Episode 18 Penegasan Saras.

"Dokter Saras!" sapa Kiara yang melihat kedatangan Saras.

"Ada pasien yang harus kamu tangani. Kenapa masih di sini. Kamu dengan Amanda harus melakukan operasi," ucap Saras.

"Oh iya benar Kiara, kita kan harus ke ruangan Opera," sahut Amanda.

"Iya Dokter saya tau itu. Tetapikan tuan Winata sedang mengajak untuk berbicara. Jadi saya berbicara sebentar baru keruang operasi," ucap Kiara.

"Jika nyawa pasien melayang apa kamu mau bertanggung jawab?" tanya Saras dengan serius yang bertatapan dengan Kiara.

"Kamu itu seorang Dokter dan tugas utama Dokter adalah pasien. Jadi kamu harus mendahulukan pasien. Walau yang mengajakmu bicara orang yang paling berpengaruh. Tetapi itu tidak berpengaruh dalam masalah pasien," tegas Saras dengan sindiran yang memang sangat berani kepada mertuanya itu dan Mitra Winata mendengus kasar mendengarnya.

"Maaf Dokter Saras. Saya sudah lalai saya akan segeralah ke ruang operasi," ucap Kiara dengan menundukkan kepalanya.

"Maaf tuan saya harus pergi. Lain kali saja jika ingin bicara," ucap Kiara dan Kiara langsung pergi. Begitu juga dengan Amanda yang menyusul Kiara dengan buru-buru pergi.

"Kau sengaja menghentikanku?" tanya Mitra Winata.

"Aku sudah mengatakan dia tidak akan tau apa yang ingin papa bicarakan. Hanya membuang waktu saja dan papa jangan menggangu Dokter di rumah sakit ini," tegas Saras yang langsung pergi dari hadapan mertuanya itu.

"Kau semakin berani Saras dan sekarang mencampuri urusanku. Kau benar-benar ingin bertanding denganku," batin Mitra Winata dengan melihat punggung Saras yang semakin jauh berjalan dengan wibawaannya.

"Tuan!" tegur seorang pria membuat Mitra Winata melihat pria itu yang berpakaian rapi yang pasti bodyguardnya.

"Mobilnya sudah siap," ucap pria itu.

"Aku ingin kau selidiki dengan benar. Wanita yang bernama Kiara dan kau selidiki apa yang terjadi 4 tahun belakangan ini," titah Mitra Winata.

"Baik tuan," jawab bodyguard tersebut.

"Aku yakin wanita itu pasti hanya berpura-pura. Dia sedang memanipulasi keadaan," batin Mitra Winata yang tampak sangat yakin dengan apa yang ada di pikirannya. Ya begitulah Mitra Winata.

********"

Kiara berada di dalam kamarnya yang duduk di meja riasnya menatap dirinya di depan cermin. Kiara memegang wajahnya dengan mengamati wajahnya di depan

Di depan cermin. Sangat lama Kiara memandangi wajahnya tersebut dengan pemikiran Kiara yang tidak tau mengarah ke arah mana. Namun tiba-tiba saja Kiara terbayang dengan Kevin yang memegang tangannya dan juga memeluknya, pertemuannya dengan Mitra Winata yang membuatnya penuh dengan tanya. Kiara bahkan memejamkan matanya saat seketika kepalanya tiba-tiba sakit sampai membuat Kiara memegang kepalanya.

"Kenapa tiba-tiba sakit? tanyanya memegang ke-2 kepalanya.

Namun sakitnya hanya sebentar ketika ada bayangan hitam yang timbul di dalam benaknya. Napas Kiara naik turun dengan air matanya yang tiba-tiba saja keluar. Lagi dan lagi Kiara bingung kenapa air matanya harus keluar tiba-tiba padahal dia tidak tau apa yang terjadi sebenarnya dengan dirinya

"Sebenarnya ada apa denganku? kenapa aku seperti ini? Apa yang terjadi sebenarnya padaku," batin Kiara yang semakin bingung dengan apa yang di alaminya.

"Kiara!" Panggil Rachel yang masuk kekamar Kiara dan membuat Kiara buru-buru menyeka air matanya.

"Kak Rachel," sahut Kiara yang tersenyum tipis untuk menutupi wajahnya yang tadi sangat sendu.

"Kamu sudah siap. Ayo buruan kak Rangga sudah menunggu," ajak Rachel yang sepertinya Kiara dan ke-2 kakaknya itu ingin pergi.

