.
"Ada pasien yang harus kamu tangani. Kenapa masih di sini. Kamu dengan Amanda harus melakukan operasi," ucap Saras.
"Oh iya benar Kiara, kita kan harus ke ruangan Opera," sahut Amanda.
"Iya Dokter saya tau itu. Tetapikan tuan Winata sedang mengajak untuk berbicara. Jadi saya berbicara sebentar baru keruang operasi," ucap Kiara.
"Jika nyawa pasien melayang apa kamu mau bertanggung jawab?" tanya Saras dengan serius yang bertatapan dengan Kiara.
"Kamu itu seorang Dokter dan tugas utama Dokter adalah pasien. Jadi kamu harus mendahulukan pasien. Walau yang mengajakmu bicara orang yang paling berpengaruh. Tetapi itu tidak berpengaruh dalam masalah pasien," tegas Saras dengan sindiran yang memang sangat berani kepada mertuanya itu dan Mitra Winata mendengus kasar mendengarnya.
"Maaf Dokter Saras. Saya sudah lalai saya akan segeralah ke ruang operasi," ucap Kiara dengan menundukkan kepalanya.
"Maaf tuan saya harus pergi. Lain kali saja jika ingin bicara," ucap Kiara dan Kiara langsung pergi. Begitu juga dengan Amanda yang menyusul Kiara dengan buru-buru pergi.
"Kau sengaja menghentikanku?" tanya Mitra Winata.
"Aku sudah mengatakan dia tidak akan tau apa yang ingin papa bicarakan. Hanya membuang waktu saja dan papa jangan menggangu Dokter di rumah sakit ini," tegas Saras yang langsung pergi dari hadapan mertuanya itu.
"Kau semakin berani Saras dan sekarang mencampuri urusanku. Kau benar-benar ingin bertanding denganku," batin Mitra Winata dengan melihat punggung Saras yang semakin jauh berjalan dengan wibawaannya.
"Tuan!" tegur seorang pria membuat Mitra Winata melihat pria itu yang berpakaian rapi yang pasti bodyguardnya.
"Mobilnya sudah siap," ucap pria itu.
"Aku ingin kau selidiki dengan benar. Wanita yang bernama Kiara dan kau selidiki apa yang terjadi 4 tahun belakangan ini," titah Mitra Winata.
"Baik tuan," jawab bodyguard tersebut.
"Aku yakin wanita itu pasti hanya berpura-pura. Dia sedang memanipulasi keadaan," batin Mitra Winata yang tampak sangat yakin dengan apa yang ada di pikirannya. Ya begitulah Mitra Winata.
********"
Kiara berada di dalam kamarnya yang duduk di meja riasnya menatap dirinya di depan cermin. Kiara memegang wajahnya dengan mengamati wajahnya di depan
Di depan cermin. Sangat lama Kiara memandangi wajahnya tersebut dengan pemikiran Kiara yang tidak tau mengarah ke arah mana. Namun tiba-tiba saja Kiara terbayang dengan Kevin yang memegang tangannya dan juga memeluknya, pertemuannya dengan Mitra Winata yang membuatnya penuh dengan tanya. Kiara bahkan memejamkan matanya saat seketika kepalanya tiba-tiba sakit sampai membuat Kiara memegang kepalanya.
"Kenapa tiba-tiba sakit? tanyanya memegang ke-2 kepalanya.
Namun sakitnya hanya sebentar ketika ada bayangan hitam yang timbul di dalam benaknya. Napas Kiara naik turun dengan air matanya yang tiba-tiba saja keluar. Lagi dan lagi Kiara bingung kenapa air matanya harus keluar tiba-tiba padahal dia tidak tau apa yang terjadi sebenarnya dengan dirinya
"Sebenarnya ada apa denganku? kenapa aku seperti ini? Apa yang terjadi sebenarnya padaku," batin Kiara yang semakin bingung dengan apa yang di alaminya.
"Kiara!" Panggil Rachel yang masuk kekamar Kiara dan membuat Kiara buru-buru menyeka air matanya.
"Kak Rachel," sahut Kiara yang tersenyum tipis untuk menutupi wajahnya yang tadi sangat sendu.
"Kamu sudah siap. Ayo buruan kak Rangga sudah menunggu," ajak Rachel yang sepertinya Kiara dan ke-2 kakaknya itu ingin pergi.