"Oh sudah kok kak," sahut Kiara yang langsung berdiri dari tempat duduknya dan mengambil ponselnya juga tasnya dan menghampiri Rachel.

"Are you oke?" tanya Rachel melihat wajah adiknya itu secara dekat dan melihat ada sesuatu.

"Ya aku baik-baik aja," sahut Kiara bohong.

"Ya sudah kalau begitu kita langsung pergi saja. Kakak sudah sangat lapar," ucap Rachel dengan mengelus-elus perutnya yang terasa lapar.

"Baik kak," sahut Kiara tersenyum tipis.

***********

Rangga, Rachel dan Kiara berada di dalam mobil yang di setiri Rangga. Rachel duduk di samping Rangga dan Kiara duduk di belakang.

"Kiara kamu tidak butuh mobil untuk pulang pergi ke rumah sakit?" tanya Rangga yang melihat adiknya dari kaca spion.

"Wau kalau dengar-dengar seperti ini seperti ada bau-bau mau beli mobil baru ini," sahut Rachel yang menduga-duga.

"Kebetulan aku tembus proyek dan Alhamdulillah hasilnya memuaskan. Kiara juga pasti butuh kendaraan bukan untuk ke rumah sakit. Jadi tidak ada salahnya memberikan mobil baru untuk adik yang paling pintar," sahut Rangga yang begitu perhatian pada adiknya.

"Ayo Kiara minta mobil yang paling mewah yang keluaran terbaru dan yang paling mahal," sahut Rachel yang mendorong adiknya harus meminta yang paling keren pada Rangga. Ya Rachel pasti akan mengkompor-kompori.

"Nggak usah kak. Kiara di antar kak Rachel aja ke rumah sakit. Itu pun kalau kak Rachel tidak keberatan," sahut Kiara yang menolak pemberian kakaknya.

"Ya ampun Kiara kamu itu Dokter. Masa iya tidak punya mobil sendiri. Aneh deh kamu. Mumpung kak Rangga lagi menang proyek," sahut Rachel gemes sendiri.

"Berarti kak Rachel keberatan ya mengantar Kiara kalau ke rumah sakit setiap hari?" tanya Kiara dengan alisnya yang terangkat.

"Bukan begitu Kiara. Lagian kamu juga bukan hanya kerumah sakit saja. Bagaimana nanti kalau kamu juga harus kesana kemari kan tidak mungkin naik Taxi. Kalau masih ada mobil kenapa tidak. Jadi hemat biaya lagi," sahut Rachel memberi adiknya itu saran.

"Nggak apa-apa naik Taxi kak," jawab Kiara singkat.

"Sudahlah Rachel jangan memaksanya. Kiara mungkin kamu belum mau beli mobil baru. Atau mungkin kamu ingin mencari model yang terbaru dulu. Tidak apa-apa. Nanti kalau kamu butuh. Kamu bilang sama kakak. Kakak akan langsung belikan. Biar uangnya kakak simpan," ucap Rangga.

"Iya kak," sahut Kiara.

"Ada kesempatan malah di sia-siakan," sahut Rachel yang kesal sendiri.

"Lain kali kak Rachel," sahut Kiara.

"Oh iya kak Rangga memang menang proyek di mana?" tanya Rachel.

"Proyek besar di Singapura dan kamu tau tidak siapa yang seharunya mendapatkan proyek itu. Seharunya Kevin. Tetapi sayang sekali proyek itu jatuh ketangan ku," ucap Rangga dengan menyunggingkan senyumnya.

Rachel mendengar hal itu hanya mengeluarkan ekspresi datar dan sementara Kiara yang duduk di belakang melihat ponselnya yang sepertinya tidak mengerti atau tidak terlalu menanggapi pembahasan ke-2 kakaknya itu. Walau Rachel sempat melihat Kiara dengan ekor matanya saat Rangga menyebutkan nama Kevin.

"Aku hebat bukan Rachel dan sangat tidak menyangka jika Kevin bisa ku kalahkan dan ini hal yang paling bagus," ucap Rangga yang menyombongkan dirinya karena menang proyek dan lawannya Kevin.

Bersambung

Terpopuler

Comments

NR..

NR..

kesombongan menghancurkan diri

2023-07-11

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Surabaya
2 Episode 2 Makan malam
3 Episode 3 Keberangkatan.
4 Episode 4 Melihatnya pertama kali.
5 Episode 5
6 Episode 6 pertemuan Kiara dengan Saras.
7 Episode 7
8 Episode 8 Pertemuan ke-2 kali.
9 Episode 9 Pertemuan yang canggung.
10 Episode 10
11 Episode 11 Ke anehan yang di lakukan Kevin.
12 Episode 12 Bingung.
13 Episode 13 Ada sesuatu
14 Episode 14 Tidak bisa mengendalikan dirinya.
15 Episode 14 Tau
16 Episode 16 Saras Vs Mitra Winata.
17 Episode 17 Bertemu.
18 Episode 18 Penegasan Saras.
19 Episode 19
20 Episode 20 Memaksanya/ menyakitinya.
21 Episode 21 Peringatan Saras.
22 Episode 22 Ingin menemuinya.
23 Episode Minta maaf
24 Episode 24 Penegasan Kevin
25 Bab 25 Perlawanan Kevin
26 Episode 26 Kevin dan Kiara.
27 Episode 27 Memilihnya.
28 Bab 28 Mencari ketenganan bersamanya.
29 Episode 29 Cemas.
30 Episode 30 Kevin dan Kiara.
31 Episode 31 Tingkah aneh.
32 Episode 32 Apa yang terjadi.
33 Episode 33 Pertanyaan itu
34 Episode 34 Pelukan.
35 Episode 35
36 Episode 36 Perjalanan.
37 Episode 37
38 Episode 38 Ada apa?
39 Episode 39 Insiden.
40 Episode 40 Hari yang bergetar.
41 Episode 41
42 Episode 42 Terjebak.
43 Episode 43
44 Episode 44 Mendengarnya.
45 Episode 45 Di sisinya.
46 Episode 44 Kecelakaan itu
47 Bab 44 Kiara melawan.
48 Episode 48 Di balik kecelakaan Kiara.
49 Episode 49
50 Episode 50 Hati yang bingung
51 Episode 51 Tanya
52 Episode 52
53 Episode 53 Penemuan.
54 Episode 54 Pergi.
55 Episode 55 Bayangan
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 59 Tiba-tiba?
59 Episode 60
60 Episode 61 khawatir
61 Episode 62 Perasaan yang terungkap.
62 Episode 62 Romantis.
63 Episode 63 romantis
64 Episode 64 Membantah.
65 Episode 65 Mengancam.
66 Episode 66 Curiga.
67 Episode 67 Penitipan membuat bingung
68 Episode 68 Janji
69 Episode 69 Kata-kata pedas dari Mitra Winata.
70 Episode 70 Monica tau.
71 Episode 71 Menemukan
72 Episode 72 Paris.
73 Episode 73 Paris
74 Episode 174 Akhirnya mengingat semuanya.
75 Episode 75 Pertemuan.
76 Episode 76
77 Episode 77 Waktu bersama.
78 Episode 78 Melawan.
79 Episode 79 Kiara punya pegangan.
80 Episode 80 Kevin membawanya.
81 Episode 81 Lebih dari kata kejam ternyata.
82 Episode 82 Kaget.
83 Episode 83 Mengurungnya.
84 Draft
85 Episode 85 Menceritakan semuanya.
86 Episode 86 Membebaskan.
87 Episode 87 Menantang.
88 Episode 88 Kevin dan Rangga.
89 Elias 89 Melamarnya.
90 Episode 90 ?
91 Episode 91
92 Episode 92 Minta restu.
93 Episode 93 Monica menjadi korban.
94 Episode 94 Rencana menikah.
95 Episode 91 Pernikahan.
96 Episode 97 Sah
97 Bab 97 Haru.
98 Bab 98 ucapan Saras benar.
99 Episode 99 Berita mengejutkan.
100 Episode 100 Ternyata Dia yang melakukannya.
101 Episode 101 membawa istrinya
102 Episode 102 Hal mengejutkan
103 Bab 103 Konferensi pers
104 Bab 104
105 Bab 105 terbakar.
106 Bab 106 Insiden yang buruk.
107 Episode 107 Rangga dalam bahaya.
108 Bab 108 Tindakan Kevin
109 Bab 109 Detik-detik terakhir.
110 Bab 110 Detik-detik terakhir
111 Episode 111 Detik -detik 100 hari
112 Bab 112 Detik-detik terakhir.
113 Bab 113 Detik-detik terakhir.
114 Bab 114 Detik-detik terakhir.
115 Bab 115 Detik-detik terakhir
116 Bab 116 Detik-detik Terakhir.
117 Bab 115 Tammat.
118 Untuk Pembaca