"Oh sudah kok kak," sahut Kiara yang langsung berdiri dari tempat duduknya dan mengambil ponselnya juga tasnya dan menghampiri Rachel.
"Are you oke?" tanya Rachel melihat wajah adiknya itu secara dekat dan melihat ada sesuatu.
"Ya aku baik-baik aja," sahut Kiara bohong.
"Ya sudah kalau begitu kita langsung pergi saja. Kakak sudah sangat lapar," ucap Rachel dengan mengelus-elus perutnya yang terasa lapar.
"Baik kak," sahut Kiara tersenyum tipis.
***********
Rangga, Rachel dan Kiara berada di dalam mobil yang di setiri Rangga. Rachel duduk di samping Rangga dan Kiara duduk di belakang.
"Kiara kamu tidak butuh mobil untuk pulang pergi ke rumah sakit?" tanya Rangga yang melihat adiknya dari kaca spion.
"Wau kalau dengar-dengar seperti ini seperti ada bau-bau mau beli mobil baru ini," sahut Rachel yang menduga-duga.
"Kebetulan aku tembus proyek dan Alhamdulillah hasilnya memuaskan. Kiara juga pasti butuh kendaraan bukan untuk ke rumah sakit. Jadi tidak ada salahnya memberikan mobil baru untuk adik yang paling pintar," sahut Rangga yang begitu perhatian pada adiknya.
"Ayo Kiara minta mobil yang paling mewah yang keluaran terbaru dan yang paling mahal," sahut Rachel yang mendorong adiknya harus meminta yang paling keren pada Rangga. Ya Rachel pasti akan mengkompor-kompori.
"Nggak usah kak. Kiara di antar kak Rachel aja ke rumah sakit. Itu pun kalau kak Rachel tidak keberatan," sahut Kiara yang menolak pemberian kakaknya.
"Ya ampun Kiara kamu itu Dokter. Masa iya tidak punya mobil sendiri. Aneh deh kamu. Mumpung kak Rangga lagi menang proyek," sahut Rachel gemes sendiri.
"Berarti kak Rachel keberatan ya mengantar Kiara kalau ke rumah sakit setiap hari?" tanya Kiara dengan alisnya yang terangkat.
"Bukan begitu Kiara. Lagian kamu juga bukan hanya kerumah sakit saja. Bagaimana nanti kalau kamu juga harus kesana kemari kan tidak mungkin naik Taxi. Kalau masih ada mobil kenapa tidak. Jadi hemat biaya lagi," sahut Rachel memberi adiknya itu saran.
"Nggak apa-apa naik Taxi kak," jawab Kiara singkat.
"Sudahlah Rachel jangan memaksanya. Kiara mungkin kamu belum mau beli mobil baru. Atau mungkin kamu ingin mencari model yang terbaru dulu. Tidak apa-apa. Nanti kalau kamu butuh. Kamu bilang sama kakak. Kakak akan langsung belikan. Biar uangnya kakak simpan," ucap Rangga.
"Iya kak," sahut Kiara.
"Ada kesempatan malah di sia-siakan," sahut Rachel yang kesal sendiri.
"Lain kali kak Rachel," sahut Kiara.
"Oh iya kak Rangga memang menang proyek di mana?" tanya Rachel.
"Proyek besar di Singapura dan kamu tau tidak siapa yang seharunya mendapatkan proyek itu. Seharunya Kevin. Tetapi sayang sekali proyek itu jatuh ketangan ku," ucap Rangga dengan menyunggingkan senyumnya.
Rachel mendengar hal itu hanya mengeluarkan ekspresi datar dan sementara Kiara yang duduk di belakang melihat ponselnya yang sepertinya tidak mengerti atau tidak terlalu menanggapi pembahasan ke-2 kakaknya itu. Walau Rachel sempat melihat Kiara dengan ekor matanya saat Rangga menyebutkan nama Kevin.
"Aku hebat bukan Rachel dan sangat tidak menyangka jika Kevin bisa ku kalahkan dan ini hal yang paling bagus," ucap Rangga yang menyombongkan dirinya karena menang proyek dan lawannya Kevin.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
NR..
kesombongan menghancurkan diri
2023-07-11
1