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Episode 1 Surabaya
2
Episode 2 Makan malam
3
Episode 3 Keberangkatan.
4
Episode 4 Melihatnya pertama kali.
5
Episode 5
6
Episode 6 pertemuan Kiara dengan Saras.
7
Episode 7
8
Episode 8 Pertemuan ke-2 kali.
9
Episode 9 Pertemuan yang canggung.
10
Episode 10
11
Episode 11 Ke anehan yang di lakukan Kevin.
12
Episode 12 Bingung.
13
Episode 13 Ada sesuatu
14
Episode 14 Tidak bisa mengendalikan dirinya.
15
Episode 14 Tau
16
Episode 16 Saras Vs Mitra Winata.
17
Episode 17 Bertemu.
18
Episode 18 Penegasan Saras.
19
Episode 19
20
Episode 20 Memaksanya/ menyakitinya.
21
Episode 21 Peringatan Saras.
22
Episode 22 Ingin menemuinya.
23
Episode Minta maaf
24
Episode 24 Penegasan Kevin
25
Bab 25 Perlawanan Kevin
26
Episode 26 Kevin dan Kiara.
27
Episode 27 Memilihnya.
28
Bab 28 Mencari ketenganan bersamanya.
29
Episode 29 Cemas.
30
Episode 30 Kevin dan Kiara.
31
Episode 31 Tingkah aneh.
32
Episode 32 Apa yang terjadi.
33
Episode 33 Pertanyaan itu
34
Episode 34 Pelukan.
35
Episode 35
36
Episode 36 Perjalanan.
37
Episode 37
38
Episode 38 Ada apa?
39
Episode 39 Insiden.
40
Episode 40 Hari yang bergetar.
41
Episode 41
42
Episode 42 Terjebak.
43
Episode 43
44
Episode 44 Mendengarnya.
45
Episode 45 Di sisinya.
46
Episode 44 Kecelakaan itu
47
Bab 44 Kiara melawan.
48
Episode 48 Di balik kecelakaan Kiara.
49
Episode 49
50
Episode 50 Hati yang bingung
51
Episode 51 Tanya
52
Episode 52
53
Episode 53 Penemuan.
54
Episode 54 Pergi.
55
Episode 55 Bayangan
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 59 Tiba-tiba?
59
Episode 60
60
Episode 61 khawatir
61
Episode 62 Perasaan yang terungkap.
62
Episode 62 Romantis.
63
Episode 63 romantis
64
Episode 64 Membantah.
65
Episode 65 Mengancam.
66
Episode 66 Curiga.
67
Episode 67 Penitipan membuat bingung
68
Episode 68 Janji
69
Episode 69 Kata-kata pedas dari Mitra Winata.
70
Episode 70 Monica tau.
71
Episode 71 Menemukan
72
Episode 72 Paris.
73
Episode 73 Paris
74
Episode 174 Akhirnya mengingat semuanya.
75
Episode 75 Pertemuan.
76
Episode 76
77
Episode 77 Waktu bersama.
78
Episode 78 Melawan.
79
Episode 79 Kiara punya pegangan.
80
Episode 80 Kevin membawanya.
81
Episode 81 Lebih dari kata kejam ternyata.
82
Episode 82 Kaget.
83
Episode 83 Mengurungnya.
84
Draft
85
Episode 85 Menceritakan semuanya.
86
Episode 86 Membebaskan.
87
Episode 87 Menantang.
88
Episode 88 Kevin dan Rangga.
89
Elias 89 Melamarnya.
90
Episode 90 ?
91
Episode 91
92
Episode 92 Minta restu.
93
Episode 93 Monica menjadi korban.
94
Episode 94 Rencana menikah.
95
Episode 91 Pernikahan.
96
Episode 97 Sah
97
Bab 97 Haru.
98
Bab 98 ucapan Saras benar.
99
Episode 99 Berita mengejutkan.
100
Episode 100 Ternyata Dia yang melakukannya.
101
Episode 101 membawa istrinya
102
Episode 102 Hal mengejutkan
103
Bab 103 Konferensi pers
104
Bab 104
105
Bab 105 terbakar.
106
Bab 106 Insiden yang buruk.
107
Episode 107 Rangga dalam bahaya.
108
Bab 108 Tindakan Kevin
109
Bab 109 Detik-detik terakhir.
110
Bab 110 Detik-detik terakhir
111
Episode 111 Detik -detik 100 hari
112
Bab 112 Detik-detik terakhir.
113
Bab 113 Detik-detik terakhir.
114
Bab 114 Detik-detik terakhir.
115
Bab 115 Detik-detik terakhir
116
Bab 116 Detik-detik Terakhir.
117
Bab 115 Tammat.
118
Untuk Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!